{"title":"GEREJA RAMAH ANAK MEMBUKA PINTU GEREJA BAGI ANAK-ANAK DENGAN DISABILITAS DAN KELUARGA MEREKA","authors":"Lidanial .","doi":"10.47596/sg.v2i2.160","DOIUrl":"https://doi.org/10.47596/sg.v2i2.160","url":null,"abstract":"Anak-anak dengan disabilitas adalah bagian dari tubuh Kristus, yang semestinya mendapatkan pelayanan dari gereja. Bukan hanya itu, sebagai anggota tubuh Kristus, mereka juga mendapat karunia rohani untuk membangun tubuh Kristus. Tetapi, sangat jarang ditemukan gereja yang mempunyai program pelayanan atau pembinaan khusus di mana anak-anak dengan disabilitas dan keluarga mereka, khususnya orang tua atau pengasuh (care giver) mereka, mendapatkan pelayanan maupun berkesempatan untuk mengambil bagian dalam pelayanan. Artikel ini bertujuan untuk mendorong gereja-gereja memberikan perhatian, memikirkan, merencanakan dan mulai bergerak untuk melayani anak-anak dengan disabilitas dan keluarga mereka yang Tuhan hadirkan di tengah kehidupan bergereja.","PeriodicalId":353047,"journal":{"name":"SOLA GRATIA: Jurnal Teologi Biblika dan Praktika","volume":"103 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-01-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"133757707","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"IMPORTANT TEXTUAL VARIANTS IN MARK 1l1","authors":"Do Ngoc Hoa","doi":"10.47596/sg.v2i2.182","DOIUrl":"https://doi.org/10.47596/sg.v2i2.182","url":null,"abstract":"This article presents important variants in Mark 1:1. Using the textual criticism method, it atttempts to explain the weight of the variants. In the end, it concludes that the longer variant is preferable than its shorter counterpart.","PeriodicalId":353047,"journal":{"name":"SOLA GRATIA: Jurnal Teologi Biblika dan Praktika","volume":"202 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-01-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"116148371","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Keberhasilan Seorang Pemimpin Gereja Dalam Menjadi Panutan Dan Dampaknya dalam Pertumbuhan Gereja","authors":"Darren Kristandi","doi":"10.47596/sg.v2i2.148","DOIUrl":"https://doi.org/10.47596/sg.v2i2.148","url":null,"abstract":"Sebagai pemimpin yang baik, haruslah menjadikan visi dan misi menjadi tujuan utama dalam mencapai hasil didalam kepemimpinan. Seorang pemimpin harusnya memberikan sebuah pengaruh bukan justru dipengaruhi. Seorang memimpin dengan menjalan roda kepemimpinannya sendiri bukan digerakkan oleh tuntutan orang lain. Segalanya jatuh bangun tergantung pada kepemimpinan. Dan kepemimpinan sesungguhnya berkembang dari dalam ke luar. Jika Anda dapat menjadi pemimpin yang seharusnya di dalam, Anda dapat menjadi pemimpin seperti yang Anda kehendaki di luarnya. Kepemimpinan tidak pernah berhenti, akan terus bergerak, dan menuntut seorang pemimpin untuk terus berkembang. Manusia akan terus belajar dan semakin banyak mengetahui hal-hal baru, sehingga pemimpin dengan pengetahuan yang luaslah yang akan mendapatkan banyak pengikut.","PeriodicalId":353047,"journal":{"name":"SOLA GRATIA: Jurnal Teologi Biblika dan Praktika","volume":"173 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-01-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"131122533","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Berlaku Adil dalam Kemewahan: Pembacaan atas Am 6:1-7 or Doing Justice in Luxury: A Reading of Am 6:1-7","authors":"K. -","doi":"10.47596/sg.v2i2.169","DOIUrl":"https://doi.org/10.47596/sg.v2i2.169","url":null,"abstract":"In the Book of Amos the picture of social life is so real. Unfortunately, this situation is dominated by a worrisome situation where people are being oppressed by the authorities, whoever they are. But what needs to be looked at is whether social justice was possible at that time? The answer is obviously perhaps as championed by the prophets, including the Prophet Amos. So, what does fairness mean? The story of the Prophet Amos who preached among the Israelites offered a perspective of being fair in the midst of luxury for humans today. This article is about to tickle that even in