{"title":"KAJIAN BAHASA AL-QUR’AN ANTARA LAFADZ AS-SAKINAH DAN AT-TUMA’NINAH","authors":"Mahmud Rifaannudin, A. Aziz","doi":"10.57163/almuhafidz.v3i1.53","DOIUrl":"https://doi.org/10.57163/almuhafidz.v3i1.53","url":null,"abstract":"Sinonim dalam Al-Qur’an menjadi salah satu tema yang diperdebatkan sangat penting oleh kalangan ulama sejak zaman dahulu sampai sekarang. Sebagian ulama sepakat dengan adanya sinonim dalam Al-Qur’an, sedangkan sebagian lainnya menolaknya. Salah satu pasangan kata dalam Al-Qur’an adalah lafadz As-Sakinah dan At-Tuma’ninah. Jika ditinjau dari segia bahasa kedua lafdz ini memiliki makna yang hampir sama yaitu percaya dengan terwujudnya apa yang telah Allah swt janjikan, dengan ini menunjukkan bahwa adanya sinonim diantara keduanya. Jika kita melihatnya dalam Al-Qur’an maka kita akan menemukan perbedaannya. Lafadz A-Sakinah dan At-Tuma’ninah mempunyai arti yang berbeda sesuai konteksnya. Lafadz As-Sakinah menunjukkan kepada tempat untuk bertempat tinggal dan cenderung banyak digunakan Al-Qur’an dalam suatu keadaan. Sedangkan lafadz At-Tuma’ninah menunjukkan kepada ketiadaanya ketakutan terhadap menghadapi sesuatu dan cenderung banyak digunakan Al-Qur’an khusus pada jiwa dan hati.","PeriodicalId":33144,"journal":{"name":"AlBayan Jurnal Studi AlQuran dan Tafsir","volume":"59 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-06-04","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"82179733","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"MUTU PENDIDIKAN ISLAM DALAM PERSPEKTIF AL-QURAN DAN TAFSIR","authors":"Rahmita maulina Mayang, Ibnu Rawandhy N. Hula, Mariaty Podungge, Wahyu Mokodongan","doi":"10.57163/almuhafidz.v3i1.57","DOIUrl":"https://doi.org/10.57163/almuhafidz.v3i1.57","url":null,"abstract":"The goal of this study is to find out how the Koran and its interpretation describe the quality of Islamic education. The literature review incorporates the conducted search. This qualitative research is part of the kind of library research that uses analytical and descriptive methods. The qualitative descriptive method was analyzed in this study using a variety of approaches. The first step in this study is to examine everything in the Koran that ensures Islamic education quality. Second, examine all of the Hadith, Koran, and other verses that are comparable to education. Thirdly, investigate the verses of the Koran, the Hadith that describes the Prophet Muhammad SAW's daily activities, and the components of the quality of education. The fourth step is concentrating on science, which can be as an essential hypothesis or idea with respect to the nature of Islamic instruction from the stanzas of the Qur'an and hadith, or regular occasions. Fifth, make inferences based on the analysis's findings. The qualitative textual data used in this study combines primary, secondary, and complementary data. the kind of education that is well-liked by the community as well as schools, as well as the kind of education that can assist students in developing relative reasoning. Schools and quality are working to foster an environment where learning the Koran and its translation can be used as an educational experience, particularly in granting the best wishes.","PeriodicalId":33144,"journal":{"name":"AlBayan Jurnal Studi AlQuran dan Tafsir","volume":"188 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-06-04","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"76883359","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Al Hawariyyun Dalam Perspektif Tafsir ath-Thabari Karya Abu Ja’far Muhammad bin Jarir ath-Thabari","authors":"Muhammad Saekul Mujahidin","doi":"10.58401/takwiluna.v4i1.868","DOIUrl":"https://doi.org/10.58401/takwiluna.v4i1.868","url":null,"abstract":"Isa as is a prophet sent by Allah, who is included in the category of prophet ulul azmi among other prophets. He invited his people, the Children of Israel, to worship Allah and was accompanied by his close friends, namely hawariyyu>n. this friend always helps preach Isa wherever he is when he is sad and happy, there are many interpretations that clarify who hawariyyu>n is, one of which is the interpretation of ath-thabari which says that hawari>yyu>n is a friend of the dean Isa as. This article uses Library Research research by prioritizing in-depth analysis of various journals, books or literature related to research. The Qur'an does not provide