{"title":"Peran Genetik dalam Kemampuan Kognitif dan Tumbuh Kembang pada Gangguan Gizi: Kajian Naratif","authors":"Yulistini Yulistini, Delmi Sulastri","doi":"10.25077/jikesi.v4i4.1226","DOIUrl":"https://doi.org/10.25077/jikesi.v4i4.1226","url":null,"abstract":"Latar Belakang: Genetik dan faktor lingkungan berperan dalam kemampuan kognitif dan tumbuh kembang anak. Anak yang mengalami stunting memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami berbagai masalah kesehatan dan kognitif di masa depan. Berat badan lahir rendah (BBLR) dan maternal merupakan faktor dominan penyebab terjadinya stunting. \u0000Objektif: Untuk menganalisis peran genetik dalam kemampuan kognitif pada BBLR, stunting, dan catch-up growth. \u0000Metode: Tinjauan naratif yang menyelidiki hubungan antara genetik, stunting, BBLR, dan kognitif pada anak dan remaja awal. Pencarian, ekstraksi data, dan pemeringkatan kualitas pemberitaan dilakukan secara independen oleh dua orang peneliti. \u0000Hasil: Faktor dominan terjadinya stunting adalah berat badan lahir rendah. Anak-anak yang memiliki mutasi gen tertentu akibat dari lahir dengan BBLR, mengalami stunting, dan/atau tidak mengalami catch up growth memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami gangguan perkembangan kognitif. Gen yang berperan kemampuan kognitif pada berat badan lahir rendah adalah efek perlindungan (neuroplastisitas) terhadap perkembangan kognisi pada anak dengan BBLR. Beberapa gen lain juga berperan dalam menentukan status gizi anak seperti gen metabolit dan ibu (maternal). \u0000Kesimpulan: Masalah gizi dapat berdampak negatif terhadap kemampuan kognitif. Pada anak dengan stunting dapat mengejar ketertinggalannya (catch-up growth) terutama dalam hal kognitif. Faktor genetik melalui neuroplastisitas dapat berperan dalam menentukan keberhasilan anak catch-up growth. \u0000Kata kunci: stunting, genetik, low birth weight, catch-up growth, kognitif","PeriodicalId":308000,"journal":{"name":"Jurnal Ilmu Kesehatan Indonesia","volume":"41 16","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2024-01-19","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"139612104","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Efek Suplementasi Probiotik Oral Sebagai Terapi Tambahan pada Pasien Dermatitis Atopik","authors":"Nailatul Fadhila, Gardenia Akhyar, Fory Fortuna, Ennesta Asri, Endrinaldi Endrinaldi, Yusticia Katar","doi":"10.25077/jikesi.v4i2.849","DOIUrl":"https://doi.org/10.25077/jikesi.v4i2.849","url":null,"abstract":"Latar Belakang: Dermatitis atopik merupakan peradangan kulit yang menjadi beban penyakit non-fatal dalam dermatologi. Etiologinya belum diketahui secara pasti. Probiotik merupakan bakteri baik yang memiliki potensial untuk menjadi terapi tambahan dermatitis atopik. \u0000Objektif: Kajian literatur sistematis ini dilakukan untuk mengetahui efek dari suplementasi probiotik oral sebagai terapi tambahan pada pasien dermatitis atopik. \u0000Metode: Studi literatur ini merupakan kajian literature sistematis. Pencarian literatur dilakukan di tiga pangkalan data, yaitu Pubmed, Proquest, dan The Cochrane Central Register of Controlled Trials (CENTRAL). \u0000Hasil: Terdapat sebelas studi yang dimasukkan dalam kajian literature sistematis ini dengan 918 kasus dermatitis atopik. \u0000Kesimpulan: Probiotik memberikan efek terapi berupa penurunan indeks SCORAD dan meningkatkan kualitas hidup pasien. serta dapat dijadikan sebagai opsi terapi tambahan pada pasien dermatitis atopik","PeriodicalId":308000,"journal":{"name":"Jurnal