Widya KomunikaPub Date : 2022-05-23DOI: 10.20884/1.wk.2022.12.1.5222
D. Sintowoko
{"title":"STUDI KASUS PENERAPAN MERDEKA BELAJAR KAMPUS MERDEKA DI FAKULTAS INDUSTRI KREATIF UNIVERSITAS TELKOM","authors":"D. Sintowoko","doi":"10.20884/1.wk.2022.12.1.5222","DOIUrl":"https://doi.org/10.20884/1.wk.2022.12.1.5222","url":null,"abstract":"Penelitian berfokus pada evaluasi penerapan Program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) di Fakultas Industri Kreatif, Universitas Telkom pada enam program studi unggulan. Keenam program studi tersebut adalah S1 Desain Komunikasi Visual, S1 Desain Produk, S1 Kriya, S1 Seni Rupa, S1 Desain Interior, dan S2 Desain. Metode penelitian yang digunakan adalah metode studi kasus intrinsic dengan focus kasus pelaksanaan program MBKM pada tahun 2021 di Fakultas Industri Kreatif. Tujuan penelitian ini untuk menganalisa kesesuaian program dengan tujuan yang diharapkan sesuai dengan konteks dan lingkup kegiatan kreativitas di bidang seni dan desain. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Program MBKM di Fakultas Industri Kreatif merupakan sebuah program yang sejalan dengan kebutuhan mahasiswa dalam mempersiapkan diri terjun ke masyarakat. Dalam praktiknya, program ini terbukti mampu mendorong kreativitas mahasiswa secara massive menerapkan keilmuannya dan berkolaborasi dengan masyarakat. Adapun keenam program MBKM yang berjalan, yaitu: 1) Wirausaha; 2) Pertukaran Mahasiswa; 3) Magang/Praktik Industri; 4) Proyek di Desa; 5) Penelitian/ Riset; 6) Proyek/Studi Independen. Hasil pemetaan di masing-masing prodi menunjukkan bahwa setiap prodi memiliki keunggulan program MBKM sesuai dengan nature ilmu pengetahuannya. Data menunjukkan bahwa mayoritas mahasiswa sebanyak 88,7% di Fakultas Industri Kreatif tampak memilih wirausaha, diikuti dengan Pertukaran Mahasiswa 3.8%, magang/praktik industry 3,4%, Proyek di Desa 2,8%, penelitian/riset 0,8%, dan proyek/studi independent 0,4% secara berurutan. Hal ini sangat sesuai dengan rencana induk pengembangan universitas Telkom yaitu sebagai enterprenueur university pada tahun 2022. \u0000 \u0000Kata kunci: studi kasus, merdeka belajar, kampus merdeka, wirausaha, industri kreatif","PeriodicalId":308637,"journal":{"name":"Widya Komunika","volume":"78 12","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-05-23","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"120856129","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Widya KomunikaPub Date : 2021-11-04DOI: 10.20884/1.wk.2021.12.2.4586
Safira Pramestiwi
{"title":"Persepsi Karyawan Mengenai Peran Public Relations di Perusahaan Mobil","authors":"Safira Pramestiwi","doi":"10.20884/1.wk.2021.12.2.4586","DOIUrl":"https://doi.org/10.20884/1.wk.2021.12.2.4586","url":null,"abstract":"Pentingnya peran PR di sebuah organisasi atau perusahaan untuk melakukan hal teknis hingga manajerial, dalam menjalankan perannya ke eksternal maupun internal perusahaan. Tidak adanya divisi khusus PR di PT Bestindo Car Utama, dan perannya dijalankan oleh customer relations officer dan marketing communications, menyebabkan fokus perusahaan yang hanya menjalin hubungan dan menciptakan citra positif publik eksternal perusahaan, sehingga karyawan di ruang lingkup perusahaan pun memiliki persepsi yang kurang baik terhadap peran PR perusahaan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor dalam diri pemersepsi, faktor dalam diri target, dan faktor situasi dari karyawan di PT Bestindo Car Utama mengenai peran PR perusahaan. Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah metode penelitian kuantitatif dengan studi deskriptif. Teknik pengumpulan data yaitu menggunakan angket, wawancara, observasi, serta studi literatur, dengan populasi ialah karyawan PT Bestindo Car Utama. Data yang terkumpul pada penelitian ini dianalisis menggunakan teknik analisis data deskriptif. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa persepsi karyawan mengenai peran PR di PT Bestindo Car Utama ditinjau dari faktor dalam diri pemersepsi adalah positif, dari faktor dalam diri target adalah positif, dan dari faktor situasi adalah positif. Kesimpulan dari penelitian ini adalah persepsi karyawan mengenai peran PR di PT Bestindo Car Utama adalah positif.","PeriodicalId":308637,"journal":{"name":"Widya Komunika","volume":"204 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-11-04","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"122591527","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Widya KomunikaPub Date : 2021-11-04DOI: 10.20884/1.wk.2021.12.2.4567
