Hafidz Aryan Abdillah, Dina Arfiani Rusjdi, Hudila Rifa Karmia
{"title":"Gambaran Pemeriksaan CT Scan Abdomen pada Pasien Tumor Ovarium di RSUP DR. M. Djamil Padang Tahun 2019-2020","authors":"Hafidz Aryan Abdillah, Dina Arfiani Rusjdi, Hudila Rifa Karmia","doi":"10.25077/jikesi.v2i3.546","DOIUrl":"https://doi.org/10.25077/jikesi.v2i3.546","url":null,"abstract":"Latar Belakang : Tumor ovarium merupakan tumor ganas terbanyak ke 3 pada wanita. Keterlambatan mendiagnosis dapat meningkatkan morbiditas dan mortalitas dari tumor ovarium. Computerized Tomography Scanner (CT-scan) abdomen merupakan pemeriksaan radiologi pertama untuk mendeteksi dan menentukan stadium keganasan ovarium. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran CT-scan abdomen pasien tumor ovarium. \u0000Objektif: Untuk mengetahui gambaran pemeriksaan CT-Scan Abdomen yang dilakukan pada pasien tumor ovarium di RSUP Dr. M. Djamil Padang tahun 2019-2020 \u0000Metode: Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif retrospektif menggunakan data-data rekam medis pasien tumor ovarium yang telah dilakukan CT-scan abdomen di RSUP Dr M Djamil Padang tahun 2019-2020. Teknik pengambilan sampel menggunakan total sampling dengan jumlah sampel sebanyak 40 orang. Penelitian ini menggunakan analisis univariat untuk distribusi frekuensi. \u0000Hasil: Hasil penelitian didapatkan 60% pasien tumor ovarium terjadi pada pasien berusia ≤50 tahun dengan paritas 82,5% pernah melahirkan. Gambaran CT-scan abdomen pasien tumor ovarium terbanyak adalah gambaran komponen kistik (52,5%) dengan 57,5% sampel tidak memiliki gambaran penyerta. Asites merupakan gambaran penyerta terbanyak sebesar (17,5%). Hasil pemeriksaan patologi anatomi tumor ovarium terbanyak adalah tumor ovarium epithelial (77,5%). \u0000Kesimpulan: Terdapat beberapa karakteristik pasien pada tumor ovarium yang dikakukan pemeriksaan CT-Scan Abdomen. Penelitian ini membutuhkan analisis komponen CT-Scan abdomen dengan tingkat suatu keganasan pada tumor ovarium serta menggunaan faktor risiko lainnya.","PeriodicalId":308000,"journal":{"name":"Jurnal Ilmu Kesehatan Indonesia","volume":"22 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-08-26","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"125740456","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Invasive epithelial ovarian carcinoma (EOC) at a young age: role of fertility-sparing","authors":"P. Antonius, T. Anggraeni","doi":"10.25077/jikesi.v2i2.529","DOIUrl":"https://doi.org/10.25077/jikesi.v2i2.529","url":null,"abstract":"Objective: Improving knowledge to manage an invasive epithelial ovarian cancer at a young age who expect to preserve their reproductive function \u0000Method: a Case report \u0000Result : A 26 years old, nulliparity, Indonesian woman with chief complaint abdominal enlargement simultaneous with dyspnoea condition. Physical examination revealed an enlarged abdomen until processus xhypoideus with positive shifting dullness. Gynecology examination found normal uterine size, palpable cystic mass originated from adnexa until navel, mobile. CT whole abdomen showed a cystic solid mass in the pelvic area up to mid abdominal size 17,8 x 10,7 x 18,8 cm accompanied by lymphadenopathy in paraaortic and bilateral inguinal. Ascites and pleural fluid cytology examination results were both positive for malignant cells (metastatic adenocarcinoma). The patient was assessed as advanced staged ovarian cancer and procced for Interval Debulking Surgery (IDS) after 3 cycles of Neoadjuvant Chemotherapy (NACT). Postoperative histopathology examination result was high-grade clear cell ovarian carcinoma \u0000Conclusion: Fertility-sparing surgery for invasive epithelial ovarian carcinoma could be chosen for selective young age patients who fulfilled the criteria. Education and informed consent is a must regarding the risk of recurrence and prognosis. \u0000Keywords: Invasive EOC, fertility sparing, selection criteria, recurrence, prognosis","PeriodicalId":308000,"journal":{"name":"Jurnal Ilmu Kesehatan Indonesia","volume":"16 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-05-18","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"127995915","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Farinda Amalya Hakiman, Netti Suharti, Elizabeth Bahar