Ilmu Kesehatan Indonesia","volume":"50 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-06-15","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"114375752","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Pola Penatalaksanaan Fraktur Femur Di RSUP Dr. M. Djamil Padang tahun 2020","authors":"Taufik Rachman, Rizki Rahmadian, Selfi Renita Rusjdi","doi":"10.25077/jikesi.v4i2.624","DOIUrl":"https://doi.org/10.25077/jikesi.v4i2.624","url":null,"abstract":"Latar Belakang: Fraktur adalah kerusakan kontinuitas susunan tulang yang terjadi karena trauma, stres berulang dan kelemahan abnormal pada tulang (fraktur patologis). Prinsip utama dalam penatalaksanaan fraktur adalah mengembalikan posisi secara anatomis, mengurangi nyeri dengan cara imobilisasi, mendukung proses penyembuhan tulang, dan mengembalikan fungsi. Fraktur femur dapat ditatalaksana secara konservatif dan operatif. \u0000Objektif: Mengetahui pola penatalaksanaan fraktur femur di RSUP M. Djamil Padang tahun 2020. \u0000Metode: Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan teknik pengambilan total sampling menggunakan data rekam medis pasien dengan diagnosis fraktur femur pada tahun 2020 di bagian rekam medik RSUP M. Djamil Padang. \u0000Hasil: Hasil penelitian mendapatkan kejadian fraktur femur sebanyak 95 kasus. Prevalensi tertinggi fraktur femur pada jenis kelamin perempuan (56,8%). Kelompok usia terbanyak mengalami fraktur berusia di atas 60 tahun (45,3%). Fraktur paling sering disebabkan oleh trauma energi rendah (66,3%). Jenis fraktur paling banyak adalah fraktur tertutup (91,6%) dan lokasi fraktur terbanyak adalah di batang femur (31,6%). Penatalaksanaan fraktur mayoritas dilakukan secara operatif yaitu fiksasi internal menggunakan implan plate and screw (38,9%). \u0000Kesimpulan: Pada penelitian disimpulkan bahwa fraktur femur banyak pada perempuan dengan rentang usia di atas 60 tahun. Fraktur terbanyak terjadi akibat trauma energi rendah, dengan jenis fraktur tertutup. Lokasi fraktur tersering di batang femur dan mayoritas ditatalaksana secara operatif dengan fiksasi internal menggunakan implan plate and screw.","PeriodicalId":308000,"journal":{"name":"Jurnal Ilmu Kesehatan Indonesia","volume":"7 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-06-15","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"115352090","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Pengaruh Ekstrak Daun Sirsak terhadap Ekpresi Gen P53 Sel Kanker Payudara T47D","authors":"Ariesko Gunanda Rangkuti, Dessy Arisanty, Yuniar Lestari","doi":"10.25077/jikesi.v4i2.561","DOIUrl":"https://doi.org/10.25077/jikesi.v4i2.561","url":null,"abstract":"Latar Belakang: Kanker payudara merupakan jenis kanker dengan angka kejadiannya menempati posisi pertama terbanyak di Indonesia dibandingkan dengan jenis kanker lain. Daun sirsak yang mengandung acetogenin memiliki efek sitotoksik terhadap sel kanker payudara T47D. \u0000Objektif: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh ekstrak daun sirsak terhadap level ekspresi gen p53 sel kanker payudara T47D secara in vitro. \u0000Metode: Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan metode kuantifikasi relatif real time PCR menggunakan cell line T47D diinkubasi selama 72 jam yang dibagi menjadi 2 kelompok sampel, yaitu perlakuan dan kontrol. Kelompok perlakuan diberikan larutan uji ekstrak etanol daun sirsak dengan konsentrasi IC50 = 94,26 µg/ml. \u0000Hasil: Hasil nilai Cq dari gen target dan referensi dianalisis dengan menggunakan uji Mann Whitney dan rumus