{"title":"TRADISI ANGALLE ALLO PASCA KEMATIAN PERSPEKTIF SADD DZARIAH (Studi Kasus Di Desa Taeng, Kecamatan Pallangga, Kabupaten Gowa)","authors":"Eviyanti Hafid, Azman Arsyad","doi":"10.24252/shautuna.v1i3.14903","DOIUrl":"https://doi.org/10.24252/shautuna.v1i3.14903","url":null,"abstract":"AbstractThis study discusses the main issues related to Sadd Dżariah's views in the Angalle Allo tradition in Taeng Village, Pallangga District, Gowa Regency. The purpose of this study, namely: This type of research is qualitative where qualitative research produces a descriptive data, so researchers collect data through interviews, observation and documentation. This research approach uses a sociological approach and shar'i approach. As for the informants in this study are community shops, as well as several communities directly involved in this adat procession. The data analysis techniques in this research process are: Data collection, data reduction, data presentation and drawing conclusions. As for Sadd Dżariah's view of the Angalle Alllo tradition which is included in the category of Acts which is basically permissible because it contains benefits, but allows for interpretations. What is meant by actions that are basically permissible are, carrying out good traditions in accordance with the teachings of Islam contained in QS Al-A'raf / 7 Paragraph 199, gathering together to eat where there is blessing and reciting verses of the Holy Qur'an ' where the reward is very useful for people who have died. While allowing the occurrence of the intended interpretations if in carrying out this tradition with the intention to send food to people who have died, making food in this tradition is mandatory so that it troubles the families of people who have died and other forms of activities that are not recommended in Islam.The implication of this research is to explain about Sadd Dżariah's view of the Angalle Allo tradition preserved by the people of Taeng Village to the present. The conclusions above can be a factor for people to preserve this culture in accordance with Islamic teachings based on the Qur'an and Sunnah. Keywords : Tradition, Angalle All, Death, Sadd Dzariah","PeriodicalId":321272,"journal":{"name":"Shautuna: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Perbandingan Mazhab dan Hukum","volume":"37 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-07-22","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"115014011","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"SANKSI HUKUM TERHADAP SANTET DALAM RANCANGAN UNDANG-UNDANG KUHP (RUU KUHP) DAN HUKUM ISLAM","authors":"Muliati M, I. Irfan","doi":"10.24252/shautuna.v1i2.13717","DOIUrl":"https://doi.org/10.24252/shautuna.v1i2.13717","url":null,"abstract":"Abstrak Artikel ini membahas tentang sanksi hukum terhadap santet dalam rancangan undang-undang kuhp dan hukum islam. Masalah kemudian di susun ke dalam submasalah atau pernyataan penelitian, yaitu: 1. Apa dampak yang ditimbulkan akibat perilaku santet di masyarakat? 2. Bagaimana sanksi hukum santet sebagai tindak pidana dalam konsep RUU KUHP? 3. Bagaimana pandangan hukum islam tentang santet?. tulisan ini menggunakan metode penelitian pendekatan multidispliner, yaitu pendekatan teologi-normatif, dan sosiologis. Pendekatan ini tergolong penelitian pustaka (library research), data dikumpulkan dengan mengutip, menganalisis dengan menggunakan analisis isi (content analysis) terhadap literatur yang representatif dan mempunyai relevansi dengan maslah yang dibahas, kemudian mengulas, dan menyimpulkannya. Hasil penelitian ini penulis menemukan, masih banyak pro dan kontra mengenai usulan rancangan Undang-undang mengenai sanksi hukum dalam pasal 293 (dulu Pasal 292 RUU KUHP tahun 2004) yang mengatur penggunaan Ilmu hitam, terutama dalam hal pembuktiannya.Katakunci: Santet; RUU (Rancangan Undang-undang); KUHP (Kitab Undang-undang hukum Pidana); Ilmu Hitam.AbstractThis paper discusses the legal sanctions against witchcraft in the draft of the Kuhp law and Islamic law. The problem is then organized into subproblems or research statements, namely: 1. What are the impacts caused by the behavior of witchcraft in the community? 