{"title":"TEMA DAN NILAI MAKNA LIMA CERITA PENDEK DALAM TERBITAN MANUNTUNG DI KALIMANTAN TIMUR (PERIODE 1989)","authors":"Y. Herawati","doi":"10.26499/loa.v17i1.4672","DOIUrl":"https://doi.org/10.26499/loa.v17i1.4672","url":null,"abstract":"AbstrakPenelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan struktur intrinsik pada lima cerpen terbitan Manuntung periode 1989 yang berkaitan dengan tema dan nilai makna. Masalah dalam penelitian ini diharapkan mampu menganalisis struktur cerita dalam ketujuh cerpen terbitan Manuntung periode 1989. Permasalahan tersebut dapat dirumuskan sebagai berikut (1) bagaimana bentuk ringkasan cerita kelima cerpen yang terbit di Manuntung, (2) bagaimanakah tema kelima cerpen yang terbit di Manuntung, dan (3) bagaimana pula nilai makna kelima cerpen yang terbit di Manuntung. Penelitian ini menggunakan kualitatif dengan memanfaatkan teknik deskripsi, sedangkan teori yang digunakan adalah struktur intrinsik. Teknik analitik juga digunakan untuk menentukan nilai makna dalam cerpen-cerpen itu sebagai objek penelitian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tema dalam kelima cerpen terbitan Manuntung periode 1989 di Kalimantan Timur (1) memiliki keragaman tema, alur, dan karakteristik tokoh yang berbeda dan dibangun berdasarkan struktur intrinsik, (2) nilai makna yang berkembang dalam ketujuh cerpen itu adalah realitas sosial yang dialami oleh masyarakat pada umumnya dengan latar dan waktu yang terjadi di lingkungan pengarang. Kata kunci: cerpen, struktur, intrinsik, nilai, makna ","PeriodicalId":410724,"journal":{"name":"LOA: Jurnal Ketatabahasaan dan Kesusastraan","volume":"66 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-06-17","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"124253346","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Nur Irwansyah, Rossy Safira, Siti Farida Lamalinga
{"title":"ANALISIS KESALAHAN FONOLOGI PADA PROGRAM ACARA KICK ANDY DI STASIUN TELEVISI METRO TV","authors":"Nur Irwansyah, Rossy Safira, Siti Farida Lamalinga","doi":"10.26499/loa.v17i1.4591","DOIUrl":"https://doi.org/10.26499/loa.v17i1.4591","url":null,"abstract":"Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan bentuk kesalahan fonologi pada program acara Kick Andy di stasiun televisi Metro TV. Jenis penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan metode deskriptif kualitatif. Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah semua tuturan yang diucapkan oleh pembawa acara dan narasumber pada 4 episode dalam program acara Kick Andy di stasiun televisi Metro TV. Teknik pengumpulan data yang digunakan penelitian ini adalah teknik simak dan teknik catat. Teknik analisis data dilakukan dengan mengidentifikasi, mengklasifikasi, menganalisis dan menyimpulkan data. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini yaitu ditemukan kesalahan fonologi dalam bentuk asimilasi, modifikasi vokal, aferesis, sinkop, apokop, diftongisasi, monoftongisasi, epetensis dan paragog. Kesalahan fonologi pada semua tuturan dalam 4 episode program acara Kick Andy di stasiun televisi Metro TV ditemukan berturut-turut yaitu sebanyak 164, 254, 378, dan 352. Kesalahan fonologi yang paling sering ditemukan adalah aferesis dengan total sebanyak 473.","PeriodicalId":410724,"journal":{"name":"LOA: Jurnal Ketatabahasaan dan Kesusastraan","volume":"75 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-06-17","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"127259236","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"PELINDUNGAN PENYU DI PULAU DURAI DALAM NOVEL TENTANG KITA KARYA WIWIK WALUYO (SEBUAH TINJAUAN EKOKRITIK SASTRA)","authors":"Arina Mana Sikana, Elen Inderasari","doi":"10.26499/loa.v17i1.3852","DOIUrl":"https://doi.org/10.26499/loa.v17i1.3852","url":null,"abstract":"Kerusakan lingkungan semakin hari