livak. Hasil penelitian didapatkan perbedaan yang bermakna antara kelompok perlakuan dan kontrol dengan nilai p = 0,003 (p < 0,05). Analisis dengan rumus livak menunjukkan adanya peningkatan ekspresi gen p53 sel kanker payudara T47D yang diberi perlakuan, yaitu 2,8015 kali lipat lebih tinggi dari sel kelompok kontrol. \u0000Kesimpulan: Ekstrak daun sirsak efektif dapat meningkatkan ekspresi gen p53 pada cell line T47D dan terdapat perbedaan yang bermakna dari nilai Cq gen p53 sel kelompok perlakuan dan kontrol.","PeriodicalId":308000,"journal":{"name":"Jurnal Ilmu Kesehatan Indonesia","volume":"14 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-06-15","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"121239778","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Hubungan Faktor Risiko dengan Kejadian Infeksi Saluran Kemih pada Anak di RSUP Dr. M. Djamil Padang","authors":"Sherly Vanessa Putri Hadiyanto, Amirah Zatil Izzah, Siti Nurhajjah","doi":"10.25077/jikesi.v4i2.1059","DOIUrl":"https://doi.org/10.25077/jikesi.v4i2.1059","url":null,"abstract":"Latar Belakang: Penyakit infeksi saluran kemih pada anak masih menjadi masalah kesehatan karena tingginya angka kesakitan dan kematian pada anak di negara berkembang, termasuk Indonesia. Penyakit ini menempati urutan kedua penyakit infeksi tersering pada anak setelah infeksi saluran nafas atas. Kejadian ISK dapat dipengaruhi oleh berbagai macam faktor risiko, seperti sirkumsisi, konstipasi kronis, status gizi, dan cara membersihkan genitalia. \u0000Objektif: Mengetahui hubungan faktor risiko dengan kejadian ISK pada anak di RSUP Dr. M. Djamil Padang. \u0000Metode: Jenis penelitian ini adalah analitik dengan rancangan penelitian case control. Jumlah sampel pada penelitian ini adalah 120 orang, yang terdiri dari 60 orang pasien anak dengan infeksi saluran kemih pada kelompok kasus dan 60 orang pasien anak tanpa infeksi saluran kemih pada kelompok kontrol di RSUP Dr. M. Djamil Padang periode Januari 2018 – Desember 2021. Analisis data dilakukan dengan menggunakan chi square. \u0000Hasil: Hasil penelitian didapatkan karakteristik pasien infeksi saluran kemih pada anak yang terbanyak yaitu usia <1 tahun (43,3%), laki-laki (51,7%), belum sirkumsisi (77,4%), tidak ada konstipasi kronis (63,3%), gizi kurang (53,3%), dan cara membersihkan genitalia dari arah depan ke belakang (62,1%). Secara statistik ditemukan hubungan yang bermakna antara konstipasi kronis (p=0,006), status gizi (p=0,005) dengan kejadian infeksi saluran kemih pada anak, sedangkan sirkumsisi (p=0,569), cara membersihkan genitalia (p=0,395) tidak memiliki hubungan yang bermakna dengan kejadian infeksi saluran kemih pada anak. \u0000Kesimpulan: Konstipasi kronis dan status gizi merupakan faktor risiko kejadian infeksi saluran kemih pada anak sedangkan sirkumsisi dan cara membersihkan genitalia tidak memiliki hubungan yang bermakna dengan kejadian infeksi saluran kemih pada anak.","PeriodicalId":308000,"journal":{"name":"Jurnal Ilmu Kesehatan Indonesia","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-06-15","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"130288670","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Hubungan Rasio Neutrofil-Limfosit dengan Derajat Keparahan COVID-19 pada Pasien Diabetes","authors":"Zahara Findi, Beni Indra, Netti Suharti, M. Syahrul, Roza Mulyana, Elfira Yusri","doi":"10.25077/jikesi.v4i2.1072","DOIUrl":"https://doi.org/10.25077/jikesi.v4i2.1072","url":null,"abstract":"Latar Belakang: Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) merupakan