Riwayah Jurnal Studi Hadis最新文献

筛选
英文 中文
MENELADANI STRATEGI AHLI HADIS DALAM MENYELEKSI RIWAYAT HOAX 模仿圣训专家对骗局历史的选择
Riwayah Jurnal Studi Hadis Pub Date : 2018-12-25 DOI: 10.21043/riwayah.v4i2.4519
Mukhamad Agus Zuhurul Fuqohak
{"title":"MENELADANI STRATEGI AHLI HADIS DALAM MENYELEKSI RIWAYAT HOAX","authors":"Mukhamad Agus Zuhurul Fuqohak","doi":"10.21043/riwayah.v4i2.4519","DOIUrl":"https://doi.org/10.21043/riwayah.v4i2.4519","url":null,"abstract":"<p><em>This research seeks to uncover the efforts and strategies of the hadit</em><em>h</em><em> scholars in selecting fa</em><em>lse hadith</em><em> that began to spread in the hot politics to be linked to the procedures for dealing with hoax news that also spread in the present era. The writing that uses qualitative research methods and sourced from library data finds that these false </em><em>hadith</em><em> can be identified by the weakness of the </em><em>texts</em><em>, the dislodging system of the sanad and the like</em><em> that</em><em>. Then the efforts of the hadith scholars were seen with the massive book of false </em><em>hadith</em><em>. Then, also analyze sharply about who is suspected of having forged a hadith. Not only that, the sources of hadith were strongly encouraged to completely close the gap to false hadith. This can be an example so the handling of hoax news must be serious. Because, the essence of fake hadith and hoax news is the same. That is not having clear and accountable source data.</em></p>","PeriodicalId":31822,"journal":{"name":"Riwayah Jurnal Studi Hadis","volume":"182 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-12-25","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"80312506","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
PERAYAAN MAULID NABI DALAM PANDANGAN KH. HASYIM ASY’ARI
Riwayah Jurnal Studi Hadis Pub Date : 2018-12-25 DOI: 10.21043/riwayah.v4i2.3596
Ulin Niam Masruri
{"title":"PERAYAAN MAULID NABI DALAM PANDANGAN KH. HASYIM ASY’ARI","authors":"Ulin Niam Masruri","doi":"10.21043/riwayah.v4i2.3596","DOIUrl":"https://doi.org/10.21043/riwayah.v4i2.3596","url":null,"abstract":"Perayaan maulid nabi yang dilakukan setiap setahun  dalam rangka mengenang kelahiran Beliau dan menteladani sirahnya merupakan suatu tradisi yang baik  dan harus terjaga dari hal – hal yang dapat merusak tujuan dilakukannya perayaan tersebut. Untuk tujuan itu, maka perlu dibuat rambu – rambu dan batasan - batasan yang mengatur kegiatan tersebut, sehingga bisa dijadikan acuan bagi masyarakat islam yang akan merayakannya. Karena tujuan yang mulia jika menggunakan wasilah yang kurang baik maka itu dilarang. Dan hal ini telah dilakukan oleh KH. Hasyim Asy’ari dengan menulis sebuah buku yang bertutur tentang hal tersebut.","PeriodicalId":31822,"journal":{"name":"Riwayah Jurnal Studi Hadis","volume":"53 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-12-25","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"84423062","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 2
MUSTHALAH "LA YUTRAK" INDA AL-IMAM AL-DARUQUTHNI
Riwayah Jurnal Studi Hadis Pub Date : 2018-12-25 DOI: 10.21043/riwayah.v5i1.3598
Ahmad Athifi