semakin meluas. Untuk itu, perlu adanya upaya pelestarian yang harus dilakukan. Upaya tersebut bisa dilakukan secara langsung, namun melalui sastra upaya tersebut juga dapat dilakukan. Salah satunya dengan menciptakan karya sastra yang bertemakan cinta akan lingkungan. Tujuan dari penelitian ini adalah mendeskripsikan bentuk upaya pelindungan penyu di Pulai Durai dalam novel Tentang Kita karya Wiwik Waluyo. Jenis penelitian ini termasuk dalam penelitian kepustakaan atau library research. Penelitian ini menggunakan metode deskripstif kualitatif dengan pendekatan ekokritik sastra. Data dan sumber data dalam penelitian ini adalah novel Tentang Kita karya Wiwik Waluyo terbitan tahun 2018. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini ialah baca dan catat. Teknik keabsahan data yang digunakan ialah triangulasi teori, sedangkan teknik adalisis data menggunakan teknik analisis data interaktif, yakni pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan kesimpulan atau verifikasi. Hasil dari penelitian mengenai upaya pelindungan penyu di Pulau Durai dalam novel Tentang Kita karya Wiwik Waluyo ditemukan adanya upaya pelindungan penyu berdasarkan prinsip kasih sayang dan kepedulian terhadap alam berupa: (a) semua makhluk hidup mempunyai hak untuk dilindungi, (b) semua makhluk hidup mempunyai hak untuk dipelihara, (c) semua mahkluk hidup mempunyai hak untuk tidak disakiti, dan (d) perlindungan dan pemeliharaan terhadap semua makhluk hidup dilakukan tanpa mengharapkan balasan.","PeriodicalId":410724,"journal":{"name":"LOA: Jurnal Ketatabahasaan dan Kesusastraan","volume":"97 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-06-17","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"130968338","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"ANALISIS UNSUR SOSIOPSIKOLOGIS SASTRA PUISI “LAGU MURAM PEDALAMAN” KARYA HABOLHASAN ASYARI","authors":"Dwi Hariyanto","doi":"10.26499/loa.v17i1.4678","DOIUrl":"https://doi.org/10.26499/loa.v17i1.4678","url":null,"abstract":" AbstrakKarya sastra berupa puisi lahir dari lingkungan sosial masyarakat. Pengarang menggali ide-idenya dari lingkungan sosialnya. Berdasarkan hal tersebut maka masalah dalam penelitian ini adalah bagaimanakah unsur sosio-psikologis sastra pada puisi “Lagu Muram Pedalaman” Karya Habolhasan Asyari. Tujuan pada kajian ini adalah untuk mengetahui dan mendeskripsikan unsur sosio-psikologi sastra puisi tersebut. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa puisi “Lagu Muram Pedalaman” Karya Habolhasan Asyari bertemakan kehidupan masyarakat pedalaman yang tersisih di kampung sendiri. Puisi ini mengungkapkan eksploitasi sumber daya alam dan hilangnya tradisi dan budaya masyarakat. Sikap Penyair yang menonjol adalah kepedulian terhadap lingkungan dan kepedulian terhadap tradisi dan budaya tradisional. Di samping itu, ketidaksetujuan dengan eksploitasi sumber daya alam yang mengakibatkan kerusakan ladang dan sumber kehidupan mereka.Kata Kunci : Puisi, Sosio-Psikologi Sastra AbstractLiterary works, in the form of poetry, are products of social environment. Authors explore ideas from their environment. This research discusses about socio-psychological aspects of literature and aims to identify and describe those in \"Lagu Muram Pedalaman\" poem by Habolhasan Asyari. It is a descriptive qualitative research. Conclusions are that the poem of \"Lagu Muram Pedalaman\" is about the life of rural people who are frozen out in their own environment. This poem depicts the exploitation of natural resources and the loss of community traditions and culture. The poet's prominent attitude concerns for the environment, traditions, and traditional culture. In addition, disagreement of the natural resources’ exploitation brings about destruction of the field and source of employment.Keywords: poetry, socio-psychological literature","PeriodicalId":410724,"journal":{"name":"LOA: Jurnal Ketatabahasaan dan Kesusastraan","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-06-17","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"129358291","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"PARAS CANTIK PEMBAWA PETAKA DALAM CERITA RAKYAT SUMATRA SELATAN: PUTRI PINANG MASAK","authors":"E. Kurnianto","doi":"10.26499/loa.v16i2.3835","DOIUrl":"https://doi.org/10.26499/loa.v16i2.3835","url":null,"abstract":"Secara umum memiliki wajah cantik adalah idaman bagi perempuan. Hal tersebut disebabkan kecantikan menjadi pesona atau daya tarik tersendiri bagi kaum perempuan untuk mendapatkan perhatian dari laki-laki. Namun berbeda dengan tokoh perempuan yang terdapat dalam cerita rakyat Putri Pinang Masak. Bagi tokoh perempuan dalam cerita rakyat tersebut cantik telah membawa petaka. Berparas cantik memiliki konsekuensi yang sangat besar karena harus menerima penderitaan akibat kecantikan yang dimilikinya. Hal yang menarik minat untuk mengkaji cerita rakyat tersebut adalah terepresentasinya teks mendekonstruksi tentang wacana perempuan mengenai kecantikan yang dianggap sebagai anugerah tak ternilai dan membawa kebahagiaan bagi pemilikinya. Selain itu, sepengetahuan penulis belum ada kajian yang membahas tentang cerita rakyat tersebut yang terkait dengan masalah kecantikan. Penelitian ini adalah penelitain deskriptif. Peneliti akan mendeskripsikan bagaimana tokoh mengalami penderitaan lahir dan batin akibat kecantikan yang dimilikinya. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan objektif. Data primer penelitian ini adalah cerita rakyat yang berasal dari Desa Senuro, Tanjung Batu, Ogan Ilir, Sumatera Selatan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kecantikan yang dimiliki oleh tokoh perempuan mengakibatkan penderitaan yang luar biasa. Penderitaan tersebut disebabkan perempuan dijadikan objek dalam hal pengamatan, objek kekerasan seksual, dan objek kekuasaan serta kesewenang-wenangan. Kata kunci: cantik, petaka, cerita rakyat","PeriodicalId":410724,"journal":{"name":"LOA: Jurnal Ketatabahasaan dan Kesusastraan","volume":"34 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-12-07","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"128137194","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"INTERPRETASI KARAKTER HEWAN DALAM FABEL: KAJIAN HERMENEUTIKA","authors":"Hasnawati Nasution","doi":"10.26499/loa.v16i2.3825","DOIUrl":"https://doi.org/10.26499/loa.v16i2.3825","url":null,"abstract":"AbstrakFabel merupakan cerita yang diperankan oleh hewan, tetapi karakteristik hewan tersebut adalah sifat manusia. Cerita fabel sering juga disebut cerita moral karena pesan yang ada di dalam cerita fabel berkaitan erat dengan moral. Sifat hewan tesebut juga berkaitan dengan bentuk fisik dan sifat hewan tersebut di alamnya. Penelitian ini bertujuan mengiterpretasikan karakter yang diperankan hewan dalam fabel dengan sifat sesungguhnya pada hewan tesebut. Kajian interpretasi pada fabel ini menggunakan toeri hermeneutika Gadamer yang menggabungkan dialektis dan histori. Berdasarkan analisis yang dilakukan dapat dismpulkan bahwa ada hubungan dan persamaan antara karakter hewan di dalam fabel dengan sifat manusia yang diperankannya dalam cerita tersebut. Hewan buas memerankan karakter manusia yang kuat dan berkuasa bahkan terkadang menyakiti hewan yang lemah. Hewan kecil seperti kancil memerankan sifat dan karakter manusia yang cerdik yang terkadang sifat cerdiknya yang dapat mengalahkan hewan yang kuat. Oleh karena itu, karakter hewan disesuaikan dengan karakter manusia yang diperankannya. Hewan buas sebagai metafor manusia yang jahat dan hewan kecil dan cerdik sebagai metafor masyarakat biasa yang cerdas. AbstractFables are stories that are played by animals, but