{"title":"Metode Penyembuhan Penderita Skizofrenia oleh Mantri dalam Perspektif Pekerjaan Sosial","authors":"Pairan, Akhmad Munif Mubarok, Ekananda Novianta Nugraha","doi":"10.15408/EMPATI.V7I1.10015","DOIUrl":"https://doi.org/10.15408/EMPATI.V7I1.10015","url":null,"abstract":"Abstract. This research aimed to know the mantri’s healing methods of schizophrenia patients in social work perspective in Andongsari Hamlet of Tugusari Village. The research problem was how the effort of professional nurse in the healing process of schizophrenia patients. The limited cost for treatment and creating negative stigma of public about schizophrenia made schizophrenia patients undergo the unfeasible treatment. With the existence of this professional nurse effort could help lighten up the families and schizophrenia patients in the healing process of schizophrenia. This research used qualitative research method with case study research type. The research location was conducted in Andongsari Hamlet, Tugusari Village, Bangsalsari Sub-district, Jember Regency. The research result was the professional nurse could help patients of schizophrenia in the healing process by utilizing the source system as support in the healing effort of schizophrenia patients. The treatment method that was done by the nurse to the schizophrenia patients through therapic medical, by providing medical medicine to make reimprovement of social function of that schizophrenia patients. Therapic stages of social function through a series activities: (a) family understanding of cognitive disability. (b) introduction of schizophrenia to environment; (c) digging the potency of the schizophrenia patients. Abstrak. Penelitian ini ditujukan untuk memahami pengobatan mantri pada pasien penderita skizofrenia dalam perspektif kerja sosial di Dusun Kecil Andongsari, Desa Tugusari. Masalah penelitian ini adalah bagaimana upaya perawatan profesional dalam proses pengobatan atas pasien penderita skizofrenia. Terbatasnya penghargaan perlakuan dan penciptaan stigma negatif publik pada skizofrenia dapat membuat pasien penderita skizofrenia mengalami perlakuan yang tidak layak. Dengan upaya perawatan secara profesional ini dapat membantu mengurangi kekhawatiran keluarga dan pasien penderita skizofrenia dalam proses pengobatan skizofrenia. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan tipe studi kasus. Lokasi penelitian dilakukan di Dusun Andongsari, Desa Tugasari, Kecamatan Bangsalsari, Kabupaten Jember. Hasil penelitian ini adalah perawatan profesional dapat membantu pasien skizofrenia dalam proses penyembuhannya dengan menggunakan sistem sumber daya sebagai dukungan dalam upaya penyembuhan pasien skizofrenia. Metode perlakuan yang dilakukan dalam pengobatan atas penderita skizofrenia ini melalui terapi medis yakni dengan menyediakan obat medis untuk mengembalikan keberfungsian sosial dari pasien penderita skizofrenia. Tahapan terapi fungsi sosial melewati beberapa aktifitas: (a) pemahaman keluarga atas disabilitas kognitif; (b) pengenalan skizofrenia pada lingkungan; (c) penggalian potensi penderita skizofrenia.","PeriodicalId":403045,"journal":{"name":"EMPATI: Jurnal Ilmu Kesejahteraan Sosial","volume":"53 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-06-19","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"123693394","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Efektivitas Pembinaan Kemandirian Narapidana di Lembaga Pemasyarakatan Wirogunan Yogyakarta","authors":"Muhammad Ali Equatora","doi":"10.15408/EMPATI.V7I1.9648","DOIUrl":"https://doi.org/10.15408/EMPATI.V7I1.9648","url":null,"abstract":"Abstract. Research on the effectiveness in coaching independence prisoners in Wirogunan Yogyakarta has begun and aims to determine the effectiveness in coaching independence inmates start with the implementations aimed at the realization of prisoners who have self-reliance skills. This study used a qualitative descriptive approach, where the primary data found by asking questions of the officials on issues related to assimilation processing job (coaching independence) from both structural field officials. Base on the research, it is known that the effectiveness of coaching independence inmates still not optimal condition apart from several factor, including the human factor other support, human resources, process guidance, available budget and bureaucracy. Effort needs to be done to overcome obstacles in coaching independence inmates were cooperating with the government agencies and institutions in an effort to increase public guidance to prisoners; strong motivation from the persons with the principles of morality and idealist; the effort to improve the walfare agency officials to increase the loyality of officers in carrying out the existence of moral. Researchers sugget the necessity of an understanding of the responsibilities in coaching independent prisoners with all parties, especially the components in the criminal justice system such as police, prosecutors, and court to actively enroll people, and the government and the private sector in efforts to confront obstacles in the face of