2. How is the legal sanction of witchcraft as a criminal offense in the draft Criminal Code Bill? 3. What is the view of Islamic law about witchcraft? This paper uses a multidisciplinary research method, the theological-normative and sociological approaches. This approach is classified as library research, data collected by quoting, analyzing using content analysis of representative literature and having relevance to the issues discussed, then reviewing, and concluding. The results of this study the authors found, there are still many pros and cons regarding the proposed draft law on legal sanctions in article 293 (formerly Article 292 of the Criminal Code Bill 2004) which regulates the use of black magic, especially in terms of proof.Keywords: Witchcraft; Draft Bill (Draft Law), Criminal Code (Criminal Code Book); Black Magic.","PeriodicalId":321272,"journal":{"name":"Shautuna: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Perbandingan Mazhab dan Hukum","volume":"338 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"1970-01-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"116649449","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"PERNIKAHAN PEREMPUAN SINDROM MAYER ROKITANSKY KUSTER HAUSTER PERSPEKTIF HUKUM ISLAM","authors":"Reski Wulandari, Irfan Lewa","doi":"10.24252/shautuna.v1i3.15460","DOIUrl":"https://doi.org/10.24252/shautuna.v1i3.15460","url":null,"abstract":"AbstrakPokok masalah dalam penelitian ini ialah mengetahui bagaimana konsep terhadap Sindrom MRKH (Mayer Rokitansky Kuster Hauster), bagaimana dampak pernikahan perempuan Sindrom MRKH (Mayer Rokitansky Kuster Hauster). Dan bagaimana pandangan hukum Islam terhadap pernikahan perempuan Sindrom MRKH (Mayer Rokitansky Kuster Hauster). Jenis penelitian ini tergolong kualitatif dengan menggunakan metode pendekatan penelitian seperti Yuridis normatif (Undang-undang), teologis normatif (Hukum Islam), dan Ushul fiqih. Yuridis normatif merupakan pendekatan yang berkaitan dengan undang-undang. Teologis normatif merupakan pendekatan yang diterapkan dalam sebuah penelitian yang mana masalah-masalah tersebut dibahas sesuai dengan kaedah-kaedah maupun norma-norma yang ada, yakni hukum Islam. Ushul fiqih adalah suatu disiplin ilmu yang membahas kaidah untuk menelusuri hukum-hukum syari’ah dari sumbernya yang telah dinashkan dalam Al-Qur’an dan As-Sunnah. Maka di dalam pengumpulan sumber data, peneliti menggunakan studi kasus melalui wawancara. Metode yang diterapkan berupa menganalisa literatur-literatur yang mendukung atau penelitian pustaka (Library Research) yang mempunyai keterkaitan dan relevansi dengan masalah pokok dan sub-sub masalah mengenai Pernikahan bagi Perempuan Sindrom MRKH (Mayer Rokitansky Kuster Hauster) dan Perspektif hukum Islam. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Sindrom MRKH (Mayer Rokitansky Kuster Hauster) merupakan kelainan bawaan lahir yang terjadi pada perempuan serta adanya gangguan pembentukan rahim dan vagina. Dampak yang dapat terjadi dalam pernikahannya ialah dampak sosial, dampak psikologis dan dampak kesehatan. Dampak sosial dapat menyebabkan perempuan yang mengalami sindrom MRKH ini merasa terintimidasi serta adanya ketidakpercayaan diri terhadap lingkungan sekitar, dampak psikologisnya yakni rentan mengalami stress yang berlebihan serta dapat memicu terjadinya depresi, hal ini dikarenakan tekanan yang kuat, dan dampak kesehatannya sangat memiliki resiko akan kegagalan dalam operasi vagina. Dalam hal ini, hukum pernikahan pada perempuan Sindrom MRKH yakni Hukumnya haram, makruh dan mubah. Jika perempuan yang mengalami sindrom MRKH (Mayer Rokitansky Kuster Hauster) tidak mampu dalam hal melakukan hubungan seksual maka hukum pernikahannya haram. Jika