Rahayu Amanda
{"title":"Pemanfaatan Jejaring Sosial Twitter Sebagai Media Penyebaran informasi Publik (Studi Pada Akun Twitter @djplkemenhub151)","authors":"Rahayu Amanda","doi":"10.20884/1.wk.2021.12.2.4567","DOIUrl":"https://doi.org/10.20884/1.wk.2021.12.2.4567","url":null,"abstract":"Direktorat Jenderal Perhubungan Laut (DJPL) memiliki media sosial twitter untuk menyebarkan informasi publik dengan nama pengguna @djplkemenhub151. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana pemanfaatan jejaring sosial twitter sebagai media penyebaran informasi publik oleh Humas DJPL. \u0000Teori yang digunakan pada penelitian ini adalah The Circular Model of SoMe, terdiri dari 4 tahap yaitu Share (berbagi), Optimize (optimisasi), Manage (mengelola), dan Engage (melibatkan) yang dikemukakan oleh Regina Luttrell. Keempat tahapan model komunikasi di media sosial tersebut digunakan untuk mengetahui apakah pemanfaatan jejaring sosial twitter sebagai media penyebaran informasi publik oleh Humas DJPL sudah berjalan secara optimal atau belum. \u0000Penelitian ini menggunakan metode penelitian etnometodologi. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara mendalam dan studi kepustakaan. Wawancara mendalam dilakukan dengan satu orang key informan dan dua orang informan. Penelitian ini menggunakan triangulasi sumber karena membandingkan data atau informasi melalui wawancara. \u0000Hasil penelitian menunjukan pada tahap share, media sosial twitter yang dipilih Humas DJPL sudah tepat. Pada tahap optimize, pemanfaatan twitter DJPL belum dilakukan secara maksimal karena Humas DJPL tidak memiliki strategi khusus dalam mengembangkan akun twitternya. Pada tahap manage, Humas DJPL melakukan media monitoring secara manual dan terdapat kendala keterbatasan Sumber Daya Manusia (SDM) sehingga pengelolaan twitter DJPL masih sama dengan media sosial DJPL lain, artinya tidak memiliki admin pengelola khusus. Pada tahap engage, Humas DJPL belum menggunakan influencer pada akun media sosial twitternya dan belum memiliki cara efektif untuk menarik minat followers melakukan interaksi pada akun twitter @djplkemenhub151. \u0000Kesimpulan pada penelitian ini adalah pemanfaatan twitter sebagai media penyebaran informasi publik oleh Humas DJPL belum berjalan secara optimal. Humas DJPL tidak melakukan tahapan-tahapan model komunikasi di media sosial secara lengkap dan masih terdapat kendala berupa keterbatasan Sumber Daya Manusia (SDM) dalam pengelolaan twitter @djplkemenhub151. \u0000Kata Kunci: Direktorat Jenderal Perhubungan Laut (DJPL), Twitter, The Circular Model of SoMe \u0000 ","PeriodicalId":308637,"journal":{"name":"Widya Komunika","volume":"22 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-11-04","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"133013351","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Widya KomunikaPub Date : 2021-11-04DOI: 10.20884/1.wk.2021.12.2.4836
Dyrga Gunawan Husein
{"title":"Konsep Diri Penyintas Covid-19","authors":"Dyrga Gunawan Husein","doi":"10.20884/1.wk.2021.12.2.4836","DOIUrl":"https://doi.org/10.20884/1.wk.2021.12.2.4836","url":null,"abstract":"Wabah Covid-19 pertama kali ditetapkan pemerintah muncul di Inonesia pada awal Maret tahun 2020, yang kemudian sampai kini diubah statusnya menjadi pandemi. Covid-19 ini merupakan sebuah virus yang menyebabkan penyakit menular dimana penderitanya mengalami gejala-gejala tertentu. Muncul fenomena dimana masyarakat menjadi skeptis dan mempunyai stigma negatif terhadap penyakit dan bahkan terhadap orang yang terjangkit virus ini sekalipun orang itu sudah sembuh (penyintas). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui konsep diri penyintas Covid-19 khususnya yang dirawat di Rumah Sakit Khusus Infeksi Covid-19 Pulau Galang dalam menghadapi stigma negatif dan bagaimana kedudukannya di masyarakat. Penelitian ini menggunakan teori Interaksionisme Simbolik dengan indikator orang lain (significant others) dan kelompok rujukan (reference group) sebagai acuan dasar dalam mengetahui proses pembentukan konsep diri penyintas. Metode yang digunakan adalah kualitatif deskriptif dan menggunakan paradigma konstruktivis dengan tujuan mengasumsikan bahwa pemahaman dan interpretasi makna dapat diturunkan dari konstruksi sosial. Teknik