{"title":"MUSTHALAH \"LA YUTRAK\" INDA AL-IMAM AL-DARUQUTHNI","authors":"Ahmad Athifi","doi":"10.21043/riwayah.v5i1.3598","DOIUrl":"https://doi.org/10.21043/riwayah.v5i1.3598","url":null,"abstract":"    تناولت في هذه الدراسة، مصطلح \" لا يُتْرك \" عند الإمام الدَّارَقطنيّ ⌂، دراسة تطبيقية، وتعرضت فيها، لترجمة موجزة للإمام الدَّارَقطنيّ، وبينت مراد الإمام من هذا المصطلح، من خلال تفسير الأئمة من بعده، مع المقارنة بأقوال النقاد في الراوي، ودراسة نموذج من مروياته عند الحاجة، ووصلت إلى حكم واضح فيه بعد الدراسة النقدية لكل راوٍ، وقد تبين أن الإمام الدَّارَقطنيّ، يطلق هذا المصطلح على الراوي الذي يعتبر بحديثه، وهم متفاوتون في الاعتبار بين مراتبه الثلاثة، فمنهم صالح الحديث في الجملة، ومنهم من في حديثه لين، ومنهم الضعيف ضعفًا محتملًا بسبب الخطأ، أو السهو، أو غيرهما مما لا يُتْرك  حديث الراوي بالكلية بسببه، وفي معرفة مرتبة كل راو فائدة جليلة عند الترجيح بين ما ظاهره التعارض من الروايات ،وجميعهم لا يقبل منهم التفرد إذا خالف من هو أولى منه، وقد أشار الحافظ الدَّارَقطنيّ إلى ذلك بإضافة وصف للراوي مع قوله \" لا يُتْرك \" يدل على حاله، والله أسأل أن يجري الحق على قلبي، ولساني، وقلمي، وصلى الله على محمد وعلى آله وصحبه وسلم.","PeriodicalId":31822,"journal":{"name":"Riwayah Jurnal Studi Hadis","volume":"74 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-12-25","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"86335555","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
RELASI MUSLIM DAN NON MUSLIM PERSPEKTIF TAFSIR NABAWI DALAM MEWUJUDKAN TOLERANSI 穆斯林与非穆斯林的关系是纳巴维对宽容的解释
Riwayah Jurnal Studi Hadis Pub Date : 2018-12-25 DOI: 10.21043/riwayah.v4i2.4628
Muhammad Alan Juhri
{"title":"RELASI MUSLIM DAN NON MUSLIM PERSPEKTIF TAFSIR NABAWI DALAM MEWUJUDKAN TOLERANSI","authors":"Muhammad Alan Juhri","doi":"10.21043/riwayah.v4i2.4628","DOIUrl":"https://doi.org/10.21043/riwayah.v4i2.4628","url":null,"abstract":"Fenomena pluralitas agama yang hadir di tengah kehidupan saat ini menuntut kita agar mampu menyikapinya dengan bijaksana. Terlebih bagi umat muslim, di mana dewasa ini Islam seringkali dituduh sebagai agama yang diskriminatif dan sulit menerima adanya keberagaman. Pasalnya bermula dari munculnya sebagian muslim yang mendakwahkan Islam dengan jalan kekerasan, memerangi bahkan membunuh umat-umat lain yang tidak sejalan dengan Islam. Sehingga tentu saja ini berimbas pada rusaknya citra Islam. Padahal, 14 abad yang lalu Nabi Muhammad telah mengajarkan dan mempraktekkan langsung bagaimana seharusnya sikap seorang muslim dalam berhubungan dengan umat-umat lain di luar Islam. Alhasil, Nabi berhasil menjadikan Islam sebagai agama rahmatan lil ‘ālamīn yang menjunjung tinggi nilai-nilai toleransi antar umat beragama. Di samping itu, perlu disadari bahwa sikap dan perilaku Nabi tersebut tidak terlepas dari wahyu yang Allah turunkan kepadanya (al-Qur’an). Artinya, Al-Qur’an menjadi petunjuk bagi Nabi dalam menentukan sikap yang harus dilakukan ketika berhubungan dengan non-muslim ketika itu. Seperti misalnya dalam QS. Al-Mumtahanah ayat 8-9, di mana Allah memberitahukan bahwa Nabi tidak dilarang untuk tetap berbuat baik dan berlaku adil terhadap orang-orang non-muslim yang tidak memeranginya. Maka, dari ayat ini muncullah respon Nabi, baik itu berupa perkataan maupun sikap dan perbuatan. Sehingga respon tersebut dijadikan tafsiran yang menjelaskan ayat-ayat al-Qur’an ini. Lebih lanjut, dengan menggunakan metode deskriptif-analitis, dalam tulisan ini penulis akan mencoba menganalisis hadis-hadis Nabi yang menjelaskan ayat-ayat al-Qur’an mengenai relasi muslim dan non-muslim tersebut, agar nantinya dapat menjadi salah satu upaya dalam mewujudkan toleransi antar umat beragama.","PeriodicalId":31822,"journal":{"name":"Riwayah Jurnal Studi Hadis","volume":"84 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-12-25","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"81164298","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 1
