Widya KomunikaPub Date : 2018-10-01DOI: 10.20884/wk.v8i2.1403
Suranto Aw
{"title":"EVALUASI PROGRAM REVITALISASI NILAI-NILAI KEARIFAN LOKAL BUDAYA JAWA YANG RELEVAN DENGAN ETIKA KOMUNIKASI DI SEKOLAH","authors":"Suranto Aw","doi":"10.20884/wk.v8i2.1403","DOIUrl":"https://doi.org/10.20884/wk.v8i2.1403","url":null,"abstract":"Secara konseptual, kearifan lokal adalah nilai-nilai yang diaktualisasikan, atau dilaksanakan dalam kehidupan sehari-hari, yang mencerminkan jati diri suatu komunitas dalam batas kolektivitas tertentu. Kearifan lokal merupakan local genius sehingga merupakan kekayaan luar biasa yang di miliki Bangsa Indonesia. Oleh karena itu, diperlukan suatu evaluasi yang sistematik untuk mengidentifikasi seperangkat nilai-nilai kearifan dalam Budaya Jawa, kemudian mengevaluasi keefektifan program revitalisasi kearifan lokal tersebut bagi warga sekolah. Studi ini merupakan studi evaluasi dengan model CIPP. Wawancara dan pengamatan digunakan dalam pengumpulan data. Analisis data mengikuti model analisis interaktif Miles dan Huberman yang meliputi proses pengumpulan data, penyajian data, reduksi data, dan membuat kesimpulan. Hasil evaluasi menunjukkan: (1) Konteks, adanya kesesuaian antara perencanaan program dengan kebutuhan; (2) Input, komitmen guru dan ketersediaan sarana prasarana; (3) Proses, cara yang dilakukan oleh sekolah untuk merevitalisasi nilai-nilai kearifan lokal Budaya Jawa di sekolah mencakup pengawasan, membuat peraturan, penggunaan pakaian adat, pembinaan kemampuan berbahasa Jawa; (3) Produk, nilai-nilai kearifan local Budaya Jawa yang direvitalisasi sebagai acuan etika komunikasi mencakup: empan papan, ajining dhiri gumantung kedaling lathi, lembah manah andhap asor, manjing ajur-ajer, jembar segarane, aja adigang adigung adiguna, nglurug tanpa bala menang tanpa ngasorake sekti tanpa aji, hamemayu hayuning bawana.","PeriodicalId":308637,"journal":{"name":"Widya Komunika","volume":"56 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-10-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"116463166","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Widya KomunikaPub Date : 2018-10-01DOI: 10.20884/1.WK.2018.8.2.1408
Siska Mardiana
{"title":"KOMUNIKASI KONSELING GURU DALAM MENANGANI MURID TUNANETRA YANG BERMASALAH DI SEKOLAH LUAR BIASA (SLB) A DI KOTA BANDUNG","authors":"Siska Mardiana","doi":"10.20884/1.WK.2018.8.2.1408","DOIUrl":"https://doi.org/10.20884/1.WK.2018.8.2.1408","url":null,"abstract":"Penelitian ini bertujuan mengkaji komunikasi konseling guru yang menangani bimbingankonseling pada murid tunanetra di Sekolah Luar Biasa A di Kota Bandung. Penelitianinimenggunakan pendekatan kualitatif dengan metode studi kasus. Penelitian ini menjadikan satuguru bimbingan konseling dan tiga guru KSP (Koordinator Satuan Pembelajaran) yangmenangani bimbingan konseling sebagai informan. Data diperoleh dengan cara wawancaramendalam, observasi, dan studi dokumentasi. Untuk analisis data dilakukan secara deskriptifkualitatif. Hasil penelitian menunjukkan komunikasi yang dilakukan oleh informan selaku gurubimbingan konseling adalah dengan mengadakan bimbingan pada sesi konseling yang dilakukansetiap minggu satu kali di masing masing kelas yang ada dan waktu waktu tertentu lainnya jikadibutuhkan atau ada masalah tertentu. Komunikasi yang dibangun oleh guru yang menanganimurid bermasalah adalah dengan cara dialogis, mengajak murid berpartisipasi secara aktif, danberusaha memahami karakter murid tunanetra. Guru menunjukkan empatinya dengan mengajakberbicara mendengarkan masalah yang sebenarnya dan apa yang terjadi dari sudut pandangmurid, sehingga murid merasa diberi ruang untuk bercerita, dan bisa jujur sehingga bisadiketahui permasalahan yang sebenarnya, kemudian guru merangkum, dan berusahamemeberikan solusinya. Tehnik konseling yang dilakukan dengan melakukan kedekatan denganmurid dan memberikan pemahaman diri atas suatu masalah, kemudian memberikan penangananbaik berupa nasehat atau sanksi sesuai dengan permasalahannya. Hambatan yang dialamiadalah dari pihak orang tua yang terkadang membela anaknya ketika diajak berkomunikasitentang anaknya yang bermasalah, atau juga dari murid tunanetra sendiri yang tidak jujur.","PeriodicalId":308637,"journal":{"name":"Widya Komunika","volume":"477 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-10-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"116375985","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Widya KomunikaPub Date : 2018-10-01DOI: 10.20884/wk.v8i2.1411
