El-Waroqoh : Jurnal Ushuluddin dan Filsafat最新文献

筛选
英文 中文
ADAB BERINTERAKSI ANTAR LAWAN JENIS PADA QS. AN-NÛR AYAT 30-31 (STUDI PENAFSIRAN SAYYID QUTUB DALAM TAFSIR FI ZILALI AL-QUR'AN)
El-Waroqoh : Jurnal Ushuluddin dan Filsafat Pub Date : 2020-08-13 DOI: 10.28944/el-waroqoh.v4i2.318
Sulaiha Leha, A. Mu’iz
{"title":"ADAB BERINTERAKSI ANTAR LAWAN JENIS PADA QS. AN-NÛR AYAT 30-31 (STUDI PENAFSIRAN SAYYID QUTUB DALAM TAFSIR FI ZILALI AL-QUR'AN)","authors":"Sulaiha Leha, A. Mu’iz","doi":"10.28944/el-waroqoh.v4i2.318","DOIUrl":"https://doi.org/10.28944/el-waroqoh.v4i2.318","url":null,"abstract":"Dalam berinteraksi antar lawan jenis, pasti ada lirikan atau ketertarikan yang menarik hati dari salah satu kedua belah pihak baik itu dari segi dandanan kecantikan yang terlalu memesona atau berlebihan yang nantinya merupakan efek negatif dari dorongan hasrat dan penyimpangan seksual yang sangat semakin merajalela. Pada kesempatan kali ini, peneliti bertujuan untuk mengetahui bagaimana penafsiran Sayyid Quṭub terhadap Adab Berinteraksi Antar Lawan Jenis pada QS. An-Nur ayat 30-31 dalam tafsirnya Fî Ẓilâlil al-Qur’ân. Penelitian ini dilakukan melalui metode kualitatif dengan jenis penelitian kepustakaan (Library Research) yang bersumber baik melalui kitab-kitab atau buku-buku yang sesuai dengan peninjauannya. Hasil dari penelitian ini meng-ikhtisarkan Adab Berinteraksi antar lawan jenis pada QS. An-Nur Ayat 30-31 menurut penafsiran Sayyid Quthub dalam tafsir Fî Ẓilâlil al-Qur’ân, bahwasanya ada empat hal agar terhindar dari penyelewangan seksual atau keinginan hawa nafsu yang bergejolak dan terhindar dari fitnah, diantaranya: pertama, menahan pandangan dari masing-masing kedua belah pihak kedua, pihak wanita harus mengenakan pakaian yang sopan secara islami dan menjulurkan kain kerudungnya ke buah dada ketiga, tidak memakai harum-haruman alkohol dan perhiasan saat bepergian ke luar rumah dan yang keempat, tidak mengadakan pertemuan kecuali sebatas keperluan.  ","PeriodicalId":343200,"journal":{"name":"El-Waroqoh : Jurnal Ushuluddin dan Filsafat","volume":"55 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-08-13","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"133690833","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
SUARA WANITA DALAM SURAH AL-AHZÃB: 32 (STUDI KOMPARATIF ANTARA KITAB JÃMI’ AL-BAYÃN ‘AN TA’WÎL AL-QUR’ÃN DAN TAFSÎR AL-MIṢBÃH) 女人的声音在苏拉AL-AHZAB: 32(《杰米AL-BAYAN’之间的比较研究伊斯兰教的TA 'WIL 'AN和口译AL-MIṢ洪水)
El-Waroqoh : Jurnal Ushuluddin dan Filsafat Pub Date : 2020-08-13 DOI: 10.28944/el-waroqoh.v4i2.297
Mabruroh Sholehah, Mohammad Fattah
{"title":"SUARA WANITA DALAM SURAH AL-AHZÃB: 32 (STUDI KOMPARATIF ANTARA KITAB JÃMI’ AL-BAYÃN ‘AN TA’WÎL AL-QUR’ÃN DAN TAFSÎR AL-MIṢBÃH)","authors":"Mabruroh Sholehah, Mohammad Fattah","doi":"10.28944/el-waroqoh.v4i2.297","DOIUrl":"https://doi.org/10.28944/el-waroqoh.v4i2.297","url":null,"abstract":"Seorang wanita diciptakan dengan suara yang khas, yang penuh kelembutan dan kemerduan dan tidak sedikit dari kaum wanita yang memiliki kebiasaaan bersenandung baik itu dalam bentuk lagu-lagu