TAFSE: Journal of Qur'anic Studies最新文献

筛选
英文 中文
PERAN ULU AL-ALBAB DALAM AL-AMR BI AL-MA’RUF WA AL-NAHY ‘AN AL-MUNKAR MENURUT Al-QUR’AN 根据古兰经,ULU AL-ALBAB在AL-AMR BI AL-MA - ruf WA AL-NAHY ' AN AL-MUNKAR的作用
TAFSE: Journal of Qur'anic Studies Pub Date : 2018-06-30 DOI: 10.22373/tafse.v2i1.8071
Mira Fauziah
{"title":"PERAN ULU AL-ALBAB DALAM AL-AMR BI AL-MA’RUF WA AL-NAHY ‘AN AL-MUNKAR MENURUT Al-QUR’AN","authors":"Mira Fauziah","doi":"10.22373/tafse.v2i1.8071","DOIUrl":"https://doi.org/10.22373/tafse.v2i1.8071","url":null,"abstract":"Ulu al-albab pada dasarnya adalah manusia yang mampu menangkap dan mengambil pelajaran dari tanda-tanda kebesaran Allah serta merasakan keberadaan-Nya. Dalam perbendaharaan Bahasa Indonesia, pengertian ini sama maknanya dengan orang yang berakal biasa digunakan dengan istilah intelektual atau cendikiawan. Dari penjelasan ayat-ayat al-Qur’an, terlihat bahwa ulu al-albab merupakan manusia yang telah memperoleh hidayah Allah. Sebagai manusia pilihan, ulu al-albab tentu mempunyai tanggung jawab agama dan moral yang lebih tinggi dibandingkan dengan manusia biasa. Tanggung jawab yang dimaksud di antaranya kewajiban menegakkan al-amr bi al-ma’ruf wa al-nahy ‘an al-munkar secara menyeluruh di kalangan umat manusia","PeriodicalId":410919,"journal":{"name":"TAFSE: Journal of Qur'anic Studies","volume":"33 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-06-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"122676688","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
TATHMA`IN AL-QULUB DALAM PERSPEKTIF AL-QUR’AN 从古兰经的观点来看
TAFSE: Journal of Qur'anic Studies Pub Date : 2018-06-30 DOI: 10.22373/TAFSé.V2I1.8074
Mauliana Mauliana
{"title":"TATHMA`IN AL-QULUB DALAM PERSPEKTIF AL-QUR’AN","authors":"Mauliana Mauliana","doi":"10.22373/TAFSé.V2I1.8074","DOIUrl":"https://doi.org/10.22373/TAFSé.V2I1.8074","url":null,"abstract":"Beragam pembahasan terdapat dalam al-Qur’an, salah satunya tentang qalbu yang dibahas dalam berbagai aspek, di antaranya tathma`in al-qulub. Tathma`in al-qulub adalah suatu perasaan tenang atau keadaan tenang yang dirasakan atau berasal dari dalam hati atau qalbu. Namun, pemahaman tentang ketenangan hati yang dimiliki oleh manusia masa modern yang hedonis memaknainya dengan stabil atau tetapnya keadaan kehidupan duniawi (materi) atau meningkatnya martabat di dunia. Sehingga penulis ingin mengkaji pandangan al-Qur’an tentang tathma`in al-qulub dengan melihat konteks ayat-ayat serta indikator dan hikmahnya dalam al-Qur’an. Metode yang digunakan pada kajian ini adalah metode maudhu‘i (tematik) dengan pendekatan tasawuf. Dilakukan dengan mengumpulkan data kepustakaan dan menggunakan teknik analisis deskriptif terhadap material perpustakaan tersebut. Berdasarkan hasil  penelitian, penulis mengelompokkan ayat-ayat al-Qur’an yang berbicara tentang tathma`in al-qulub dalam empat konteks pembahasan, yaitu keimanan, bantuan dalam peperangan, penyembunyian keimanan, dan perintah zikir. Selain itu, terdapat lima indikator dasar sebagai tolak ukur tathma`in al-qulub yakni taubat, beriman dan beramal saleh, takwa, tawakkal, dan sabar. Semua hal tersebut mengindikasikan keimanan seorang mukmin yang beriman dan senantiasa menjaga keimanan serta terus meningkatkan keimanannya sehingga mampu mencapai tathma`in al-qulub","PeriodicalId":410919,"journal":{"name":"TAFSE: Journal of Qur'anic Studies","volume":"124 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-06-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"127411617","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
SISTEMATIKA DAN PERSENTASE BAB-BAB HADIS
TAFSE: Journal of Qur'anic Studies Pub Date : 2018-06-30 DOI: 10.22373/tafse.v2i1.8076
Suwarni Suwarni, Maizuddin Maizuddin