{"title":"Kajian Literatur: Efektivitas Antiseptik Yang Mengandung Chlorhexidine Gluconate Terhadap Bakteri MRSA","authors":"Farinda Amalya Hakiman, Netti Suharti, Elizabeth Bahar","doi":"10.25077/jikesi.v2i2.553","DOIUrl":"https://doi.org/10.25077/jikesi.v2i2.553","url":null,"abstract":"Latar Belakang: Chlorhexidine gluconate merupakan antiseptik yang sering digunakan untuk mencegah penyebaran infeksi karena luasnya cakupan antiseptik tersebut dalam membunuh bakteri. Antiseptik ini juga sering digunakan untuk mencegah penyebaran infeksi beberapa bakteri MDRO, salah satunya bakteri MRSA. Akan tetapi, seringnya penggunaan antiseptik tersebut dikhawatirkan dapat meningkatkan resistensi bakteri MRSA terhadap chlorhexidine gluconate. Objektif: Studi ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas antiseptik dengan kandungan chlorhexidine gluconate terhadap bakteri strain MRSA. Metode: Kajian literatur naratif ini menggunakan artikel hasil pencarian Google Scholar dan PubMed dengan kata kunci “Methicillin Resistant Staphylococcus aureus”, “MRSA”, “Anti-Infective Agents, Local”, dan “Chlorhexidine gluconate” yang diterbitkan dalam 10 tahun terakhir (2010-2020), dan menggunakan Bahasa Inggris. Artikel yang tidak bisa didapatkan secara lengkap dan literature review dieksklusi. Artikel kemudian dinilai menggunakan critical appraisal checklist untuk dikaji. Hasil: Hasil pencarian menampilkan 355 artikel, dimana 345 artikel dieliminasi berdasarkan kriteria inklusi dan eksklusi, sehingga didapatkan 8 artikel. Delapan artikel yang ditinjau terdiri dari empat studi terkontrol acak, dua studi laboratorium, satu uji hewan, dan satu studi observasional. Kesimpulan: Penelitian ini mendapatkan 8 literatur untuk dikaji. Lima literatur melaporkan bahwa chlorhexidine gluconate menurunkan prevalensi infeksi bakteri MRSA, walaupun dua literatur menyatakan bahwa penurunan tersebut tidak signifikan. Tiga literatur lain melaporkan adanya penurunan sensitivitas bakteri MRSA terhadap chlorhexidine gluconate, terutama pada isolat yang diidentifikasi memiliki gen qacA/B atau gen smr. \u0000 \u0000Background: Chlorhexidine gluconate is an antiseptic that can prevent infection because of its broad-spectrum antimicrobial activity. It can prevent MDRO infection, including MRSA. However, frequent use of chlorhexidine gluconate may result in the emergence of MRSA with reduced susceptibility or even resistance against it. Objective: This study aims to determine the effectiveness of an antiseptic containing chlorhexidine gluconate against MRSA. Methods: A literature search of PubMed and Google Scholar was performed with keywords such as “Methicillin Resistant Staphylococcus aureus”, “MRSA”, “Anti-Infective Agents, Local”, and “Chlorhexidine gluconate”. Articles published from the last 10 years in English were included. Articles that were not available in full text as well as literature reviews were excluded. These articles were appraised using critical appraisal checklist for review. Results: We identified 355 articles, of which 345 were eliminated based on the inclusion and exclusion criteria, leaving 8 articles. These eight articles consisted of four randomized controlled studies, two laboratory studies, one animal study, and one observational study. Conclusion: Five studies repo","PeriodicalId":308000,"journal":{"name":"Jurnal Ilmu Kesehatan Indonesia","volume":"9 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-05-18","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"131289530","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Gambaran Sensitivitas Bakteri Penghasil Enzim Esbl terhadap Beberapa Antimikroba di RSUP Dr. M. Djamil Padang Periode 2018-2019","authors":"Muhamad Fadil Fadil","doi":"10.25077/jikesi.v2i2.448","DOIUrl":"https://doi.org/10.25077/jikesi.v2i2.448","url":null,"abstract":"Latar Belakang. Extended spectrum beta-lactamase (ESBL) adalah enzim yang diproduksi oleh bakteri tertentu yang mampu menghidrolisis penisilin, sefalosporin generasi 1,2,3 dan aztreonam. Antimikroba golongan beta-laktam merupakan salah satu antimikroba yang paling sering diresepkan. Resistansi yang disebabkan oleh enzim ESBL berakibat cukup signifikan terhadap pengobatan penyakit infeksi. Bakteri penghasil ESBL juga sering menunjukkan resistansi pada obat lain. \u0000Objektif. Untuk mengetahui gambaran sensitivitas bakteri penghasil enzim ESBL terhadap beberapa antimikroba di RSUP dr. M. Djamil Padang pada periode 2018-2019. \u0000Metode. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan retrospektif pada hasil uji sensitivitas bakteri penghasil enzim ESBL terhadap beberapa antimikroba menggunakan alat VITEK-2 yang diidentifikasi dari spesimen pasien di RSUP dr. M. Djamil Padang periode 2018-2019. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah total sampling menggunakan data hasil uji sensitivitas bakteri menggunakan alat VITEK-2. \u0000Hasil. Hasil penelitin ini ditemukan 2,855 bakteri penghasil enzim ESBL. Prevalensi terbanyak adalah Klebsiella sp dengan total 974 bakteri (34.1%), diikuti oleh E.coli dengan total 636 bakteri (22.3%) dan Acinetobacter sp dengan total 627 bakteri (22%). Setiap bakteri memiliki gambaran sensitivitas berbeda terhadap beberapa obat antimikroba. Obat-obat yang memiliki sensitivitas yang masih baik adalah karbapenem, amikasin, tigesiklin dan kombinasi β-laktam/β-laktamase inhibitor namun sudah mengalami penurunan sensitivitas pada bakteri grup tertentu. Pada bakteri grup falavobacterium hanya menunjukan sensitivitas yang baik terhadap obat siprofloksasin. \u0000Kesimpulan. Obat-obat yang memiliki sensitivitas yang masih baik adalah karbapenem, amikasin, tigesiklin dan kombinasi β-laktam/β-laktamase inhibitor. \u0000Background. Extended spectrum beta-lactamases (ESBLs) are defined as enzymes produced by certain bacteria that are able to hydrolyze penicillins, cephalosporins and aztreonam. The beta-lactam antimicrobials are one of the most commonly prescribed antimicrobials. The resistance caused by Extended spectrum beta-lactamases enzyme has a significant effect on the treatment of infectious diseases. ESBL-producing bacteria also frequently show resistance to other drugs. \u0000Objective. To describe the sensitivity of ESBL producing bacteria to several antimicrobials in dr. M. Djamil hospital Padang on 2018-2019. \u0000Methods. This research was a descriptive study with a retrospective approach in the results of the sensitivity test of ESBL producing bacteria to several antimicrobials using the VITEK-2 tool that was identified from patient specimens at dr. M. Djamil hospital Padang on 2018-2019. The samples were taken using total sampling technique uses the test results of bacterial sensitivity data using the VITEK-2 tool. \u0000Results. The results of this research found 2,855 ESBL producing bacteria. The highest prevalence was Kl","PeriodicalId":308000,"journal":{"name":"Jurnal Ilmu Kesehatan Indonesia","volume":"47 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-05-18","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"125102236","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Hubungan Indeks Massa Tubuh Terhadap Kebugaran Jasmani Siswa SDN 13 Sungai Pisang","authors":"Shafira Widia Putri","doi":"10.25077/jikesi.v2i2.321","DOIUrl":"https://doi.org/10.25077/jikesi.v2i2.321","url":null,"abstract":"Abstrak Latar Belakang: Kebugaran jasmani adalah kemampuan seseorang dalam menjalankan rutinitas sehari-hari tanpa menimbulkan kelelahan, sehingga aktivitas lainnya masih dapat dijalankan dengan baik. Pencapaian kebugaran jasmani yang optimal dapat meningkatkan proses dan prestasi belajar anak, membuat tubuh menjadi sehat dan aktif serta mencegah dari risiko timbulnya penyakit degeneratif pada usia dewasa. Pengukuran indeks massa tubuh merupakan parameter antropometri untuk menggambarkan status gizi seseorang. Objektif: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan indeks massa tubuh terhadap tingkat kebugaran jasmani pada siswa kelas IV dan V di SD Negeri 13 Sungai Pisang Kecamatan Bungus Teluk Kabung Kota Padang.Metode: Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan desain penelitian cross sectional dengan jumlah sampel penelitian adalah 51 orang siswa. Pengambilan data primer dilakukan melalui lembar penilaian Tes Kebugaran Jasmani Indonesia (TKJI) dan pengukuran Indeks Massa Tubuh melalui pengukuran berat badan dan tinggi badan. Analisis data menggunakan analisis univariat dan bivariat dengan Chi Square. Kemaknaan statistik ditentukan jika nilai p < 0,05.Hasil: Hasil penelitian didapatkan 54,9% siswa memiliki tingkat kebugaran jasmani yang kurang dan 86,3% siswa memiliki indeks massa tubuh yang baik. Uji statistik Chi Square didapatkan tidak ada hubungan yang signifikan antara Indeks Massa Tubuh terhadap tingkat kebugaran jasmani (p = 0,687).Kesimpulan: Kesimpulan penelitian ini yaitu tidak terdapat hubungan yang signifikan antara Indeks Massa Tubuh terhadap tingkat kebugaran jasmani.Kata kunci: Kebugaran jasmani, Indeks Massa Tubuh, Anak. \u0000Abstract Background: Physical fitness is a person's ability to carry out daily routines without causing fatigue, so that other activities are still able to carried out properly. Achieving optimal physical fitness can improve children's learning processes and achievements, make the body becomes healthy and active, as well as prevents the risk of developing degenerative diseases in their adult-age. Measurement