modern, ataupun dalam bentuk lantunan sholawat dan lain sebagainya. Seorang wanita sangatlah dimuliakan dalam agama Islam, sehingga terdapat beberapa syari’at yang hanya dikhususkan bagi seorang wanita. Seperti halnya dalam masalah haidh, nifas, istihadhoh dan termasuk juga tentang aurat dan lain sebagainya. Pada dasarnya aurat wanita adalah seluruh bagian tubuh selain dari wajah dan telapak tangan, ini menurut Jumhûrul ‘Ulamâ’. Akan tetapi dalam Mazhab Hanafiyah berpendapat bahwa telapak kaki bukanlah aurat. Dari pendapat tersebut jelas bahwa ulama tidak menyebutkan suara wanita termasuk sebagai aurat. Dapat dikatakan bahwa penampilan wanita di setiap aktivitasnya seperti penyiar radio atau televisi itu boleh-boleh saja selama dilakukan sewajarnya dan tidak menimbulkan dampak negatif. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis suara wanita perspektif kitab Jâmi’ al-Bayân ‘An  Ta’wîl al-Qur’ân karya Imam al-Thabari dan Tafsîr Al-Miṣbâh karya M. Quraish Shihab dalam Q.S. al-Ahzab:32. Dalam penelitian ini Peneliti menggunakan jenis penelitian kualitatif dalam bentuk penelitian kepustakaan (library research). Data dianalisis menggunakan teknik analisis-deskriptif, analisis isi dan teknik komparasi. Menurut pandangan Imam al-Thabari Tentang suara wanita dalam Q.S. al-Ahzab:32 Yaitu untuk tidak berlemah-lembut dalam berkata dan tunduk dalam berbicara, yaitu segala sesuatu yang dimakruhkan dari cara wanita berbicara kepada laki-laki, karena hal itu dapat menimbulkan fitnah di hati mereka. Sedangkan M. Quraish Shihab mengatakan bahwa suara wanita yang dilarang yaitu suara yang sengaja dibuat-buat lebih lembut dari kodratnya. Seperti berbicara dengan suara yang penuh kemanjaan kepada laki-laki yang bukan mahramnya.","PeriodicalId":343200,"journal":{"name":"El-Waroqoh : Jurnal Ushuluddin dan Filsafat","volume":"28 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-08-13","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"121184936","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
KONSTRUKSI ISLAM MODERAT DALAM TAFSIR AL-MUNÎR KARYA WAHBAH AL-ẒUHAILÎ 口译中温和的伊斯兰建筑作品AL-MUNIR WAHBAH AL -ẒUHAILI
El-Waroqoh : Jurnal Ushuluddin dan Filsafat Pub Date : 2020-08-09 DOI: 10.28944/el-waroqoh.v4i2.268
Aprilia Larasati, Ghozi Mubarok
{"title":"KONSTRUKSI ISLAM MODERAT DALAM TAFSIR AL-MUNÎR KARYA WAHBAH AL-ẒUHAILÎ","authors":"Aprilia Larasati, Ghozi Mubarok","doi":"10.28944/el-waroqoh.v4i2.268","DOIUrl":"https://doi.org/10.28944/el-waroqoh.v4i2.268","url":null,"abstract":"Maraknya fanatisme terhadap suatu keyakinan yang berlebihan dengan paham absolutisme yang cenderung puritanis tanpa sikap toleransi, sehingga menimbulkan sentiment negative. Penilitian ini bertujuan mendeskripsikan tentang pandangan Wahbah al-Ẓuhailî terhadap Islam moderat mengenai akidah Islam dan sosial dalam hubungan antar umat beragama. Menggunakan metode kepustakaan dan kajian kitab Tafsir al-Munîr  karya Wahbah al-Ẓuhailî dengan mengklasifikasi ayat-ayat yang berkaitan dengan tema kajian penelitian diantaranya QS al-Baqarah (2): 143, 256, 62, QS al-Kahfi (18): 