{"title":"SISTEMATIKA DAN PERSENTASE BAB-BAB HADIS","authors":"Suwarni Suwarni, Maizuddin Maizuddin","doi":"10.22373/tafse.v2i1.8076","DOIUrl":"https://doi.org/10.22373/tafse.v2i1.8076","url":null,"abstract":"Sunan adalah kitab yang disusun berdasarkan bab-bab fikih atau berisi tentang hadis-hadis ahkam (hukum) untuk dipakai sebagai referensi ulama fikih dalam istinbat hukum, seperti kitab Sunan al-Nasai, Sunan Abi Dawud, Sunan al-Tirmidzi, Sunan Ibnu Majah, dan Sunan al-Darimi. Namun, ada perbedaan dalam sistematika dan persentase pada beberapa kitab sunan tersebut. Untuk melihat permasalahan ini lebih lanjut, kajian kepustakaan ini dilakukan secara deskriptif dan komparatif dengan merujuk pada sumber-sumber terkait. Dalam kitab sunan, ditemukan ada sebagian kitab yang tidak secara ketat menggunakan sistematika berdasarkan bab fikih, sebagaimana penamaannya sebagai kitab sunan. Sistematika dan persentase bab-bab hadis dalam kitab sunan secara keseluruhannya berbeda-beda baik dari segi jumlah bab maupun jumlah hadis dalam kitab sunan tersebut","PeriodicalId":410919,"journal":{"name":"TAFSE: Journal of Qur'anic Studies","volume":"41 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-06-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"131964330","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 1
Penerapan Metode Jarimatika Quran pada TK Bait Qurany Saleh Rahmany Banda Aceh
TAFSE: Journal of Qur'anic Studies Pub Date : 2017-12-30 DOI: 10.22373/tafse.v2i2.13604
Cut Nurul Fajri, Syukran Abu Bakar
{"title":"Penerapan Metode Jarimatika Quran pada TK Bait Qurany Saleh Rahmany Banda Aceh","authors":"Cut Nurul Fajri, Syukran Abu Bakar","doi":"10.22373/tafse.v2i2.13604","DOIUrl":"https://doi.org/10.22373/tafse.v2i2.13604","url":null,"abstract":"Memorizing the Koran is something that is difficult for early childhood to do, but in fact, by using the Jarimatika Quran method, many early childhood children in the Bait Qurany Saleh Rahmany Kindergarten in Banda Aceh have succeeded in memorizing the Koran. . Therefore, the researcher aims to examine all matters relating to the Jarimatika Quran method and its application to the Bait Qurany Saleh Rahmany Playground (TK) Banda Aceh. In this study, the researchers used a qualitative approach with the type of field research or field research. Data were collected through observation and interviews. Techniques in analyzing data using qualitative analysis paths, namely the first path of data reduction, the second is data presentation, and the third is drawing conclusions. Based on data from observations and from informants, information was obtained that the Jarimatika Quran method is a method of memorizing the Koran using the fingers and knuckles of the right hand by placing the Koran on the left hand. With the count of the bottom little finger, the knuckle is the first verse, the middle little finger knuckle is the second verse, and so on. In using this method, Bait Qurany Saleh Rahmany Kindergarten Banda Aceh has special hours and usually, this method of learning takes ±20-25 minutes every day, starting from Monday to Saturday in the classroom, led by two to three teachers. standing in front of the class. Menghafal al-Quran adalah suatu hal yang sulit dilakukan oleh anak usia dini, namun faktanya dengan menggunakan metode Jarimatika Quran, banyak anak-anak usia dini di Taman Kanak-kanak (TK) Bait Qurany Saleh Rahmany Banda Aceh yang berhasil untuk menghafalkan al-Quran. Oleh karena itu peneliti bertujuan untuk meneliti segala hal yang berkaitan dengan metode Jarimatika Quran serta penerapannya pada Taman Bermain (TK) Bait Qurany Saleh Rahmany Banda Aceh. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis field research atau penelitian lapangan. Data dikumpulkan melalui observasi dan wawancara. Teknik dalam menganalisis data dengan menggunakan jalur analisis kualitatif, yaitu jalur pertama reduksi data, yang kedua penyajian data, dan yang ketiga penarikan kesimpulan. Berdasarkan data dari hasil observasi dan dari informan didapatkan informasi bahwa metode Jarimatika Quran adalah sebuah metode menghafal al-Quran dengan menggunakan jari dan ruas-ruas jari tangan kanan dengan menempatkan al-Quran pada tangan sebelah kiri. Dengan hitungan ruas jari kelingking paling bawah adalah ayat pertama, ruas jari kelingking bagian tengah adalah ayat kedua, dan seterusnya. Dalam penggunaan metode ini, TK Bait Qurany Saleh Rahmany Banda Aceh memiliki jam khusus dan biasanya pembelajaran metode ini berlangsung selama ±20-25 menit setiap hari, dimulai dari hari Senin hingga hari Sabtu di dalam ruang kelas, dengan dipimpin oleh dua hingga tiga orang guru yang berdiri di depan kelas.","PeriodicalId":410919,"journal":{"name":"TAFSE: Journal of Qur'anic Studies","volume":"19 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2017-12-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"125870469","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
Konsep Ikhlas dalam Al-Qur‘An
TAFSE: Journal of Qur'anic Studies Pub Date : 2017-12-30 DOI: 10.22373/tafse.v2i2.13635
Miss Rosidah Haji Daud, Salman Abdul Muthalib, Muslim Djuned
{"title":"Konsep Ikhlas dalam Al-Qur‘An","authors":"Miss Rosidah Haji Daud, Salman Abdul Muthalib, Muslim Djuned","doi":"10.22373/tafse.v2i2.13635","DOIUrl":"https://doi.org/10.22373/tafse.v2i2.13635","url":null,"abstract":"The Qur'an is the holy book of Muslims which is the guide and guidance of human life both as individuals and in groups. One of the solutions offered by the Qur'an in living life is with a sincere attitude, sincerity is the basis for accepting human deeds. While a phenomenon in this modern era, many people are found who tend to view that life is not free, there is always a fee to be paid, this makes them always take into account profit and loss in all aspects of their work, and this situation leads to the difficulty of an action. that humans do sincerely. Therefore, the study of sincerity has its own urgency, so humans do not always measure success with the material they receive. This research is a literature study that wants to explain the meaning of sincerity contained in the Qur'an and the Prophet's hadith. Data was collected through thematic methods and analyzed descriptively. The results of the study indicate that sincerity is an act based on motivation to gain the pleasure of Allah swt. Sincerity is the main condition for the acceptance of an act of worship. Without sincerity, any amount of worship will not reach Allah and even be classified as a useless charity. Al-Qur‘an adalah kitab suci umat Islam yang menjadi pedoman dan tutunan hidup manusia baik sebagai individu maupun berkelompok. Salah satu solusi yang ditawarkan al-Qur‘an dalam menjalani hidup adalah dengan sikap ikhlas, ikhlas merupakan dasar diterimanya amal perbuatan manusia. Sementara fenomena di era modern ini, banyak ditemukan manusia yang cenderung memandang bahwa hidup ini tidak ada yang gratis, selalu ada biaya yang harus dibayar, hal ini yang menjadikan mereka selalu memperhitungkan untung rugi dalam segala aspek pekerjaannya, dan keadaan ini mengarah kepada sulitnya suatu perbuatan yang dilakukan manusia secara ikhlas. Oleh karena itu, kajian tentang ikhlas memiliki urgensi tersendiri, sehingga memuat manusia tidak selalu mengukur keberhasilan dengan materi yang dia terima. Penelitian ini bersifat kepustakaan yang ingin menjelaskan makna ikhlas yang terkandung dalam al-Qur’an dan hadis Nabi. Data yang dikumpulkan melalui metode tematik dan dianalisis secara deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ikhlas merupakan perbuatan yang berlandaskan motivasi untuk memperoleh keridhaan Allah swt. Ikhlas adalah syarat utama diterimanya sebuah amal ibadah. Tanpa keikhlasan, amal ibadah sebesar apapun tidak akan sampai kepada Allah dan bahkan tergolong sebagai amal yang sia-sia.","PeriodicalId":410919,"journal":{"name":"TAFSE: Journal of Qur'anic Studies","volume":"22 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2017-12-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"121082852","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 1
