EPISTEMOLOGI DAN TENDENSI PENAFSIRAN DALAM TAFSIR MELAYU-JAWI: STUDI TAFSIR Q.S. AL-FA>TIH}AH DALAM TARJUMA>N AL-MUSTAFI>D KARYA ABDUL RAUF AL-SINGKILI DAN TAFSIR NU>R AL-IH}SA>N KARYA SAID BIN UMAR AL-KEDAH
{"title":"EPISTEMOLOGI DAN TENDENSI PENAFSIRAN DALAM TAFSIR MELAYU-JAWI: STUDI TAFSIR Q.S. AL-FA>TIH}AH DALAM TARJUMA>N AL-MUSTAFI>D KARYA ABDUL RAUF AL-SINGKILI DAN TAFSIR NU>R AL-IH}SA>N KARYA SAID BIN UMAR AL-KEDAH","authors":"Wendi Parwanto","doi":"10.15575/al-bayan.v7i2.16748","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Adagium perbedaan domisili, generasi dan latarbelakang keilmuan akan berpengaruh dalam penafsiran yang dilakukan. Demikian juga Al-Singkili dan Said b. Umar adalah dua mufasir berbeda dari segi domisili dan generasi. Oleh karena itu, penting untuk mengkaji bagaimana penafsiran keduanya terhadap QS. Al-Fa>tih}ah. Penelitian ini adalah jenis kepustakaan dengan fokus studi mengungkap kecenderungan penafsiran dan epistemologi tafsir atas QS. Al-Fa>tih}ah. Kesimpulan artikel ini adalah: Pertama, kecenderungan Penafsiran Al-Singkili cenderung menafasirkan secara literal-tekstual dan bertendensi pada qiraat. Sedangkan Said b. Umar cenderung literal-semi kontekstual dan bertendensi pada tasawuf. Kedua, Epsitemologi Tafsir, Al-Singkili menggunakan sumber Qiraat dan menggunakan metode tafsir tekstual, sedangkan Said b. Umar mengguanakan ra’yi, dengan model tafsir tekstual. Kemudian aspek validitas tafsir, tafsir Tarjuma>n Al-Mustafi>d dan Nu>r al-Ih}sa>n cukup berkontribusi dalam pengembangan pengetahuan Islam di ruang kesultanan Aceh dan Kedah.","PeriodicalId":33144,"journal":{"name":"AlBayan Jurnal Studi AlQuran dan Tafsir","volume":"79 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2023-04-11","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"1","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"AlBayan Jurnal Studi AlQuran dan Tafsir","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.15575/al-bayan.v7i2.16748","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 1
Abstract
Adagium perbedaan domisili, generasi dan latarbelakang keilmuan akan berpengaruh dalam penafsiran yang dilakukan. Demikian juga Al-Singkili dan Said b. Umar adalah dua mufasir berbeda dari segi domisili dan generasi. Oleh karena itu, penting untuk mengkaji bagaimana penafsiran keduanya terhadap QS. Al-Fa>tih}ah. Penelitian ini adalah jenis kepustakaan dengan fokus studi mengungkap kecenderungan penafsiran dan epistemologi tafsir atas QS. Al-Fa>tih}ah. Kesimpulan artikel ini adalah: Pertama, kecenderungan Penafsiran Al-Singkili cenderung menafasirkan secara literal-tekstual dan bertendensi pada qiraat. Sedangkan Said b. Umar cenderung literal-semi kontekstual dan bertendensi pada tasawuf. Kedua, Epsitemologi Tafsir, Al-Singkili menggunakan sumber Qiraat dan menggunakan metode tafsir tekstual, sedangkan Said b. Umar mengguanakan ra’yi, dengan model tafsir tekstual. Kemudian aspek validitas tafsir, tafsir Tarjuma>n Al-Mustafi>d dan Nu>r al-Ih}sa>n cukup berkontribusi dalam pengembangan pengetahuan Islam di ruang kesultanan Aceh dan Kedah.