Studi Komparasi Jarh} wa Ta‘di>l Dan Kajian Islam Modern Terhadap Hadis-Hadis Tentang Sîrah Nabi saw. 伊斯兰教在>l和现代伊斯兰教对先知Sirah的圣训的研究。
Riwayah Jurnal Studi Hadis Pub Date : 2018-07-05 DOI: 10.21043/riwayah.v3i1.3439
Zuhurul Fuqaha
{"title":"Studi Komparasi Jarh} wa Ta‘di>l Dan Kajian Islam Modern Terhadap Hadis-Hadis Tentang Sîrah Nabi saw.","authors":"Zuhurul Fuqaha","doi":"10.21043/riwayah.v3i1.3439","DOIUrl":"https://doi.org/10.21043/riwayah.v3i1.3439","url":null,"abstract":"<p class=\"06IsiAbstrak\">Tulisan ini meneliti perbandingan antara <em>Jarh} </em><em>wa</em><em> </em><em>Ta‘di>l</em> dan Studi Islam Modern dalam memahami sejarah Baginda Nabi saw. Dengan menggunakan pendekatan teori Islamisasi ilmu yang digagas oleh Raj Ismail al Faruqi, peneliti berusaha mencari titik tengah dari kedua disiplin ilmu tersebut. Di mana Islamisasi Ilmu adalah melengkapi keilmuan umat Islam dengan tidak hanya keilmuan Islam murni, tetapi juga mengadopsi ilmu modern lain. Langkahnya adalah dengan menguatkan keilmuan modern, metode pemecahan, pemahaman masalah dan memberikan solusi.</p><p class=\"06IsiAbstrak\"><em>Jarh} wa Ta‘di>l</em> yang cenderung hanya mempelajari <em>sanad</em> semata dan studi Islam modern yang mendominasi kajian <em>matan</em> itu bisa disinergikan dan dibuat saling melengkapi satu dengan yang lain. Sehingga akan tercipta hubungan harmoni dari kedua pendekatan keilmuan tersebut. Artinya, secara riwayat kajian keislaman akan lebih kuat melewati disiplin <em>Jarh} wa Ta‘di>l</em>. Sehingga validitas penukilan benar-benar kredibel. Sedangkan tentang pemaknaan akan ditopang dengan Studi Islam Modern itu.</p><p class=\"06IsiAbstrak\">Kesimpulannya adalah tidak perlu mengontradiksikan dua pendekatan di atas, tetapi justru bisa mengembang-kuatkan di antara keduanya. Dalam kasus <em>Isra’ Mi’raj</em> misalnya, studi <em>Jarh} wa Ta‘di>l</em> diperlukan untuk mendapatkan data cerita seutuhnya. Kemudian dibedah dengan pendekatan keilmuan modern untuk lebih mengembangkan dan mempertajam kemukjizatan spektakuler tersebut.</p><p class=\"06IsiAbstrak\">This paper will discribe about the comparison between <em>Jarh} wa Ta‘di>l</em> and Modern Islamic Studies in understanding the history of the Prophet Muhammad saw. By using the approach of Islamization theory of science initiated by Raj Ismail al Faruqi, this paper trying to find the midpoint of both disciplines. Where Islamization of Science is to equip the scholars of Muslims with not only pure Islamic scholarship, but also adopt other modern science. The step is to reinforce modern scholarship, the method of solving, understanding the problem and providing solutions.</p><p class=\"06IsiAbstrak\"><em>Jarh} wa Ta‘di>l</em> who tends to study only <em>sanad</em> and modern Islamic studies that dominate the study of <em>matan</em> can be synergized and made complementary to one another. So that will create harmony relationship of both approach of the science. The history of Islamic studies will be stronger through the discipline of <em>Jarh} wa Ta‘di>l</em>. So, the validity of the stoning is really credible. While about the meaning will be sustained by Modern Islamic Studies.</p><p class=\"06IsiAbstrak\">The conclusion is that there is no need to contradict the above two approaches, but they can be inflated between the two. In the case of <em>Isra' Mi'raj</em> for example, the <em>Jarh} wa Ta‘di>l</em> study is required to obtain the full story history. Then, dissected with a modern","PeriodicalId":31822,"journal":{"name":"Riwayah Jurnal Studi Hadis","volume":"50 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-07-05","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"87978119","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