the characteristics of these animals are human nature. Fable stories are often called moral stories because the messages in fable stories are closely related to morals. The nature of the animal is also related to the physical form and nature of the animal in its nature. This study aims to interpret the characters played by animals in the fable with the real characteristics of these animals. The interpretation of this fable uses Gadamer's hermeneutic theory which combines dialectical and historical. Based on the analysis carried out, it can be concluded that there are relationships and similarities between the animal characters in the fable and the human nature they play in the story. Wild animals portray human characters who are strong and powerful, sometimes even hurting weak animals. Small animals such as the mouse deer portray the nature and character of a clever human who sometimes can beat strong animals. ","PeriodicalId":410724,"journal":{"name":"LOA: Jurnal Ketatabahasaan dan Kesusastraan","volume":"28 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-12-07","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"124894763","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"KESANTUNAN BERBAHASA SANTRI WANITA DALAM KOMUNIKASI DI PESANTREN","authors":"Eka Susylowati, Rahmat Wisudawanto","doi":"10.26499/loa.v16i2.3494","DOIUrl":"https://doi.org/10.26499/loa.v16i2.3494","url":null,"abstract":"AbstrakTujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan bentuk-bentuk maksim kesantunan berbahasa santri wanita di lingkungan Pesantren Modern Islam Assalaam dan Pesantren Islam Al-Mukmin Ngruki di Kabupaten Sukoharjo. Data dalam penelitian ini adalah tuturan santri wanita yang mengandung kesantunan dalam situasi formal dan informal di lingkungan Pesantren Modern Islam Assalaam dan Pesantren Islam Al-Mukmin Ngruki di Kabupaten Sukoharjo. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat beberapa maksim kesantunan yang digunakan oleh santri wanita dalam berinteriksi adalah (1) maksim kebijaksanaan (taxt maxim), (2) maksim kemurahan (generosity maxim), (3) maksim penerimaan (approbation maxim), (4) maksim kerendahatian (modesty maxim), (5) maksim kesepakatan (agreement maxim), (6) maksim kesimpatian (sympathy maxim), (7) maksim permintaan maaf (obligation of S to O maxim), (8) maksim pemberian maaf (obligation of O to S maxim) , (9) maksim perasaan (feeling recitence maxim), (10) maksim berpendapat dan bersikap diam (opinion Reticente maxim).Kata kunci: kesantunan berbahasa, santri wanita, pesantren AbstractThis study aims to describe the maxims used by female students in the Islamic Modern Boarding School of Assalaam and Islamic Boarding School Al-Mukmin Ngruki in Sukoharjo Regency. The data are the utterances that contain politeness of female students in formal and informal situations. The result indicates that female student use several maxims in interacting, namely (1) taxt maxim, (2) generosity maxim, (3) approbation maxim, (4) modesty maxim, 5) agreement maxim, (6) sympathy maxim, (7) obligation of S to O maxim, (8) obligation of O to S maxim , (9) feeling recitence maxim, (10) opinion Reticente maxim. Keywords: language politenss, female student, Islamic boarding school ","PeriodicalId":410724,"journal":{"name":"LOA: Jurnal Ketatabahasaan dan Kesusastraan","volume":"13 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-12-07","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"132751042","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"DERET VOKAL DAN DERET KONSONAN DALAM BAHASA TUNJUNG (TONYOOI)","authors":"Nur Bety","doi":"10.26499/loa.v16i2.4131","DOIUrl":"https://doi.org/10.26499/loa.v16i2.4131","url":null,"abstract":"AbstrakPenelitian ini menelaah struktur fonotaktik fonem di dalam deret vokal dan deret konsonan bahasa Tunjung (Tonyooi). Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif. Berdasarkan data yang diperoleh pada struktur fonotaktik fonem di dalam deret vokal bahasa Tunjung (Tonyooi) ditemukan 20 jenis deret vokal, yaitu /a.u/, /a.o/, /a.e/, /a.i/, /i.a/, /i.u/, /i.i/, /i.e/, /i.o/, /u.o/, /u.e/, /u.a/, /u.i/, /e.o/, /e.a/, /e.u/, /o,u/, /o.i/, /o.a/, dan /o.e/. Deret vokal dalam bahasa Tunjung (Tonyooi) dapat ditemukan pada posisi awal, tengah, dan akhir sebuah kata. Adapun deret konsonan dalam bahasa Tunjung (Tonyooi) ditemukan pada posisi awal, tengah, dan akhir. Bunyi-bunyi konsonan yang berderet, yaitu /h.t/, /k.b/, /k.k/, /kng.g/, /l.d/, /l.g/, /m.b/, /m.k/, /m.p/, /n.c/, /n.d/, /n.j/, /n.s/, /n.t/, /ng.k/, /r.b/, /r.c/, /r.d/, /r.j/, /r.k/, /r.m/, /r.ng/, /r.p/, /r.s/, /r.t/, /r.w/, /s.b/, /s.k/, /s.l/, /s.p/, /t.r/. Kata kunci: deret vokal, deret konsonan, dan bahasa Tunjung (Tonyooi) AbstractThis study examines the phonotactic structure of phonemes in the vowel and consonant series of Tunjung (Tonyooi) language. The method used in this study is a qualitative descriptive method. Based on the data obtained on the phonotactic structure of the phonemes in the Tunjung (Tonyooi) language vowel series, 20 types of vowel series were found, namely/au/, /ao/, /ae/, /ai/, /ia/, /iu/, /ii/, /ie/, /io/, /uo/, /ue/, /ua/, /ui /, /eo/, /ea/, /eu/, /o,u/, /oi/, /oa/, and /oe/. Vowel series in Tunjung language (Tonyooi) can be found at the beginning, middle, and end of a word. The consonant series in the Tunjung language (Tonyooi) are found in the initial, middle, and final positions. Consonant sounds that line up, namely /ht/, /kb/, /kk/, /kng.g/, /ld/, /lg/, /mb/, /mk/, /mp/, /nc/, /nd/, /nj/, /ns/, /nt/, /ng.k/, /rb/, /rc/, /rd/, /rj/, /rk/, /rm/, /r.ng /, /rp/, /rs/, /rt/, /rw/, /sb/, /sk/, /sl/, /sp/, /tr/. Keywords: vowel series, consonant series, and Tunjung language (Tonyooi) ","PeriodicalId":410724,"journal":{"name":"LOA: Jurnal Ketatabahasaan dan Kesusastraan","volume":"45 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-12-07","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"116896318","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"GEJALA SOSIAL PADA TIGA CERPEN KALIMANTAN TIMUR TAHUN 1980-AN","authors":"Diyan Kurniawati","doi":"10.26499/loa.v16i2.4072","DOIUrl":"https://doi.org/10.26499/loa.v16i2.4072","url":null,"abstract":"AbstrakPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui gejala sosial yang terdapat dalam tiga cerpen Kalimantan Timur tahun 1980-an. Ketiga cepen tersebut berjudul “Kembali ke Desa”, Surat dari Kekasih”, dan “Keping Hati Menguak Badai”. Dengan teori sosiologi sastra, penelitian ini menganalisis berbagai gejala sosial yang terjadi dalam relasi tokoh dengan lingkungannya. Analisis menunjukkan bahwa gejala sosial yang terjadi pada ketiga cerpen tersebut berupa tokoh yang melakukan pertahanan eksistensinya dengan bermigrasi ke luar daerahnya. Di daerah baru tersebut tokoh mengalami konflik-konflik selama melakukan pertahanan eksistensi. Konflik-konflik yang terjadi menimbulkan tokoh mengambil keputusan untuk kembali ke daerahnya. Selain konflik-konflik, terdapat pula nilai-nilai sosial yang ditampilkan dalam relasi antarindividu. Nilai-nilai tersebut yaitu solidaritas dan empati. Analisis juga menunjukkan pula terdapat tujuan tokoh melakukan pertahanan eksistensi ke luar daerahnya bukan hanya untuk meningkatkan status ekokonomi dirinya, melainkan untuk kembali dan membangun daerahnya yang belum mengalami kemajuan. Tiga cerpen Kalimantan Timur tahun 1980-an menunjukkan gejala sosial manusia melalui pergulatan pertahanan eksitensi di luar daerahnya.Kata kunci: fenomena sosial, eksistensi, migrasiAbstract This study aims to determine the social phenomena in three East Kalimantan short stories in the 1980s. Those