Penyetaraan Wanita dengan Anjing di Depan Orang Salat: Sebuah Kajian Fiqh al-Hadis
TAFSE: Journal of Qur'anic Studies Pub Date : 2017-12-30 DOI: 10.22373/tafse.v2i2.13601
Cut Wida Rahma, Agusni Yahya
{"title":"Penyetaraan Wanita dengan Anjing di Depan Orang Salat: Sebuah Kajian Fiqh al-Hadis","authors":"Cut Wida Rahma, Agusni Yahya","doi":"10.22373/tafse.v2i2.13601","DOIUrl":"https://doi.org/10.22373/tafse.v2i2.13601","url":null,"abstract":"A proper understanding of the traditions regarding the interruption of prayer due to the passage of a dog and a woman is a significant study, considering that this hadith seems insulting to women because the position of women is mentioned in this hadith lying down with dogs or equating human species with animal types. For this reason, this study will focus on looking at the meaning of the hadith when prayer is interrupted due to the crossing of a dog and a woman, what are the implications of these traditions for the validity of prayer, and what are the criteria for dogs and women in the hadith. The author uses a linguistic and socio-historical approach, using the science of fiqh al-Hadith as the main analytical tool. The results showed that from a linguistic and socio-historical point of view, the meaning of dog and woman is understood textually to mean that causing the prayer to be interrupted is to destroy the prayer or cancel the prayer, while contextual understanding means that it is a symbol that can reduce the busyness of prayer. The implication of fiqh al-Hadith is textual means to break the prayer or cancel the prayer, while contextually it means reducing the solemnity of prayer or the value of the quality of prayer, not canceling the prayer. The criteria for the dog in the hadith are a black dog which is linguistically a symbol of Satan and a woman who has reached puberty as a temptress for those who look at her. Pemahaman yang tepat terhadap hadis-hadis tentang terputusnya salat karena melintasnya anjing dan wanita merupakan suatu kajian yang signifikan, mengingat hadis ini terkesan menghina kaum wanita, karena posisi wanita disebut di dalam hadis ini berbaringan dengan anjing atau penyamaan jenis manusia dengan jenis binatang. Tulisan ini akan fokus melihat bagaimana maksud hadis terputusnya salat karena dilintasi anjing dan wanita, bagaimana implikasi hadis-hadis tersebut terhadap sahnya ibadah salat, dan bagaimana kriteria anjing dan wanita dalam hadis tersebut. Penulis menggunakan pendekatan linguistik dan sosio-historis, dengan menggunakan ilmu fiqh al-Hadis sebagai alat analisis utama. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ditinjau dari sisi kebahasaan dan sosio-historis, pemaknaan anjing dan wanita jikan dipahami secara tekstual berarti menyebabkan terputusnya salat adalah merusak salat atau membatalkan salat, sedangkan secara kontekstual berarti sebagai simbol yang dapat mengurangi kekusyukan salat. Implikasi fiqh al-Hadis secara tekstual berarti membatalkan salat, sementara secara kontekstual berarti mengurangi kekusyukan salat atau nilai kualitas salat bukan membatalkan salat. Kriteria anjing dalam hadis tersebut adalah anjing hitam yang secara linguistik sebagai simbol dari setan dan wanita yang sudah baligh sebagai penggoda bagi orang yang memandang kepadanya.","PeriodicalId":410919,"journal":{"name":"TAFSE: Journal of Qur'anic Studies","volume":"3 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2017-12-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"130489905","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
Kepemimpinan Perempuan dalam Perspektif Ibnu Katsir dan M. Quraish Shihab
TAFSE: Journal of Qur'anic Studies Pub Date : 2017-12-30 DOI: 10.22373/tafse.v2i2.13636