during of luxury, justice is nested. The writing of this article uses the synchronic method with the help of G. Lenski's theory and analyses the world of the text and the world in front of the text, then adds the repertoire of searching expert opinions synthesised by the author. It's acceptable to live a luxurious life, if it doesn't hurt others, that's the message of the Prophet Amos, the messenger of God. Living in luxury is not wrong, it's just not right when it is obtained from the sacrifices and suffering of others and even exhibited for the needy (Am 4:1-3, 5:11-12, 8:4-6). The Israelites forgot that the luxury they got was a gift from God.","PeriodicalId":353047,"journal":{"name":"SOLA GRATIA: Jurnal Teologi Biblika dan Praktika","volume":"13 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-01-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"132533485","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"PERAN EKSKLUSIF ORANGTUA DALAM MEMBENTUK KONSEP DIRI REMAJA KRISTEN","authors":"Sostenis Nggebu","doi":"10.47596/sg.v2i2.154","DOIUrl":"https://doi.org/10.47596/sg.v2i2.154","url":null,"abstract":"ABSTRACTThe study of this article is directed at shaping the self-concept of Christian youth. The self-concept is so important to their existence that its fulfillment requires the active role of their parents. The formation of youth self-concept according to God's will is an exclusive call from God for parents to build youth into the likeness of Jesus Christ. To deepen the discussion, the author uses the literature study method in explaining healthy self-concepts for adolescents. Through this study, the authors found an important fact that the self-concept of adolescents is closely related to the coaches of adolescents in a constructive and applicable manner. Parents have the primary responsibility in guiding youth to become accustomed to hearing God's word and obeying the requirements of Jesus Christ for their lives. In managing a harmonious relationship with God, they learn to discover for themselves the dynamics of life by walking in God's word and are able to apply God's truth in their lives. In this aspect, they will grow into the likeness of Jesus Christ and mature in faith as a tangible manifestation of the actualization of a healthy and true self-concept according to Christian faith.Keywords: adolescents; God; Jesus; parents; self-concept. ABSTRAKKajian artikel ini diarahkan pada pembentukan konsep diri para remaja Kristen. Konsep diri begitu penting bagi eksistensi mereka maka pemenuhannya memerlukan peran aktif orangtua mereka. Pembentukan konsep diri remaja yang sesuai dengan kehendak Allah merupakan panggilan yang eksklusif dari Allah bagi orangtua untuk membina para remaja menjadi milik Yesus Kristus. Untuk mendalami pembahasannya, penulis menggunakan metode studi pustaka dalam menjelaskan konsep diri yang sehat bagi para remaja. Melalui studi tersebut, penulis menemukan fakta penting bahwa dalam konsep diri remaja erat kaitan dengan pembina terhadap para remaja secara konstruktif dan aplikatif. Orangtua memiliki tanggung jawab utama dalam menuntun para remaja agar membiasakan diri dengar-dengaran akan firman Allah dan taat pada tuntutan Yesus Kristus bagi hidup mereka. Dalam menata hubungan yang harmonis dengan Tuhan, mereka belajar menemukan sendiri dinamika hidup dengan berjalan dalam firman Allah dan mampu menerapkan kebenaran Allah itu di dalam hidup mereka. Dalam aspek inila mereka akan bertumbuh menjadi serupa dengan Yesus Kristus dan menjadi dewasa dalam iman sebagai wujud nyata dari aktualisasi dari konsep diri yang sehat dan benar sesuai iman Kristen.Kata kunci: Allah; konsep diri; orangtua; remaja; Yesus.","PeriodicalId":353047,"journal":{"name":"SOLA GRATIA: Jurnal Teologi Biblika dan Praktika","volume":"7 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-01-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"121180980","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Siapa yang Benar? “Tafsir Misional atas Imamat 19:15 untuk Mengatasi Masalah Buruh Migran Indonesia “Ilegal” di Malaysia”","authors":"Alvian Apriano","doi":"10.47596/sg.v2i1.149","DOIUrl":"https://doi.org/10.47596/sg.v2i1.149","url":null,"abstract":"Pola migrasi ilegal yang dipilih oleh beberapa imigran di Malaysia menjadi persoalan rumit yang berkembang di Indonesia. Bahkan, para imigran yang demikian dianggap pendatang haram atau PATI (Pendatang Asing Tanpa Izin) oleh pihak Malaysia, sehingga dalam dasar itu, hak eksistensial mereka mulai dibela. Iman Kristen mengenal logika kasih dalam bermisi dan tolok ukur logika kasih tersebut ialah tindakan kasih yang sentrifugal, sehingga dalam hal ini para PATI yang menjadi tertekan itu merupakan pusat tindakan kasih. Akan tetapi, iman Kristen juga mengenal teks Imamat 19:15 yang menekankan keadilan dengan tindakan yang sewajarnya. Jika dihubungkan dengan teks, maka tindakan yang sewajarnya ialah hak eksistensial para PATI tidak perlu dibela, karena mereka imigran yang tidak wajar (yang Tanpa Izin). Oleh karena itu, membaca ulang teks Imamat 19:15 dan menelusurinya dengan perspektif logika kasih dalam bermisi dan etika Kristiani memandang persoalan itu sangat diperlukan.","PeriodicalId":353047,"journal":{"name":"SOLA GRATIA: Jurnal Teologi Biblika dan Praktika","volume":"41 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-07-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"125163362","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Eskatologi Era Reformasi Indonesia: Pembacaan Poskolonial terhadap Wahyu 21-22:5 dalam Memikirkan Eskatologi dari Indonesia","authors":"Christo Antusias Davarto Siahaan","doi":"10.47596/sg.v2i1.166","DOIUrl":"https://doi.org/10.47596/sg.v2i1.166","url":null,"abstract":"Eskatologi adalah sebuah konsep yang sangat penting dalam studi Perjanjian Baru memiliki kompleksitas, perdebatan dan signifikansi yang besar. Namun demikian, eskatologi lebih banyak dikeluarkan oleh pemahaman dalam konteks Barat, tradisi gereja dan lain sebagainya. Menggunakan metode Kritik Poskolonial terhadap kitab suci khususnya teks Wahyu 21-22: 5 dalam dari sudut pandang era reformasi di Indonesia ditemukan bahwa eskatologi khas Indonesia memunculkan pemahaman mengenai adanya sebuah pengharapan. Pengharapan bahwa segala bentuk penindasan, korupsi dan lain sebagainya akan diselesaikan oleh Allah, dan Indonesia akan mengalami kesejahteraan.","PeriodicalId":353047,"journal":{"name":"SOLA GRATIA: Jurnal Teologi Biblika dan Praktika","volume":"13 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-07-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"128555341","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"STUDI EKSPLANATORI DAN KONFIRMATORI TENTANG PENYEMBAH YANG BENAR BERDASARKAN YOHANES 4:1-26 DI KALANGAN JEMAAT ARAS GEREJA NASIONAL SE-KOTA JEMBER","authors":"Y. Handoko, Ana Lestari Uptiningsih","doi":"10.47596/sg.v2i1.147","DOIUrl":"https://doi.org/10.47596/sg.v2i1.147","url":null,"abstract":"Worship is an action that is not foreign to humans in the sense that every human being basically commits an act of worship (homo adorance). So that basically every human being must worship something. Especially for people who are religious, of course they realize that there are people who exceed everything called God / ALLAH. It becomes a problem when sin enters humans, which causes a blurred image of Allah and results in an inaccurate / distorted object of worship that God should be something else. On the other hand, Allah gives freedom to humans to express their worship to Allah which makes people feel that the worship they have done is correct and even feel that the worship they do is the most correct.Jesus in John 4: 1-26 then provides the standard for being a true worshiper, that is, a worshiper who worships in spirit and in truth. This benchmark then becomes a benchmark for researchers to measure and examine the implementation of true worshipers based on John 4: 1-26 among the National Church level congregations throughout the city of Jember.This research uses quantitative research methods with survey and confirmatory methods consisting of the first, literature study or literature study as a basis for a true worshiper theory based on John 4: 1-26. Second, in the form of a statement survey or questionnaire made to identify the correct level of implementation of worshipers based on John 4: 1-26 among the National Church level congregations in Jember which was initially tested for validation by 4 doctors, then construct tests were carried out through orthogonal iterations. 