{"title":"BULLYING DALAM AL-QUR’AN (ANALISIS SEMIOTIKA ROLAND BARTHES TERHADAP QS. AL-HUJURAT (49): 11)","authors":"None Ekatul Hilwatis Sakinah","doi":"10.53649/at-tahfidz.v5i1.367","DOIUrl":"https://doi.org/10.53649/at-tahfidz.v5i1.367","url":null,"abstract":"Abstrak
 Fenomena bullying telah meresahkan seluruh umat muslim dan seluruh manusia pada umumnya. Pada dasarnya fenomena ini telah terjadi sejak masa kenabian hingga pada zaman sekarang ini. Padahal Allah telah menyinggung terkait bullying dalam ayat al-Qur’an seperti dalam QS. al-Hujurat (4): 11, untuk itu diperlukan pemahaman terhadap struktur kata yang terdapat dalam ayat tersebut agar fenomena bullying dapat dicegah. Penelitian ini berfokus pada aplikasi semiotika Roland Barthes terhadap ayat tentang bullying dalam QS. al-Hujurat (49): 11. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui struktur teks yang terdapat dalam QS. al-Hujurat (49): 11, makna di zaman sekarang, dan mengetahui pesan serta informasi yang terkandung dalam ayat tersebut dengan menggunakan semiotika Roland Barthes. Metode yang digunakan dalam peneltian ini adalah deskriptif analitik dengan jenis kepustakan (library research). Hasil menunjukkan bahwa dalam QS. al-Hujurat (49): 11 menurut sistem linguistiknya adalah perbuatan bullying nonfisik. Sedangkan sistem mitologinya adalah bahwa agama Islam telah melarang perbuatan bullying nonfisik dalam bentuk apapun baik berupa bullying verbal, bullying relasional, maupun cyberbullying karena tidak sesuai dengan prinsip etika, moral, dan akhlak umat Islam.
 Kata Kunci: Bullying, Qs. al-Hujurat (49): 11, Semiotika, Roland Barthes.
 Abstract
 The phenomenon of bullying has worried all Muslims and all humans in general. Basically this phenomenon has occurred since prophetic times to the present day. Even though Allah has alluded to bullying in the verses of the Qur'an as in QS. al-Hujurat (4): 11, for this it is necessary to understand the structure of the words contained in the verse so that the phenomenon of bullying can be prevented. This research focuses on the application of Roland Barthes's semiotics to the verse about bullying in QS. al-Hujurat (49): 11. The purpose of this research is to find out the structure of the text contained in QS. al-Hujurat (49): 11, the current meaning, and find out the message and information contained in the verse by using Roland Barthes's semiotics. The method used in this research is descriptive analytic with the type of library. The results show that in QS. al-Hujurat (49): 11 according to the linguistic system is an act of non-physical bullying. While the mythological system is that Islam has prohibited acts of non-physical bullying in any form, whether in the form of verbal bullying, relational bullying, or cyberbullying because it is not in accordance with the ethical, moral and ethical principles of Muslims.