Muhamad Haswan Hafiz An Nur Bin Hasin, Samsul Bahri, L. Hakim
{"title":"Kepemimpinan Perempuan dalam Perspektif Ibnu Katsir dan M. Quraish Shihab","authors":"Muhamad Haswan Hafiz An Nur Bin Hasin, Samsul Bahri, L. Hakim","doi":"10.22373/tafse.v2i2.13636","DOIUrl":"https://doi.org/10.22373/tafse.v2i2.13636","url":null,"abstract":"The involvement of women in the public sphere today has become an important discussion to discuss, with changing times, it has forced some of the values that live in society to shift, including women's leadership in Islam. The emergence of pro and contra ideas about women's leadership requires a serious study, so that people can understand how to respond to this phenomenon. Based on the problems above, this study seeks to see how the views of the commentators explain the leadership of women in Islam. This study is a literature study with descriptive analysis. Through the muqaran interpretation method, the opinions of Ibn Kathir and M. Quraish Shihab became the main reference for research data. The results of the study indicate that Ibn Kathir gives an absolute signal that the right to leadership is given to men, which includes all things both in the household and in the public. While Quraish Shihab emphasized that the leadership of men over women is only limited in the household, in the public sphere, women also have the opportunity to become leaders. Keterlibatan perempuan dalam ranah publik dewasa ini telah menjadi diskusi yang penting dibicarakan, dengan perubahan zaman, telah memaksa sebagian nilai-nilai yang hidup dalam masyarakat bergeser, termasuk kepemimpinan perempuan dalam Islam. Munculnya ide yang pro dan kontra tentang kepemimpinan perempuan membutuhkan kajian yang serius, sehingga masyarakat dapat memahami bagaimana cara menyikapi fenomena tersebut. Berdasarkan persoalan di atas, kajian ini berupaya melihat bagaimana pandangan ulama tafsir menjelaskan tentang kepemimpinan perempuan dalam Islam. Kajian ini bersifat kepustakaan dengan analisis deskriptif. Melalui metode tafsir muqaran, pendapat Ibnu Katsir dan M. Quraish Shihab menjadi rujukan utama sebagai data penelitian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Ibnu Katsir memberikan isyarat secara mutlak bahwa hak kepemimpinan diberikan kepada laki-laki, yang merangkumi semua hal baik di dalam rumah tangga maupun publik. Sementara Quraish Shihab menegaskan bahwa kepemimpinan laki-laki ke atas perempuan hanya terbatas di dalam rumah tangga, semnetara dalam ranah publik, perempuan juga punya kesempatan untuk menjadi pemimpin.","PeriodicalId":410919,"journal":{"name":"TAFSE: Journal of Qur'anic Studies","volume":"48 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2017-12-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"116130529","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
Jamak dan Qasar Salat dalam Islam: Telaah terhadap Pemikiran M. Hasbi Ash-Shiddieqy
TAFSE: Journal of Qur'anic Studies Pub Date : 2017-12-30 DOI: 10.22373/tafse.v2i2.13603
Muhammad Iqbal
{"title":"Jamak dan Qasar Salat dalam Islam: Telaah terhadap Pemikiran M. Hasbi Ash-Shiddieqy","authors":"Muhammad Iqbal","doi":"10.22373/tafse.v2i2.13603","DOIUrl":"https://doi.org/10.22373/tafse.v2i2.13603","url":null,"abstract":"Hasbi Ash-Shiddieqy is a scholar who asserts that a Muslim can perform multiple prayers without excuse. This thought is different from the majority of other scholars who stipulate certain conditions for the permissibility of performing plural prayers. From the problems above, it is necessary to study the main ideas that underlie Hasbi's understanding of the issue. This study is bibliographic in nature by using Hasbi's books as basic reference materials. The results of the study showed that Hasbi allowed plural prayers to be performed even without the age of consent. The permissibility of having multiple prayers in a state of residence and rain is used as an excuse for