dapat mendzalimi hak seorang suami maka hukum pernikahannya makruh. Dan jika dapat memberikan kepuasan dalam melakukan hubungan seksual maka hukum pernikahannya mubah.Kata Kunci: Pernikahan, Perempuan, MRKH, Hukum Islam AbstractThe main problem in this research is knowing the concept of MRKH Syndrome (Mayer Rokitansky Kuster Hauster), how is the impact of the marriage of women with MRKH Syndrome (Mayer Rokitansky Kuster Hauster). And what is the view of Islamic law on the marriage of women with MRKH Syndrome (Mayer Rokitansky Kuster Hauster). The main problem in this research is knowing the concept of MRKH Syndrome (Mayer Rokitansky Kuster Hauster), how is the impact of the marr","PeriodicalId":321272,"journal":{"name":"Shautuna: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Perbandingan Mazhab dan Hukum","volume":"29 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"1970-01-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"126934044","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"EFEKTIVITAS PENGAJIAN KITAB KUNING TERHADAP PEMIKIRAN HUKUM BAGI SANTRI DI PONDOK PESANTREN NAHDLATUL ULUM SOREANG MAROS","authors":"Jung Muhammad Nur Natsir Mb, Abdul Wahid Haddade","doi":"10.24252/shautuna.v1i2.13728","DOIUrl":"https://doi.org/10.24252/shautuna.v1i2.13728","url":null,"abstract":"AbstrakPokok masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana bentuk pengajian kitab terhadap pemikiran hukum bagi santri di pondok pesantren Nahdlatul Ulum Soreang Maros. Jenis penelitian ini tergolong penelitian field research dengan pendekatan yang digunakan pendekatan sosial (non doktrinal). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pelaksanaan yang efektive dari bentuk pengajian kitab kuning di Pondok Pesantren Nahdlatul Ulum Soreang Maros tetap terpelihara sampai pada saat ini dan dilaksanakan dengan metode, Khalaqah. Demi meningkatkan pemikiran Hukum bagi santri oleh pihak pesantren Nahdlatul Ulum Soreang Maros yakni mewajibkan santri mengikuti pengajian kitab yang dimana kitab-kitab tersebut merupakan kitab warisan yang sejak berdirinya pondok pesantren Nahdlatul Ulum Soreang Maros yang sebagian besar kitab hukum, seperti kitab, Fathul qorib, Riyadu shalihin, tanwirul qulub dan hampir semua kitab yang dipakai mengandung hokum. Pengaruh dari pemikiran dan pemahaman Fiqhi Santri Dipondok pesantren Nahdlatul Ulum Soreang Maros Tentang pemikiran hukum Imam Maliki Dan Imam Syafi’i sangatlah berpengaruh dan diajarkan Tentang etika dalam perbedaan pendapat, namun santri/wati lebih dominan memahami dan mendalami pemikiran Imam Syafi’i. Adapun implikasi dari penelitian ini adalah agar tercapainya tujuan pendidikan yakni peserta didik yang berilmu, beriman dan bertaqwa kepada Allah swt. dirasakan perlu fungsionalisasi lembaga pendidikan Islam terutamanya pesantren yang bertujuan untuk mentrasmisikan nilai-nilai kitab kuning yang terkandung didalamnya. Meskipun demikian, tidak berarti bahwa pesantren tidak mengalami kendala dalam mempertahankan tradisi kitab kuningnya, baik pada persoalan bahasa, metode, materi sampai kepada persoalan minat santri sendiri.Kata Kunci: Pengajian Kitab Kuning; Santri: Pondok Pesantren; Nahdlatul Ulum Maros.","PeriodicalId":321272,"journal":{"name":"Shautuna: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Perbandingan Mazhab dan Hukum","volume":"74 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"1970-01-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"124247680","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP TRADISI MADDOASSALAMA PADA MASYARAKAT BUGIS DI DESA LALLATANG, KECAMATAN DUA BOCCOE. BONE","authors":"Muh. Asfar Sinulingga, Rahman Qayyum","doi":"10.24252/shautuna.v1i3.15458","DOIUrl":"https://doi.org/10.24252/shautuna.v1i3.15458","url":null,"abstract":"AbstrakTradisi maddoassalama merupakan sebuah tradisi yang dilakukan sebagai bentuk rasa syukur kepada Allah swt. Atas yang telah diperoleh atau sesuatu yang telah dicapai