Yuni Meliana, Putri Kusuma Sri Hermawati, Ivy Oktavianti Dwi Putri
{"title":"SEKOLAH BERBASIS AGROFORESTRY SEBAGAI STRATEGI PENURUNAN ANGKA PUTUS SEKOLAH DI DESA GUNUNGLURAH, KECAMATAN CILONGOK, KABUPATEN BANYUMAS","authors":"Yuni Meliana, Putri Kusuma Sri Hermawati, Ivy Oktavianti Dwi Putri","doi":"10.20884/wk.v8i2.1411","DOIUrl":"https://doi.org/10.20884/wk.v8i2.1411","url":null,"abstract":"Masalah kependudukan merupakan masalah yang kompleks dan memerlukan upaya penyelesaianseefektif mungkin, terutama dalam hal pendidikan. Pendidikan merupakan salah satu aspekpenting dalam kehidupan masyarakat. Semakin baik pendidikan masyarakat, maka akan semakinbaik pula sumber daya manusianya. Namun, studi kasus di Indonesia masih banyak ditemukananak putus sekolah. Seperti di Kabupaten Banyumas, terdapat 1.500 anak putus sekolah pertahundi setiap kecamatan. Terlebih di Kecamatan Cilongok yang merupakan salah satu kecamatandengan jumlah penduduk miskin terbanyak di Kabupaten Banyumas. Dalam rangka mengatasipermasalahan tersebut, muncul inisiatif dari para pegiat pendidikan Pusat Kegiatan BelajarMasyarakat (PKBM) Argowilis yang peduli terhadap pendidikan anak-anak pinggir hutan untukmendirikan sekolah alternatif. Mereka mendirikan MTs Pakis di Desa Gununglurah sebagaisekolah dengan basis agroforestry pertama di Kabupaten Banyumas. Pembelajaran yangdilakukan di sekolah tersebut meliputi pelajaran umum dan pelajaran khusus agroforestry.Pelajaran agroforestry adalah pembelajaran yang memadukan pertanian dengan area hutansebagai upaya menjaga local wisdom. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalahkualitatif deskriptif yang berberfokus pada sekolah berbasis agroforestry sebagai strategipenurunan angka putus sekolah di Desa Gununglurah, Kecamatan Cilongok, KabupatenBanyumas beserta faktor pendorong dan penghambatnya.","PeriodicalId":308637,"journal":{"name":"Widya Komunika","volume":"41 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-10-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"133377637","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Widya KomunikaPub Date : 2018-10-01DOI: 10.20884/wk.v8i2.1399
K. Parhusip, H. Haloho
{"title":"POLA KOMUNIKASI TUTOR DAN SISWA MELALUI WHATSAPP DALAM PROGRAM RUANGGURU DIGITALBOOTCAMP PAKET C","authors":"K. Parhusip, H. Haloho","doi":"10.20884/wk.v8i2.1399","DOIUrl":"https://doi.org/10.20884/wk.v8i2.1399","url":null,"abstract":"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola komunikasi antara tutor dan siswa dalamProgram Ruangguru Digitalbootcamp Paket C. Ruangguru Digitalbootcamp Paket C merupakanproduk pendidikan yang menggunakan Whatsapp sebagai media pembelajaran. Kegiatan belajarmengajar dengan memanfaatkan Whatsapp merupakan inovasi dalam dunia pendidikan. Sasaransiswa yang dituju dalam program ini adalah siswa yang drop-out dan sedang belajar untuk ujiankesetaraan Paket C. Program ini sangat memudahkan juga bagi para siswa sebagai alternatifbagi mereka yang memiliki waktu yang terbatas untuk mengikuti bimbingan belajar yang biasaatau konvensional yang telah diketahui selama ini. Penelitian ini menggunakan pendekatankualitatif dengan metode penelitian studi kasus. Data diperoleh melalui wawancara mendalamdan studi literatur. Pengamatan dilakukan pada komunikasi yang terjalin antara tutor dan siswadalam program Ruangguru Digitalbootcamp Paket C. Kemudian dilakukan wawancara terhadaptutor, siswa, dan tim ruangguru untuk menggali informasi yang terkait dengan program ini. Hasilpenelitian menunjukkan bahwa pola komunikasi dalam program Ruangguru DigitalboothcampPaket C adalah pola komunikasi bintang. Pembelajaran di Ruangguru Digitalbootcamp Paket Cmenerapkan student centered learning. Tutor memberikan stimulus-stimulus agar siswa aktifdalam menggali materi belajar. Partisipasi di Ruangguru Digitalbootcamp Paket C ini dapatterlihat dari siswa yang memanfaatkan menggunakan fasilitas belajar yang telah disediakan olehRuangguru secara mandiri.","PeriodicalId":308637,"journal":{"name":"Widya Komunika","volume":"34 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-10-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"128858985","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}