Posisi Sunnah dalam Pembacaan Al-Qur’an Kontemporer Nasr Hamid Abu Zayd 逊尼派在当代纳斯尔·哈米德·阿布·扎伊德的著作中所处的位置
Riwayah Jurnal Studi Hadis Pub Date : 2018-07-05 DOI: 10.21043/riwayah.v3i1.3436
Nur Mahmudah
{"title":"Posisi Sunnah dalam Pembacaan Al-Qur’an Kontemporer Nasr Hamid Abu Zayd","authors":"Nur Mahmudah","doi":"10.21043/riwayah.v3i1.3436","DOIUrl":"https://doi.org/10.21043/riwayah.v3i1.3436","url":null,"abstract":"Artikel ini bertujuan untuk mendeskripsikan posisi sunnah dalam penafsiran seorang pemikir kontemporer kelahiran Mesir, Nasr Hamid Abû Zayd. Penafsiran kontemporer yang bernalar reformatif seringkali dipandang hanya memberikan tempat yang sempit untuk sunnah. Dengan demikian menjadi penting untuk melihat bagaimana penggunaan sunnah dalam penafsiran kontemporer. Melalui analisa interpretatif, artikel ini menyimpulkan Abû Zayd mengajukan reposisi sunnah dalam hubungannya dengan al-Qur’an. Posisi sunnah harus didudukkan kembali sebagai komplementer dan sumber ajaran yang harus sejalan dengan al-Qur’an. Obyektivitas pemaknaan sunnah yang mempertimbangkan berbagai konteks dengan melakukan demitologisasi pemaknaan sunnah juga dikenalkan oleh Abû Zayd untuk mempertahankan fleksibilitas sunnah dalam masa kontemporer. Dengan demikian, sunnah tetap digunakan dalam penafsiran kontemporer dengan optik yang berbeda.This article aims to describe the position of sunnah in the interpretation of an Egyptian contemporary thinker, Nas}r H{amid Abû Zayd. Contemporary interpretations of reformative reasoning are often seen as providing only a narrow place for the sunnah. It thus becomes important to see how the use of sunnah in contemporary interpretation. Through interpretive analysis, this article concludes Abû Zayd proposing a reposition of the sunnah in relation to the Qur’an. The position of the sunnah should be re-seated as complementary and the source of the teaching that must be in line with the Qur’an. The objectivity of the Sunnah which considers various contexts by demythologizing the meaning of Sunnah was also introduced by Abû Zayd to maintain the flexibility of sunna in contemporary times. Thus, the sunnah remains used in contemporary interpretations with different optics","PeriodicalId":31822,"journal":{"name":"Riwayah Jurnal Studi Hadis","volume":"78 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-07-05","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"87094093","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 1
Kontribusi Ali Mustafa Yaqub (1952-2016) dalam Dinamika Kajian Hadis di Indonesia
Riwayah Jurnal Studi Hadis Pub Date : 2018-07-05 DOI: 10.21043/riwayah.v3i1.3442
Istianah Istianah
{"title":"Kontribusi Ali Mustafa Yaqub (1952-2016) dalam Dinamika Kajian Hadis di Indonesia","authors":"Istianah Istianah","doi":"10.21043/riwayah.v3i1.3442","DOIUrl":"https://doi.org/10.21043/riwayah.v3i1.3442","url":null,"abstract":"Artikel ini akan membahas tentang kontribusi Ali Mustafa Yaqub dalam dinamika kajian hadis di Indonesia. Ia adalah salah seorang pakar di bidang hadis. Hadis-hadis yang dibahas adalah hadis-hadis yang populer dan yang dipolemikkan yang muncul di kalangan masyarakat Indonesia. Hasil penelitiannyabanyak mengejutkan banyak pihak. Dalam penelitian selama 9 tahunnya, hadis-hadis yang diyakini masyarakat sebagai