maka dilakukan tradisi maddoassalama. Metode pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi, wawancara dan dokumentasi. Metode pengolahan dan analisah data yaitu, metode induktif, metode deduktif dan metode komperatif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tradisi maddoassalama yang dilakukan oleh masyarakat Desa Lallatang, Kecamatan Dua Boccoe Kabupaten Bone merupakan suatu kebiasaan yang biasa dilakukan masyarakat ketika mendapatkan sesuatu seperti hasil panen atau suatu niat yang sudah tercapai biasa dilakukan tradisi maddoassalama. Jadi tradisi maddoassalama ini dalam artian sesuatu yang dilakukan dalam ungkapan rasa syukur kepada Tuhan yang Maha Esa. Tradisi tersebut biasa dilakukan pada kalangan keluarga maupun kalangan masyarakat untuk mengungkapkan rasa syukur kepada Tuhan. Dalam pelaksanaan tradisi tersebut biasanya tuan rumah menyiapkan berbagai makanan sesajian yang kemudian dibacakan oleh pa’baca atau Imam. Waktu pelaksanaan biasanya pada malam senin, rabu, kamis dan jum’at. pandangan Islam tradisi maddoassalama boleh saja dilakukan tanpa merusak akhidah seseorang tanpa adanya sebab yang lain, makanan yang diletakkan pada wadah tertentu sebagai simbol tetapi apabila makanan tersebut bertujuan sebagian sesajian untuk arwah yang telah meninggal maka itu tidak sesuai dengan syariat Islam.Kata Kunci : Maddoassalama, Proses Pelaksanaan, Hukum IslamAbstractThe Maddoassalama tradition is a tradition that is carried out as a form of gratitude to Allah SWT. For what has been obtained or something that has been achieved, the Maddoassalama tradition is carried out. The type of research used is qualitative by using various aspects of the approach, namely historical, sociological, and anthropological approaches. Furthermore, the data collection method is carried out by means of observation, interviews and documentation. Data processing and analysis methods are inductive method, deductive method and comparative method. The results of this study indicate that the maddoassalama tradition carried out by the people of Lallatang Village, Dua Boccoe District, Bone Regency is a habit that is usually done by people when they get something like a harvest or an intention that has been achieved is usually done by the maddoassalama tradition. So this maddoassalama tradition means something that is done in an expression of gratitude to God Almighty. This tradition is usually carried out among families and communities to express gratitude to God. In the implementation of this tradition, the host usually prepares various food offerings which are then read by the pa'baca or Imam. The implementation time is usually on Monday, Wednesday, Thursday and Friday nights. The Islamic view of the maddoassalama tradition is permissible to do without damaging one's faith without any other reason, food","PeriodicalId":321272,"journal":{"name":"Shautuna: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Perbandingan Mazhab dan Hukum","volume":"81 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"1970-01-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"134121417","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"FIKIH NAZAR MENURUT MAZHAB SYAFI’I DAN MAZHAB MALIKI (Studi Kasus Pelepasan Nazar di Desa Balang Lompoa Kabupaten Jeneponto)","authors":"Jumria H, Muammar Muhammad Bakry","doi":"10.24252/shautuna.v1i3.14912","DOIUrl":"https://doi.org/10.24252/shautuna.v1i3.14912","url":null,"abstract":"Abstrak artikel ini membahas tentang proses Pelepasan Nazar pada pemakaman aggalarrang tanginunga jene’ Kabupaten Jeneponto Provinsi Sulawesi Selatan, kemudian terdapat Rumusan Masalah yakni Bagaimana Menurut Hukum Islam tentang pelepasan Nazar, Bagaimana Tata Cara pelepasan Nazar di pemakaman di Desa Balang Lompoa Kabupaten Jeneponto, Bagaimana Menurut Mazhab Syafi’I dan Mazhab Maliki tentang Nazar. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif (filed research) atau penelitian lapangan yakni mencari secara langsung, sedangkan pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan Syar’I, dan sosiologis. Adapun penggumpulan data yang digunakan dengan caa wawancara yaitu, Juru kunci serta penjaga makam, perziarah makam. Sedangkan metode penggelolaan data melalui beberapa tahap sehingga menghasilkan data yang lebih akurat, yakni identifikasi data, reduksi data dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa proses pelepasan Nazar di makam gallarang tangginunga jene’ sebab Masyarakat yang datang untuk bernazar di makam gallarang tangginunga jene’ berkeyakinan bahwa jika bernazar dimakam doa dan harapan yang dipanjatkan akan cepat dikabulkan karena makam merupakan salah satu karaeng yang ada di Kabupaten Jeneponto . serta perziarah beranggapan bahwa jika bernazar dapat membantu menyelesa ikan suatu maslaah bagi kehidupanya.Kata Kunci :Fikih; Nazar; Mazhab Syafi’i dan Maliki.Abstrack This article discusses the process of releasing Nazar in the funeral aggalarrang tanginunga jene 'in Jeneponto Regency, South Sulawesi Province, then there is a Problem Formulation namely How According to Islamic Law about the release of Nazar, How is the Procedure for releasing Nazar in a funeral in Balang Lompoa Village, Jeneponto Regency, How According to the Syafi School of Law 'I and the Maliki School of Nazarism. This study uses a qualitative method (filed research) or field research that is looking directly, while the approach used in this study is the Syar'I approach, and sociological. As for the collection of data used by caa interviews, namely, key keeper and guardian of the tomb, pilgrimage tomb. While data management methods go through several stages so as to produce more accurate data, namely dataidentification, data reduction and conclusion drawing. The results of this study indicate that the process of releasing Nazar in the tomb of gallarang Tangginunga Jenene 'because the people who come to vow at the tomb of gallarang Tangginunga Jenene' believe that if the vow is buried in prayer and the hope that is offered will be quickly granted because the tomb is one of the karaeng in the district of Jeneponto .and pilgrims assume that if vows can help resolve fish a problem for their lives.Keywords : Fiqh; Nazar; Syafi'I School and Maliki School.","PeriodicalId":321272,"journal":{"name":"Shautuna: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Perbandingan Mazhab dan Hukum","volume":"24 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"1970-01-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"131031209","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"TRADISI PASSILI SEBELUM PERNIKAHAN DI KECAMATAN BINAMU KABUPATEN JENEPONTO (Studi Perbandingan Hukum Islam Dan Hukum Adat)","authors":"Kiki Windiasari, Intan Cahyani","doi":"10.24252/shautuna.v1i3.15462","DOIUrl":"https://doi.org/10.24252/shautuna.v1i3.15462","url":null,"abstract":"AbstrakPokok masalah penelitian ini adalah bagaimana proses pelaksanaan tradisi passili di Kecamatan Binamu Kabupaten Jeneponto. Penelitian ini adalah penelitian lapangan (Field Research) yaitu penelitian dengan melakukan pengamatan dan terlibat langsung dengan objek yang akan diteliti di lokasi penelitian. Yang menjadi infirman dalam penelitian ini yaitu: Anrong Bunting, Kepala Lingkungan dan beberapa tokoh masyarakat setempat. Dengan menggunakan beberapa pendekatan yaitu pendekatan Antropologi, sosiologis dan yuridis. Dengan beberapa metode pengumpulan data yaitu observasi, wawancara, dan dokumentasi. Data yang telah diperoleh kemudian di olah melalui metode deduktif, metode induktif dan metode komparatif. Dalam penelitian ini eksistensi tradisi Passili yang tidak lepas dari sejarah kemunculannya. Tradisi Passili adalah tradisi yang telah membudaya di masyarakat pabiringa yang asal-muasalnya tidak di ketahui pasti. Yang hanya di lestarikan secara turun temurun dari nenek moyang terdahulu. Prosesi pelakaksanaan tradisi passili memiliki beberapa