penyakit yang disebabkan oleh SARS-CoV-2 (Severe Acute Respiratory Syndrome Corona Virus 2). Peningkatan kasus COVID-19 di Indonesia cukup cepat dan menyebar ke berbagai wilayah di Indonesia. Diabetes Melitus merupakan salah satu komorbiditas yang berkaitan dengan infeksi berat COVID-19, gagal napas akut, dan peningkatan mortalitas pasien COVID-19. Oleh karena itu, diperlukan penanda klinis yang ekonomis, cepat, dan bersifat sensitif dan spesifik. Peningkatan rasio neutrofil-limfosit merupakan biomarker peradangan yang mudah dianalisis untuk memprediksi risiko COVID-19 dan menilai keparahan COVID-19. \u0000Objektif: Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis hubungan antara rasio neutrofil-limfosit dengan derajat keparahan COVID-19 pada pasien diabetes. \u0000Metode: Jenis penelitian adalah kohort retrospektif dengan teknik convenience sampling. Sampel pada penelitian ini adalah 84 pasien diabetes yang terkonfirmasi COVID-19 pada bulan April 2020 hingga Agustus 2021 di RS Universitas Andalas. Data dianalisis menggunakan uji Chi-square dan Independent group t-test. \u0000Hasil: Hasil penelitian didapatkan derajat keparahan COVID-19 paling banyak pada derajat berat (32,1%). Terdapat hubungan yang signifikan antara rasio neutrofil-limfosit dengan derajat keparahan COVID-19 (p = 0,00). Gula darah sewaktu pada kasus severe (291.82 mg/dL) lebih tinggi dibandingkan dengan kasus non severe (272.33 mg/dL), tetapi secara statistik tidak signifikan (p = 0,389). \u0000Kesimpulan: Kesimpulan dari penelitian ini adalah terdapat hubungan yang signifikan antara rasio neutrofil-limfosit dengan derajat keparahan COVID-19 pada pasien diabetes. Peningkatan rasio neutrofil-limfosit ini dapat digunakan sebagai penanda awal yang mempengaruhi derajat keparahan COVID-19 pada pasien diabetes.","PeriodicalId":308000,"journal":{"name":"Jurnal Ilmu Kesehatan Indonesia","volume":"3 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-06-15","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"131754684","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Amoebic Liver Abscess with Empyema","authors":"Redo Kurniawan, Raveinal Raveinal, Arnelis Arnelis","doi":"10.25077/jikesi.v4i1.1131","DOIUrl":"https://doi.org/10.25077/jikesi.v4i1.1131","url":null,"abstract":"Pendahuluan: Abses hepar merupakan peradangan supuratif pada parenkim hepar yang dapat disebabkan oleh bakteri, jamur atau mikroorganisme seperti parasit. Kejadian amubiasis terjadi pada 10% dari populasi dunia dan paling umum terjadi pada daerah tropis dan subtropis. Penyakit ini sering di derita pada usia muda dan berisiko 10 kali pada pria dibandingkan wanita. Penatalaksanaan invasif amoeba sebaiknya dilakukan pemberian amebisid jaringan, seperti metronidazol dan tinidazole. \u0000Objektif: Meningkatkan kemampuan dalam menegakkan diagnosa serta menatalaksana abses hepar amoeba dengan empiema. \u0000Metode: Laporan kasus \u0000Laporan Kasus: Telah dirawat seorang pasien laki–laki, usia 42 tahun di bagian Penyakit Dalam RSUP Dr. M. Djamil Padang dengan abses hepar amoeba dengan empiema ec abses hepar amoeba. Keluhan utama pada pasien berupa sesak napas dan nyeri perut kanan atas sejak 1 minggu yang lalu. Pemeriksaan fisik hemitoraks kanan pasien didapatkan suara napas menghilang setinggi RIC II, dan pemeriksaan fisik abdomen terdapat nyeri tekan hipokondrium kanan dan hepatomegali. Pemeriksaan laboratorium terdapat leukositosis 15.970/mm3, dan anti amoeba positif 92,4. Rontgen toraks pasien didapatkan kesan