prison. Abstrak. Penelitian tentang efektifitas pembinaan pada para narapidana yang bebas di Wirogunan Yogyakarta bertujuan guna menentukan efektifitas pembinaan atas mereka yang dimulai dengan berbagai implementasi untuk mewujudkan tahanan yang memiliki keterampilan kemandirian diri. Studi ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif di mana data primer diperoleh dengan mengajukan pertanyaan pada petugas resmi terkait isu pekerjaan proses asimilasi (melatih tahanan yang bebas) dari petugas yang terbagi secara struktural. Berdasarkan riset ini, diketahui bahwa efektifitas pembinaan narapidana jauh dari kondisi optimal terkait beberapa faktor yang meliputi faktor kemanusiaan, seperti dukungan, sumber daya manusia, pembinaan, ketersediaan anggaran, dan birokrasi. Upaya yang diperlukan untuk mengatasi tantangan pembinaan narapidana yang bebas adalah bekerjasama dengan agen-agen pemerintah dan berbagai lembaga guna meningkatkan peningkatkan pembinaan narapidana, motivasi yang kuat dari orang-orang beserta prinsip-prinsip moralitas dan idealisme, upaya meningkatkan kesejahteraan oleh petugas guna meningkatkan loyalitas dalam mengemban eksistensi moral. Peneliti menyarankan perlunya pemahaman tanggung jawab dalam membina narapidana bebas dengan seluruh bagian-bagiannya khususnya komponen-komponen di dalam sistem keadilan hukum seperti polisi, jaksa, dan pengadilan agar secara aktif mendaftarkan masyarakat, pemerintah dan sektor privat dalam upaya mengatasi tantan","PeriodicalId":403045,"journal":{"name":"EMPATI: Jurnal Ilmu Kesejahteraan Sosial","volume":"119 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-06-19","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"114915980","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Drawing the Cause of Social Conflict in Pemilukada","authors":"Nadya Kharima","doi":"10.15408/EMPATI.V7I1.10005","DOIUrl":"https://doi.org/10.15408/EMPATI.V7I1.10005","url":null,"abstract":"Abstract. The rise of social conflicts generated in Pemilukada in different ways need an anticipated measure. If the problems continue to increase, Social Development Goals such as community development is difficult to realize while public will only be a victim. In this regard, this article intends to explore a case of social conflict during Pemilukada in Palopo City. This means understanding the causes of the emergence of social conflicts exists in during Pemilukada. Utilizing a qualitative research approach with exploration methods based on available sources, the analysis is performed by linking the existing conflict theory with the results of interviews and observations of the author. Findings indicates three points generating the emergence of social conflict, where each of them have a deterrent social conflict in Pemilukada. Abstrak. Maraknya konflik sosial yang ditimbulkan dalam pemilukada di berbagai daerah sudah seharusnya dapat diantisipasi secara lebih baik. Karena jika masalah sosial ini terus mengalami peningkatan maka salah satu tujuan dari pembangunan sosial yaitu pengembangan masyarakat justru tidak akan terwujud karena masyarakat hanya akan menjadi korban dari konflik yang telah terjadi selama pemilukada berlangsung. Karena itu, penulis mencoba untuk melakukan penelitian berdasarkan salah satu kasus konflik sosial yang telah terjadi pada pemilukada yaitu di Kota Palopo. Berkaca dari konflik sosial yang terjadi dalam pemilukada di Kota Palopo, penulis mencoba menakar apa saja penyebab dari munculnya konflik sosial yang ada dalam pemilukada. Dengan menggunakan teknik penelitian kualitatif dengan metode ekplorasi berdasarkan sumber-sumber yang ada. Kemudian analisa dilakukan dengan menghubungkan antara teori konflik yang ada dengan hasil wawancara dan pengamatan penulis. Di mana dari analisa penulis telah ditemukan tiga hal yang menjadi penyebab dari munculnya konflik sosial, masing-masing dari ketiganya ini juga dapat menjadi pencegah terjadinya konflik sosial dalam pemilukada.","PeriodicalId":403045,"journal":{"name":"EMPATI: Jurnal Ilmu Kesejahteraan Sosial","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-06-19","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"130447319","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Penerapan Pola Orang Tua Asuh terhadap Remaja Putus Sekolah di Panti Sosial Bina Remaja (PSBR) Bambu Apus Jakarta Timur","authors":"Maygie Priayudana","doi":"10.15408/empati.v7i1.10004","DOIUrl":"https://doi.org/10.15408/empati.v7i1.10004","url":null,"abstract":"Abstract. Teenagers or adolescents are perceived as an investment and accordingly seen as a potential for the welfare and nation assets in the future by parents. It is important to produce generation serving as the backbone of a nation need an early preparation by the parents through fulfillment of physical, mental and social needs in accordance with growth period. As an institution responsible for the problems of a dropping out teenage, PSBR Bambu Apus of East Jakarta is in charge of providing a professional social services for a drop-outs cases. In cooperation with other social institutions, PSBR provides a holistic guidance and services by