{"title":"ANALISIS PERUBAHAN KERAPATAN MANGROVE TAHUN 1988 – 2016 DI TELUK KOLONO, KABUPATEN KONAWE SELATAN, SULAWESI TENGGARA","authors":"Arwan Arif Rahman, Muh. Ramli, A. G. Pratikino","doi":"10.33772/jsl.v7i3.29959","DOIUrl":"https://doi.org/10.33772/jsl.v7i3.29959","url":null,"abstract":"Berkurangnya luasan Mangrove dapat menyebabkan terganggunya keseimbangan ekosistem dengan terjadinya tekanan gelombang langsung ke daerah pantai dan penumpukan sedimen pada daerah pantai sehingga dapat mengubah topografi garis pantai. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perubahan luasan kerapatan Mangrove tahun 1988 – 2016 dan pengaruhnya terhadap perubahan garis pantai di Teluk Kolono, Kabupaten Konawe Selatan, Sulawesi Tenggara dengan menggunakan metode survei dan pengolahan data citra satelit landsat. Hasil penelitian menunjukkan adanya pengalihan fungsi lahan oleh masyarakat mengakibatkan berkurangnya kerapatan dan luas vegetasi Mangrove di Teluk Kolono tahun 1988 - 2016. Selain itu, perubahan kondisi Mangrove ini juga mempengaruhi profil pantai Teluk Kolono yang tergolong dalam kategori landai dengan tipe pasang surut semi diurnal. Keadaan ini mengakibatkan gelombang pada muara sungai dapat mempengaruhi perubahan garis pantai di Desa Awunio dan Meltumbo dengan terjadinya transpor sedimen di daerah pantai. Perubahan kerapatan dan luas vegetasi Mangrove tahun 1988 – 2016, dinamika oseanografi utamanya transpor sedimen serta keberadaan sungai mempengaruhi perubahan garis pantai Teluk Kolono setiap tahunnya.Kata Kunci : Teluk Kolono, Kerapatan Mangrove, Luas Mangrove","PeriodicalId":448135,"journal":{"name":"Jurnal Sapa Laut (Jurnal Ilmu Kelautan)","volume":"12 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-01-23","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"127210158","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
S. Syahrul, Emiyarti Emiyarti, Rahmadani Rahmadani
{"title":"STUDI KEANEKARAGAMAN JENIS DAN KEPADATAN MEGABENTOS DI KAWASAN TERUMBU KARANG DESA PADAI LAUT KECAMATAN MENUI KEPULAUAN KABUPATEN MOROWALI SULAWESI TENGAH","authors":"S. Syahrul, Emiyarti Emiyarti, Rahmadani Rahmadani","doi":"10.33772/jsl.v7i4.29673","DOIUrl":"https://doi.org/10.33772/jsl.v7i4.29673","url":null,"abstract":"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keanekaragaman jenis dan kepadatan megabentos di Kawasan Terumbu Karang Desa Padei Laut. Pengambilan data dilaksanakan pada bulan Desember 2020 bertempat di Kawasan Terumbu Karang Desa Padei Laut, Kecamatan Menui Kepulauan, Kabupaten Morowali. Analisis sampel substrat dilakukan di Laboratorium Mekanika Tanah, Fakultas Teknik Universitas Halu Oleo. Pengambilan data megabentos dilakukan dengan menggunakan metode belt transect dengan panjang teransek 70 m dengan lebar observasi 1 m ke kiri dan kanan garis transek, sehingga luas pemantauan menjadi 140 m2. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di Kawasan Terumbu Karang Padei Laut, keanekaragaman jenis megabentos yang tertinggi berada pada stasiun II dengan jumlah 6 jenis spesies dengan total keseluruhan 62 organisme. Sedangkan yang terendah berada pada stasiun III dengan jumlah 6 jenis spesies dengan total keseluruhan 46 organisme.Hasil penelitian rata-rata kepadatan megabentos yang didapatkan pada Kawasan Terumbu Karang Padei Laut sebesar 0,187 ind/m² dengan kepadatan tertinggi terdapat pada stasiun II (0,221 ind/m²), dan kepadatan megabentos terendah terdapat pada stasiun III (0,164 ind/m²). Kondisi tutupan terumbu karang tertinggi terdapat pada stasiun II dengan nilai persentase 74,38 % sedangkan yang terendah pada stasiun III dengan nilai persentase 22,03 %. Hasil analisis regresi kelimpahan relatif karang hidup dengan kepadatan megabentos menunjukkan nilai koefisien korelasi (r) sebesar 0,9349 yang berarti hubungannya keduanya sangat kuat.Kata kunci : Megabentos, Keanekaragam, Kepadatan, Karang, Desa Padei Laut","PeriodicalId":448135,"journal":{"name":"Jurnal Sapa Laut (Jurnal Ilmu Kelautan)","volume":"114 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-01-11","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"115989419","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"PENGUKURAN BATIMETRI MENGGUNAKAN SINGLE BEAM ECHOSOUNDER DAN AQUAMAP 80XS","authors":"Forda Harjianto Putra, Achmad Fachruddin Syah","doi":"10.33772/jsl.v7i4.29619","DOIUrl":"https://doi.org/10.33772/jsl.v7i4.29619","url":null,"abstract":"Salah satu hal penting yang harus dilakukan dalam pemanfaatan sumberdaya kelautan dan pesisir adalah pemetaan bawah laut. Penelitian ini bertujuan untuk mengukur kedalaman Perairan Sembilangan, Bangkalan. Alat yang digunakan untuk mengukur kedalaman yaitu single beam echosounder dan aquamap 80xs. Data kedalaman menggunakan barcheck dijadikan sebagai data validasi. Untuk menguji tingkat keakuratan data yang diperoleh dari kedua alat tersebut, maka digunakan Root Mean Square Error (RMSE). Hasil penelitian menunjukkan bahwa kedua alat tersebut mempunyai kemampuan yang hampir sama dalam melakukan pengukuran kedalaman. Namun demikian, pengukuran menggunakan single beam echosounder mempunyai keakuratan yang lebih baik dibandingkan menggunakan Aquamap 80x. Hal ini terlihat dari nilai RMSE single beam echosounder yang lebih kecil (0,02) dibandingkan RMSE Aquamap 80x (0,06).Kata Kunci : single beam echosounder, aquamap 80XS, batimeteri. ","PeriodicalId":448135,"journal":{"name":"Jurnal Sapa Laut (Jurnal Ilmu Kelautan)","volume":"319 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-01-09","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"133994306","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"KONSERVASI DAN PENGEMBANGAN HUTAN MANGROVE SEBAGAI TEMPAT EKOWISATA DI PESISIR DESA TANJUNG PINANG, KABUPATEN MUNA BARAT","authors":"M. Iskandar, Muh. Ramli, Baru Sadarun","doi":"10.33772/jsl.v7i4.29579","DOIUrl":"https://doi.org/10.33772/jsl.v7i4.29579","url":null,"abstract":"Hutan mangrove didefinisikan sebagai suatu tipe hutan yang tumbuh di daerah pasang surut terutama di pantai yang terlindung, laguna, muara sungai yang tergenang pada saat pasang dan bebas dari genangan pada saat surut.Tujuan dari penelitian ini adalah Untuk mengetahui kondisi hutan mangrove di pesisir Desa Tanjung Pinang, Kabupaten Muna Barat, Untuk mengetahui Konservasi Hutan Mangrove di pesisir Desa Tanjung Pinang, Kabupaten Muna Barat, dan Untuk mengetahui Pengembagan ekowisata hutan mangrove di pesisir Desa Tanjung Pinang, Kabupaten Muna Barat. Penelitian ini telah di laksanakan pada bulan September 2022 di Desa Tanjung Pinang , Kabupaten Muna Barat. Metode yang digunakan untuk menentukan stasiun dalam penelitian ini adalah metode purposife sampling setiap stasiun ditentukan transek tegak lurus dari Laut ke darat hingga terdapat 3 sub stasiun. Masing-masing sub stasiun dibagi menjadi 5 plot. Menggunakan tali rafia yang telah ditentukan ukurannya (10m x 10m), tali rafia ukuran ini digunakan untuk menentukan luas area pengamatan. Dalam plot 10x10m2, diamati dan diidentifikasi jenis serta ukuran diameter batang kategori pohon, dimana ukuran vegetasi mangrove tersebut adalah tinggi >1,5m, diameter >10cm. Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan bahwa kondisi hutan mangrove di Desa Tanjung Pinang dalam kriteria baku kerapatan mangrove dalam kategori padat. Indeks kesesuaian Wisata (IKW) pada kawasan konservasi mangrove di Desa Tanjung Pinang “ cukup sesuai” untuk kegiatan ekowisata. pengembangan kawasan ekowisata hutan mangrove di Desa Tanjung Pinang, sudah sesuai dengan presepsi masyarakat untuk memanfaatkan hutan mangrove sebagai kawasan wisata dan sebagai fungsi penyangga kestabilan hutan mangrove.Kata kunci : Kerapatan Mangrove, Konservasi dan indeks kesesuaian wisata.","PeriodicalId":448135,"journal":{"name":"Jurnal Sapa Laut (Jurnal Ilmu Kelautan)","volume":"92 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-01-07","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"131011344","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"DISTRIBUSI