tahap yang pertama ,mempersiapkan bahan-bahan dan alat passili. Kedua penentuan hari dan waktu pelaksanaan pasili. Ketiga prosesi passili yang di lakukan sesuai dengan kebiasaan.Kata kunci: Tradisi; Passili; Hukum Islam. AbstractThe main problem of this research is how is the process of implementing the passili tradition in Binamu District, Jeneponto Regency. This research is a field research (Field Research), namely research by observing and being directly involved with the object to be studied at the research location. Infirman in this research are: Anrong Bunting, Head of the Environment and several local community leaders. By using several approaches, namely anthropological, sociological and juridical approaches. With several data collection methods, namely observation, interviews, and documentation. The data that has been obtained are then processed through deductive methods, inductive methods and comparative methods. In this research, the existence of the Passili tradition is inseparable from the history of its emergence. The Passili tradition is a tradition that has been entrenched in the pabiringa community whose origins are not known for sure. Which is only preserved from generation to generation from their previous ancestors. The procession of implementing the passili tradition has the first several stages, preparing the materials and tools of the passili. Second, the determination of the day and time of the pasili. The three passili processions are carried out according to habit. Key words: Tradition; Passili; Islamic Law.","PeriodicalId":321272,"journal":{"name":"Shautuna: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Perbandingan Mazhab dan Hukum","volume":"30 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"1970-01-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"132381328","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"EFEKTIVITAS KURSUS CALON PENGANTIN TERHADAP PENCEGAHAN PERCERAIAN (Studi Kasus di Kantor Urusan Agama Ajangale Kabupaten Bone)","authors":"Fandi Fandi, Kurniati Kurniati","doi":"10.24252/shautuna.v1i3.14908","DOIUrl":"https://doi.org/10.24252/shautuna.v1i3.14908","url":null,"abstract":"AbstrakArtikel ini membahas tentang Efektivitas Kursus Calon Pengantin (suscatin) di Kantor Urusan Agama Ajangale, Terhadap Pencegahan Perceraian, pokok permasalahan penelitian ini adalah Bagaimana Efektivitas Kursus Calon Pengantin (suscatin) di Kntor Urusan Agama Ajangale, Terhadap Pencegahan Perceraian.? Dengan beberapa sub masalah yaitu 1) Bagaimana Pelaksanaan Kurus Calon Pengantin di Kantor Urusan Agama Ajangale, Terhadap Pencegahan Perceraian.? 2) Bagaimana Peran Kurus Calon Pengantin dalam Menimalisir Perceraian di Ajangale.? 3) Bagaimana Prespektif maslahah Mursalah terhadap Kurus Calon Pengantin.? Penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif di Kantor Urusan Agama Kecematan Ajangale. Pendekatan penelitian yang di gunakan yaitu pendekatan bimbingan penyuluhan Islam dan pendekatan Hukum Islam. Sumber data dalam penelitian ini yaitu sumber data primer dan sumber data skunder. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini yaitu okservasi, wawancara mendalam dan dokumentasi, dengan analisis data adalah reduksi data, pennyajian data dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa keberadaan suscatin di Kantor Urusan Agama Kecematan Ajangale, telah diketahui oleh masyarakat dan semua calon pengantin telah pengikuti suscatin. Dengan upaya yang digunakan adalah dilaksanakan dengan metode ceramah, diskusi, dan praktek serta sosialisasi suscatin secara terus menerus, memberikan pemahaman serta bekal tentang bekal tujuan pernikahan yang harus dimiliki calon pengantin. Efektif kursus calon pengantin yang di lihat dari segi materi yang disampaiakan sangat mendukung karena materi tersebut memberikan pemahaman bagi calon pengantin tentang bagaimana cara membangun rumah tangga yang baik dan cara mengatasi masalah yang dihadapi. Jika