efusi pleura masif dekstra dan USG abdomen terdapat lesi desak ruang ukuran 11,57cm x 9,65cm dengan kesan abses hepar dd/ hepatoma. Pada pasien diberikan terapi metronidazole injeksi 3x750mg selama 10 hari dan selama rawatan pasien menunjukkan perbaikan secara klinis. \u0000Kesimpulan: Kejadian abses hepar pada kasus ini merupakan suatu proses peradangan yang disebabkan oleh amoeba. Terjadinya empiema pada kasus ini merupakan komplikasi hepatopulmoner secara langsung dari abses hepar.","PeriodicalId":308000,"journal":{"name":"Jurnal Ilmu Kesehatan Indonesia","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-06-15","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"116307872","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Pengaruh Ekstrak Kemangi (Ocimum basilicum) Terhadap Ekspresi Interleukin-6 Tikus Diabetes Melitus Gestasional","authors":"Wahyu Agnata Surya, Hirowati Ali, Dinda Aprilia","doi":"10.25077/jikesi.v4i2.756","DOIUrl":"https://doi.org/10.25077/jikesi.v4i2.756","url":null,"abstract":"Latar Belakang: Diabetes melitus gestasional (DMG) merupakan penyakit metabolik berupa gangguan toleransi karbohidrat dengan onset pertama terjadi saat kehamilan. Interleukin-6 (IL-6) diketahui terlibat dalam inflamasi pada DMG. Kemangi (Ocimum basilicum) dilaporkan sebagai tanaman herbal yang mengandung zat aktif yang bersifat anti-inflamasi \u0000Objektif: Penelitian ini bertujuan melihat efek ekstrak kemangi terhadap ekspresi IL-6 pada tikus model DMG. \u0000Metode: Sampel RNA leukosit berasal dari tikus DMG yang diinduksi streptozotosin sebelumnya. RNA berasal dari tikus hamil normal (K-; n=6), tikus DMG tanpa perlakuan (K+; n=6), tikus DMG yang diberikan ekstrak kemangi secara oral dengan dosis 100 mg/kg (P1; n=6) dan 200 mg/kg (P2; n=6) selama 14 hari. Ekspresi RNA IL-6 dan GAPDH (kontrol internal) diukur menggunakan PCR secara semi-kuantitatif dan visualisasi elektroforesis menggunakan ImageJ. Analisis data menggunakan uji one-way ANOVA dan post-hoc Bonferroni \u0000Hasil: Hasil penelitian menunjukkan terdapat perbedaan signifikan penurunan ekspresi IL-6 antara K+ dengan P2 (p<0,01) dan antara P1 dengan P2 (- p<0,001). \u0000Kesimpulan: Kesimpulan yang didapat adalah terdapat pengaruh pemberian ekstrak kemangi terhadap ekspresi IL-6 pada tikus DMG.","PeriodicalId":308000,"journal":{"name":"Jurnal Ilmu Kesehatan Indonesia","volume":"107 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-06-15","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"116965242","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Hubungan Tingkat Stres dan Status Gizi dengan Dismenorea Primer pada Mahasiswi Kedokteran","authors":"Dira Desfi Rahmayani, Lili Irawati, Yusrawati Yusrawati, Laila Isrona, Taufik Ashal","doi":"10.25077/jikesi.v4i2.1044","DOIUrl":"https://doi.org/10.25077/jikesi.v4i2.1044","url":null,"abstract":"Latar belakang: Dismenorea primer adalah keadaan nyeri pada perut bagian bawah yang dialami wanita ketika mengalami menstruasi akibat terjadinya kontraksi otot-otot uterus yang berlebih karena tingginya kadar prostaglandin. Terdapat berbagai faktor yang dapat menyebabkan dismenorea primer, seperti aktivitas fisik, merokok, masa menstruasi, tingkat stres dan status gizi. \u0000Objektif: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan tingkat stres dan status gizi dengan kejadian dismenorea primer. \u0000Metode: Penelitian ini merupakan penelitian analitik observasional dengan menggunakan desain penelitian cross sectional dengan teknik total sampling didapatkan