29, QS. al-Kâfirûn (109): 6, QS. Al-Rûm (30): 30, QS. al-Mumtah}anah (60): 8-9, QS al-an’âm (6): 108. Adanya moderasi dalam pandangan Wahbah tentang akidah dan sosial dalam hubungan antar umat beragama meliputi; [1] kebebasan menemukan kebenaran yang tetap didasari kendali wahyu tanpa adanya pemaksaan. [2] penekanan toleransi dalam menghargai eksistensi agama lain tanpa mencampuradukkan akidah dan justifikasi membenarkan ajarannya.Kata Kunci: Islam Moderat, Wahbah al-Ẓuhailî, Tafsir al-Munîr.","PeriodicalId":343200,"journal":{"name":"El-Waroqoh : Jurnal Ushuluddin dan Filsafat","volume":"48 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-08-09","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"126488294","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
KONSEP ILMU LADUNÎ DALAM AL-QURAN (STUDY ATAS TAFSIR SUFI AL-QUSYAIRI DALAM LATAIF AL-ISYARAT)
El-Waroqoh : Jurnal Ushuluddin dan Filsafat Pub Date : 2020-08-07 DOI: 10.28944/el-waroqoh.v4i2.316
Baidawi Baidawi, Ihwan Amalih
{"title":"KONSEP ILMU LADUNÎ DALAM AL-QURAN (STUDY ATAS TAFSIR SUFI AL-QUSYAIRI DALAM LATAIF AL-ISYARAT)","authors":"Baidawi Baidawi, Ihwan Amalih","doi":"10.28944/el-waroqoh.v4i2.316","DOIUrl":"https://doi.org/10.28944/el-waroqoh.v4i2.316","url":null,"abstract":"Ilmu ladunnî merupakan ilmu yang sangat langka dan tidak sembarangan orang bisa memperolehnya. Untuk memperoleh ilmu ini dibutuhkan tekad yang kuat. Siapa saja yang ingin memperolehnya diharuskan menyucikan hati dari sifat tercela, mendekatkan diri kepada Allah, melakukan dzikrullâh, dan lain lain ketika hatinya telah bersih, maka Allah akan menurunkan ilmu itu ke dalam hatinya. Sehingga, ia pun dapat menerima ilmu Allah secara langsung tanpa belajar. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif dengan jenis penelitian kepustakaan (Library Reseach). Adapun hasil  penelitian ini adalah bahwa makna ilmu ladunî dalam Al-Qur’an merupakan ilmu atau pemahaman yang dianugerahkan oleh Allah kepada seseorang melalui ilham atau wahyu. Kemudian penafsiran Al-Qusyairi tentang ilmu ladunnî dalam Al-Qur’an ialah ilmu yang dimiliki seorang hamba yang diberi rahmat, bukanlah ilmu manusia pada umumnya yang masih bisa difahami melalui hukum sebab akibat. Ilmu tersebut adalah salah satu ilmu ladunnî yang diberikan kepadanya atas kuasa-Nya sebagai hikmah yang dikuasainya. ","PeriodicalId":343200,"journal":{"name":"El-Waroqoh : Jurnal Ushuluddin dan Filsafat","volume":"5 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-08-07","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"122176634","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 1
KONSEP MODERASI ISLAM DALAM AL-QU’RAN (STUDI KOMPARATIF ANTARA TAFSIR AN-NÛR DAN AL-AZHÃR) AL-QU - ran (TAFSIR AN-NUR和AL-AZHAR的比较研究)
El-Waroqoh : Jurnal Ushuluddin dan Filsafat Pub Date : 2020-07-13 DOI: 10.28944/el-waroqoh.v4i2.247
Achmad Junaidi, Agus Kharir