are “Kembali ke Desa”, “Surat dari Kekasih”, and “Keping Hati Menguak Badai”. Using the theory of literature sociology, this research analyzes various social phenomena in characters’ relationship with their environment. The analysis shows that the social phenomena in those short stories are characters who defend their existence by migrating from his or her place.In their new environment, the characters experience conflicts while fighting for their existence. Those conflicts make them return to their old place. In addition, there are also social values portrayed in relationships between individuals, solidarity and empathy. The analysis also reveals that there is a purpose in defending their existence away from their home, not only to improve their economic status, but also to return and make their environment a better place. Those three short stories show social phenomena through the struggle of defending existence away from their environment. Keywords: social phenomena, existence, migra","PeriodicalId":410724,"journal":{"name":"LOA: Jurnal Ketatabahasaan dan Kesusastraan","volume":"57 2 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-12-07","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"115246093","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"MEMAHAMI PANDANGAN EKOLOGI KORRIE LAYUN RAMPAN MELALUI TIGA CERITA PENDEK DALAM ANTOLOGI RIAM","authors":"Aquari Mustikawati","doi":"10.26499/loa.v16i2.4089","DOIUrl":"https://doi.org/10.26499/loa.v16i2.4089","url":null,"abstract":"Abstrak Penelitian ini mengungkapkan pandangan ekologi Korrie Layun Rampan sebagai pengarang tiga cerita pendek, yaitu \"Teluk Par\", Sungai Nyuatan\", dan \"Madu Lomuq\" yang terdapat dalam Antologi Riam. Pandangan tersebut meliputi gambaran dan cara-cara hidup masyarakat berhubungan dengan alam. Masalah yang difokuskan dalam penelitian ini adalah bagaimana pandangan ekologi Korrie yang terdapat dalam ketiga cerita pendek tersebut? Metode kualitatif digunakan untuk memecahkan masalah, yaitu dengan cara mendeskripsikan gambaran alam dan cara-cara ekologi masyarakat dalam kehidupan mereka. Dengan menggunakan teori ekokritik sastra, tulisan ini menganalisis pandangan-pandangan Korrie yang terbagi dalam kajian pastoral, apokaliptik, dan etika lingkungan. Hasil penelitian membuktikan/menunjukkan bahwa terdapat kajian ekologi ssatra yang ditemukan dalam ketiga cerita pendek tersebut. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa Korrie Layun Rampan adalah pengarang yang memiliki konsep ekologi dalan karya-karyanya. Kata kunci: pandangan, ekologi, Korrie, cerpen Abstract This study reveals the ecological view of Korrie Layun Rampan as the author of three short stories, of \"Teluk Par\", Sungai Nyuatan\", and \"Madu Lomuq\" from the Riam Anthology. These views include the description and ways of life of the community in relation to nature. The problem of this research is how Korrie's ecological views are contained in the three short stories? Qualitative methods are used to solve the problem, by describing the picture of nature and the ecological ways of society in their lives. Using literary ecocritic theory, this paper analyzes Korrie's views are divided into pastoral, apocalyptic, and environmental studies. The results of the research prove/show that there is a literary ecology study found in the three short stories. From the results of the study it can be concluded that Korrie Layun Rampan is an author who has an ecological concept in his works. Keywords: views, ecology, Korrie, shorstories ","PeriodicalId":410724,"journal":{"name":"LOA: Jurnal Ketatabahasaan dan Kesusastraan","volume":"11 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-12-07","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"128757264","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}