 Keywords: Bullying, Qs. al-Hujurat (49): 11, Semiotics, Roland Barthes.","PeriodicalId":33144,"journal":{"name":"AlBayan Jurnal Studi AlQuran dan Tafsir","volume":"24 2","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-11-10","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"135091549","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Analisis Tematik pada Ayat-ayat Musyawarah dalam Tafsir An-Nur Karya Teuku Hasbi as Siddiqiey","authors":"Aty Munshihah, None Nurun Nisaa Baihaqi","doi":"10.53649/at-tahfidz.v5i1.389","DOIUrl":"https://doi.org/10.53649/at-tahfidz.v5i1.389","url":null,"abstract":"Salah satu mufassir lokal yakni Teuku Hasbi Ash-Shiddieqiey dikenal dengan corak fikihnya. Hal ini menunjukkan ketegasan Hasbi dalam memutuskan hukum pada tema pembahasan ayat yang dibahas. Kendati demikian, karakteristik kenusantaraanya menjadi indikator untuk melenturnya hukum yang ada, sebab menyesuaikan pada kondisi dan situasi masyarakatnya. Oleh karena itu, menarik untuk kembali digali dengan tema sosial yang diambil penulis. Penelitian ini merupakan penelitian kepustakaan (library research) dengan model penafsiran tematik yang secara keseluruhan akan menganalisa ayat-ayat bertemakan musyawarah (QS. Al-Baqarah [2]: 233, QS. Ali Imran [3]: 159, QS. Asy-Syura [42]: 38). Penelitian ini menghasilkan bahwa (1) titik tumpu dalam musyawarah bukanlah mengenai hasil akhir melainkan proses saat hal itu terjadi; (2) peleburan sikap dan ego merupakan tujuan yang lebih penting dari hasil yang di hasilkan dalam musyawarah; (3) pemikiran Hasbi dalam musyawarah cenderung diwarnai oleh kondisi dan situasi masyarakat Indonesia.","PeriodicalId":33144,"journal":{"name":"AlBayan Jurnal Studi AlQuran dan Tafsir","volume":"24 3","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-11-10","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"135091548","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"STUDI KODIKOLOGI DAN TEKSTOLOGI MANUSKRIP MUSHAF MADURA","authors":"None Khozinul Alim","doi":"10.53649/at-tahfidz.v5i1.381","DOIUrl":"https://doi.org/10.53649/at-tahfidz.v5i1.381","url":null,"abstract":"Kajian ini dilatarbelakangi akan kayanya peninggalan manuskrip mushaf al-Qur’an yang beredar dan di tanah nusantara, khususnya Indonesia. Tulisan ini merupakan salah satu upaya memperkaya kajian berkenaan manuskrip mushaf al-Qur’an. penulis berusaha mengungkap aspek kodikologi dan tekstologi manuskrip mushaf kuno Madura. Setelah dilakukan penelitian dapat diketahui. Mushaf berumur sekitar 80 tahun. Iluminasi ditemukan pada bagian awal, tengah, dan akhir motif floral sederhana dengan warna hijau mendominasi. Khat yang digunakan dominan menggunakan khat naskhi. Rasm pada manuskrip ini menggunakan rasm campuran yaitu rasm utsmānī dan rasm imlai/istilahi dengan qiraat ‘Āṣim riwayat Ḥafṣ. Tanda baca serta tanda waqaf yang digunakan cenderung sama dengan mushaf standar Indonesia yang beredar saat ini. tipologi kesalahan di dalam manuskrip ini meliputi kesalahan dalam ḍabṭ syak, huruf, kata, kalimat, bahkan ketidakjelasan huruf.
 Kata kunci: Manuskrip, scholia, ḍabṭ, kuras.","PeriodicalId":33144,"journal":{"name":"AlBayan Jurnal Studi AlQuran dan Tafsir","volume":" 22","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-11-09","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"135290518","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"AL-QUR’AN MASA FORMASI: PANDANGAN ALTERNATIF DARI ORIENTALIS","authors":"None Matsna Afwi Nadia","doi":"10.53649/at-tahfidz.v3i02.398","DOIUrl":"https://doi.org/10.53649/at-tahfidz.v3i02.398","url":null,"abstract":"
 Artikel ini menunjukkan salah satu kecenderungan studi al-Qur’an dalam tradisi orientalis berupa pandangan alternatif tentang historiografi al-Qur’an masa formasi. Pemetaan didasarkan pada kajian pustaka terhadap karya-karya mereka. Tiga persoalan yang hendak diulas: Pertama, bagaimana respon orientalis terhadap historiografi al-Qur’an masa formasi versi sarjana muslim klasik. Kedua, bagaimana metode yang digunakan mereka. Ketiga, tipologi pandangan alternatif. Hasil dari artikel ini menunjukkan bahwa orientalis cenderung bersikap skeptis terhadap pandangan ulama klasik. Mereka mendekati topik ini dengan metode historiografi dan sudut pandang sejarah, dengan fokus pada kritik terhadap sumber-sumber sejarah yang digunakan oleh ulama klasik. Selain itu, mereka juga menulusuri sumber sejarah yang sezaman. Berbagai pandangan alternatif yang diusulkan melibatkan isu kanonisasi Al-Qur’an, pra history Al-Qur’an, dan variasi teks Al-Qur’an.