30 samples, then 35 questionnaire items were submitted as the final test to 150 samples.","PeriodicalId":353047,"journal":{"name":"SOLA GRATIA: Jurnal Teologi Biblika dan Praktika","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-07-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"130580241","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"AKTUALISASI PEMAKNAAN NARASI ALLAH SEBAGAI GEMBALA BAGI ORANG PERCAYA MASA KINI DARI TITIK TOLAK TEOLOGI PENTAKOSTA","authors":"Kosma Manurung","doi":"10.47596/sg.v2i1.137","DOIUrl":"https://doi.org/10.47596/sg.v2i1.137","url":null,"abstract":"Menurut Mazmur 23, bagi raja Daud Tuhan itu adalah gembalanya. Di Perjanjian Baru Tuhan Yesus sendiri menyatakan bahwa Dia adalah gembala yang baik. Cerita lainnya yang Alkitab tulis adalah bagaimana selama empat puluh tahun Allah mengembalakan bangsa Israel keluar dari Mesir menuju tanah Perjanjian. Penelitian artikel ini bertujuan ingin menjabarkan pandangan teologi Pentakosta memaknai Allah sebagai gembala. Adapun metodologi yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis teks dan kajian literatur. Berdasarkan hasil penelitian artikel ini Allah sebagai gembala dimaknai berupa pimpinan Allah dalam kehidupan orang percaya dimana Allah memimpin orang percaya untuk masuk dalam rencana-Nya yang sempurna. Allah sebagai gembala juga berarti ada perlindungan dan pemeliharaan Allah yang nyata bagi orang percaya. Allah mengembalakan orang percaya karena didorong oleh cinta kasih-Nya pada orang percaya yang tidak akan tega membiarkan orang percaya berjalan sendiri. ","PeriodicalId":353047,"journal":{"name":"SOLA GRATIA: Jurnal Teologi Biblika dan Praktika","volume":"14 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-07-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"116697351","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"MENIMBANG REGULASI SKB 2 MENTERI DALAM TERANG SEJARAH GEREJA","authors":"D. Aliyanto","doi":"10.47596/sg.v2i1.114","DOIUrl":"https://doi.org/10.47596/sg.v2i1.114","url":null,"abstract":"SKB 2 Menteri Tentang Pendirian Rumah Ibadah di tetapkan pada tanggal 21 Maret 2006 oleh Menteri Agama dan Menteri Dalam Negeri. Sejak ditetapkan, terdapat sebagian gereja yang terdampak regulasi peraturan itu. Penelitian ini berupaya mengkonstruksi sikap gereja masa kini terhadap realitas ini berdasarkan sejarah gereja tahun 30-500 M. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan analisa interaktif yaitu penggumpulan data, penyajian data, reduksi data dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian mencakup: berdasarkan sejarah, gereja masa kini harus memandang SKB 2 Menteri Tentang Pendirian Rumah Ibadah sebagai peraturan yang bertujuan menjaga toleransi antar umat beragama di Indonesia. Selain itu ditemukan bahwa peraturan ini dimanfaatkan oleh orang-orang atau oknum yang tidak bertanggung jawab untuk menekan eksistensi sebagian gereja di Indonesia. Berkaca dari sejarah, hendaknya gereja masa kini hendaknya menjadikan tantangan tersebut sebagai batu loncatan untuk mengalami kuwalitas pertumbuhan iman jemaat. Meskipun demikian, gereja juga memiliki hak untuk berjuang melalui jalur hukum sebagaimana telah diatur dalam undang-undang. Apapun hasilnya gereja harus menjaga diri supaya tidak terlibat aksi anarkhis.Kata kunci: Menimbang, SKB 2 Menteri, Regulasi, Sejarah Gereja.","PeriodicalId":353047,"journal":{"name":"SOLA GRATIA: Jurnal Teologi Biblika dan Praktika","volume":"601 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-07-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"133467679","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}