SPASIAL DAN PREFERENSI HABITAT GASTROPODA DI KAWASAN HUTAN MANGROVE SEGARA ANAKAN, CILACAP","authors":"Dewi Kresnasari, Arbi Mei Gitarama, S. Subhan","doi":"10.33772/jsl.v7i4.29582","DOIUrl":"https://doi.org/10.33772/jsl.v7i4.29582","url":null,"abstract":"Ekosistem mangrove secara ekologis berperan sebagai spawning ground, nursery ground dan feeding ground berbagai macam organisme. Salah satu biota yang terletak pada ekosistem mangrove Segara Anakan adalah Gastropoda. Fauna ini memegang peranan penting dalam jaring-jaring makanan dan proses dekomposisi. Hutan mangrove Segara Anakan mengalami perubahan akibat faktor alami (sedimentasi) dan faktor antropogenik. Jika hal ini diabaikan tentu saja akan mempengaruhi pola distribusi dan preferensi habitat Gastropoda. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui komposisi, kelimpahan, distribusi dan preferensi habitat Gastropoda pada hutan mangrove Segara Anakan, Cilacap. Penelitian dilakukan pada bulan Agustus-Oktober 2022 dengan periode pengambilan dua minggu sekali. Metode sampling yang digunakan yaitu purposive sampling. Dua pemilihan lokasi berdasarkan perbedaan karakteristik yaitu : St A (bagian timur Segara Anakan, salinitas 10-20 ‰, kerapatan mangrove Rhizophora sp. rapat, dekat dengan pelabuhan) dan St B (bagian barat Segara Anakan, salinitas 5-10‰, kerapatan mangrove Rhizophora sp. jarang, dekat dengan pemukiman penduduk). Pada setiap stasiun penelitian ditentukan lima titik pengambilan sampel, setiap titik terdapat tiga plot pengambilan sampel. Data yang diperoleh dianalisis dengan PCA (Principal Component Analysis). Berdasarkan hasil penelitian diperoleh komunitas gastropoda pada St A sebanyak 8 famili dan St B 6 famili. Famili yang paling mendominasi pada kedua stasiun pengamatan yaitu Potamididae dan Neritidae. Kelimpahan tertinggi terdapat pada St B sebesar 290 ind/m2, sedangkan St A berjumlah 180 ind/m2. Pola distribusi gastropoda termasuk dalam kriteria mengelompok dan merata. Dari hasil analisis PCA kelimpahan Gastropoda berhubungan erat dengan kandungan oksigen terlarut. Hal ini terkait peran oksigen dalam pemenuhan respirasi dan dekomposisi bahan organik. Kata kunci : Gastropoda, Mangrove, Pola distribusi, Preferensi habitat, Segara Anakan","PeriodicalId":448135,"journal":{"name":"Jurnal Sapa Laut (Jurnal Ilmu Kelautan)","volume":"80 5","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-01-07","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"132535934","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"KANDUNGAN NITRAT DAN FOSFAT SEDIMEN PADA KAWASAN PADANG LAMUN DI PERAIRAN KOLESE KOTA BAUBAU","authors":"Rinda Indriyani, Wa Nurgayah, I. Ira","doi":"10.33772/jsl.v7i4.29561","DOIUrl":"https://doi.org/10.33772/jsl.v7i4.29561","url":null,"abstract":"Nutrien seperti nitrat dan fosfat penting dalam proses pertumbuhan dan perkembangan sumber daya hayati laut. Pengambilan data dilaksanakan pada bulan Oktober-November 2021 di Perairan Kelurahan Kolese, Kota Baubau. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui persentase tutupan lamun, kandungan nitrat dan fosfat dalam sedimem, serta hubungan kandungan nitrat dan fosfat dalam sedimen terhadap tutupan lamun. Tutupan lamun pada tiga stasiun pengamatan diambil menggunakan transek kuadrat. Pengambilan data lamun sebanyak 3 kali ulangan pada setiap stasiun pengamatan. Sampel sedimen untuk mengukur nitrat dan fosfat sedimen diambil disemua stasiun pengamatan. Hubungan kandungan nitrat dan fosfat pada sedimen terhadap persentase tutupan lamun diuji menggunakan analisis regresi berganda. Hasil analisis menunjukkan kandungan nitrat dalam sedimen pada stasiun pengamatan berkisar 1,22-1,41 mg/L, sedangkan kandungan fosfat disedimen berkisar 0,052-0,067 mg/L. Tutupan lamun tertinggi ditemukan pada Stasiun I yaitu 64,1%, sedangkan tutupan lamun terendah pada stasiun II yaitu 22,8%. Terdapat hubungan