{"title":"KONSEP MODERASI ISLAM DALAM AL-QU’RAN (STUDI KOMPARATIF ANTARA TAFSIR AN-NÛR DAN AL-AZHÃR)","authors":"Achmad Junaidi, Agus Kharir","doi":"10.28944/el-waroqoh.v4i2.247","DOIUrl":"https://doi.org/10.28944/el-waroqoh.v4i2.247","url":null,"abstract":"Agama Islam adalah agama yang diridhoi Allah SWT. Islam adalah berserah diri, pasrah, patuh, dan tunduk kepada Allah SWT, dan senantiasa mematuhi semua perintahnya dan menjauhi semua larangannya. Islam ialah agama yang damai. Dewasa ini banyak pemikiran-pemikiran tentang Islam yang menyimpang, seperti Islam radikal, Islam liberal, dan lain-lain. Kemudian muncullah moderasi Islam sebagai solusinya. Moderasi Islam itu menuntut umat muslim untuk bersikap adil, seimbang (moderat), tidak ektrem (radikal) dan tidak liberal. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui konsep moderasi Islam dalam Al-Qur’an melalui tafsir An-Nûr dan Al-Azhâr. Penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif, dengan jenis penelitian pustaka, dan untuk metode analisis datanya, menggunakan metode deskriptif-analitik. Hasil Penelitian ini menunjukkan bahwa moderasi Islam ialah salah satu manhaj atau paham dan aliran pemikiran Islam yang mengedepankan pandangan dan sikap moderat (al-tawassuṭ), adil (al-adl), toleransi (al-tasâmuh) tidak berlebih-lebihan (al-ghulu aw al-ifrât), tidak menyempitkan (al-tafrît), mengutamakan kebaikan (al-khairiyah) serta seimbang (al-tawâzun) dan proposional (al-i’tidâl) dalam beragama dan menerapkan ajaran Islam dan ketika berhadapan dengan fenomena-fenomena dan problematika kehidupan manusia. Hasbi Ash-Shiddieqy dan Buya Hamka memandang umat Islam adalah ummat yang wasat (tengah), menurut Hasbi, ummat wasat itu bermakna umat yang paling baik, adil, seimbang (moderat), tidak berlebih-lebihan dan tidak terlalu kurang dalam menunaikan kewajiban agamanya, sedangkan Buya Hamka berpendapat  ummat wasat itu bermakna umat yang senantiasa menempuh jalan yang lurus dan tidak terpaku akan dunia dan akhirat, melainkan antara keduanya berjalan beriringan.","PeriodicalId":343200,"journal":{"name":"El-Waroqoh : Jurnal Ushuluddin dan Filsafat","volume":"78 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-07-13","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"127407526","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
TARJUMĀN AL-MUSTAFĪD : PROFIL DAN SIGNIFIKANSINYA DALAM SEJARAH TAFSIR INDONESIA TARJUMĀN AL-MUSTAFĪD:口译印尼历史上和意义的资料
El-Waroqoh : Jurnal Ushuluddin dan Filsafat Pub Date : 2020-03-02 DOI: 10.28944/EL-WAROQOH.V4I1.416
Ghozi Mubarok
{"title":"TARJUMĀN AL-MUSTAFĪD : PROFIL DAN SIGNIFIKANSINYA DALAM SEJARAH TAFSIR INDONESIA","authors":"Ghozi Mubarok","doi":"10.28944/EL-WAROQOH.V4I1.416","DOIUrl":"https://doi.org/10.28944/EL-WAROQOH.V4I1.416","url":null,"abstract":"Abstrak: Nilai penting Tarjumān al-Mustafīd, karya Abdurrauf Singkel, dalam sejarah Tafsir di Indonesia atau di Nusantara adalah sesuatu yang tidak terbantahkan. Tetapi kemunculan tafsir ini pada abad ke-17 menyisakan pertanyaan-pertanyaan mengenai kesinambungan tradisi tafsir al-Qur’an di Nusantara, terutama ketika kita dihadapkan pada fase kekosongan karya tafsir sebelum dan setelahnya. Artikel ini berupaya mendeskripsikan profil kitab Tarjumān al-Mustafīd, menjelaskan