{"title":"Pengaruh Spiritualitas dan HEXACO Personality terhadap Intensitas Perilaku Korupsi pada Mahasiswa","authors":"Nur Hayati, Fathul lubabin Nuqul","doi":"10.24854/JPS.V8I1.943","DOIUrl":"https://doi.org/10.24854/JPS.V8I1.943","url":null,"abstract":"INDONESIA: \u0000 \u0000Rendahnya tingkat kejujuran dan nilai moral yang dimiliki masyarakat Indonesia menjadi salah satu pemicu terjadinya korupsi. Di indonesia kasus korupsi diangap sebagai hal yang biasa dan dimaklumi oleh publik. Kasus korupsi tidak hanya terjadi pada kalangan pejabat akan tetapi sudah menyentuh kalangan akademisi seperti mahasiswa. Faktanya dalam praktik keuangan pada salah satu Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) yaitu meninggikan biaya dalam pelaporan pertanggungjawaban dan penyalahgunaan aset lembaga untuk kepentingan pribadi. Berdasarkan fenomena tersebut maka dapat membentuk perilaku kecurangan pada mahasiswa. Adanya kasus korupsi menggambarkan bahwa korupsi mampu mengalahkan keimanan seseorang. Hal ini menunjukkan lemahnya jiwa spiritualitas sebagai benteng keimanan seseorang. \u0000 \u0000Intensitas perilaku korupsi merupakan perilaku yang ditandai dengan rendahnya penilaian pada peraturan dan kontrol diri terhadap perilaku korupsi Spiritualitas diartikan sebagai seorang pemimpin yang memiliki nilai untuk mengelola organisasi atau anggotanya sehingga individu tersebut memiliki tujuan hidup. Hexaco personality merupakan struktur kepribadian yang terdiri dari enam dimensi yaitu Honesty-humility (kejujuran dan kerendahan hati) (H), Emotionality (emosional) (E), Extraversion (kenyamanan) (X), Agreeableness (keramahan) (A), Conscientiousness (kesadaran) (C), dan Openness to experience (keterbukaan terhadap pengalaman)(O). \u0000 \u0000Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh spiritualitas dan hexaco personality terhadap intensitas perilaku korupsi pada mahasiswa. Subjek dalam penelitian ini adalah mahasiswa UIN Maulana Malik Ibrahim Malang. Penelitian ini menggunkan teknik purposive sampling sejumlah 271 mahasiswa dengan kriteria terdaftar sebagai anggota organisasi intra kampus atau pernah mengelolah keuangan, atau melakukan pelaporan keuangan atau pernah menggunakan fasilitas organisasi untuk kepentingan pribadi. Instrumen yang digunakan dalam pengambilan data menggunakan skala intensitas perilaku korupsi peneliti membuat sendiri berdasarkan Planned Behavior Theory Ajen I (2005), dan mengadaptasi dari Spirituality at work Duchon (2000), Milliman(2003) dan The Hexacon-60A short Measure C. Ashton & Kibeom Lee (2009). \u0000 \u0000Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara keseluruhan, terdapat pengaruh spiritualitas dan hexaco personality terhadap intensitas perilaku korupsi dengan (F= 20,513 P < 0,05). \u0000 \u0000ENGLISH: \u0000 \u0000The low level of honesty and moral values owned by Indonesian society is one of the triggers for corruption. In Indonesia, corruption cases are considered reasonable and understandable by the public. Cases of corruption do not only occur among officials but have touched academics such as students. The fact is in financial practice in one of the Student Activity Units (UKM), namely raising costs in reporting accountability and misuse of institutional assets for personal gain. Based on this phenomenon, it can form cheating behavior in students. Th","PeriodicalId":311850,"journal":{"name":"Journal Psikogenesis","volume":"23 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-07-09","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"131110264","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Acceptance & Commitment Therapy (ACT) Kelompok untuk Meningkatkan Self-esteem pada Mahasiswa yang Mengalami Adiksi Media Sosial","authors":"Fina Dwi Putri, Fivi Nurwianti","doi":"10.24854/JPS.V8I1.1262","DOIUrl":"https://doi.org/10.24854/JPS.V8I1.1262","url":null,"abstract":"Penelitian ini dilakukan untuk melihat efektivitas acceptance and commitment therapy kelompok dalam membantu meningkatkan self-esteem individu yang mengalami adiksi media sosial. Penelitian ini menggunakan quasi-experimental