{"title":"RESIPROSITAS, PASAR, DAN PATRONASE: SKETSA POLA INTERAKSI PELAKU USAHA DI KEPULAUAN NUSA UTARA (1970-2010)","authors":"H. Gunawan","doi":"10.36869/wjsb.v7i1.95","DOIUrl":"https://doi.org/10.36869/wjsb.v7i1.95","url":null,"abstract":"Tulisan ini bertujuan menggambarkan sebuah proses silang budaya yang membentuk, tidak hanya sebuah jejaring sosial tetapi membentuk pengalaman kebersamaan di antara warga etnis pendukung kebudayaan yang berbeda. Lokasi penelitian ini difokuskan pada daerah Kabupaten Sitaro atau Siau-Tagulandang-Biaro. Data kualitatif yang dikumpulkan berupa dokumen di kantor pemerintah Kabupaten di Ondong, juga dilakukan pengamatan di pasar Ondong untuk melihat pola resiprositas dan sekaligus sistem pasar. Wawancara dipusatkan pada informan pangkal di Kota Ulu dan di pasar Ondong. Sebagai bahan perbandingan, dilakukan wawancara secara mendalam dengan dua pengusaha di Tagulandang, pengusaha yang mewakili kelompok peralihan dari pola resiprositas ke patronase. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa setiap “anak dagang” yang ada, sebagian besar pernah bekerja sebagai pembantu di rumah, kemudian di toko “Induk Semang”-nyapada masa muda mereka. Sehingga, dapat diketahui bahwa mereka pernah memperoleh pendidikan informal dalam bidang bisnis.","PeriodicalId":374972,"journal":{"name":"Walasuji : Jurnal Sejarah dan Budaya","volume":"195 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-06-18","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"133234126","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"ORANG TOMIA: KOMUNITAS MARITIM DAN KEPARIWISATAAN DI WAKATOBI","authors":"M. Sani","doi":"10.36869/wjsb.v7i1.86","DOIUrl":"https://doi.org/10.36869/wjsb.v7i1.86","url":null,"abstract":"Penelitian ini bertujuan: (1) untuk mendeskripsikan Pulau Tomia sebagai salah satu destinasi wisata bahari di Kabupaten Wakatobi; (2) mengungkapkan keragaman seni tari tradisi dan budaya maritim orang Tomia sebagai modal wisata. Selain tari tradisi, juga terdapat ritual dan pesta rakyat yang dilakukan secara berkala. Apalagi di Pulau Tomia terdapat destinasi wisata yang telah populer, terutama bagi wisatawan mancanegara sebagai destinasi wisata bahari yang memiliki pesona bawah laut bagi para penyelam. Namun demikian, dalam penelitian ini, terungkap bahwa destinasi One Moba’a di Pulau Tomia yang telah mengglobal, belum berdampak secara signifikan bagi masyarakat lokal. Karena itu, perlu ada upaya mensinergikan kawasan wisata One Moba’a dengan melibatkan potensi seni tari tradisi masyarakat lokal tersebut sebagai diversifikasi atraksi wisata. Penelitian inidilakukan berdasarkan paradigma konstruktivisme melalui teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara multivocal dialogis serta observasi dan teknik dokumentasi tentang masyarakat dan kebudayaan orang Tomia.","PeriodicalId":374972,"journal":{"name":"Walasuji : Jurnal Sejarah dan Budaya","volume":"53 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-06-18","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"133776839","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"FUNGSI DAN MAKNA TRADISI UPACARA MONAHU NDAU’U PADA KEGIATAN PERTANIAN OLEH MASYARAKAT TOLAKI DI DESA BENUA KABUPATEN KONAWE SELATAN","authors":"A. Asis","doi":"10.36869/wjsb.v7i1.93","DOIUrl":"https://doi.org/10.36869/wjsb.v7i1.93","url":null,"abstract":"Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan fungsi dan makna upacara tradisi Monahu Ndau’u di Desa Benua. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif deskriptif dengan teknik pengumpulan data berupa pengamatan, wawancara, dan studi pustaka. Hasil penelitian menunjukkan bahwa masyarakat Tolaki di Desa Benua masih melakukan sistem perladangan berpindah-pindah. Pengolahan lahan secara tradisional ini dilakukan melalui beberapa tahap, yaitu: pemilihan lahan, pembukaan lahan, penanaman, perawatan, dan panen. Sebelum masa tanam, masyarakat melakukan upacara Monahu Ndau’u. Upacara ini merupakan tradisi budaya masyarakat Tolaki di Desa Benua yang dilakukan ketika menjelang musim tanam. Pelaksanaannya mengandung banyak makna dan fungsi. Tradisi ini diawali dengan kegiatan Kanda atau Lulo Ngganda yangbermakna kegembiraan karena sudah tiba musim tanam. Upacara tersebut melibatkan seluruh masyarakat untuk menyiapkan segala sesuatu yang dibutuhkan. Tolak Bala berfungsi untuk mengusir penyakit tanamanyang dapat menyebabkan gagal panen; menghindarkan konflik dan kesalahpahaman di kalangan warga; dan menari bersama selama tiga malam sebagai media hiburan, berturut-turut pada bulan ke 14, 15, dan 16 dengan menggunakan api unggun.","PeriodicalId":374972,"journal":{"name":"Walasuji : Jurnal Sejarah dan Budaya","volume":"60 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-06-18","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"114184981","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"DINAMIKA PEMBELAJARAN K13 SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA) DI KOTA KENDARI (2013-2019)","authors":"Sahajuddin Sahajuddin","doi":"10.36869/wjsb.v11i1.71","DOIUrl":"https://doi.org/10.36869/wjsb.v11i1.71","url":null,"abstract":"Kajian ini menguraikan tentang dinamika pembelajaran kurikulum 2013 Sekolah Menengah Atas (SMA) di Kota Kendari. Metode yang digunakan adalah metode sejarah yang menjelaskan persoalan berdasarkan perspektif sejarah, khususnya pendekatan sejarah lisan. Hasil kajian menunjukkan bahwa pelaksanaan pembelajaran K13 di tingkat SMA Kota Kendari belum terlaksana secara maksimal. Penyebabnya dapat bermacam-macam, mulai dari sosialisasi yang kurang efektif karena mementingkan penyelesaian program sosialisasi dari pada substansi proses output -nya, sistem penilaian yang terlalu banyak sehingga syarat modifikasi, kebijakan pemerintah daerah, serta persoalan lainnya yang berproses dalam dinamika pendidikan. Tetapi di lain pihak, ada inisiatif yang kreatif dari pihak sekolah dan masyarakat walaupun belum berkesinambungan dan menyeluruh setiap sekolah. Sekolah memiliki Komite Sekolah dan MGMP, dimana persoalan pengembangan pembelajaran K13 mampu diminimalisir. Dan semua itu berproses dalam dinamika yang haruskan adanya pembenahan kurikulum 2013. Selain perlunya pengembangan dan pemenuhan kompetensi guru sebelum bertugas oleh pemerintah. Kemudian dalam proses belajar-mengajar diperlukan adanya pembelajaran yang berbasis kemitraan, dan berusaha mewujudkan idealitas sistem pendidikan nasional Indonesia.","PeriodicalId":374972,"journal":{"name":"Walasuji : Jurnal Sejarah dan Budaya","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-06-18","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"129210420","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"PROSES INTEGRASI ETNIS TIONGHOA DENGAN PENDUDUK LOKAL DI KOTA PALOPO","authors":"Sritimuryati Sritimuryati","doi":"10.36869/wjsb.v11i1.63","DOIUrl":"https://doi.org/10.36869/wjsb.v11i1.63","url":null,"abstract":"Konsep integrasi bangsa, integrasi budaya dan dinamika sosial yang digunakan dalam kajian ini adalah usaha dan proses mempersatukan perbedaan-perbedaan yang ada pada suatu negara sehingga tercipta keserasian dan keselarasan secara nasional. Seperti yang kita ketahui, Indonesia merupakan bangsa yang sangat besar baik dari kebudayaan ataupun wilayahnya. Penelitian ini dilakukan untuk memahahi sejarah migrasi etnis Tionghoa di kota Palopo dengan melihat berbagai aspek penting yang mempengaruhi proses Integrasi bangsa yang akan melahirkan terciptaya integrasi nasional. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode sejarah dengan metode pengumpulkan data melului metode kepustakaan (Library Research) dan metode lapangan (Field Research).","PeriodicalId":374972,"journal":{"name":"Walasuji : Jurnal Sejarah dan Budaya","volume":"14 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-06-18","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"131402641","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"PERJUANGAN SULTAN ALAUDDIN RAJA GOWA KE-14 (1593-1639)","authors":"Syahrir Kila","doi":"10.36869/wjsb.v7i1.84","DOIUrl":"https://doi.org/10.36869/wjsb.v7i1.84","url":null,"abstract":"Artikel ini bertujuan mengungkap dan menjelaskan sejarah perjuangan Sultan Alauddin selaku Raja Gowa ke-14 di Kerajaan Gowa. Metode yang digunakan adalah metode sejarah yang meliputi empat tahapan kerja secara sistematis, yaitu heuristik, kritik sumber, interpretasi dan historiografi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Raja Tallo sebagai Mangkubumi Kerajaan Gowa-Tallo yang pertama kali menerima agama Islam adalah I Malingkaang Daeng Nyonri Karaeng Katangka dan dinamai Sultan Abdullah Awwalul Islam setelah memeluk agama Islam. Sementara itu, Raja Gowa yang pertama memeluk agama Islam adalah Sultan Alauddin yang bernama I Mangngarangi Daeng Manrabbia. Mereka menyebarkan agama Islam kepada kerajaan-kerajaan sekutunya. Dalam menyebarkan agama Islam, banyak kerajaan lokal menolaknya, terutama yang berada di wilayah Bugis, karena diduga bahwa hal tersebut dilakukan untuk memperluas wilayah kekuasaan semata dengan berlindung pada penyebaran agama Islam. Penolakan tersebut menimbulkan perang yang lazim disebut Perang Pengislaman (musu selleng).","PeriodicalId":374972,"journal":{"name":"Walasuji : Jurnal Sejarah dan Budaya","volume":"112 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-06-18","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"116738528","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"TRADISI MANRE SIPULUNG OLEH MASYARAKAT WATANGNEPO DI DESA NEPO KABUPATEN BARRU","authors":"Ansaar Arabe","doi":"10.36869/wjsb.v7i1.88","DOIUrl":"https://doi.org/10.36869/wjsb.v7i1.88","url":null,"abstract":"Manre sipulung berarti makan bersama dan merupakan salah satu tradisi budaya masyarakat Bugis di Desa Nepo, Kabupaten Barru, yang hingga kini masih dipertahankan setelah panen padi. Materi tulisan ini diambil dari hasil penelitian lapangan yang menggunakan metode wawancara, pengamatan, dan kajian pustaka. Tulisan ini bertujuan untuk mendeskripsikan pelaksanaan tradisi manre sipulung dan mengkaji nilai-nilai budaya yang terkandung di dalamnya. Hasil pembahasan menunjukkan bahwa dalam pelaksanaannya, tradisi manre sipulung tidak hanya dihadiri oleh warga setempat, tetapi juga dari luar desa, bahkan luar kabupaten. Masyarakat setempat percaya bahwa keberuntungan akan datang jika tradisi manre sipulung terlaksana dengan baik, misalnya masyarakat akan mendapatkan curah hujan yang sangat dibutuhkan dalam kegiatan pertanian, ketenteraman kampung terjaga, serta rezeki masyarakat lebih meningkat. Sebaliknya, harapan bersama sulit tercapai jika tradisi manre sipulung tidak dilaksanakan. Dalam pelaksanaan tradisi manre sipulung, terkandung beberapa nilai budaya yang dapat dijadikan acuan dalam hidup bermasyarakat, antara lain: nilai musyawarah, nilai solidaritas dan nilai kebersamaan.","PeriodicalId":374972,"journal":{"name":"Walasuji : Jurnal Sejarah dan Budaya","volume":"12 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-06-18","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"127277716","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"ADMINISTRASI PEMERINTAHAN GEMEENTE DI SALATIGA TAHUN 1917-1942","authors":"Fandy Aprianto Rohman","doi":"10.36869/wjsb.v11i1.64","DOIUrl":"https://doi.org/10.36869/wjsb.v11i1.64","url":null,"abstract":"Salatiga memang penuh dinamika karena pemerintah Hindia-Belanda seakan-akan tak mau berhenti menatanya. Salatiga lantas ditetapkan sebagai stadsgemeente oleh Gubernur Jenderal Johan Paul van Limburg Stirum melalui Staatsblad No. 266 tanggal 25 Juni 1917, yang kemudian meningkat menjadi gemeente pada tahun 1926. Adapun permasalahan pokok dalam penelitian ini adalah administrasi pemerintah gemeente di Salatiga, hingga pembangunan infrastuktur yang dilakukan oleh pemerintah Hindia-Belanda untuk mengubah citra Salatiga menjadi kota kolonial dalam kurun waktu sejak tahun 1917 sampai dengan 1942. Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode sejarah kritis yang terdiri dari empat tahap, yaitu heuristik, kritik sumber (verifikasi), interprestasi, dan historiografi. Berdasarkan kajian yang dilakukan, de Gemeente Salatiga dipimpin oleh seorang burgermeester (wali kota) yang dibantu oleh gemeenteraad (dewan kota), sedangkan sumber daya ekonomi pemerintah Hindia-Belanda diperoleh melalui pendapatan dari berbagai pajak. Fasilitas dan infrastruktur yang dibangun oleh pemerintah Hindia-Belanda meliputi fasilitas perkantoran, gedung-gedung pemerintahan, sekolah-sekolah, dan kawasan permukiman penduduk.","PeriodicalId":374972,"journal":{"name":"Walasuji : Jurnal Sejarah dan Budaya","volume":"53 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-06-18","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"124566509","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"ANDI IDJO KARAENG LALOLANG: PERGUMULAN DALAM KEMELUT PERJUANGAN BANGSA DI SULAWESI SELATAN 1945-1950","authors":"Muhammad Amir","doi":"10.36869/wjsb.v7i1.85","DOIUrl":"https://doi.org/10.36869/wjsb.v7i1.85","url":null,"abstract":"Kajian ini bertujuan mengungkap dan menjelaskan peranan Andi Idjo Karaeng Lalolang dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia, memperjuangkan pembentukan Negara Indonesia Timur (NIT), dan menata swapraja atau kerajaan-kerajaan di Sulawesi Selatan. Metode yang digunakan adalah metode sejarah yang menjelaskan persoalan berdasakan perspektif sejarah. Hasil kajian menunjukkan bahwa Andi Idjo bukan hanya sebagai seorang raja (sombaya) Gowa, melainkan juga seorang pemimpin yang sejak proklamasi kemerdekaan mendukung dan berperan dalam perjuangan mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Namun dalam perkembangannya, ia juga mendukung gagasan pembentukan negara federal sesuai Persetujuan Linggarjati. Hal tersebut menyebabkan Andi Idjo menerima pembentukan Negara Indonesia Timur, kemudian diangkat menjadi Wakil Ketua Hadat Tinggi Sulawesi Selatan. Setelah pengakuan kedaulatan, ia kembali kepada sikapnya semula yang mendukung Republik Indonesia seiring dengan maraknya tuntutan agar NIT dan RIS dibubarkan.","PeriodicalId":374972,"journal":{"name":"Walasuji : Jurnal Sejarah dan Budaya","volume":"75 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-06-18","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"123981584","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"FALSAFAH HIDUP ORANG BUGIS TERHADAP BUDAYA KERJA PADA PT AMANAH DI MAKASSAR","authors":"Safriadi Safriadi","doi":"10.36869/wjsb.v11i1.61","DOIUrl":"https://doi.org/10.36869/wjsb.v11i1.61","url":null,"abstract":"Tulisan ini mendeskripsikan tentang falsafah hidup dan sistem nilai budaya masyarakat Bugis pada PT Amanah Finance Makassar.Penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif yang menjelaskan falsafah hidup masyarakat bugis yang terintegrasi pada budaya organisasi perusahaan. Metode pengumpulan data menggunakan teknik observasi, wawancara mendalam dan studi kepustakaan untuk menemukan data tertulis terkait tema penelitian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa falsafah hidup masyarakat Bugis seperti, “mappasona ri dewwata sewwae, resopa temmangingi na malomo naletei pemmase dewatae, dan sipatuo sipatokkong” yang diwujudkan dalam filosopi perusahaan yang disebut dengan Jalan Kalla menjadi nilai dasar dan acuan dalam beraktivitas karyawan maupun level manajemen perusahaan. Jalan Kalla tersebut menjadi pola dasar dalam merumuskan kebijakan dan strategi bisnis perusahaan dalam rangka melanjutkan daur hidupnya.","PeriodicalId":374972,"journal":{"name":"Walasuji : Jurnal Sejarah dan Budaya","volume":"26 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-06-18","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"121796351","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}