 
","PeriodicalId":33144,"journal":{"name":"AlBayan Jurnal Studi AlQuran dan Tafsir","volume":"42 2","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-11-08","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"135430789","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"FIQH LINGKUNGAN: ANALISIS ATAS QS. AR-RUM’ [30]: 41 PRESPEKTIF MAQASIDI","authors":"None Matsna Afwi Nadia, None M. Riyan Hidayat","doi":"10.53649/at-tahfidz.v5i1.360","DOIUrl":"https://doi.org/10.53649/at-tahfidz.v5i1.360","url":null,"abstract":"Konservasi lingkungan telah menjadi salah satu masalah terpenting dalam perhatian manusia zaman sekarang. Dalam diskursus Al-Qur’an sudah mulai dilakukan aktifitas penafsiran yang mengarah ke hal tersebut. Artikel ini mengkaji permasalahan konservasi lingkungan atas QS. Ar-Rum’ [30]: 41 dengan menggungakan metode tafsir maqashidi. Artikel ini menemukan bahwa deskripsi ayat menunjukkan cakupan penjagaan keberlangsungan kehidupan generasi manusia (hifdz al-bi’ah) yang ditunjukkan dengan konservasi lingkungan. Keberlangsungan kehidupan manusia menjadi tujuan utama (ghayah) yang dihadirkan melalui diksi dampak kerusakan alam oleh manusia (wasilah). Dampak terjadinya kerusakan lingkungan dalam kehidupan sehari-hari disebabkan oleh ulah tangan manusia, yang menegaskan urgensi untuk menjaga dan melestarikan alam demi kelangsungan hidup kita dan generasi mendatang.","PeriodicalId":33144,"journal":{"name":"AlBayan Jurnal Studi AlQuran dan Tafsir","volume":"172 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-11-06","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"135723761","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"ANALISIS NILAI-NILAI KEMANUSIAAN ATAS PEMIKIRAN TAFSIR BUYA HAMKA","authors":"None Zuhriyandi","doi":"10.53649/at-tahfidz.v5i1.354","DOIUrl":"https://doi.org/10.53649/at-tahfidz.v5i1.354","url":null,"abstract":"Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pemikiran tafsir Buya Hamka tentang nilai-nilai kemanusiaan dalam al-Qur’an. Buya Hamka, sebagai seorang ulama dan intelektual terkemuka, memiliki kontribusi yang signifikan dalam memahami al-Qur’an dan menerjemahkannya ke dalam konteks kehidupan manusia. Fokus utama penelitian ini adalah untuk memahami pandangan Buya Hamka tentang martabat manusia, persaudaraan, keadilan, dan hak asasi manusia yang diungkapkan melalui tafsirnya. Metodologi penelitian ini melibatkan analisis teks al-Qur’an dan karya tafsir Buya Hamka. Tinjauan literatur tentang pandangan ulama lainnya juga dilakukan untuk membandingkan dan mengontraskan interpretasi Buya Hamka. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Buya Hamka memberikan penekanan kuat pada pentingnya menghormati martabat manusia sebagai ciptaan Tuhan. Persaudaraan universal antarmanusia dianggapnya sebagai landasan untuk perdamaian dan harmoni dalam masyarakat. Pandangannya tentang keadilan tercermin dalam interpretasinya tentang hukum-hukum Islam yang adil dan inklusif. Selain itu, hak asasi manusia dipandang sebagai prinsip yang melekat pada pesan al-Qur’an dan harus dihormati dalam semua aspek kehidupan. Penelitian ini memiliki implikasi penting dalam memahami bagaimana Buya Hamka menghubungkan pesan kemanusiaan al-Qur’an dengan konteks sosial dan sejarahnya. Pemikirannya memiliki relevansi yang abadi dan dapat memberikan panduan berharga dalam menangani tantangan kemanusiaan modern. Diharapkan penelitian ini dapat memberikan wawasan yang lebih dalam tentang pandangan Buya Hamka tentang nilai-nilai kemanusiaan dalam al-Qur’an dan kontribusinya terhadap pemahaman Islam yang inklusif dan berwawasan masa depan.","PeriodicalId":33144,"journal":{"name":"AlBayan Jurnal Studi AlQuran dan Tafsir","volume":"168 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-11-06","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"135723650","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"KOMPARATIF