hadis-hadis s}ahi>h selama ini, ternyata hadis-hadis tersebut bukanlah hadis s}ahi>h, bahkan ada di antaranya yang diketahui bukan sebagai hadis, melainkan hanya kata-kata mutiara maupun kata-kata hikmah yang diucapkan oleh seorang tokoh ataupun ulama. Kalau itu bukan hadis, dan kemudian itu dikatakan sebagai hadis yang disandarkan kepada Nabi, berarti itu telah mendustakan hadis atas nama Nabi dan itu akan berdampak serius. Metode yang dipakai dalam memahami hadis berasal dari penelitian sanad dan matan hadis. Dalam meneliti sanad hadis, ia merujuk pada pendapat ulama-ulama terdahulu. Untuk memperolehi kesimpulan apakah hadis itu s}ahi>h, hasan atau d}a‘i>f, maka sanadnya harus bersambung, perawinya harus tsiqah (‘a>dil dan d}a>bit}). Ali Mustafa Yaqub tidak menyimpulkannya sendiri, tetapi berdasarkan pendapat para pakar di bidang hadis dengan membuka dan menelusuri kitab-kitab yang mu’tabar. Dalam menjelaskan kualitas matan hadis, Ali Mustafa Yaqub tidak hanya didasarkan pada persoalan apakah hadis itu mengandung ‘illah atau tidak, atau pun mengandung sya>z atau tidak.Dengan demikian, memahami hadis akan lebih mudah agar menemukan pemahaman yang relatif lebih tepat, dinamis, akomodatif, apresiasif, komprehensip dan mudah dipahami oleh semua golongan terhadap perubahan serta perkembangan zaman.This article will discuss about Ali Mustafa Yaqub’s contribution in the dynamics of the study of hadith in Indonesia. He is one of the experts in the field of hadith. The hadisstudied are popular and debatable hadith that have emerged among Indonesian society. The results of his research surprised many people. In his 9-year doing research, he found that the hadith that the people have believed as the best hadith are not the s}ah}e>h} hadith, some of which are known not as hadith, but only the quotations and the wisdom words spoken by pious people. If that is not a hadith, and then it is claimedas hadith from the Prophet, it will have a serious impact. The method used in understanding the hadith comes from the study of sanad and matan hadith. In researching the sanad of the hadith, he referred to the opinions of the earlier scholars. To estimate the conclusion whether the hadis is s}ahi>h, hasan or d}a‘i>f, then its sanad must be in continuity, its transmitter must be tsiqah (fair and d}a>bit}). Ali Mustafa Yaqub did not give the conclusion according to himself, but alsobased on the opinion of the scholars in the field of hadith by opening and searching the books that are mu’tabar. However, in addition to criticizing editorial, Ali Mustafa seeks to contex","PeriodicalId":31822,"journal":{"name":"Riwayah Jurnal Studi Hadis","volume":"42 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-07-05","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"79917581","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
Kontribusi Nur Ad-Din Ar-Raniri dan Abd Ar-Rauf As-Sinkili dalam Pengembangan Kajian Hadis di Indonesia
Riwayah Jurnal Studi Hadis Pub Date : 2018-07-05 DOI: 10.21043/riwayah.v3i1.3433
Umma Farida