using different care systems such as dormitories as residence and socialization of beneficiaries through foster parents. This research is a qualitative study providing an overview of how the implementation of foster parent patterns for a drop out teenagers. Abstrak. Anak atau remaja merupakan investasi bagi orang tua, bahkan merupakan potensi kesejahteraan serta aset bangsa di masa depan. Untuk mencetak generasi yang kelak dapat menjadi tulang punggung bangsanya harus dipersiapkan sejak dini oleh orang tua melalui pemenuhan kebutuhan baik fisik, mental maupun sosial yang sesuai dengan masa tumbuh kembangnya, menjadi penting. Sebagai instansi yang bertanggung jawab terhadap permasalahan remaja putus sekolah terlantar, PSBR Bambu Apus Jakarta Timur bertugas memberikan pelayanan sosial secara profesional bagi remaja putus sekolah terlantar. PSBR melakukan bimbingan dan pelayanan yang bersifat holistik dengan menggunakan sistem asuhan yang berbeda dengan sistem di panti sosial lain yang menggunakan asrama sebagai tempat tinggal dan tempat sosialisasi para penerima manfaat yaitu melalui orang tua asuh. Oleh karena itu, penulis melakukan penelitian kualitatif yang akan memberikan gambaran bagaimana penerapan pola orang tua asuh terhadap remaja putus sekolah.","PeriodicalId":403045,"journal":{"name":"EMPATI: Jurnal Ilmu Kesejahteraan Sosial","volume":"354 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-06-19","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"114750845","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"HUBUNGAN RELIGIUSITAS, DUKUNGAN SOSIAL DAN TINGKAT STRES TERHADAP PERILAKU COPING ORANG TUA ANAK PENYANDANG DISABILITAS UNIT PELAYANAN DISABILITAS (UPD) KOTA TANGERANG SELATAN","authors":"Muhammad Nurman Novian","doi":"10.15408/empati.v8i1.14697","DOIUrl":"https://doi.org/10.15408/empati.v8i1.14697","url":null,"abstract":"Abstract. “Coping” behavior towards families of children with disabilities is suspected by a variety of parental conditions, such as the spiritual parent in dealing with social problems, parental stress levels and social support will trigger the direction of “coping” behavior of parents with children with disabilities. This study will look at the influence of spiritual variables, social support and stress levels in influencing the “coping” behavior of parents with children with disabilities who receive UPD Tangsel assistance. This research uses a quantitative approach. Based on the techniques in data collection, this research is a survey research. Survey research was carried out through questionnaires and formal interviews to collect information, background, behavior, beliefs and attitudes of people. Data processing was carried out using SPSS 25 software. At the value of the level of religiosity is smaller than α (0.005). So, 0,000 <0.005, then Ho is rejected and H1 is accepted. Thus, there is a relationship between the level of religiosity with the level of coping. At the level of social support, the value is smaller than α (0.005). So, 0,000 <0.005, then Ho is rejected and H1 is accepted. In the stress level variable, the value is smaller than α (0.005). So, 0,000 <0.005, then Ho is rejected and H1 is accepted. The conclusion is that there is a relationship between the level of religiosity, the level of social support and the level of stress with the level of coping of parents of children with disabilities in the South Tangerang City Disability Service Unit (UPD). Abstrak. Perilaku coping terhadap keluarga anak penyandang disabilitas ditengarai oleh berbagai kondisi orang tua, seperti spiritual orangtua dalam menghadapi permasalahan sosialnya, tingkat stres orangtua dan dukungan sosialnya akan memicu arah perilaku coping orangtua dengan anak penyandang disabilitas. Penelitian ini akan melihat pengaruh dari variabel spiritual, dukungan sosial dan tingkat stres dalam mempengaruhi perilaku coping orangtua dengan anak penyandang disabilitas penerima bantuan UPD Tangsel. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, berdasarkan teknik dalam pengambilan datanya maka penelitian ini merupakan penelitian survei. Penelitian survei dilakukan melalui kuesioner tertulis serta wawancara formal guna mengumpulkan informasi, latar belakang, perilaku, kepercayaan dan sikap orang, pengolahan data dilakukan menggunakan software SPSS 25. Pada nilai tingkat religiusitas lebih kecil dari α (0,005). Sehingga 0,000 < 0,005, maka Ho ditolak dan H1 diterima. Dengan demikian terdapat hubungan tingkat religiusitas dengan tingkat coping. Pada tingkat dukungan sosial nilainya lebih kecil dari α (0,005). Sehingga 0,000 < 0,005, maka Ho ditolak dan H1 diterima. Pada variabel tingkat stress nilainya lebih kecil dari α (0,005). Sehingga 0,000 < 0,005, maka Ho ditolak dan H1 diterima. Kesimpulannya yaitu terdapat hubungan antara tingkat religiusitas, tingkat dukungan sosial","PeriodicalId":403045,"journal":{"name":"EMPATI: Jurnal Ilmu Kesejahteraan Sosial","volume":"467 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-06-10","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"123057781","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}