KEMUKJIZATAN NABI ISA AS DALAM AL-QUR'AN DAN BIBLE","authors":"NADIA AGITA HASANUDDIN KOTO","doi":"10.53649/at-tahfidz.v5i1.349","DOIUrl":"https://doi.org/10.53649/at-tahfidz.v5i1.349","url":null,"abstract":"Mukjizat merupakan suatu hal yang istimewa diluar nalar manusia yang Allah berikan kepada para Nabi dan RasulNya. Karena hal tersebut tidak dapat dirasakan ataupun dimiliki oleh manusia biasa pada umumnya. Salah satu Nabi yang Allah anugerahi keistimewaan mukjizat sampai diabadikan didalam al-Qur’an maupun Bible yakni Nabi Isa as. Salah satu mukjizat Nabi Isa as ialah dapat menghidupkan orang yang sudah meninggal. Penelitian ini berusaha untuk memaparkan komparatif kemukjizatan Nabi Isa as didalam al-Qur’an dan Bible serta mengungkap hubungan/keterkaitan mukjizat dari kedua teks kitab suci tersebut. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif dengan menggunakan pendekatan studi kepustakaan (library research). Serta dipertajam dengan menggunakan teori intertekstualitas Julia Kristeva sebagai pisau analisinya. Adapun hasil dari penelitian ini ialah bahwa adanya keterkaitan atau intertekstualitas teks dintara kedua kitab suci yakni al-Qur’an dan Bible terhadap kemukjizatan yang dimiliki Nabi Isa as. Serta ditemukannya prinsip-prinsip teori intertekstualitas Kristeva yakni prinsip pararel, modifikasi dan defamilirasi. Dimana terdapat kesamaan penyebutan mukjizat Nabi Isa baik dari al-Qur’an dan Bible dan juga terdapat banyak mukjizat yang disebutkan didalam Bible yang tidak terdapat didalam al-Qur’an.","PeriodicalId":33144,"journal":{"name":"AlBayan Jurnal Studi AlQuran dan Tafsir","volume":"173 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-11-06","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"135723760","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"WANITA KARIR DALAM SURAH AL-AHZAB AYAT 33 ( APLIKASI TEORI HERMENEUTIKA JEORGE J.E GRACIA)","authors":"None Yuni Wahyuni","doi":"10.53649/at-tahfidz.v5i1.356","DOIUrl":"https://doi.org/10.53649/at-tahfidz.v5i1.356","url":null,"abstract":"Artikel ini membahas tentang wanita karir dengan menjadikan objek kajian surah al-Ahzab ayat 33 dan menggunakan pendekatan hermeneutika Jeorge J.E Gracia sebagai pisau analisis dalam ayat tersebut. wanita karier merupakan wanita yang bergerak dalam bidang pekerjaan atau disebut juga wanita mandiri secara finisia. Persoalan tentang wanita karir masih mendatangkan kontraversi dalam pandangan masyarakat. dimana wanita masih menjadi kelas kedua setelah laki laki dan sering diperlakukan secara tidak adil. Hasil penelitian menunjukkan bahwa interpretasi surah al-Ahzab ayat 33 menggunakan teori hermeneutika Jorge J.E Gracia. Peneliti menemukan fungsi historis ayat ini berkaitan dengan isteri-isteri nabi saw dimana masyarakat Arab Madinah saat itu bercirikan garis keturunan partriaki yaitu sistem garis keturunan yang ditarik dari ayah ataupun laki-laki. Dan suatu tradisi dengan menjadikan laki laki sebagai pemimpin sedangkan wanita mempunyai porsi yang kecil untuk menempati kedudukan public terutama peran dalam bidang sosial ataupun sebagai pekerja di luar rumah untuk mencari nafkah. Fungsi pengembangan makna tidak ada larangan bagi wanita untuk keluar rumah ataupun berkarier dengan tetap memperhatikan adab ataupun etika saat berada di luar rumah seperti tidak menghias diri secara berlebihan, berlenggak lenggok layaknya wanita Jahiliyah serta tingkah laku yang akan mendatangkan hawa nafsu bagi para lelaki. Fungsi implikasi wanita karier diberi kebebesan berperan aktif tidak hanya dalam satu bidang tetapi bebes mengembangkan sesuai dengan keahlian yang dimiliki.","PeriodicalId":33144,"journal":{"name":"AlBayan Jurnal Studi AlQuran dan Tafsir","volume":"183 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-11-06","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"135723750","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Kontekstualisasi