{"title":"Kontribusi Nur Ad-Din Ar-Raniri dan Abd Ar-Rauf As-Sinkili dalam Pengembangan Kajian Hadis di Indonesia","authors":"Umma Farida","doi":"10.21043/riwayah.v3i1.3433","DOIUrl":"https://doi.org/10.21043/riwayah.v3i1.3433","url":null,"abstract":"<p class=\"06IsiAbstrak\"><strong> </strong>Kedudukan hadis sebagai sumber hukum kedua setelah al-Qur’an menjadikan perhatian dan kajian terhadapnya amatlah penting. Peran Nur ad-Din ar-Raniri dan Abd ar-Rauf as-Sinkili dalam mengembangkan kajian hadis di Indonesia pada abad ke-17 H. yang pada saat itu belum populer dan belum menjadi kajian keilmuan secara mandiri tidaklah dapat dipandang sebelah mata. Artikel ini hendak melihat kontribusi yang diberikan dua ulama tersebut, dengan menggunakan pendekatan deskriptif-kualitatif. Ar-Raniri berhasil mendekatkan umat Islam Indonesia dengan hadis melalui karyanya, <em>Hid</em><em>âyat al-H</em><em>âbi</em><em>îb at-Targ</em><em>îb wa at-Tarh</em><em>îb. </em>Demikian pula dengan as-Sinkili melalui dua karyanya, Syarh Latîf 'ala Arba'în Hadiîst<em> al-Imam an-Nawawi </em>dan <em>al-Mawa'iz al-Bad</em><em>î'ah.</em></p><p class=\"06IsiAbstrak\"><em><br /></em></p><p class=\"06IsiAbstrak\"><span lang=\"EN-GB\">The position of hadith as the second source after the Qur'an makes the study of it very important. The role of Nur ad-Din ar-Raniri and Abd ar-Rauf as-Sinkili in developing the study of hadith in Indonesia in the 17th century H. which was not popular and had not become a scientific study independently at that time can not be underestimated. This article looks at the contributions of these two scholars, using a descriptive-qualitative approach. Ar-Raniri was successfull in making Indonesian Muslims closer to the hadith through his work, Hid</span><span lang=\"EN-GB\">â</span><span lang=\"EN-GB\">yat al-H</span><span lang=\"EN-GB\">â</span><span lang=\"EN-GB\">bi</span><span lang=\"EN-GB\">î</span><span lang=\"EN-GB\">b at-Targ</span><span lang=\"EN-GB\">î</span><span lang=\"EN-GB\">b wa at-Tarh</span><span lang=\"EN-GB\">î</span><span lang=\"EN-GB\">b. Similarly, as-Sinkili through his two works, Syarh Lat</span><span lang=\"EN-GB\">î</span><span lang=\"EN-GB\">f 'ala Arba'</span><span lang=\"EN-GB\">î</span><span lang=\"EN-GB\">n Hadi</span><span lang=\"EN-GB\">î</span><span lang=\"EN-GB\">st an li al-Imam an-Nawawi and al-Mawa'iz al-Bad</span><span lang=\"EN-GB\">î</span><span lang=\"EN-GB\">' ah.</span></p><p class=\"06IsiAbstrak\"><em><br /></em></p>","PeriodicalId":31822,"journal":{"name":"Riwayah Jurnal Studi Hadis","volume":"34 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-07-05","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"79246379","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 2
Respon Hadis Terhadap Budaya Masyarakat Arab 伊斯兰教对阿拉伯社会文化的反应
Riwayah Jurnal Studi Hadis Pub Date : 2018-07-05 DOI: 10.21043/riwayah.v3i1.3441
Zumrodi Zumrodi
{"title":"Respon Hadis Terhadap Budaya Masyarakat Arab","authors":"Zumrodi Zumrodi","doi":"10.21043/riwayah.v3i1.3441","DOIUrl":"https://doi.org/10.21043/riwayah.v3i1.3441","url":null,"abstract":"Hadis Nabi, baik yang berupa ucapan (qauli), perbuatan (Fi’li) maupun persetujuan (taqriri) muncul tidak dari masyarakat yang hampa budaya. Hadis muncul sebagai respon terhadap berbagai peradaban dan kebudayan orang Arab pada waktu itu. Cara Hadis merespon peradaban dan kebudayaan pada waktu itu tidak dirombak begitu saja, tetapi Hadis merespon peradaban dan kebudayaan tersebut dengan melalui tiga model yaitu Model Tahmil, Taghyir dan Tahrim. Model Tahmil adalah menerima dan menyempurnakan budaya lokal dengan cara-cara yang elegan dan Islami. Model Taghyir adalah Menerima keberadaan tradisi, tetapi Hadis mengubah atau merekontruksi tata cara pelaksanaannya. Sedang model Tahrim adalah Hadis secara tegas melarang atau menghentikan pelaksanannya, karena tradisi ini bertentangan dengan ajaran Islam.The hadith of the Prophet, whether in the form of utterance (qauli), deed (Fi’li) and