the ability to perform multiple prayers without excuse. This is based on a hadith which explains that the Prophet had performed plural and qasar prayers only to make it easier for his people. Hasbi's thinking only prioritizes understanding textually without looking at the asbab al-wurud hadith. Meanwhile, al-Nawawi and Yusuf al-Qaradawi did not allow plural without any excuse on the grounds that plural and qasar prayers are rukhsah from Allah. Meanwhile, according to Hasbi, the permissibility of plural and qasar without aging is based on the that Allah does not want trouble for His servants. According to him, everything that can be simplified must be made easier, including in matters of worship. Hasbi Ash-Shiddieqy seorang ulama yang menegaskan bahwa seorang muslim dapat menjamak salat tanpa uzur. Pemikiran ini berbeda dengan mayoritas ulama lainnya yang menetapkan syarat-syarat tertentu terhadap kebolehan melakukan salat jamak. Dari persoalan di atas maka perlu kajian mengenai pokok-pokok pikiran yang mendasari pemahaman Hasbi dalam persoalan tersebut. Kajian ini bersifat kepustakaan dengan menjadikan buku-buku Hasbi sebagai bahan rujukan dasar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Hasbi membolehkan salat jamak dilakukan meskipun tanpa uzur. Kebolehan jamak salat dalam keadaaan bermukim dan hujan dijadikannya  sebagai alasan untuk kebolehan menjamak salat tanpa uzur. Hal ini berlandaskan pada hadis yang menerangkan bahwa Nabi pernah melakukan jamak dan qasar salat hanya semata-mata untuk memudahkan umatnya. Pemikiran Hasbi hanya mengedepankan pemahaman secara tekstual tanpa melihat asbab al-wurud hadis. Sementara al-Nawawi dan Yusuf al-Qaradhawi tidak membolehkan jamak tanpa ada uzur dengan alasan bahwa jamak dan qasar salat merupakan rukhsah dari Allah. Sedangkan menurut Hasbi, kebolehan jamak dan qasar tanpa uzur didasarkan bahwa Allah tidak menginginkan kesusahan bagi hamba-Nya. Menurutnya segala sesuatu yang bisa dipermudah harus dipermudah termasuk dalam persoalan ibadah.  ","PeriodicalId":410919,"journal":{"name":"TAFSE: Journal of Qur'anic Studies","volume":"8 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2017-12-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"128882683","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
Perkawinan Sedarah dalam Al-Qur’an 古兰经中近亲繁殖
TAFSE: Journal of Qur'anic Studies Pub Date : 2017-12-30 DOI: 10.22373/tafse.v2i2.13606
Humairah Humairah
{"title":"Perkawinan Sedarah dalam Al-Qur’an","authors":"Humairah Humairah","doi":"10.22373/tafse.v2i2.13606","DOIUrl":"https://doi.org/10.22373/tafse.v2i2.13606","url":null,"abstract":"Inbreeding is considered an illegitimate marriage in Islam, only the Al-Quran and Hadith do not clearly explain the reason for the prohibition, this is different from several other prohibitions which are explained by the cause, such as the prohibition of alcohol and gambling. Therefore, this study will examine the interpretation of the mufasir about inbreeding in the Qur'an. This research is a literature study using descriptive analysis. The data was extracted using the tahlili method, which describes the content of the verses of the Qur'an from all sides, according to the order of the verses in a letter. The results show that Islam forbids marriage with close relatives and encourages it with distant relatives. This is in accordance with the science of genetics which asserts that traits in a person will be inherited, including various diseases and vulnerabilities. Both contemporary and classical commentators agree that inbreeding is prohibited because of various negative consequences that arise from psychological and sociological aspects for children and their families. Perkawinan sedarah dinilai sebagai pernikahan yang tidak sah dalam Islam, hanya saja Al-Quran dan Hadis tidak menjelaskan secara tegas alasan pelarangan tersebut, hal ini bereda dengan