signifikansinya dalam sejarah tafsir Indonesia, serta menjawab pertanyaan-pertanyaan di seputar kesinambungan dan keterputusan tradisi tafsir di Indonesia pada masa-masa awal tersebut. Menyangkut profil kitab Tarjumān al-Mustafīd, dapat disimpulkan bahwa kitab ini merupakan saduran dari Tafsīr al-Jalālayn ke dalam Bahasa Melayu dan ditulis secara ringkas (ijmālī) dengan tujuan untuk menjadi media dakwah dan pembelajaran al-Qur’an bagi masyarakat umum. Tidak ada jawaban yang final bagi pertanyaan mengapa kitab Tarjumān al-Mustafīd ini tidak didahului oleh karya tafsir lain sebelumnya serta tidak disusul oleh karya penting lain hingga kira-kira dua abad berikutnya. Para peneliti meyakini bahwa “fase keterputusan” itu tidak dapat dilepaskan dari faktor sosial dan politik (bukan hanya faktor intelektual-akademis) pada masa tersebut. Tetapi fakta bahwa Tarjumān al-Mustafīd bisa bertahan dan sampai ke kita dewasa ini juga memperlihatkan bahwa “keterputusan” itu sesungguhnya tidak benar-benar terjadi.","PeriodicalId":343200,"journal":{"name":"El-Waroqoh : Jurnal Ushuluddin dan Filsafat","volume":"29 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-03-02","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"124593881","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
MENGEMIS DALAM PERSPEKTIF Al-QUR’ĀN ANALISIS TAFSIR AL-MANAR KARYA MUHAMMAD ‘ABDUH DAN MUHAMMAD RASYID RIDHA
El-Waroqoh : Jurnal Ushuluddin dan Filsafat Pub Date : 2020-03-02 DOI: 10.28944/EL-WAROQOH.V4I1.417
Abdul Muiz
{"title":"MENGEMIS DALAM PERSPEKTIF Al-QUR’ĀN ANALISIS TAFSIR AL-MANAR KARYA MUHAMMAD ‘ABDUH DAN MUHAMMAD RASYID RIDHA","authors":"Abdul Muiz","doi":"10.28944/EL-WAROQOH.V4I1.417","DOIUrl":"https://doi.org/10.28944/EL-WAROQOH.V4I1.417","url":null,"abstract":"Berbicara tentang mengemis merupakan suatu permasalahan yang tidak asing lagi didengar, dalam kehidupan sosial masyarakat mengemis sudah menjadi hal biasa dan tidak sedikit dari masyarakat pada umumnya yang menjadikan mengemis (meminta-minta) sebagai pekerjaan sehari-hari. Berhubungan dengan hukum yang ada dalam agama Islam tentu hal ini perlu diadakan penelitian, bagaimana Islam menanggapi dan meluruskan sesuai dengan tuntunan al-Qur’an dan sunnah.Dalam tafsir al-Manᾱr dijelaskan bahwa : pertama; Mengemis merupakan suatu kebiasaan yang dilakukan oleh kebanyakan orang, meskipun pada hakikatnya tidak diperbolehkan dalam islam. Kecuali beberapa orang yang mendapatkan keringanan. Dan mereka bisa diketahui dari ciri-cirinya. Meskipun demikian, mengemis tidak diperbolehkan dilakukan secara terus menerus atau dijadikan sebagai profesi. Kedua; mengenai orang-orang yang diperbolehkan mengemis. Diantaranya adalah: 1) orang yang tertimpa kemiskinan yang tidak mepunyai harta sama sekali, maka dia boleh meminta sampai dia memperoleh sekadar kebutuhan hidupnya 2) orang yang mempunyai hutang sedangkan orang tersebut tidak mampu membayar lantaran tidak mempunyai harta sama sekali 3) Orang yang mempunyai denda atau orang yang memikul beban berat (diluar kemampuannya), maka dia boleh meminta-minta sehingga setelah cukup lalu berhenti/tidak meminta lagi. Selain dari ketiga golongan tersebut maka meminta-minta itu haram atau dilarang yang hasilnya bila dimakan  juga haram.","PeriodicalId":343200,"journal":{"name":"El-Waroqoh : Jurnal Ushuluddin dan Filsafat","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-03-02","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"131262183","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