one-group, pre-test and post-test design dan diikuti oleh lima partisipan yang merupakan mahasiswa/i berusia 19 – 21 tahun. Kelima partisipan memiliki skor self-esteem yang cenderung rendah berdasarkan alat ukur Rosenberg Self-Esteem Scale (RSES), mengalami adiksi media sosial yang diukur dengan Bergen Social Media Addiction Scale (BSMAS) dan penerimaan diri yang rendah diukur berdasarkan Acceptance and Action Questionnaire-II (AAQ-II). Intervensi yang dilakukan terdiri dari empat sesi dengan durasi sekitar dua jam per sesi. Sesi follow-up dilakukan satu minggu setelah empat sesi selesai dilakukan untuk melihat efek setelah intervensi diberikan. Data kualitatif didapatkan menggunakan wawancara tidak terstruktur sebelum, selama, dan sesudah intervensi diberikan. Data kuantitatif dianalisa menggunakan Wilcoxon Signed Ranks Test . Hasil menunjukkan bahwa intervensi berhasil secara signifikan meningkatkan perilaku penerimaan dan komitmen diri pada partisipan (Z = -2.023; p = 0.043) yang diikuti dengan meningkatnya self-esteem pada diri partisipan (Z = 2.060; p = 0.039; r = 0.65). Tingginya nilai effect size (r ? 0.50) menunjukkan bahwa intervensi ACT berpotensi meningkatkan self-esteem. Selain itu, tingkat adiksi media sosial yang dimiliki partisipan juga mengalami penurunan meskipun tidak signifikan.","PeriodicalId":311850,"journal":{"name":"Journal Psikogenesis","volume":"77 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-07-09","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"131043501","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Kelekatan Orangtua dan Kecerdasan Sosial pada Remaja Pondok Pesantren Modern","authors":"N. Nurjanah, A. Heryadi","doi":"10.24854/JPS.V8I1.1090","DOIUrl":"https://doi.org/10.24854/JPS.V8I1.1090","url":null,"abstract":"This study aims to determine the relationship between the attachment of parents to the social intelligence of adolescent Miftahunnajah Modern Islamic Boarding School. Social intelligence becomes a very important thing because basically humans cannot live alone. Many activities in an individual's life are related to others. The many social phenomena that occur illustrate the increasingly eroding social intelligence in society. Weakening social sense and empathy also occur among adolescents.The research subject was students of the Modern Miftahunnajah Islamic Boarding School with the criteria of adolescents aged 10-22 years. The number of subjects in this study were 112 students. The sampling technique in this study used a simple random sampling. Data collection uses a scale that has been tested for validity and reliability. The scale of parental attachment in this study was based on three aspects of stickiness, namely trust, communication and alienation, which amounted to 41 items. The scale of social intelligence in this study is based on two aspects of social intelligence, namely social awareness and social facilities totaling 30 items. From the hypothesis test, it is known that the correlation coefficient (pearson correlation) is 0.376 and the significance level is 0.000. The significance level is smaller than 0.05 (p <0.05) so that it can be said that there is a significant relationship between the attachment of parents and social intelligence. The coefficient of determination on the two variables shows R square of 0.121 or equal to 12.1%. This value shows the effective contribution of parental attachments that contribute to parental intelligence is equal to 12.1% and 87.9% social intelligence is influenced by other factors","PeriodicalId":311850,"journal":{"name":"Journal Psikogenesis","volume":"10 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-07-09","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"125334645","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Bagaimana Persepsi Dukungan Organisasi dan Perilaku Kerja Inovatif Saling Terkait? Peran Mediasi Keterlekatan Kerja","authors":"Ellysabeth Ayuni, Arum Etikariena","doi":"10.24854/JPS.V8I1.1260","DOIUrl":"https://doi.org/10.24854/JPS.V8I1.1260","url":null,"abstract":"Penelitian ini bertujuan untuk melihat peran mediasi keterlekatan kerja pada hubungan antara persepsi dukungan organisasi dan perilaku kerja inovatif. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif korelasional dan data diperoleh dari 281 karyawan sebuah perusahaan milik negara di Indonesia yang sedang melakukan inovasi. Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini ialah Innovative Work Behavior Scale (Janssen, 2000), Survey of Perceived Organizational Support (Neves & Eisenberger, 2014) dan Job Embeddedness Scale (Lee dkk., 2004). Pengujian hipotesis mediasi dilakukan menggunakan macro PROCESS Hayes dan ditemukan bahwa keterlekatan kerja memediasi secara penuh hubungan antara persepsi dukungan organisasi dan perilaku kerja inovatif (indirect effect = 0,139, Boot SE = 0,031, CI [0,083, 0,207]; direct effect = 0,054, Boot SE = 0,063, CI [-0,070, 0,179]). Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa hubungan persepsi dukungan organisasi dan perilaku kerja inovatif dimediasi oleh keterlekatan kerja.","PeriodicalId":311850,"journal":{"name":"Journal Psikogenesis","volume":"104 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-07-09","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"116011151","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Pengaruh Knowledge Sharing Behavior terhadap Perilaku Inovatif di Tempat Kerja pada Karyawan PT X dan PT Y","authors":"Arum Etikariena","doi":"10.24854/JPS.V7I2.1126","DOIUrl":"https://doi.org/10.24854/JPS.V7I2.1126","url":null,"abstract":"Inovasi dibutuhkan perusahaan guna tetap bertahan menghadapi persaingan di dunia usaha. Inovasi di perusahaan sendiri dilakukan oleh karyawan, sehingga penting bagi perusahaan untuk mengetahui hal-hal yang berpengaruh terhadap pengembangan inovasi individu. Salah satu faktor yang dapat meningkatkan kapasitas inovasi adalah knowledge sharing behavior. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh knowledge sharing behavior terhadap perilaku inovatif di tempat kerja. Respondennya adalah karyawan PT X dan Y sejumlah 214 orang. Pengukuran knowledge sharing behavior menggunakan knowledge sharing behavior scale yang berjumlah 17 item. Perilaku inovatif di tempat kerja diukur menggunakan innovative work behavior scale berjumlah 9 item. Hasil utama penelitian menunjukkan bahwa knowledge sharing behavior berpengaruh secara siginifikan terhadap perilaku inovatif di tempat kerja (b = .69, t(214) = 13.99, p .01). Knowledge sharing behavior juga dapat secara signifikan menjelaskan proporsi varians skor perilaku inovatif di tempat kerja (R2 = .48, F = 195.61). Hal ini berarti bahwa 48% variasi skor perilaku inovatif dapat dijelaskan oleh skor knowledge sharing behavior. ","PeriodicalId":311850,"journal":{"name":"Journal Psikogenesis","volume":"9 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-02-14","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"122697623","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Motif Bekerja dan Pengelolaan Pendapatan pada Perempuan Menikah yang Bekerja di Dalam Rumah Tangga Dual Earner: Studi Awal pada Perempuan Berprofesi sebagai Dosen","authors":"Entin Nurhayati","doi":"10.24854/JPS.V7I2.1190","DOIUrl":"https://doi.org/10.24854/JPS.V7I2.1190","url":null,"abstract":"Perempuan menikah dan bekerja, dengan sejumlah penghasilan yang diperolehnya, sedikit banyak berpengaruh terhadap bagaimana ia memporisiskan diri di dalam keluarga. Akses terhadap keputusan-keputusan keluarga, perasaan turut memberi andil pada setiap capaian keluarga, merupakan sedikit hal yang berubah ketika perempuan memiliki kontribusi ekonomi pada keluarga. Tulisan ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran mengenai motif yang mendasari perempuan bekerja dan bagaimana sebuah keluarga dual earner mengelola penghasilan yang digunakan untuk keluarga. Dua tema yang menurut penulis penting dalam memaknai penghasilan perempuan, sehingga memahaminya dapat bermanfaat dalam menjelaskan dinamika pengaruh penghasilan terhadap akses membuat keputusan atau power sharing di dalam keluarga. Studi ini dilakukan dengan metode fenomenologis, dan pengambilan data dilakukan dengan wawancara semi