pengumpulan data dan analisis data adalah dengan melakukan wawancara dengan para penyintas Covid-19. Penelitian ini mendapatkan hasil bahwa konsep diri yang terbentuk kedalam penyitas Covid-19 adalah membatasi interaksionisme simbolik yang terjadi di kelompok rujukan dan orang lain. Hal ini dirasakan oleh hampir semua informan kunci yang menyatakan bahwa, banyak masyarakat yang belum mengerti menangani covid-19. Media juga berpengaruh besar dalam stigma yang ditanamkan oleh masyarakat kepada pasien covid dan penyitas Covid-19.","PeriodicalId":308637,"journal":{"name":"Widya Komunika","volume":"197 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-11-04","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"124399939","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Widya KomunikaPub Date : 2021-05-19DOI: 10.20884/1.wk.2021.11.1.3872
Yulia Rahel Brenauli Kaban
{"title":"PENGARUH TAGLINE #RATATANPAKAWAT TERHADAP BRAND AWARENESS RATA","authors":"Yulia Rahel Brenauli Kaban","doi":"10.20884/1.wk.2021.11.1.3872","DOIUrl":"https://doi.org/10.20884/1.wk.2021.11.1.3872","url":null,"abstract":"Kehadiran tagline memiliki peran yang penting bagi suatu brand. Tagline dapat digunakan untuk membantu mengkomunikasikan titik pembeda brand dari para pesaing. Dengan adanya tagline, maka produk atau jasa yang ditawarkan sebuah brand akan mudah diingat oleh khalayak sehingga terbentuk kesadaran merek. PT. Rupa Aestetika Teknologi Aktual (RATA) sebagai perusahaan rintisan memanfaatkan hal tersebut sebagai langkah awal untuk menumbuhkan kesadaran merek Rata di benak khalayak dengan mengusung #RataTanpaKawat sebagai tagline brand. Penelitian ini memiliki tujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh dari tagline #RataTanpaKawat yang terdiri atas sub variabel familiarity, differentiation dan message of value terhadap brand awareness Rata yang terdiri atas sub variabel brand recognition, brand recall dan top of mind. Metode penelitian yang digunakan adalah kuantitatif dengan jenis penelitian hubungan kausal. Data diperoleh melalui penyebaran kuesioner secara online kepada 385 pengguna aktif Instagram di Indonesia yang berusia 14 tahun ke atas. Teknik penentuan sampel yang digunakan adalah nonprobability sampling dengan jenis purposive sampling. Peneliti menggunakan analisis regresi linear sederhana dalam proses analisis data yang dilakukan dengan memanfaatkan aplikasi IBM SPSS versi 25. Berdasarkan hasil analisis data yang dilakukan, maka tagline #RataTanpaKawat berpengaruh sebesar 54,9% terhadap brand awareness Rata sementara sisanya sebesar 45,1% dipengaruhi oleh faktor lain di luar penelitian. \u0000Kata kunci: tagline, Rata, brand awareness","PeriodicalId":308637,"journal":{"name":"Widya Komunika","volume":"6 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-05-19","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"133608571","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Widya KomunikaPub Date : 2021-05-19DOI: 10.20884/1.wk.2021.11.1.3811
H. Kurniawan
{"title":"Agenda Setting Redaksi RCTI Menyikapi Kontroversi Istilah ‘New Normal’ Dalam Mengatasi Pandemi Covid-19","authors":"H. Kurniawan","doi":"10.20884/1.wk.2021.11.1.3811","DOIUrl":"https://doi.org/10.20884/1.wk.2021.11.1.3811","url":null,"abstract":"When the Indonesian government declared the Covid-19 pandemic, various efforts were made to contain the spread of the virus. The main effort is to change people's lifestyle that is safe from transmission of the virus because drugs and vaccines have not been found. The term that was coined by the government for this policy policy is 'new normal'. The government has carried out massive socialization through all its elements, including the media. The RCTI editorial team, through its news bulletin program, also socialized the government's efforts. As the editor of the media, RCTI makes new normal policies as part of the news management agenda. When controversy arises regarding the understanding of the term 'new normal', the RCTI editorial team consistently explains the new life habits that must be followed to prevent the spread of Covid-19. In the context of news related to the Covid-19 pandemic in Indonesia, controversy is not the focus of news, because it is not important to the public, so it is only used as ordinary news. This research uses qualitative methods with a content analysis approach. RCTI editors are more focused on the fundamental issue, namely how the pandemic can be ended.","PeriodicalId":308637,"journal":{"name":"Widya Komunika","volume":"141 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-05-19","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"115988684","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Widya KomunikaPub Date : 2021-05-19DOI: 10.20884/1.wk.2021.11.1.4008