RITUAL TOLAK BALA’ (STUDI FENOMENOLOGI INTERPRETATIF DI BHUJUK ACCAM, KAMPUNG LAOK SABA, DESA AENGBAJA KENEK, KECAMATAN BLUTO, KABUPATEN SUMENEP)
El-Waroqoh : Jurnal Ushuluddin dan Filsafat Pub Date : 2020-02-22 DOI: 10.28944/el-waroqoh.v4i1.592
Ita Susanti, Muhtadi Abd Mun'im
{"title":"RITUAL TOLAK BALA’ (STUDI FENOMENOLOGI INTERPRETATIF DI BHUJUK ACCAM, KAMPUNG LAOK SABA, DESA AENGBAJA KENEK, KECAMATAN BLUTO, KABUPATEN SUMENEP)","authors":"Ita Susanti, Muhtadi Abd Mun'im","doi":"10.28944/el-waroqoh.v4i1.592","DOIUrl":"https://doi.org/10.28944/el-waroqoh.v4i1.592","url":null,"abstract":"Keselamatan ataupun kebahagiaan adalah suatu hal yang menjadi keinginan setiap orang. Namun, karena sudah menjadi suatu keniscayaan bahwa hidup tak akan selamanya dalam posisi yang nyaman, adakalanya yang namanya kesusahan dan musibah yang melanda. Dan untuk mencegah hal itu, suatu kelompok masyarakat  melakukan ritual atau upacara sebagai salah satu cara mengantisipasinya. Salah satu bentuk ritual itu ialah ritual tolak bâlâ’. Sehingga, ritual tolak bâlâ’ menjadi suatu hal yang tak terpisahakan dalam kehidupan mereka dan menjadi suatu bagian yang vital dalam bagi mereka. Permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini adalah bagaimana ritual tolak bâlâ’ yang dilaksanakan di Bhujuk Accâm, Kampung Laok Saba Desa Aengbaja Kenek Kecamatan Bluto Kabupaten Sumenep dalam rangka ingin mengungkap secara detail bagimana ritual tolak bâlâ’ tersebut, yang dijabarkan dalam dua fokus yaitu bagaimana dinamika ritual Tolak Bâlâ’ di Bhujuk Accâm, Kampung Laok Sabâ, Desa Aengbaja Kenek, Kecamatan Bluto, Kabupaten Sumenep? bagaimana makna keselamatan pada ritual tolak bâlâ’ bagi masyarakat Kampung Laok Sabâ mengenai tradisi Tolak Bâlâ’ di Bhujuk Accâm, Kampung Laok Sabâ, Desa Aengbaja Kenek, Kecamatan Bluto, Kabupaten Sumenep? Untuk mengetahui lebih dalam tentang fenomena ritual tolak bâlâ’ ini, maka peneliti menggunakan pendekatan penelitian kualitatif lapangan. Adapun metode yang digunakan adalah metode wawancara, observasi, dan dokumentasi. Hasil pertama yang ditemukan dalam penelitian ini adalah bahwa ritual tolak bâlâ’ yang ada di kampung Laok Sabâ ini ialah dinamika ritual yang dikandungnya antara lain : dinamika agama, dinamika budaya, dan dinamika sosial. Yang kedua, makna keselamatan dalam ritual tolak bâlâ’ di kampung Laok Sabâ antara lain : iman kepada Allah sebagai sumber keselamatan, terhindar dari bencana, malapetaka dan musibah, terciptanya ketentraman dan kesejahteraan lingkungan dan timbul rasa senang.","PeriodicalId":343200,"journal":{"name":"El-Waroqoh : Jurnal Ushuluddin dan Filsafat","volume":"8 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-02-22","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"126339115","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