dilihat dari segi waktu yang di berikan maka suscatin ini tidak efektiv karenah waktu yang diberikan dalam kursus calon pengantin hanya satu hari sehingga materi yang diberikan tidak optimal dan membuat pasangan calon pengantin tidakk terlalu memahami materi yang diberikan dan membuat materi yang diberikan tidak diterapkan semmua dalam rumah tangga pasanga tersebut. Implikasi dari penelitian ini adalah dengan melihat pentingnya suscatin di harapkan bagi calon pengantin yang memiliki kesibukan agar tetap mengikuti suscatin walaupun harus meninggalkan pekerjaannya selama beberapa jam, diharapkan agar pihak KUA menambah waktu suscatin agar calon pengantin mudah memahami materiyang disampaikan dan meteri yang diberikan juga tidak terlalu padat, diharapkan adanya kerjasama pihak KUA Kecematan Ajangale dengan pengadilan agama.Kata Kunci: Suscatin; Pernikahan; Perceraian.","PeriodicalId":321272,"journal":{"name":"Shautuna: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Perbandingan Mazhab dan Hukum","volume":"61 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"1970-01-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"133595644","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"PERAN KEPOLISIAN REASORT GOWA DALAM MENANNGULANGI BALAPAN LIAR DI KECAMATAN PATTALLASSANG KABUPATAEN GOWA PERSPEKTIF HUKUM ISLAM","authors":"Muhammad Kahar, Sohrah Sohrah","doi":"10.24252/shautuna.v1i2.13721","DOIUrl":"https://doi.org/10.24252/shautuna.v1i2.13721","url":null,"abstract":"AbstrakTulisan ini membahas tentang peran Kepolisian Reasort Gowa dalam menanggulangi balapan liar di Kecamatan Pattallassang Kabupaten Gowa (Perspektif Hukum Islam). Masalah kemudian di susun ke dalam submasalah atau pernyataan penelitian, yaitu: (1) Bagaimana upaya Kepolisian dalam Menanggulangi balapan liar? (2) Bagaiman prosedur Penanganan balapan liar di Polres Gowa? (3) Bagaimana pendapat pemuka agama terhadap balapan liat?. tulisan ini menggunakan metode penelitian lapangan (field research), yang di mana penulis langsung terjung ke lapangan dengan di perkuat hasil wawancara dan dokumentasi. Hasil penelitian dan pembahasan dalam penulisan skripsi ini dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut.(1) Upaya kepolisian dalam penanggulangan balapan liar di jalan masuk padifalley golf yaitu: (a) upaya preventif, melakukan pencegahan dengan melakukan penyuluhan kepada masyarakat dan sosialisasi keselamatan berlalulintas (b) upaya represif, upaya penindakan tersebut berupa tilang dan penyitaan (2) Prosedur penanganan balapan liar di Polres Gowa yaitu : (a) melakukan penyuluhan ke sekolah-sekolah dan masyarakat (b) melakukan raziah atau patroli secara rutin (c) melakukan penangkapan dan penyitaan barang bukti. (2) pendapat imam desa pallantikang mengenai balapan liar di jalan masuk padifalley golf sangat mengganngu masyarakat karna suara yang berisik dan mengganggu penggunaan jalan lain.Kata kunci: Balapan Liar; remaja; KepolisianAbstractThis paper discusses the role of the Reasort Gowa Police in tackling illegal racing in Pattallassang District, Gowa Regency (Perspective of Islamic Law). The problem is then organized into subproblems or research statements, namely: (1) What is the Police effort to tackle illegal racing? (2) What is the procedure for handling illegal races at Gowa Police Station? (3) What is the opinion of the religious leaders towards the clay race? This paper uses the field research method, in which the writer directly enters the field by strengthening the results of interviews and documentation. The results of the research and discussion in the writing of this thesis can be concluded as follows: (1) The efforts of the police in tackling illegal races at the entrance of padifalley golf are: (a) preventive efforts, prevention by conducting public education and socialization of traffic safety (b) repressive measures, enforcement measures in the form of speeding tickets and seizures (2) Procedures for