{"title":"PROFIL SUHU DAN SALINITAS SECARA VERTIKAL DI PERAIRAN TELUK KENDARI","authors":"Fera Meilani Saputri, .. Asmadin, Amadhan Takwir","doi":"10.33772/jsl.v6i3.20989","DOIUrl":"https://doi.org/10.33772/jsl.v6i3.20989","url":null,"abstract":"Suhu dan salinitas merupakan salah satu faktor oseanografi yang berperan penting dalam mempelajari kondisi suatu peraira. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui profil suhu dan salinitas secara vertikal di Perairan Teluk Kendari. Penelitian mengunakan Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah mengunakan metode survey yaitu dengan melakukan pengukuran, pengambilan, dan pengamatan terhadap sampel secara langsung di lapangan. Mengunakan data primer dan sekunder meliputi data pasang surut, suhu dan salinitas. Profil vertikal suhu di Perairan Teluk Kendari memiliki nilai suhu tertinggi pada saat pasang dan surut berada pada kedalaman 0-2 m tepatnya pada muara sungai dan tengah teluk dengan nilai suhu yang dihasilkan 31-33 OC. Nilai suhu terendah berada pada kedalaman 7-10 m dengan nilai suhu yang dihasilkan 29-31 OC tepatnya pada mulut teluk dan tengah teluk. Profil vertikal salinitas di Perairan Teluk Kendari memilki nilai salinitas tertinggi pada saat pasang dan surut berada pada kedalaman 3-10 m dengan nilai salinitas yang dihasilkan 31-33 ppt tepatnya pada tengah teluk dan mulut teluk, nilai salinitas terendah berada pada kedalaman 0-6 m dengan nilai salinitas mencapai 19-30 ppt tepatnya pada bagian tengah teluk.Kata kunci: Suhu, Salinitas, Pasang Surut, Teluk Kendari","PeriodicalId":448135,"journal":{"name":"Jurnal Sapa Laut (Jurnal Ilmu Kelautan)","volume":"97 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-10-05","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"127493512","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"PENEMPELAN TERITIP AMPHIBALANUS AMPHITRITE PADA SEMAI MANGROVE RHIZOPORA MUCRONATA DI AREA REHABILITASI MANGROVE DESA BASULE KABUPATEN KONAWE UTARA","authors":"Fachrijal Noer, Muh. Ramli, .. Ira","doi":"10.33772/jsl.v6i3.20986","DOIUrl":"https://doi.org/10.33772/jsl.v6i3.20986","url":null,"abstract":"AbstrakTeritip merupakan hama yang melekat pada batang maupun akar. Hal itu dapat merusak kulit batang mangrove dan mengakibatkan kematian mangrove. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh parameter kualitas perairan terhadap kepadatan biofouling (teritip), kepadatan dan jenis biofouling (teritip) pada area rehabilitasi mangrove di Desa Basule Kabupaten Konawe Utara. Penentuan stasiun dilakukan secara purposive sampling yang berjumlah 3 stasiun. Pada masing-masing stasiun terdiri dari 3 sub stasiun sepanjang 100 meter dengan interval jarak 10 meter. Pemilihan stasiun ini didasarkan pada perbedaan karakteristik kerapatan mangrove. Penghitungan teritip dilakukan saat air menjelang surut dengan metode plot transek kuadrat. Pada setiap ulangan diletakkan petak ukuran 5x5 meter untuk kategori anakan dan plot 1 x 1 meter yang ditempatkan dalam petak ukuran 5x 5 meter secara acak. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kepadatan tertinggi berada pada stasiun III yang mencapai 17,22 ind/m2 sementara kepadatan terendah terdapat pada stasiun I dengan nilai 12,66 ind/m2 . Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa semakin tinggi kerapatan mangrove maka semakin tinggi kepadatan teritip.Kata Kunci: Amphibalanus amphitrite, penempelan, kepadatan, mangrove, Desa Basule","PeriodicalId":448135,"journal":{"name":"Jurnal Sapa Laut (Jurnal Ilmu Kelautan)","volume":"20 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-10-05","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"133825945","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"DISTRIBUSI DAN KEANEKARAGAMAN ASCIDIACEA DI PULAU HOGA BAGIAN BARAT PERAIRAN TAMAN NASIONAL WAKATOBI SULAWESI TENGGARA","authors":".. Junawir, R. Palupi, .. Rahmadani","doi":"10.33772/jsl.v6i3.20991","DOIUrl":"https://doi.org/10.33772/jsl.v6i3.20991","url":null,"abstract":"Ascidiacea diketahui memiliki berbagai manfaat, secara ekologi maupun ekonomis, Ascidiacea berperan dalam pengendalian fitoplankton dan dapat mengurangi eutrofikasi dan konsentrasi kontaminan juga dapat dimanfaatkan sebagai bahan pangan dan bahan obat-obatan. Penelitian ini dilakukan bertujuan untuk mengetahui keanekaragaman hayati Ascidiacea, kepadatan, distribusi jenis dan preferensi substrat yang ditempati Ascidiacea di Pulau Hoga. Metode pengambilan data yang digunakan adalah line intercept transect untuk pengambilan data tutupan terumbu karang dan pengamatan langsung sepanjang transek sabuk dengan luas 100 m² untuk pangamatan Ascidiacea. Transek dipasang sejajar dengan garis pantai dan pada setiap zona terumbu karang dan dilakukan 2 ulangan sebanyak 3 stasiun penelitian. Hasil dari penelitian keanekaragaman Ascidiacea ditemukan 4 famili terdiri dari 9 jenis yaitu Atriolum robustum, Clavelina sp., Didemnum molle, Lissoclinum patella, Polycarpa aurata, Polycarpa sp 1, Polycarpa sp 2, Rhopaleae sp., dan Siginella signifera. Kepadatan Ascidiacea berdasarkan stasiun tertinggi pada stasiun I dan berdasarkan jenis tertinggi dari jenis Didemnum molle sebesar 54,67 individu/m² dengan nilai kepadatan rata-rata Ascidiacea yaitu 6,73 individu/m². Sementra itu substrat yang paling banyak ditempati Ascidiacea yaitu jenis death coral with alga (DCA). Kondisi terumbu karang pada lokasi penelitian dengan persentase karang hidup rata-rata 34,36 % pada slope dan 46,71 % pada flat berdasarkan satasiun tertinggi pada stasiun 3 dengan persentase 38,6 % pada slope dan 55,32 % pada flat.Kata Kunci : Tunikata, Chordata, Terumbu Karang, Wakatobi.","PeriodicalId":448135,"journal":{"name":"Jurnal Sapa Laut (Jurnal Ilmu Kelautan)","volume":"24 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-10-05","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"115718394","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"STRUKTUR KOMUNITAS BRACHIURA (KEPITING) PADA KAWASAN MANGROVE DI DESA LAWEY KECAMATAN WAWONII SELATAN KABUPATEN KONAWE KEPULAUAN","authors":".. Firmansyah, Muh. Ramli, Wa Nurgayah","doi":"10.33772/jsl.v6i3.20983","DOIUrl":"https://doi.org/10.33772/jsl.v6i3.20983","url":null,"abstract":"Kepiting merupakan salah satu dari beragam jenis hewan avertebrata yang hidup berasosiasi dengan mangrove. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keragaman jenis, kepadatan jenis dan struktur komunitas kepiting pada ekosistem mangrove di Desa Lawey Kecamatan, Wawonii Selatan, Kabupaten Konawe Kepulauan. Pengambilan data kepiting dilakukan pada 3 stasiun pengamatan dengan menggunakan metode transek kuadrat. Dari hasil penelitian yang dilakukan ditemukann 6 jenis kepiting yakni Uca forcipata, Uca vocans, Scylla sp., Parasesarma sp., Thalamita crenata, dan Portunus pelagicus. Kepadatan jenis tertinggi pada jenis Uca vocans, sedangkan kepadatan jenis terendah pada jenis Portunus pelagicus. Nilai indeks keanekaragaman pada semua stasiun penelitian termasuk dalam kategori rendah. Indeks keseragaman pada semua stasiun termasuk dalam kategori tinggi dan indeks dominansi masuk dalam kategori rendah. Jenis kepiting yang umum ditemukan pada lokasi penelitian dari genus Uca. Kerapatan jenis mangrove dilokasi penelitian tergolong dalam kategori sedang dan padat.Kata kunci: Kepiting, Struktur Komunitas, Mangrove, Desa Lawey, Konawe Kepulauan","PeriodicalId":448135,"journal":{"name":"Jurnal Sapa Laut (Jurnal Ilmu Kelautan)","volume":"26 