Juni Lius Telussa
{"title":"pengaruh komunikasi internal dan motivasi terhadap kinerja tenaga kependidikan di era new normal covid-19","authors":"Juni Lius Telussa","doi":"10.20884/1.wk.2021.11.1.4008","DOIUrl":"https://doi.org/10.20884/1.wk.2021.11.1.4008","url":null,"abstract":"ABSTRAK \u0000Di era new normal saat ini semua berubah dalam berbagai kegiatan , dan harus menyesuaikan diri. Besarnyaperubahan diakibatkan oleh virus corona yang menyebar hampir keseluruh belahan dunia. Segala bidang ekonomi menjadi terpuruk bahkan tidak berdaya menghadapinya. Demikian pula di sektor pendididikan dunia , pandemi virus corona juga ada pada dunia pendidikan di Indoenseia. Dari tingkat Taman kanak-kanak hingga tingkat Perguruan Tinggi, mengalami pola proses belajar dan mengajar yang baru. Tidak hanya murid demikian pula guru harus dapat menyesuaikan dengan teknologi baru. Belajar dengan melalui daring ( dalam jaringan ) dan luring ( luar jaringan ) , menjadi hal baru dalam proses bejar mengajar jarak jauh . Demikian pula cara berkomunikasi antar tenaga kependidikan berubah dan harus menyesuaikan dengan keadaan sehingga motivasi dan kinerja menjadi tetap terjaga. Dalam penelitian ini peneliti ingin mengetahui , dan mempunyai tujuan untuk menganalisa serta mengetahui pengaruh komunikasi internal dan motivasi terhadap kinerja tenaga kependidikan di era new normal Dalam penelitian ini menggunakan jenis penelitian ekplanatif. Dengan populasi dalam penelitian ini adalah seluruh tenaga kependidikan pada sekolah SMP Candle Tree. Untuk teknik data primer yang dilakukan yaitu melalui angket , wawancara, terjun ke lapangan , dan mengumpulkan foto-foto serta data-data sekolah. Sedangkan untuk teknik analisa data peneliti menggunakan cara kuantitatif dan disesuaikan gdengan hasil dari penelitiannya. \u0000 ","PeriodicalId":308637,"journal":{"name":"Widya Komunika","volume":"38 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-05-19","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"126672527","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Widya KomunikaPub Date : 2020-06-03DOI: 10.20884/wk.v10i1.2564
Rika Fitriana Fitriana
{"title":"ANALISIS SEMIOTIKA FILM \"KIM JI YOUNG BORN 1982\"","authors":"Rika Fitriana Fitriana","doi":"10.20884/wk.v10i1.2564","DOIUrl":"https://doi.org/10.20884/wk.v10i1.2564","url":null,"abstract":"ABSTRACT \u0000Film Kim Ji Young Born 1982 diangkat dari novel bestseller karya Cho Nam Joo yang sudah rilis di berbagai Negara. Isu yang diangkat dari novel ini adalah sistem patriarki dan kesetaraan gender di Korea Selatan. Novel ini akhirnya diangkat menjadi sebuah film dengan judul yang serupa. Film ini seakan ingin menyuarakan nasib perempuan-perempuan di Korea Selatan yang masih terbelenggu dengan sistem patriarki dan mengalami kesenjangan gender di dalam kehidupan sehari-harinya. Dalam laporan terbaru World Economic Forum tentang kesenjangan gender secara global, Korea Selatan berada di peringkat 115 dari 149 negara dengan perbedaan besar dalam hal kesetaraan upah dan perolehan penghasilan bagi perempuan. Sedangkan dalam New York Times menyebutkan bahwa laki-laki di Korea Selatan memegang rekor sebagai yang paling sedikit melakukan pekerjaan rumah di antara laki-laki di negara-negara maju dunia. Laki-laki di Korea Selatan melakukan pekerjaan rumah rata-rata 45 menit per hari atau 1/5 dari yang dilakukan para perempuan. Penelitian ini merupakan jenis penelitian kualitatif. Metode yang digunakan adalah metode analisis Semiotik. Hasil dari penelitian ini yang pertama adalah laki-laki dianggap lebih tinggi kedudukannya dibanding perempuan. Hadirnya anak laki-laki dianggap sebuah keberuntungan dalam sebuah keluarga di Korea Selatan. Kedua, pekerjaan domestik menjadi tanggung jawab penuh seorang perempuan jika sudah menikah. Laki-laki atau suami hanya bertugas untuk bekerja. Tidak sepantasnya laki-laki melakukan pekerjaan domestik dalam rumah tangga. Istri akan dipandang negatif jika suami membantu tugas domestik. Ketiga, perempuan