yang kuat antara kandungan nitrat dan fosfat terhadap persentase tutupan lamun, dengan nilai korelasi 0,800. Nilai determinasi regresi (R) sebesar 0,639 menunjukkan kandungan nitrat dan fosfat memberikan pengaruh sebesar 63,9% terhadap persentase tutupan lamun dan sisanya dipengaruhi oleh faktor lingkungan perairan lainnya.Kata kunci: Padang lamun,Fosfat, Nitrat, Sedimen, Kelurahan Kolese.","PeriodicalId":448135,"journal":{"name":"Jurnal Sapa Laut (Jurnal Ilmu Kelautan)","volume":"51 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-01-06","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"133481328","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"IDENTIFIKASI POTENSI SUMBER DAYA EKOSISTEM MANGGROVE DI PESISIR TANJUNG PINANG KABUPATEN MUNA BARAT","authors":"Riska Nur Amelia, Muh. Ramli, S. Subhan","doi":"10.33772/jsl.v7i4.29539","DOIUrl":"https://doi.org/10.33772/jsl.v7i4.29539","url":null,"abstract":"Mangrove biasanya di jadikan sebagai salah satu sumber penghasil ekonomi bagi masyarakat di Desa Tanjung Pinang untuk mencari kepiting, udang dan hewan laut lainnya, dan juga kayu dari bakaunya di jadikan sebagai bahan untuk mendirikan rumah- rumah warga. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui Indeks Nilai Penting dan potensi sumberdaya ekosistem mangrove di pesisir Tanjung Pinang Kecamatan Kusambi Kabupaten Muna Barat. Metode dalam penelitian ini adalah metode jalur (Line Transek) dan kuadrat contoh yaitu dengan cara menarik tegak lurus garis pantai sepanjang 100 meter di setiap stasiun, kemudian di atas garis tersebut ditempatkan plot berukuran 10 m x 10 m sebagai penghitungan jumlah pohon atau tegakan. Berdasarkan hasil pengamatan Mangrove yang telah dilakukan di Pesisir Desa Tanjung Pinang, Kecamatan Kusambi, Kabupaten Muna Barat ditemukan 3 jenis Mangrove yang memiliki nilai kerapatan jenis 800–2600 ind/ha dan keberadaan ketiga jenis ini hampir dapat ditemukan di setiap petak/plot pengamatan pada setiap stasiun dengan persentase tumbuhan mangrove yang tergolong tinggi sehingga temasuk dalam kategori baik. Hasil analisis Indeks Nilai Penting (INP) mangrove berkisar antara 115,56-130,70 yang mengindikasikan peran penting mangrove dalam menjaga lingkungan pesisirter golong tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa potensi sumberdaya ekosistem mangrove di Pesisir Desa Tanjung Pinang, Kecamatan Kusambi, Kabupaten Muna Barat berada dalam kondisi stabil.Kata kunci : Komposisi, Indeks Nilai Penting, Mangrove, Tanjung Pinang","PeriodicalId":448135,"journal":{"name":"Jurnal Sapa Laut (Jurnal Ilmu Kelautan)","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-01-06","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"131159210","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"TINGKAT KESTABILAN PANTAI BERDASARKAN KONDISI HIDRO OSEANOGRAFI PERAIRAN KECAMATAN SAWA, KONAWE UTARA, SULAWESI TENGGARA","authors":"Andi Yusriandi, Asmadin Asmadin, Amadhan Takwir","doi":"10.33772/jsl.v7i4.29558","DOIUrl":"https://doi.org/10.33772/jsl.v7i4.29558","url":null,"abstract":"Salah satu contoh adanya pengikisan terhadap kawasan pantai adalah terjadinya perubahan garis pantai yang ditandai oleh proses abrasi maupun akresi, Perubahan garis pantai merupakan hal yang alami terjadi pada setiap pantai. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan tingkat kestabilan pantai berdasarkan faktor parameter hidro-oseanografi periode 2016-2020 di Kecamatan Sawa, Kabupaten Konawe Utara. Metode dalam penelitian ini dengan pengumpulan data dari hasil pengukuran di lapangan, observasi, dan dokumentasi, penelitian. Pengambilan sampel dengan teknik sampling purposive. Metode penentuan kestabilan pantai menggunakan metode Sunamura dan Horikawa. Hasil penelitian menunjukan bahwa terjadi abrasi, akresi, dan pantai seimbang pada tahun 2016-2020 dengan kisaran penentu tingkat kestabilan pantai 1,89-11,14. Kondisi hidro-oseanografi gelombang, arus, mempegaruhi kestabilan pantai, dan tingkat