handling illegal races at the Gowa Police Station, namely: (a) conducting counseling to schools and communities (b) conducting routine raids or patrols (c) making arrests and confiscating goods Proof. (2) the opinion of the pallantikang village priest regarding the wild race at the entrance to padifalley golf greatly disturbs the public because of the noise and disturbing use of other roads. Keywords: Wild Race; Teenager; Police","PeriodicalId":321272,"journal":{"name":"Shautuna: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Perbandingan Mazhab dan Hukum","volume":"32 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"1970-01-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"117099495","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"RITUAL MERAU ASSALAMAKANG DI DESA PALECE KECAMATAN LIMBORO KABUPATEN POLEWALI MANDAR (Studi Perbandingan Hukum Islam dan Hukum Adat)","authors":"N. Aisyah, Darsul S. Puyu","doi":"10.24252/shautuna.v1i3.14909","DOIUrl":"https://doi.org/10.24252/shautuna.v1i3.14909","url":null,"abstract":"Abstrak Penelitian dalam rangka penulisan artikel, artikel ini membahas pokok-pokok masalah tersebut. Yang diuraikan ke dalam tiga sub masalah yaitu: pertama, bagaimana prosesi ritual Merau Assalamakang yang dilakukan masyarakat Desa Palece Kecamatan Limboro Kabupaten Polewali Mandar, kedua, nilai-nilai apa yang terkandung dalam ritual merau assalamakang, Dan ketiga, bagaimana pandangan hukum Islam dan hukum Adat terhadap ritual merau assalamakang. Jenis penelitian ini bersifat kualitatif dengan menggunakan pendekatan syar’i yang dimana pendekatan ini adalah pendekatan terhadap hukum Islam dan hukum Adat yang berhubungan dengan pendapat para ulama. Dalam mengumpulkan data melalui wawancara, penulis menggunakan studi kasus. Teknik yang digunakan adalah membaca literatur yang mempunyai ketertarikan dan relevansi dengan masalah pokok-pokok dan sub-sub masalah mengenai ritual ini. Dari hasil penelitian ini menunjukkan bahwa, ritual Mandar seperti Merau Assalamakang oleh masyarakat Mandar memiliki maksud dan tujuan yaitu meminta keselamatan dan permohonan doa kesembuhan serta rasa syukur. Pelaksanaan ritual ini dapat berlangsung kapan saja tetapi waktu dan pelaksanaannya tetap memperhitungkan waktu dan hari yang dianggap baik.Kata Kunci: Ritual; Merau Assalamakeng; Hukum Islam; Hukum Adat.AbstractResearch in the context of thesis writing, this thesis discusses the main points of the problem. Described into three sub-problems, namely: first, how the Merau Assalamakang ritual procession is carried out by the people of Palece Village, Limboro Subdistrict, Polewali Mandar Regency, second, what values are contained in the merau assalamakang ritual, and third, how are the views of Islamic law and Customary law towards the ritual of merau assalamakang. This type of research is qualitative by using a shar'i approach where this approach is an approach to Islamic law and Customary law that relates to the opinions of the scholars. In collecting data through interviews, the authors use case studies. The technique used is reading literature that has an interest and relevance to the main issues and sub-problems regarding this ritual. From the results of this study indicate that, Mandar rituals such as Merau Assalamakang by the Mandar community have the intent and purpose of asking for safety and requests for healing prayers and gratitude. The implementation of this ritual can take place at any time but the time and implementation still take into account the time and day that is considered good.Keywords: Rituals; Merau Assalamakeng; Islamic Law; Customary Law.","PeriodicalId":321272,"journal":{"name":"Shautuna: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Perbandingan Mazhab dan Hukum","volume":"30 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"1970-01-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"123444875","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}