dianggap negatif jika mempunyai karir yang bagus dalam pekerjaannya. Perempuan dianggap tidak peduli pada keluarga dan anaknya karena sibuk dengan karirnya. Dari hasil penelitian ini menunjukkan jika sistem patriarki dan kesenjangan gender masih lekat dalam kehidupan masyarakat di Korea Selatan. \u0000 \u0000Kata kunci : Film Kim Ji Young Born 1982, Semiotika, Patriarki, Kesetaraan gender","PeriodicalId":308637,"journal":{"name":"Widya Komunika","volume":"71 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-06-03","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"133526433","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Widya KomunikaPub Date : 2020-06-03DOI: 10.20884/wk.v10i1.2586
Siti Machmiyah
{"title":"MEDIASI KESALEHAN SELEBRITI PEREMPUAN HIJRAH DI MEDIA SOSIAL INSTAGRAM","authors":"Siti Machmiyah","doi":"10.20884/wk.v10i1.2586","DOIUrl":"https://doi.org/10.20884/wk.v10i1.2586","url":null,"abstract":"ABSTRACT \u0000The group of people who call themselves 'hijrah' in the realm of Islam has indeed become a new trend in Indonesia. This cannot be separated from the influence of post-Islamism which is rife where the traditional elements (in this case religion) can go hand in hand with the elements of modernity. Hijrah becomes a form of popular culture that can be easily followed by some Indonesian people, including by female celebrities, they eventually become a new 'capital' among bearers of hijrah because celebrities have a strong magnet to be a Hijrah trendsetter only close to the da’I who is a role model. The celebrities who hijrah were inevitably packing themselves to become the perfect celebrity hijrah figure, one of which was by branding the hijrah on Instagram social media, the hijrah celebrity then mediated ‘piety’ on Instagram through three things; upload preaching message content in everyday life, Islamic lifestyle in marketing endorsement products, and do remediation of preaching content from the da'i they follow. \u0000Keywords : Celebrity, Hijrah, mediation","PeriodicalId":308637,"journal":{"name":"Widya Komunika","volume":"107 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-06-03","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"128583768","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Widya KomunikaPub Date : 2020-06-03DOI: 10.20884/wk.v10i1.2573
Yohannes Don Bosco Doho
{"title":"ANALISIS HERMENEUTIK ATAS DIALOG PADA FILM DILAN 1990 BAGI PENEGUHAN CINTA SUAMI ISTRI DI ERA MILENIAL","authors":"Yohannes Don Bosco Doho","doi":"10.20884/wk.v10i1.2573","DOIUrl":"https://doi.org/10.20884/wk.v10i1.2573","url":null,"abstract":"ABSTRACT \u0000Hermeneneutic is a theory that was originally intended to interpret scriptural texts. But over time, hermeneutics also aims to understand the various forms of text that ultimately mean as the process of changing something or situation of ignorance to understand, and it is implemented on the theory of interpretation of the text, one of which is the interpretation of the lyrics of the song. One of the philosophers in this theory is Schleiermacher who proposed his first two hermeneutical theories of understanding: grammatical understanding of all expressions, and second: the psychological understanding of authors. Based on both of them, Hermeneutics becomes an intuitive understanding, whose task is to reconstruct the author's mind. This study aims to analyze the moral message of the dialectics of the 1990 film Dilan. Based on dialogue in film researchers dive into the moral message for the institution of marriage of millennial people. Performed by using qualitative interpretive approach. The results confirm that the alignment of husband and wife life is always colored dynamics that actually strengthen the harmonization. A harmonious marriage and deliver couples to a happy life. Moral behavior in married life includes the ability , will , and habit. A moral attitude encompasses conscience, self esteem, empathy, loving the good, self-control and humility. Everything is set in the era and characteristics of the millennial generation. \u0000Keywords: dialog, film, hermeneutics, , marriage, millennial \u0000 ","PeriodicalId":308637,"journal":{"name":"Widya Komunika","volume":"9 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-06-03","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"133962201","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}