approval (taqriri) did not arise from a void society. The hadith emerged in response to the various civilizations and the culture of the Arabs at that time. The way the Hadith responded to civilization and culture at that time was not overhauled, but Hadis responded to civilization and culture through three models of Tahmil, Taghyir and Tahrim. Tahmil’s model is to accept and perfect the local culture in elegant and Islamic ways. Taghyir model is to accept the existence of tradition,but Hadith alter or reconstruct the procedure of its implementation. Moderate Tahrim model is the Hadith that strictly prohibit or stop its implementation, because the tradition is contrary to the teachings of Islam.","PeriodicalId":31822,"journal":{"name":"Riwayah Jurnal Studi Hadis","volume":"1 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-07-05","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"81331768","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 1
Metode Kritik Autentisitas Hadis Irene Schneider 艾琳·施耐德的真实检验方法
Riwayah Jurnal Studi Hadis Pub Date : 2018-07-05 DOI: 10.21043/riwayah.v3i1.3438
Nurul Ihsannudin
{"title":"Metode Kritik Autentisitas Hadis Irene Schneider","authors":"Nurul Ihsannudin","doi":"10.21043/riwayah.v3i1.3438","DOIUrl":"https://doi.org/10.21043/riwayah.v3i1.3438","url":null,"abstract":"Hadits adalah salah satu sumber utama hukum Islam. Ilmuwan Muslim, sekarang dan dulu, mencoba untuk menyajikan model analisa hadits untuk mendapatkan pemahaman yang baik dalam memberikan kontribusi yang positif untuk menyelesaikan masalah sosial keagamaan dalam kehidupan manusia. Di sisi lain, Banyak Ilmuwan Barat (Orientalist) tertarik bidang hadits. Mereka belajar hadits bukan untuk mendapatkan pelajaran dari ini namun untuk mengetahui bagaimana hadits muncul dan kepada siapa hadits ini merujuk. Menurut Herbert Berg, ilmuwan Barat bisa dikategorikan ke dalam tiga tipe: (a) Skeptics; (b) non-skeptics; dan (c) middle ground. Jurnal ini menitikberatkan pada Pengeksplorasian Pemikiran Irene Schneider mengenai Tradisi Islam, khususnya tentang penelitiannya mengenai hadits-hadits Surraq. Dalam artikelnya Freedom and Slavery In Early Islamic Time, beliau mencoba untuk mempelajari Hadits-hadits Surraq menggunakan metode pendahulunya. Berdasarkan pada asumsi bahwa pengetahuan seseorang dipengaruhi oleh realitas hidupnya, dalam artikel ini saya akan menunjukkan bahwa posisi Irene tentang tradisi hadits, khususnya tentang keautentikan sabda nabi, berdasarkan pada penelitiannya mengenai hadits mirip dengan Joseph Schacht. Dengan kata lain, ini berarti bahwa beliau ragu terhadap keautentikan hadits tersebut. Kemudian hasil penelitiannya tentang hadits Surraq dikritisi oleh Harald Motzki dalam bukunya,  Analysing Muslim Traditions.Dan Kesimpulan dari artikel ini adalah bahwa Pemikiran Irene lahir dan dipengaruhi oleh Schacht.","PeriodicalId":31822,"journal":{"name":"Riwayah Jurnal Studi Hadis","volume":"78 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-07-05","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"77196295","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 1
0
×
引用
GB/T 7714-2015
复制
MLA
复制
APA
复制
导出至
BibTeX EndNote RefMan NoteFirst NoteExpress
×
提示
您的信息不完整,为了账户安全,请先补充。
现在去补充
×
提示
您因"违规操作"
具体请查看互助需知
我知道了
×
提示
确定
请完成安全验证×
相关产品
×
本文献相关产品
联系我们:info@booksci.cn Book学术提供免费学术资源搜索服务,方便国内外学者检索中英文文献。致力于提供最便捷和优质的服务体验。 Copyright © 2023 布克学术 All rights reserved.
京ICP备2023020795号-1
ghs 京公网安备 11010802042870号
Book学术文献互助
Book学术文献互助群
群 号:481959085
Book学术官方微信