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-10-05","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"133054590","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"DOMINASI GENERA KARANG KERAS (HARD CORAL) DI PERAIRAN DESA TANJUNG TIRAM, KAB. KONAWE SELATAN","authors":"Mundzir Massar, Baru Sadarun, .. Subhan","doi":"10.33772/jsl.v6i3.20992","DOIUrl":"https://doi.org/10.33772/jsl.v6i3.20992","url":null,"abstract":"Ekosistem terumbu karang di Desa Tanjung Tiram memiliki sumberdaya yang beranekaragam dan berlimpah. Namun dalam beberapa dekade terakhir, keberadaannya terancam oleh kegiatan penangkapan ikan yang tidak ramah lingkungan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dominasi genera karang keras dan persentase tutupan karang hidup serta hubungan faktor lingkungan dengan sebaran kondisi terumbu karang di perairan Desa Tanjung Tiram. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September 2020. Hasil penelitian ini ditemukan 3 genera dominasi yaitu Porites, Fungia dan Favites dimana Porites merupakan genus karang yang paling dominan ditemukan di area reef slope dan reef flat. Secara keseluruhan persentase tutupan karang hidup Perairan Tanjung Tiram berada di bawah 60%. Semakin dalam perairan presentase tutupan karang hidup makin rendah dan patahan mendominasi.Kata kunci: Dominasi, Karang Keras, Tanjung Tiram.","PeriodicalId":448135,"journal":{"name":"Jurnal Sapa Laut (Jurnal Ilmu Kelautan)","volume":"18 8 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-10-05","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"126895028","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"SEBARAN LOGAM BERAT NIKEL (Ni) PADA AIR DI PERAIRAN KECAMATAN POMALAA KABUPATEN KOLAKA","authors":"W. Fitriani, .. Emiyarti, A. G. Pratikino","doi":"10.33772/jsl.v6i3.20984","DOIUrl":"https://doi.org/10.33772/jsl.v6i3.20984","url":null,"abstract":"Logam berat memiliki berat jenis lebih atau sama dengan 5 g/cm3. Unsur ini dikenal sebagai unsur toksik yang dapat mencemari lingkungan. Nikel merupakan salah satu jenis logam berat yang berwarna putih keperakan. Meningkatnya kadar logam berat nikel pada suatu perairan dapat menurunkan kualitas perairan terkait. Kecamatan Pomalaa memiliki cadangan sumber daya mineral berupa nikel (Ni). Sumber daya Nikel yang ada pada Kecamatan Pomalaa ini memberi dampak pada kualitas perairan kecamatan tersebut. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui kandungan logam berat nikel pada Perairan Kecamatan Pomalaa. Pengambilan data ini dilakukan pada Bulan Maret-Juni 2020. Analisis kandungan logam berat dilakukan pada Laboratorium Balai Lingkunngan Hidup Kota Kendari dengan menggunakan metode Spektrofotometri serapan atom. Kandungan logam berat nikel pada perairan kecamatan pomalaa berkisar antara 0,001-0,013. Rata-rata kandungan logam berat nikel yang diperoleh berdasarkan hasil analisis pada penelitian ini yaitu 0,006 mg/l.Kata kunci: Logam berat; Nikel; Kecamatan Pomalaa.","PeriodicalId":448135,"journal":{"name":"Jurnal Sapa Laut (Jurnal Ilmu Kelautan)","volume":"3 Suppl 1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-10-05","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"131314306","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"KANDUNGAN MIKROPLASTIK PADA KERANG DARAH (ANADARA GRANOSA) DI PERAIRAN TELUK KENDARI","authors":"Wardha Isjayanti, La Sara, .. Emiyarti","doi":"10.33772/jsl.v6i3.20994","DOIUrl":"https://doi.org/10.33772/jsl.v6i3.20994","url":null,"abstract":"Mikroplastik di perairan dapat mengganggu organisme yang berasosiasi salah satunya kerang darah (Anadara granosa). Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kandungan dan jenis mikroplastik yang terdapat pada tubuh kerang darah. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni-September 2020. Lokasi pengambilan sampel kerang darah berasal dari stasiun perairan Lapulu, Masjid Al-Alam, dan Muara Sungai Wanggu. Pengambilan sampel dari setiap stasiun dilakukan secara acak. Jumlah sampel masing-masing stasiun tersebut adalah 30 individu. Analisis sampel dilakukan di Laboratorium Unit Produktivitas dan Lingkungan Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Halu Oleo. Hasil penelitian menunjukan bahwa jenis mikroplastik yang terdapat dalam tubuh kerang darah terdiri atas 4 jenis, yaitu fiber, film, fragmen dan pellet. Kandungan mikroplastik pada tubuh kerang darah tertinggi terdapat pada stasiun perairan Lapulu yaitu rata-rata 445,8 partikel/individu. Stasiun perairan Lapulu jenis mikroplastik yang tertinggi di dapatkan ialah jenis film 193,7 partikel/individu, Stasiun perairan Masjid Al-Alam jenis fiber 57,9 partikel/individu dan Stasiun perairan muara sungai Wanggu jenis fragmen 85,4 partikel/individuKata Kunci : Mikroplastik, Teluk Kendari, Kerang Darah (Anadara granosa)","PeriodicalId":448135,"journal":{"name":"Jurnal Sapa Laut (Jurnal Ilmu Kelautan)","volume":"26 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-10-05","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"126160046","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"KEANEKARAGAMANDAN KELIMPAHAN MOLUSKA (GASTROPODA DAN BIVALVIA) DI PADANG LAMUN PERAIRAN LAKALIBA, KABUPATEN BUTON SELATAN","authors":"Fitri, Muh. Ramli, Rahmadani","doi":"10.33772/jsl.v6i2.19425","DOIUrl":"https://doi.org/10.33772/jsl.v6i2.19425","url":null,"abstract":"Moluska terbagi menjadi dua kelas yaitu kelas Gastropoda dan Bivalvia. Kelompok filum ini memiliki manfaat ekologis dan banyak jenisnya yang memiliki nilai ekonomis. Tujuan penelitian ini yaitu mengetahui keanekaragaman dan kelimpahan gastropoda dan bivalvia di Perairan Lakaliba Kabupaten Buton Selatan, mengetahui persentase tutupan lamun, serta hubungan keanekaragaman dan kelimpahan dari gastropoda dan bivalvia terhadap persentase tutupan lamun. Penelitian ini berlangsung dari bulan Maret 2019 sampai Maret 2020, yang meliputi pengambilan data dan pengolahan data penelitian. Bahan organik, tekstur substrat, dan DO dianalisa di Laboratorium Produktivitas dan Lingkungan Perairan FPIK UHO. Keanekaragaman jenis gastropoda yang ditemukan 12 jenis dan keanekaragaman bivalvia yang ditemukan 6 jenis. Kelimpahan gastropoda berkisar 5,0 ind/m2 - 9,3 ind/m2, dimana kelimpahan tertinggi ditemukan pada stasiun I. Kelimpahan jenis pada bivalvia berkisar 3,5 ind/m2 - 7,4 ind/m2. Seperti pada gastropoda, kelimpahan bivalvia tertinggi juga ditemukan pada stasiun I. Persentase tutupan lamun distasiun penelitian berkisar 47,33 % - 58,03%, dimana persentase tutupan lamun tertinggi terdapat di stasiun I. Keanekaragaman dan kelimpahan jenis grastropoda dan bivalvia tertinggi ditemukan pada daerah lamun dengan tingkat persentase tutupan lamun yang tertinggi. Hasil pengukuran parameter fisik kimia perairan berada dalam kisaran optimal sesuai dengan standar baku mutu air laut untuk biota laut.Kata kunci: Bivalvia, Gastropoda, Lakaliba, Lamun","PeriodicalId":448135,"journal":{"name":"Jurnal Sapa Laut (Jurnal Ilmu Kelautan)","volume":"16 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-07-07","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"117174052","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"KANDUNGAN SENYAWA METABOLIT SEKUNDER PADA IKAN BUNTAL (AROTHRON MANILENSIS)","authors":"Tresia Sanda Layuk, R. Palupi, Rahmadani","doi":"10.33772/jsl.v6i2.19433","DOIUrl":"https://doi.org/10.33772/jsl.v6i2.19433","url":null,"abstract":"Kekayaan biota laut Indonesia sudah lama dikenal dan banyak yang berpotensi sebagai sumber bahan bioaktif. Beberapa penelitian mengungkapkan bahwa biota laut memiliki kandungan senyawa metabolit sekunder yang tinggi untuk mempertahankan kelangsungan hidup baik sebagai upaya untuk mempertahankan diri dari predator maupun perbaikan genetiknya. Salah satu organisme laut yang berpotensi menghasilkan metabolit sekunder adalah ikan buntal. Penelitian ini dilakukan untuk melihat kandungan ekstrak senyawa metabolit sekunder ikan buntal jenis Arothron manilensis. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui kandungan senyawa metabolit sekunder apa saja yang terkandung dalam hati, kulit, daging, dan organ pencernaan. Metode penelitian dilakukan menggunakan metode Skrining Fitokimia dan Kromatografi lapis Tipis (KLT) untuk mendeteksi senyawa metabolit sekunder. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kandungan senyawa metabolit sekunder pada ikan buntal (Arothron manilensis) mengandung komponen senyawa fenol, alkaloid, terpenoid, steroid, dan flavonoid. Kandungan senyawa metabolit sekunder pada ikan buntal A. manilensis ditemukan paling banyak terkandung pada organ pencernaan dan disusul daging, kulit, dan hati. Diperlukan kembali pengujian Brine Shrimp Lethality Test (BSLT), lebih lanjut mengenai tinggi dan kuatnya senyawa metabolit sekunder yang diteliti.Kata Kunci: Arothron manilensis, KLT, Metabolit sekunder, Skrining Fitokimia.","PeriodicalId":448135,"journal":{"name":"Jurnal Sapa Laut (Jurnal Ilmu Kelautan)","volume":"26 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-07-07","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"132172366","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"STRUKTUR KOMUNITAS ECHINODERMATA DI PERAIRAN INTERTIDAL DESA PATUNO KABUPATEN WAKATOBI","authors":"Seli, Emiyarti, La Ode Muhammad Yasir Haya","doi":"10.33772/jsl.v6i2.19436","DOIUrl":"https://doi.org/10.33772/jsl.v6i2.19436","url":null,"abstract":"Echinodermata merupakan hewan invertebrate yang memiliki duri pada kulitnya dan hidup di zona intertidal. Zona ini memiliki factor fisik dan kimia yang sesuai untuk mendukung pertumbuhan dan kehidupan semua tumbuhan dan organisme laut di lautan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui struktur komunitas meliputi indeks keanekaragaman, indeks keseragaman, dan indeks dominansi pada Echinodermata. Dan untuk mengukur parameter kualitas air di perairan intertidal Desa Patuno Kabupaten Wakatobi. Penelitian ini dilaksanakan mulai dari bulan Mei sampai Juni 2019 di perairan Desa Patuno Kabupaten Wakatobi, Propinsi Sulawesi Tenggara. Pengambilan data Echinodermata dilakukan dengan menggunakan metode transek kuadrat dengan ukuran transek 1x1 m. transek garis dengan panjang 100 m yang di bentangkan tagak lurus terhadap garis pantai, yang dilakukan pada saat air laut surut atau surut terendah. Secara teknis, trasek kuadrat pertama di letakan di dekat daratan transek berikutnya menuju kelaut dengan jarak masing-masing transek 20 meter. Data tiap stasiun di ambil sejumlah 3 kali. Parameter kualitas perairan (i.e., suhu, salinitas, Ph, dan DO) dan sampel substrat dilakukan secara langsung. Untuk sampel substrat dilakukan analisis di Lab. Pengujian Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Halu Oleo. Hasil penelitian menunjukan bahwa 14 Spesis Echinodermata ditemukan pada 2 Stasiun pengamatan yang terdiri dari empat kelas meliputi Asteroidea, Holothuroidea, Echinoidea, dan Ophiuroidea. Keberadaan sepsis tersebut di perairan menunjukan indeks keanekaragaman sedang (2,51) dan indeks dominansi rendah (0,09).Kata kunci: Perairan Desa Patuno; Echinodermata; intertidal; struktur komunitas","PeriodicalId":448135,"journal":{"name":"Jurnal Sapa Laut (Jurnal Ilmu Kelautan)","volume":"17 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-07-07","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"131317172","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}