detailed information about hawariyyun, but many interpretations explain who hawariyyun is, one of which is the interpretation of ath-thabari which says that hawariyyu>n is a friend of Isa's dean who always wears all white clothes, is also a laundress, and fish seekers, so that hawariyyun are the chosen people chosen by the prophet Isa to help his preaching to his people.","PeriodicalId":33144,"journal":{"name":"AlBayan Jurnal Studi AlQuran dan Tafsir","volume":"34 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-06-03","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"82782288","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Struktur Epistemologi Tafsir al-Tibyan fi Tafsir Ayat al-Ahkam Karya Achmad Nasrullah Abdurrochim Tambakberas, Jombang","authors":"Khoirur Rifqi Robiansyah","doi":"10.58401/takwiluna.v4i1.847","DOIUrl":"https://doi.org/10.58401/takwiluna.v4i1.847","url":null,"abstract":"Kitab al-Tibyan fi Tafsir Ayat al-Ahkam min al-Qur'an karangan K.H. Achmad Nasrullah Abdurrochim menambah khazanah kitab tafsir ahkam karya ulama Nusantara yang keberadaannya masih minim. Kitab ini ditulis ketika Nasrullah banyak menemui kasus saat menjadi hakim di pengadilan negeri Jombang. Selain itu, ia juga menjadi kiyai yang aktif mengasuh pesantren di Tambakberas Jombang. Hal ini menjadi menarik untuk diteliti bahwa kitab tafsir yang diproduksi dengan mengombinasikan dua latar belakang yakni kiyai pesantren dan praktisi hukum di pengadilan agama apakah menghasilkan corak tafsir ahkam yang lebih kontekstual dan memberi jawaban terhadap problem-problem sosial keagamaan yang dihadapi secara praktis di masyarakat. Epistimologi penafsiran menjadi kajian pokok dalam artikel ini untuk mengetahui bagaimana sumber, metode, pendekatan, prosedur dan validitas penafsirannya. Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif analisis dengan menggunakan kitab al-Tibyan fi Tafsir Ayat al-Ahkam min al-Qur'an sebagai sumber primer. Sedangkan untuk menguji validitasnya menggunakan teori koherensi, korespondensi dan pragmatisme. Akhirnya, artikel ini menunjukan bahwa Nasrulloh dalam penafsirannya lebih memilih sumber riwayat dari pada pendapatnya sendiri. Metode yang ia gunakan adalah maudhu'i yang dominan membahas tema pernikahan. Prosedur penafsiranya mula-mula ia menjelaskan kosa kata ayat, lalu asbabul nuzulnya, selanjutnya ia tafsirkan ayat dengan model tanya jawab, kemudian diakhiri kesimpulan. Adapun validitasnya, semua aspek teori validitas teraplikasikan dalam penafsirannya. \u0000 \u0000 ","PeriodicalId":33144,"journal":{"name":"AlBayan Jurnal Studi AlQuran dan Tafsir","volume":"10 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-06-02","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"89693066","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"AL-QUR’AN DAN IDENTITAS (Menggali Makna Hijrah Sebagai Identitas Muslim Milenial Melalui Lintas Penafsiran)","authors":"S. Syamsuri","doi":"10.58401/takwiluna.v4i1.824","DOIUrl":"https://doi.org/10.58401/takwiluna.v4i1.824","url":null,"abstract":"Dalam penelitian ini, peneliti mengambil judul “Al-Qur’an dan Identitas: Menggali Makna Hijrah Sebagai Identitas Muslim Milenial Melalui Lintas Penafsiran”. Adapun metode yang digunakan adalah interpretasi kontekstual yang digagas oleh Abdullah Saeed. Penelitian ini memberikan kesimpulan bahwa term hijrah telah mengalami pergeseran makna, yaitu yang awalnya merupakan perpindahan secara teritorial kini menjadi kesalehan individual dan dijadikan sebagai identitas keislaman seseorang yang ditandai dengan adanya kekhasan dalam gaya berpakaian ala syar’i, gaya hidup dan bahkan gaya berbicara. Term hijrah dimaknai sebagai perubahan dari segala aspek kehidupan dengan mengadopsi nilai-nilai yang terkandung dalam peristiwa hijrah masa lalu yaitu perubahan menuju keimanan yang lebih kokoh, perubahan tatanan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Dalam konteks milenial Indonesia hijrah menjadi identitas seorang muslim sejati. Ini menjadi peluang sekaligus tantangan bagi umat Islam saat ini. Tantangannya adalah ukuran keberislaman seseorang hanya dilihat dari aspek lahiriah atau penampilan saja. Sedangkan Islam juga sangat menekankan pada aspek nilai-nilai universal dan substansial dalam setiap dimensi ajarannya. \u0000Kata Kunci: Al-Qur’an, Hijrah, Identitas, Penafsiran Kontekstual, Milenial \u0000 ","PeriodicalId":33144,"journal":{"name":"AlBayan