kelandaian pantai.Kata kunci: Pantai seimbang, Abrasi, Akresi","PeriodicalId":448135,"journal":{"name":"Jurnal Sapa Laut (Jurnal Ilmu Kelautan)","volume":"82 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-01-06","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"133989331","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"POLA ARUS DAN KARAKTERISTIK TOPOGRAFI PADA KAWASAN TELUK MELEURA KABUPATEN MUNA, SULAWESI TENGGARA","authors":"Fitra Mida, Asmadin Asmadin, Amadhan Takwir","doi":"10.33772/jsl.v7i3.29426","DOIUrl":"https://doi.org/10.33772/jsl.v7i3.29426","url":null,"abstract":"Informasi hidro-oseanografi seperti arus dan batimetri suatu perairan sangatlah dibutuhkan misalnya dalam pengembangan wisata. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kecepatan dan pola arus serta bentuk karakteristik topografi di Teluk Meleura. Penelitian ini dilaksanakan pada Agustus 2020 bertempat di perairan Teluk Meleura, Kabupaten Muna, Sulawesi Tenggara. Pengambilan data arus menggunakan layangan arus dengan metode langrangian dan pengambilan data batimetri menggunakan Map Sounder Garmin GPS Map 421 s dengan metode pemeruman. Pengolahan batimetri menggunakan metode kriging. Data tersebut diklasifikasi berdasarkan klasifikasi Van zuidam. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai MSL diperoleh sebesar 140 cm. Arah angin pada Agustus 2020 lebih dominan dari arah Timur dan Timur Laut. Kecepatan arus pada saat pasang menunjukkan bahwa kecepatan arus terendah yaitu 0,06 m/s dan tertinggi yaitu 0,21 m/s dengan arah arusnya ke arah Barat Daya dan saat surut kecepatan arus terendah yaitu 0,04 m/s dan kecepatan arus tertinggi yaitu 0,16 m/s dengan arah arusnya kearah Timur dan Utara. Karakteristik topografi dasar perairan Teluk Meleura merupakan perairan dangkal dengan kedalaman 0-24 m. Bentuk topografi pantai maupun dasar perairan bervariasi berdasarkan klasifikasi kemiringan pantai mulai dari lereng datar hingga curam dengan tingkat persentase kelerengan pantai berkisar 0,93-69,32%.Kata kunci : Arah angin, Arus, Batimetri, Pasut, Teluk Meleura.","PeriodicalId":448135,"journal":{"name":"Jurnal Sapa Laut (Jurnal Ilmu Kelautan)","volume":"536 ","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-12-29","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"133880551","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Wd Almasari Indah Fajarwaty, Asmadin Asmadin, A. G. Pratikino
{"title":"STRATIFIKASI SUHU DAN SALINITAS DI PERAIRAN LAKAPE, DESA TANJUNG PINANG, MUNA BARAT, SULAWESI TENGGARA, INDONESIA","authors":"Wd Almasari Indah Fajarwaty, Asmadin Asmadin, A. G. Pratikino","doi":"10.33772/jsl.v7i3.29427","DOIUrl":"https://doi.org/10.33772/jsl.v7i3.29427","url":null,"abstract":"Pengamatan suhu dan salinitas merupakan parameter kunci dalam penelitian oseanografi, dilakukan suatu pengukuran berbasis mikrokontroler untuk menguji presisi data kelautan. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui suhu dan salinitas berdasarkan stratifikasi kedalaman di perairan Lakape dengan menggunakan sensor DS18B20 dan Handfraktometer. Hasil penelitian menunjukan bahwa stratifikasi suhu pada kedalaman 0-10 m berkisar antara 29,12-29,77°C pada kondisi pasang dan mencapai antara 29,81-32,00°C pada kondisi surut. Stratifikasi salinitas berkisar antara 32-36 ppt pada kondisi pasang, 32-35 ppt pada kondisi surut. Kecepatan arus di Perairan Lakape berkisar 0.02-0,0,08 m/s. Nilai stratifikasi suhu dan salinitas menunjukan hubungan yang berbanding terbalik suhu semakin rendah dan salinitas semakin tinggi dengan meningkatnya kedalaman perairan.sampai dengan kedalaman 10 m.Kata Kunci: Arus, Salinitas, Suhu, Sensor DS18B20, Perairan Lakape","PeriodicalId":448135,"journal":{"name":"Jurnal Sapa Laut (Jurnal Ilmu Kelautan)","volume":"48 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-12-29","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"125062626","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}