beberapa larangan lain yang dijelaskan penyebanya, seperti pengharaman khamar dan judi. Karena itu, kajian ini akan mengkaji penafsiran  mufasir tentang perkawinan sedarah dalam Alquran. Penelitian ini bersifat kepustakaan dengan menggunakan analisa deskriptif. Data digali dengan menggunakan metode tahlili, yaitu menguraikan kandungan ayat-ayat Alquran dari seluruh sisi, sesuai dengan urutan ayat di dalam suatu surat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Islam melarang pernikahan dengan keluarga dekat dan menganjurkannya dengan kerabat yang jauh. Hal ini sesuai dengan ilmu genetika yang menegaskan bahwa sifat pada seseorang akan diwariskan, termasuk berbagai penyakit dan kerentaan. Para mufasir baik (kontemporer maupun klasik) sepakat bahwa pernikahan sedarah dilarang karena berbagai akibat negatif yang muncul dari aspek psikologis dan sosiologis bagi anak dan keluarganya. ","PeriodicalId":410919,"journal":{"name":"TAFSE: Journal of Qur'anic Studies","volume":"11 1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2017-12-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"123039069","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
Hubungan Antar Agama menurut Al-Quran dan Hadis 根据《古兰经》和《圣训》,宗教之间的关系
TAFSE: Journal of Qur'anic Studies Pub Date : 2017-12-30 DOI: 10.22373/tafse.v2i2.13607
Marzatillah Marzatillah, Abdurrohim Wahid
{"title":"Hubungan Antar Agama menurut Al-Quran dan Hadis","authors":"Marzatillah Marzatillah, Abdurrohim Wahid","doi":"10.22373/tafse.v2i2.13607","DOIUrl":"https://doi.org/10.22373/tafse.v2i2.13607","url":null,"abstract":"Sensitive issues that occur today are the relationship between religions that are not harmonious, the birth of Islamophobia among non-Muslims has given birth to a negative stigma against Islam, this is due to their misunderstanding of the teachings of Islam. This condition has resulted in disharmony in the social life of the community and even the emergence of hostility. This paper seeks to clarify the misunderstanding of non-Muslims toward Islam by explaining the concept of tolerance in the Qur'an and the Sunnah of the Prophet. The results of the study show that in terms of humanity, Islam is very tolerant and upholds human values, while in matters of religious belief, Islam provides limits so that it does not fall into shirk because it is a big sin that is not forgiven by Allah swt. Isu sensitif yang terjadi saat ini adalah hubungan antar agama yang tidak harmonis, lahirnya islamophopia di kalangan non muslim telah melahirkan stigma negatif terhadap Islam, hal diakibatkan kesalah pahaman mereka terhadap ajaran Islam. kondisi ini telah mengakibatkan terjadinya disharmonis dalam kehidupan sosial masyarakat bahkan munculnya permusuhan. Tulisan ini berupaya memperjelas kesalah pahaman kalangan non muslim terhadap Islam dengan menjelaskan konsep toleransi dalam Alquran dan Sunnah Rasul. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam hal kemanusian, Islam sangat toleran dan menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusian, sedangkan dalam persoalan keyakinan beragama, Islam memberi batasan agar agar tudak terjerumus dalam kesyirikan, karena hal itu merupakan dosa besar yang tidak diampunkan oleh Allah swt.","PeriodicalId":410919,"journal":{"name":"TAFSE: Journal of Qur'anic Studies","volume":"603 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2017-12-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"117077926","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 1
0
×
引用
GB/T 7714-2015
复制
MLA
复制
APA
复制
导出至
BibTeX EndNote RefMan NoteFirst NoteExpress
×
提示
您的信息不完整,为了账户安全,请先补充。
现在去补充
×
提示
您因"违规操作"
具体请查看互助需知
我知道了
×
提示
确定
请完成安全验证×
相关产品
×
本文献相关产品
联系我们:info@booksci.cn Book学术提供免费学术资源搜索服务,方便国内外学者检索中英文文献。致力于提供最便捷和优质的服务体验。 Copyright © 2023 布克学术 All rights reserved.
京ICP备2023020795号-1
ghs 京公网安备 11010802042870号
Book学术文献互助
Book学术文献互助群
群 号:481959085
Book学术官方微信