Jurnal Studi AlQuran dan Tafsir","volume":"19 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-06-02","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"90491831","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"KONSEP TASAMUH DI INDONESIA PERSPEKTIF M. QURAISH SHIHAB DALAM TAFSIR AL-MISBAH (Studi Analisis Penafsiran Surah al-An’am Ayat 108)","authors":"Nur","doi":"10.58401/takwiluna.v4i1.804","DOIUrl":"https://doi.org/10.58401/takwiluna.v4i1.804","url":null,"abstract":"Negara Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki keragaman budaya, ras, suku bangsa, kepercayaan, agama dan bahasa. Selain itu, mereka juga menganut berbagai agama dan kepercayaan seperti Islam, Hindu, Budha, Katolik Kristen dan Protestan, Kong Hu Chu serta beratus agama atau kepercayaan setempat yang telah menjadi bagian dari kebudayaan lokal. Islam merupakan salah satu agama yang ada di negara ini, dan Alquran merupakan rujukan utama sebagai pedoman hidup. Tentu di dalam agama ini telah banyak ajaran-ajaran yang orientasinya untuk kemaslahatan umat, seperti hal nya moderasi beragama. Di antara sekian prinsip moderasi beragama salah satu yang akan dibahas dalam artikel ini ialah konsep tasamuh di Indonesia perspektif M. Quraish Shihab. Adapun metode yang digunakan dalam artikel ini yaitu kualitatif. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa kontekstualisasi mengenai prinsip tasamuh atau yang biasa disebut sebagai toleransi yakni terdapat pada surah al-An’am ayat 108. Dalam hal ini, Quraish Shihab menjelaskan bahwa ayat ini berbicara mengenai larangan untuk orang-orang muslim agar tidak mencaci sesembahan agama lain. Jika ditarik pada konsep tasamuh di indonesia tentu hal ini sesuai dengan kondisi yang ada, sebab mengingat negara ini adalah negara yang memiliki keanekaragaman suku, ras, budaya serta agama. Maka, konsep tasamuh ini tentu layak diterapkan guna menjaga keutuhan bangsa ini. \u0000 ","PeriodicalId":33144,"journal":{"name":"AlBayan Jurnal Studi AlQuran dan Tafsir","volume":"38 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-06-02","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"88463235","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Interpretasi Makna Jihad dalam Pandangan Hamka","authors":"Sudarmono","doi":"10.58401/takwiluna.v4i1.817","DOIUrl":"https://doi.org/10.58401/takwiluna.v4i1.817","url":null,"abstract":"Dalam penelitian ini penulis menemukan bahwa banyak cara untuk bisa sama memiliki pahala jihad seperti menyuruh kepada kebaikan, mencegah kemungkaran, dan juga menahan diri dalam mengikuti hawa nafsu. Jihad seperti itu mudah bagi zaman sekarang tanpa harus berperang dan tanpa mengangkat senjata. \u0000Tujuan penelitian ini juga adalah untuk mengetahui lebih dalam mengenai apa makna jihad yang dikemukakan oleh Hamka dalam Tafsir Al-Azhar dan untuk mengetahui bagaimana jihad fisik dan non fisik menurut Hamka. \u0000 Adapun metode dalam penelitian ini adalah metode penelitian pustaka (library research) yaitu dengan menggunakan metode tafsir maudhu’i (tafsir tematik) yaitu suatu pembahasan ayat-ayat al-Qur’an yang sesuai dengan tema dan judul yang telah ditetapkan. Hal-hal yang dilakukan dalam penelitian ini adalah mengidentifikasikan ayat-ayat al-Qur’an yang berkaitan tentang jihad. Dan hanya meneliti satu Mufassir Modern yaitu Hamka dalam Tafsir Al-Azhar. \u0000 Jihad Menurut Hamka ialah: berperang, kesungguhan dan kegiatan yang didorong oleh hati dengan rasa tulus dan ikhlas, melakukan amar ma’ruf, nahi mungkar, berdakwah, mendidik, dan mengasuh umat kepada kesadaran beragama. Adapun jihad fisik adalah perang jika diperintahkan oleh pemegang otoritas disuatu negeri. Sedangkan Jihad non fisik adalah segala amal kebajikan yang positif bagi agama.","PeriodicalId":33144,"journal":{"name":"AlBayan Jurnal Studi AlQuran dan Tafsir","volume":"3 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-06-02","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"87485623","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Relasi Makna Taḣiyyah dan Salâm dalam Al-Qur’an","authors":"Suffiyati Suffiyati, Arif Al Wasim","doi":"10.32699/syariati.v9i1.2596","DOIUrl":"https://doi.org/10.32699/syariati.v9i1.2596","url":null,"abstract":"Artikel ini mengkaji tentang makna penghormatan kepada orang lain yang disinggung dalam Al-Qur`an. Term dalam Al-Quran yang menunjukkan makna penghormatan adalah taḣiyyah dan salâm. Pembahasan dalam artikel ini difokuskan pada penafsiran Q.S. an-Nisa`: 86 dan Q.S. al-Ahzab: 44 serta mengkaji relasi makna taḣiyyah dan salâm dengan menggunakan pendekatan semantik. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara etimologis kata salâm memiliki makna ucapan baik, kedamaian. do’a keselamatan; sedangkan taḣiyyah memiliki makna penghormatan. Taḣiyyat dan salâm memiliki satu kesatuan makna, yaitu ucapan penghormatan dalam bentuk do’a keselamatan. Salah satu bentuk penghormatan kepada orang lain dalam kehidupan sehari-hari adalah dengan ucapan-ucapan yang baik, kedamaian, dan do’a keselamatan. Ketika mendapatkan sebuah penghormatan maka seyogyanya membalas penghormatan tersebut dengan penghormatan yang setara, atau lebih baik lagi.","PeriodicalId":33144,"journal":{"name":"AlBayan Jurnal Studi AlQuran dan Tafsir","volume":"19 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-05-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"135393648","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Aspek Performasi Surah Yâsîn dalam Literatur Hadis","authors":"Sawaun Sawaun","doi":"10.32699/syariati.v9i1.4691","DOIUrl":"https://doi.org/10.32699/syariati.v9i1.4691","url":null,"abstract":"Surah Yâsîn is one of the most popular and recited among other surah of the Koran. In several communities, there is a ritual called Yâsînan. The Yâsînan ritual is a routine ritual performed by Muslim communities, both individually and in groups. The reading of Surah Yâsîn is also often done in commemorations of someone's death. This activity called a performative reception of Qur’an, especially surah Yâsîn, where qur’anic verses (Yâsîn) are accepted and used as a medium for certain rituals, regardless of its informative meaning. This article examine the performance of the surah Yâsîn which are contained ini hadith literatures, both canonical and non-canonical, that appeared up to the fifth century of the hijriah. From this research, there are several forms of performance related to surah Yâsîn. First, surah Yâsîn is recited at the death ritual. Second, surah Yâsîn also recited at certain times. Third, Surah Yâsîn is considered to be the heart of the Qur'an, so reading surah Yâsîn has a quality equivalent to reading the Qur'an several times. Fourth, surah Yâsîn is often used as a medicine for psychic ailments. And fifth, there is a recommendation for reading Yâsîn in certain prayer rituals.","PeriodicalId":33144,"journal":{"name":"AlBayan Jurnal Studi AlQuran dan Tafsir","volume":"16 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-05-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"135516635","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"EPISTEMOLOGI DAN TENDENSI PENAFSIRAN DALAM TAFSIR MELAYU-JAWI: STUDI TAFSIR Q.S. AL-FA>TIH}AH DALAM TARJUMA>N AL-MUSTAFI>D KARYA ABDUL RAUF AL-SINGKILI DAN TAFSIR NU>R AL-IH}SA>N KARYA SAID BIN UMAR AL-KEDAH","authors":"Wendi Parwanto","doi":"10.15575/al-bayan.v7i2.16748","DOIUrl":"https://doi.org/10.15575/al-bayan.v7i2.16748","url":null,"abstract":"Adagium perbedaan domisili, generasi dan latarbelakang keilmuan akan berpengaruh dalam penafsiran yang dilakukan. Demikian juga Al-Singkili dan Said b. Umar adalah dua mufasir berbeda dari segi domisili dan generasi. Oleh karena itu, penting untuk mengkaji bagaimana penafsiran keduanya terhadap QS. Al-Fa>tih}ah. Penelitian ini adalah jenis kepustakaan dengan fokus studi mengungkap kecenderungan penafsiran dan epistemologi tafsir atas QS. Al-Fa>tih}ah. Kesimpulan artikel ini adalah: Pertama, kecenderungan Penafsiran Al-Singkili cenderung menafasirkan secara literal-tekstual dan bertendensi pada qiraat. Sedangkan Said b. Umar cenderung literal-semi kontekstual dan bertendensi pada tasawuf. Kedua, Epsitemologi Tafsir, Al-Singkili menggunakan sumber Qiraat dan menggunakan metode tafsir tekstual, sedangkan Said b. Umar mengguanakan ra’yi, dengan model tafsir tekstual. Kemudian aspek validitas tafsir, tafsir Tarjuma>n Al-Mustafi>d dan Nu>r al-Ih}sa>n cukup berkontribusi dalam pengembangan pengetahuan Islam di ruang kesultanan Aceh dan Kedah.","PeriodicalId":33144,"journal":{"name":"AlBayan Jurnal Studi AlQuran dan Tafsir","volume":"79 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-04-11","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"89523222","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}