KONSEP TERPISAHNYA LANGIT DAN BUMI (STUDI ANALISIS ATAS PENAFSIRAN FAKHRUDDIN AR-RAZI DALAM MAFATIH AL-GHAIB TERHADAP Q.S AL-ANBIYA' AYAT 30)
El-Waroqoh : Jurnal Ushuluddin dan Filsafat Pub Date : 2020-02-22 DOI: 10.28944/el-waroqoh.v4i1.593
Ramadhan Ramadhan, M. Sholeh
{"title":"KONSEP TERPISAHNYA LANGIT DAN BUMI (STUDI ANALISIS ATAS PENAFSIRAN FAKHRUDDIN AR-RAZI DALAM MAFATIH AL-GHAIB TERHADAP Q.S AL-ANBIYA' AYAT 30)","authors":"Ramadhan Ramadhan, M. Sholeh","doi":"10.28944/el-waroqoh.v4i1.593","DOIUrl":"https://doi.org/10.28944/el-waroqoh.v4i1.593","url":null,"abstract":"Penelitian ini berangkat dari tingginya frekuensi interpretasi ayat al-Qur’an dengan mengkorelasi-relevansikannya kepada ilmu sains modern yang kemudian dikenal dengan istilah Tafsi>r ‘Ilmi>. Dalam hal ini, teori penciptaan alam semesta dan Q.S al-Anbiya>  ayat 30 yang menjelaskan tentang konsep terpisahnya langit dan bumi yang dulu pernah menyatu menjadi tema menarik sekaligus penting untuk dikaji baik di era klasik maupun modern. Hal ini sekaligus menjelaskan pentingnya metode komparasi dalam upaya menciptakan perspektif yang berimbang antara tafsir klasik-ilmi yang dalam penelitian ini diwakili oleh Fakhruddi>n ar-Ra>zi>, dan tafsir modern-ilmi yang diwakili oleh T{ant}a>wi> Jauhari>. Fokus penelitian ini adalah bagaimana konsep terpisahnya langit dan bumi menurut Fakhruddi>n ar-Ra>zi> dan T{ant}a>wi> Jauhari>, serta bagaimana persamaan dan perbedaan pemikiran keduanya. Penelitian ini tergolong ke dalam penelitian kualitatif pustaka, di mana sumber datanya terdiri dari dua macam, yaitu sumber data primer dan sekunder. Sementara sifat dari penelitian ini adalah deskriptif-analitis-komparatif. Deskriptif berkaitan dengan pengumpulan serta penguraian data. Analitis digunakan dalam kerangka analisis data. Sedangkan komparatif digunakan untuk melihat perbedaan dan pesamaan antara penafsiran kedua tokoh tersebut  terhadap penafsiran Q.S Al-Anbiya> ayat 30. Menurut Fakhruddi>n ar-Ra>zi>, terpisahnya langit dan bumi berawal dari Allah menciptakan angin dan meletakkan diantara keduanya, sehingga terpisahnya langit dan bumi. Setelah keduanya terpisah, Allah mengangkat langit ke atas dan bumi tetap pada tempatnya, dan menjadikan langit tujuh tingkatan dan bumi tujuh tingkatan. Hal ini menurut Fakhruddi>n ar-Ra>zi> adalah petunjuk bahwa penciptaan bumi lebih dahulu daripada langit. Selain itu, sebelum Allah memisah langit dan bumi keadaan waktu itu mengandung kemashlahatan bagi para malaikat, dan setelah Allah memisah keduanya juga mengandung kemashlahatan bagi makhluk-Nya. Langit yang awalnya tidak menurunkan hujan akhirnya menurunkan hujan. Bumi yang tidak menumbuhkan tanaman, akhirnya menumbuhkan tanaman serta pepohonan.","PeriodicalId":343200,"journal":{"name":"El-Waroqoh : Jurnal Ushuluddin dan Filsafat","volume":"30 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-02-22","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"123222744","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