jumlah sampel sebanyak 68 orang mahasiswi Fakultas Kedokteran Universitas Andalas. Data responden diperoleh dari kuisioner dan dianalisis menggunakan uji chi square. \u0000Hasil: Hasil penelitian ini menunjukan bahwa kejadian derajat dismenorea primer lebih dari separuh responden mengalami derajat sedang (56%), tingkat stres pada responden mayoritas mengalami tingkat stres ringan-sedang (91,7%) dan mayoritas responden memiliki status gizi normal (68,7%). Hasil analisis bivariat menunjukan tidak terdapat hubungan antara tingkat stres dengan kejadian dismenorea primer dengan p=0,069 (p>0,05), dan tidak terdapat hubungan status gizi dengan kejadian dismenorea primer dengan p=0,868 (p>0,05). \u0000Kesimpulan: Kesimpulan dari penelitian ini adalah tidak terdapat hubungan antara tingkat stres dan status gizi dengan kejadian dismenorea primer. \u0000Kata kunci: dismenorea primer, status gizi, tingkat stres","PeriodicalId":308000,"journal":{"name":"Jurnal Ilmu Kesehatan Indonesia","volume":"18 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-06-15","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"126826934","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Profil Pasien Glaukoma Juvenil di Poliklinik Mata RS Dr. M. Djamil Padang Tahun 2017-2020","authors":"Hanny Vidya Sari, Fitratul Ilahi, Restu Susanti","doi":"10.25077/jikesi.v4i2.606","DOIUrl":"https://doi.org/10.25077/jikesi.v4i2.606","url":null,"abstract":"\u0000 \u0000 \u0000 \u0000Latar Belakang: Glaukoma juveinil adalah bagian dari glaukoma primer sudut terbuka atau primary open angle glaucoma (POAG) dengan karakteristik penurunan secara autosomal dominan dan terjadi pada usia muda, sekitar 4 hingga 35 tahun. Glaukoma juveinil berkaitan dengan peningkatan tekanan intraokular (TIO) akibat struktur trabecular meshwork yang abnormal sehingga menyebabkan gangguan aliran aqueous humor. Peningkatan tekanan intraokular dapat mengakibatkan kerusakan permanen pada saraf optik yang menyebabkan perubahan ukuran cup disk ratio (CDR) sehingga dapat berujung pada kebutaan. \u0000Objektif: Untuk mengetahui profil pasien glaukoma juveinil di Poliklinik Mata RS Dr. M. Djamil Padang Tahun 2017-2020 \u0000Metode: Jenis penelitian ini adalah deskriptif. Populasi penelitian ini adalah seluruh pasien yang terdiagnosis glaukoma juveinil oleh klinisi di Polikinik Mata RS Dr. M. Djamil Padang dengan jumlah sampel sebanyak 42 orang dengan total 84 mata pasien dari tanggal 1 Januari 2017 – 31 Desember 2020. \u0000Hasil: Hasil penelitian didapatkan pasien glaukoma juvenil sebagian besar laki-laki sebanyak 52,4% dengan kelompok umur terbanyak ≤20 tahun sebanyak 50%. Faktor resiko terbanyak ditemukan adalah dengan ada riwayat keluarga 64,3%, miopia 33.3%, dan TIO ≤21 mmHg 77,4%. 47,6% sampel memiliki visus normal. Stadium terbanyak adalah stadium sedang sebesar 79,8%. Tatalaksana terbanyak yaitu dengan monoterapi 76,2%. \u0000Kesimpulan: Karakteristik pasien glaukoma juveinil paling banyak yaitu laki-laki dan berada pada kelompok usia ≤20 tahun. Faktor resiko yang terbanyak adalah pada yang memilki riwayat keluarga dan miopia. Pasien terbanyak dengan visus normal dengan stadium sedang. Tatatalaksana yang paling banyak dilakukan adalah dengan monoterapi. \u0000 \u0000 \u0000 \u0000","PeriodicalId":308000,"journal":{"name":"Jurnal Ilmu Kesehatan Indonesia","volume":"18 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-06-15","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"130869537","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}