Modern Slavery (Analisis Hermeneutika Double Movement Fazlur Rahman)","authors":"None Huzaifah","doi":"10.53649/at-tahfidz.v3i02.393","DOIUrl":"https://doi.org/10.53649/at-tahfidz.v3i02.393","url":null,"abstract":"Modern Slavery (Perbudakan Modern) tersembunyi di depan mata dan sangat terkait dengan kehidupan di setiap sudut dunia. Setiap hari, orang ditipu, dipaksa untuk masuk ke dalam situasi eksploitatif yang tidak dapat mereka tolak atau tinggalkan. Modern slavery memiliki banyak bentuk dan dikenal dengan berbagai nama. Dalam segala bentuknya, praktik tersebut secara sistematis menghilangkan kebebasan seseorang untuk keuntungan personal dan komersial. Praktik modern slavery ini sangat bertentangan dengan nilai Qur’ani. Al-Qur’an mengedepankan kebebasan manusia, dan menghendaki perubahan sosial secara universal dengan memuat ayat-ayat tentang perbudakan. Adapun penelitian ini merupakan penelitian kualitatif (library research) dengan metode deskriptif-analitis, hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kontekstualisasi modern slavery kini merupakan lebih berbahaya terhadap humanisme, yakni perbudakan pemikiran, perbudakan ekonomi, kekuasaan, bahkan kemerdekaan suatu negara. Ideal Moral (Pesan moral ) dalam teori double movement Fazlur Rahman dalam memerdekakan budak yaitu memberikan kesetaraan kepada orang lain, membebaskan dari penindasan, dan tidak mengganggu hak asasi manusia dalam bentuk apa pun itu.","PeriodicalId":33144,"journal":{"name":"AlBayan Jurnal Studi AlQuran dan Tafsir","volume":"184 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-11-06","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"135723749","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Reevaluasi Kajian Metode Tafsir Tematik (Mustafa Muslim dalam Karyanya “Mabahits Fii Tafsir Maudhu’i”)","authors":"Ayu Novita Sari Ayu novita sari","doi":"10.53649/at-tahfidz.v3i02.371","DOIUrl":"https://doi.org/10.53649/at-tahfidz.v3i02.371","url":null,"abstract":"Perkembangan dunia penafsiran mengalami perkembangan drastis di era modern ini. Banyak sekali penelitian dan pengkajian terkait tafsir, dimana memfokuskan pada isu-isu yang menjadi pembahasan utama di era modern yang dikaitkan dengan tema-tema yang ada sesuai permasalahan yang sedang diteliti. Metode yang tepat dalam kajian ini adalah metode tafsir maudhu’i (tematik). Tokoh yang populer dalam merumuskan metode ini adalah Al-Farmawi. Namun banyak tokoh lain yang merumuskan metode tafsir maudhu’i ini, salah satunya adalah Mustafa Muslim, ia merupakan salah satu ulama’ di Suria terkemuka di bidang tafsir al-Qur’an. Tulisan ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana Mustafa Muslim merumuskan metode ini, kemudian melihat bagaimana sejarah ia merumuskan dan apa saja yang menjadi fokus utama dalam metode yang dirumuskan oleh Mustafa Muslim. Dari penelusuran yang dilkukan penulis, didaparkan hasil bahwaTafsir Maudhu’i (Tematik) yang dirumuskan oleh Mustafa Muslim ada fokus kajian pada tiga pembahasan terkait tafsir maudhu’i (tematik) yaitu pertama kajian tematik yang terfokus pada kata. Kedua kajian tematik yang terfokus pada surah, dan terakhir yang terfokus pada al-Qur’an. Lalu tahap-tahapan yang harus dilalui dalam penggunaan tafsir maudhu’i (tematik) hampir sama yang dirumuskan oleh tokoh lain al-Farmawi, yaitu memilih tema yang akan dibahas, mengumpulkan ayatnya, melihat asbabun nuzulnya, munasabah ayat dan surat yang setema, lalu menjelaskan ayat-ayat yang digunakan dalam penelitian dan tertib serta memperhatikan prosedur-prosedurnya.","PeriodicalId":33144,"journal":{"name":"AlBayan Jurnal Studi AlQuran dan Tafsir","volume":"30 4","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-11-05","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"135726572","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}