KOMPOLAN KEAGAMAAN DI DESA PRENDUAN (ANALISIS EKSISTENSIALISME SOREN KIERKEGAARD) 普朗克村的宗教作曲家
El-Waroqoh : Jurnal Ushuluddin dan Filsafat Pub Date : 2020-01-07 DOI: 10.28944/el-waroqoh.v4i1.501
Syazna Maulida
{"title":"KOMPOLAN KEAGAMAAN DI DESA PRENDUAN (ANALISIS EKSISTENSIALISME SOREN KIERKEGAARD)","authors":"Syazna Maulida","doi":"10.28944/el-waroqoh.v4i1.501","DOIUrl":"https://doi.org/10.28944/el-waroqoh.v4i1.501","url":null,"abstract":"Kompolan merupakan bagian dari Interaksi sosial, yang  dapat diartikan sebagai hubungan-hubungan sosial yang dinamis. Kompolan juga bagian tradisi keagamaan yang didalamnya terdapat aktivitas spiritualitas dan ritualitas keagamaan. Aktivitas Kompolan ini menjadi media penting bagi transformasi nilai-nilai agama di masyarakat Prenduan. Aktivitas ini berkembang pesat dan mengakar kuat pada masyarakat Madura terutama di Desa Prenduan. Kompolan adalah pertemuan antara sesama laki-laki atau dengan sesama perempuan. Pelaksanaannya dilakukan secara bergiliran dari satu rumah ke rumah lainnya yang di mulai dari hal-hal ritual keagamaan seperti doa-doa pembuka, bacaan surat Yaasin, Tahlilan, arisan atau ceramah agama dan pengajian kemudian ada bacaan tertentu dan do’a sebagai penutup. Rangkaian acara tersebut selalu dipimpin oleh tokoh agama, kyai atau nyai sebagai ketua Kompolan tersebut. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif lapangan dengan pendekatan deskriptif. Strategi yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan analisis filsafat eksistensialisme Soren Kierkegaard. Sumber data diperoleh dari hasil wawancara dan studi literatur yang dibatasi dengan hal-hal yang hanya memiliki relevansi dengan penelitian ini. Informan dalam penelitian ini adalah Masyarakat Prenduan yang dibagi menjadi ketua Kompolan keagamaan (Tokoh Agama) dan peserta Kompolan keagamaan. Hasil yang ditemukan dalam penelitian ini adalah bahwa terdapat beragam tradisi Kompolan keagamaan di Prenduan yang dijelaskan dibagian pembahasan oleh peneliti, dan motivasi masyarakat Prenduan dalam mengikuti tradisi Kompolan keagamaan, yaitu ; sebagai bentuk religiusitas, interaksi sosial, dan nilai ekonomi. Adapun Kompolan keagamaan dalam perspektif Eksistensialisme memiliki keterkaitan dengan pemikiran Soren Kierkegaard yaitu dalam Wilayah Estetis, Etis, dan Religius.","PeriodicalId":343200,"journal":{"name":"El-Waroqoh : Jurnal Ushuluddin dan Filsafat","volume":"16 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-01-07","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"131422731","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 2
0
×
引用
GB/T 7714-2015
复制
MLA
复制
APA
复制
导出至
BibTeX EndNote RefMan NoteFirst NoteExpress
×
提示
您的信息不完整,为了账户安全,请先补充。
现在去补充
×
提示
您因"违规操作"
具体请查看互助需知
我知道了
×
提示
确定
请完成安全验证×
相关产品
×
本文献相关产品
联系我们:info@booksci.cn Book学术提供免费学术资源搜索服务,方便国内外学者检索中英文文献。致力于提供最便捷和优质的服务体验。 Copyright © 2023 布克学术 All rights reserved.
京ICP备2023020795号-1
ghs 京公网安备 11010802042870号
Book学术文献互助
Book学术文献互助群
群 号:481959085
Book学术官方微信