{"title":"RESENSI BUKU : BIBLICAL AUTHORITY AFTER BABEL : RETRIEVING THE SOLAS IN THE SPIRIT OF MERE PROTESTANT CHRISTIANITY","authors":"B. E. Saputra","doi":"10.47596/SOLAGRATIA.V5I2.61","DOIUrl":"https://doi.org/10.47596/SOLAGRATIA.V5I2.61","url":null,"abstract":"Buku dengan lima bab ini lahir dari kuliah yang diberikan oleh Kevin J. Vanhoozer di Moore College, Australia, pada tahun 2015 – dengan judul “Mere Protestant Christianity: Why Singing Sola Renews and Reforms Biblical Interpretation” (p. xi). Pada bagian preface dan pendahuluan Vanhoozer memberikan penjelasan tentang judul ―Biblical Authority After Babel‖ yang diberikan kepada bukunya. Menurutnya, judul tersebut mengingatkan setiap pembaca bahwa (bagi sebagian orang) Reformasi juga menghasilkan banyak kebingungan dan dampak negatif lainnya, sama seperti pasca peristiwa runtuhnya menara Babel (pp. x, 1-4). Dengan mengutip beberapa ahli, Vanhoozer mencatatkan beberapa dampak negatif dan kebingungan yang dihasilkan oleh Reformasi: Reformasi menumbuhkan semangat sekularisme (Ernst Troeltsch dan Brad Gregory), Reformasi memberikan ruang bagi subyektifisme/individualisme di dalam hal menafsirkan Kitab Suci (H. Richard Niebuhr dan Alister McGrath), Reformasi mendorong perkembangan skeptisisme (Richard Popkin), dan Reformasi menyebabkan perpecahan antar gereja (Hans Boersma dan peter Lethart) (pp. 4-25).","PeriodicalId":353047,"journal":{"name":"SOLA GRATIA: Jurnal Teologi Biblika dan Praktika","volume":"416 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-02-07","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"124171226","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"PANGGILAN MISI","authors":"Mark Simon","doi":"10.47596/solagratia.v2i1.83","DOIUrl":"https://doi.org/10.47596/solagratia.v2i1.83","url":null,"abstract":"Menjadi seorang misionaris atau terlibat pelayanan misi tidak hanya bagi orang-orang atau kelompok tertentu yang merasa terpanggil secara khusus. Melalui survei pandangan Alkitab tentang panggilan pelayanan lintas budaya yang mencakupi Yunus, Petrus, Paulus dan Amanat Agung, dapat disimpulkan bahwa Allah memanggil semua orang percaya untuk terlibat dalam tujuan utama-Nya, yaitu keselamatan orang dari setiap suku, bangsa, kaum dan bahasa. Beberapa alasan yang sering muncul untuk menghindari pelayanan misi akan dianalisa secara kritis. Lalu, cara dan motivasi orang Kristen masa kini merasa terpanggil untuk melakukan pelayanan misi diuraikan, serta langkah-langkah praktis yang cocok bagi gereja dan individu agar mereka dapat meningkatkan keterlibatannya dalam pelayanan misi. Kata kunci: panggilan, misi, lintas-budaya, pekabaran injil, amanat agung, Paulus, lembaga misi","PeriodicalId":353047,"journal":{"name":"SOLA GRATIA: Jurnal Teologi Biblika dan Praktika","volume":"23 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-02-07","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"122060096","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}