terstruktur. Wawancara dilakukan terhadap 5 orang perempuan bekerja sebagai dosen tetap perguruan tinggi swasta di Jakarta. Responden telah menikah, berpendidikan tinggi (S2), mempunyai anak dan tinggal serumah dengan suami. Hasil wawancara dianalisis dengan menggunakan langkah-langkah dari Miles dan Huberman (1994). Hasil wawancara menunjukkan empat macam motif bekerja yaitu (1) sudah menjadi cita-cita, (2) rasa aman, (3) aktualisasi diri, dan (4) hasil proses sosialisasi. Sedangkan untuk pengelolaan keuangan diperoleh tiga macam pola yaitu (1) terdapat pembagian pos-pos pengeluaran antara suami dan istri, (2) pendapatan suami sebagai sumber utama pembiayaan kebutuhan keluarga, dan (3) pendapatan istri sebagai sumber utama pembiayaan kebutuhan keluarga. Dari ketiga macam pengelolaan motif keuangan tersebut, tampak responden merasa nyaman dan tidak menjadikan kontribusi finansial ini sebagai sarana bargaining dengan pasangan di dalam keluarga. Barangkali hal ini berasal dari motif bekerja yang bersifat intriksik, namun demikian hal ini masih perlu penggalian lebih lanjut.","PeriodicalId":311850,"journal":{"name":"Journal Psikogenesis","volume":"24 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-02-14","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"125106415","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Efektivitas Self Monitoring untuk Meningkatkan Perilaku On-Task pada Anak dengan Attention Deficit Hyperactivity Disorder","authors":"Ezra Dessabela Isnannisa, Rini Hildayani","doi":"10.24854/JPS.V7I2.757","DOIUrl":"https://doi.org/10.24854/JPS.V7I2.757","url":null,"abstract":"Salah satu fitur utama anak dengan Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD) adalah kesulitan dalam mempertahankan perhatian. Hal itu berdampak pada kemampuan anak untuk mempertahankan perilaku on-task pada situasi belajar. Penelitian ini bertujuan untuk melihat efektivitas penerapan teknik self monitoring dalam meningkatkan perilaku on-task pada anak dengan ADHD. Penelitian ini menggunakan single subject design dengan desain penelitian A-B. Partisipan dalam penilitian ini merupakan anak laki-laki berusia 9 tahun dengan ADHD predominantly inattentive. Penerapan self monitoring disertai pula dengan pembuatan self graph dan pemberian reinforcement . Evaluasi hasil penelitian dilakukan dengan membandingkan data saat sebelum dan setelah pemberian intervensi. Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan kemampuan mempertahankan perilaku on-task yang signifikan, yaitu 25-35% sebelum pemberian intervensi menjadi 75-90% dari total durasi belajar selama 60 menit setelah pemberian intervensi.","PeriodicalId":311850,"journal":{"name":"Journal Psikogenesis","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-02-14","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"125435877","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Hubungan antara Pengendalian Diri, Harga Diri, dan Adiksi Game Online pada Pemain Game Online di Indonesia","authors":"Defryansyah Amin","doi":"10.24854/JPS.V7I2.1133","DOIUrl":"https://doi.org/10.24854/JPS.V7I2.1133","url":null,"abstract":"Objektif. Studi ini bertujuan untuk melihat gambaran hubungan antara harga diri, pengendalian diri, dan adiksi game online pada pemain game online di Indonesia.Metode. Total dari 230 pengguna game online Total partisipan sebanyak 230 partisipan termasuk 147 laki-laki (63,91%) dan 83 perempuan (36,08%), dengan rata-rata umur 20-24 tahun berpartisipasi dalam penelitian dan diminta untuk mengisi self report menggunakan kuesioner online. Kuesioner yang digunakan terkait data demografi dan karakteristik sampel, alat ukur adiksi game online (dimodifikasi dari alat ukur Internet Addiction dari Young, 1998), alat ukur harga diri (Rosenberg Self Esteem Scale), dan Alat ukur self control (Brief Self Control Scale). Hasil. Penelitian bertujuan untuk melihat gambaran hubungan antara ketiga variabel, yaitu harga diri, pengendalian diri, dan adiksi game online. Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan, ditemukan bahwa variabel Self control memiliki hubungan negatif yang signifikan terhadap adiksi game online (r= -.508, p= .00**) Variabel self esteem memiliki hubungan positif yang signifikan terhadap self control (r= 0,488, p= 0,00**). Sedangkan untuk variabel self esteem tidak memiliki hubungan yang signifikan terhadap adiksi game online (r= .320, p=.102*). Jika ditinjau dari persentase pengaruh tiap variabel self esteem dan self control terhadap variabel adiksi game online, didapatkan nilai korelasi kedua variabel self esteem dan self control sebesar R2=0,267, p0,05**. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa bahwa 26,7% varians dari adiksi game online dapat dijelaskan oleh variabel self esteem dan self control dan 73.3% varians dari adiksi game online dijelaskan oleh faktor lain.","PeriodicalId":311850,"journal":{"name":"Journal Psikogenesis","volume":"49 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-02-14","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"131932798","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Pengembangan Alat Ukur Mindful Parenting untuk Orang Tua dari Remaja di Indonesia","authors":"Grin Rayi Prihandini","doi":"10.24854/JPS.V7I2.783","DOIUrl":"https://doi.org/10.24854/JPS.V7I2.783","url":null,"abstract":"Pengasuhan orang tua memiliki dampak terhadap perkembangan anak. Pada anak remaja, pengasuhan orang tua memiliki fungsi penting dalam melindungi remaja dari perilaku berisiko dan kenakalan remaja. Pengasuhan yang berlandaskan kesadaran penuh pada anak dirasa penting untuk diterapkan oleh orang tua untuk menurunkan kemungkinan masalah pada remaja. Tujuan dari penelitian ini adalah merancang alat ukur mindful parenting yang reliabel, valid, dan sesuai dengan teori yang digunakan. Penelitian ini melibatkan sejumlah 402 responden untuk mengisi kuesioner sebanyak 60 aitem. Pada akhirnya alat ukur ini menghasilkan 30 aitem terpilih yang reliabel dan valid dalam mengukur konstruk mindful parenting (CR = 0,93; r= 0,362 p<0,01; one tailed ). Hal ini menunjukkan bahwa instrumen ini dapat digunakan untuk mengukur mindful parenting di Indonesia. Lebih lanjut, pada penelitian selanjutnya, dapat dilakukan uji coba kembali terhadap aitem terpilih pada partisipan yang lebih banyak dan beragam agar makin menggambarkan populasi di Indonesia.","PeriodicalId":311850,"journal":{"name":"Journal Psikogenesis","volume":"198 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-02-14","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"115657639","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Pengaruh Kepribadian Tangguh terhadap Perilaku Kerja Inovatif pada Karyawan PT X","authors":"Arum Etikariena","doi":"10.24854/JPS.V7I2.1127","DOIUrl":"https://doi.org/10.24854/JPS.V7I2.1127","url":null,"abstract":"Penelitian ini dilakukan untuk melihat pengaruh kepribadian tangguh terhadap perilaku kerja inovatif pada karyawan perusahaan BUMN yang bergerak pada bidang manufaktur kapal. Sebagai BUMN, perusahaan X memiliki peranan penting untuk mendukung program kerja pemerintah, inovasi diperlukan agar dapat memproduksi barang secara efisien dengan kualitas terbaik. Terdapat 121 responden dalam penelitian ini. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan Skala Perilaku Kerja inovatif (2000) dan Dispositional Resilience Scale-15 (2007). Teknik analisis data yang digunakan pada penelitian ini adalah korelasi Pearson Product Moment dan simple regression . Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa kepribadian tangguh secara signifikan berhubungan dengan perilaku kerja inovatif (r = 0.40; p < 0.01). Dengan hasil ini, analisis lanjutan menunjukkan bahwa kepribadian tangguh memiliki pengaruh sebesar 16.6% pada munculnya perilaku kerja inovatif (R 2 =0.16, F(1,120)=26.44, p<0.01). Hasil tersebut memiliki arti bahwa 16.6% perilaku kerja inovatif dipengaruhi oleh kepribadian tangguh, dan 83.4% sisanya dipengaruhi oleh faktor lain.","PeriodicalId":311850,"journal":{"name":"Journal Psikogenesis","volume":"24 4 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-02-14","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"121269761","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}