of body mass index is an anthropometric parameter to describe a person's nutritional status. Objective: This study aims to determine the relationship between body mass index and the level of physical fitness for IV and V grade students at SD Negeri 13 Sungai Pisang, Bungus Teluk Kabung, Kota Padang.Methods: This study is an observational study with a cross sectional study design with a total sample of 51 students. Primary data was collected through Tes Kebugaran Jasmani Indonesia (TKJI) assessment sheets and measurements of the Body Mass Index by measuring body weight and height. Data analysis used univariate and bivariate analysis with Chi Square. Statistical significance was determined if the value was p<0.05.Result: The results showed that 54.9% of students had a low level of physical fitness and 86,3% of students had a good body mass index. Chi Square statistical test found that ther","PeriodicalId":308000,"journal":{"name":"Jurnal Ilmu Kesehatan Indonesia","volume":"25 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-05-18","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"114309463","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Pengaruh Ramipril terhadap Gambaran Mikroskopis Sel Neuron Otak Tikus Wistar yang Mengalami Edema Otak","authors":"M. Ansyar, Nita Afriani, Aisyah Ellyanti","doi":"10.25077/jikesi.v2i2.318","DOIUrl":"https://doi.org/10.25077/jikesi.v2i2.318","url":null,"abstract":" \u0000 Background. Brain edema is swelling in the brain due to excessive accumulation of fluid in the brain. This condition is triggered by a decrease in cerebral blood flow (CBF) due to heart damage or isoproterenol administraion. A decrease in CBF results in brain edema which triggers damage to neuron cells. This study uses isoproterenol to induce brain edema. This damage is prevented by giving ramipril with the aim of improving cardiac and brain perfusion. \u0000Objective. To see the effect of giving ramipril to the microscopic assessment of mouses brain neuron cells with brain edema which was induced by isoproterenol. \u0000Methods. This research is an experimental study which was used 21 experimental animals which were divided into 3 groups (K-, K +, and P). The treatment group (P) was given ramipril at a dose of 3 mg/KgBW for 7 days. On the 8th and 9th day K+ and P groups were injected by isoproterenol 85 mg/KgBW to induce brain edema through AMI. Data analysis was performed using the Kruskal-Wallis Test and Mann Whitney U Test (MWUT). \u0000Results. The average number of neuron cell damage in the K -, K +, and P group, respectively, 6.2, 26.3 and 17.33. Significant differences were obtained for each group with a value of p = 0.001 (p <0.05). \u0000Conclusion. There is a significant effect of giving ramipril to the microscopic assessment of mouses brain neuron cells with brain edema which was induced by isoproterenol.","PeriodicalId":308000,"journal":{"name":"Jurnal Ilmu Kesehatan Indonesia","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-05-18","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"116935586","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Hubungan Tingkat Aktivitas Fisik dengan Indeks Aterogenik Plasma pada Mahasiswa dengan Obesitas","authors":"Silvia Rega","doi":"10.25077/jikesi.v2i2.406","DOIUrl":"https://doi.org/10.25077/jikesi.v2i2.406","url":null,"abstract":"Aktivitas fisik yang kurang merupakan faktor risiko penyakit kardiovaskular (PKV). Indeks aterogenik plasma (IAP) yang diperoleh dari logaritma 10 rasio trigliserida terhadap high density lipoprotein merupakan biomarker yang kuat untuk memperkirakan risiko PKV. Aktivitas fisik yang rendah dan nilai IAP yang tinggi sering ditemukan pada penyandang obes. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara tingkat aktivitas fisik dengan IAP pada mahasiswa penyandang obes. \u0000Penelitian ini merupakan penelitian analitik observasional dengan desain cross sectional yang dilakukan di Fakultas Kedokteran Universitas Andalas dan Laboratorium Sentral RSUP Dr. M. Djamil Padang dari bulan Desember 2019 hingga November 2020. Subjek penelitian ini adalah 30 mahasiswa penyandang obes di Fakultas Kedokteran Universitas Andalas. Analisis statistik menggunakan uji one-way ANOVA dan Post-Hoc Tukey HSD. Hasil uji bermakna apabila p<0,05. \u0000 Hasil penelitian didapatkan rerata±SD usia subjek 19,6±0,9 tahun dan rerata±SD IMT 32,5±4,1 kg/m2. Subjek dengan tingkat aktivitas fisik ringan merupakan yang terbanyak (46,7%). Rerata IAP±SD subjek -0,03±0,24. Analisis bivariat didapatkan hubungan bermakna antara tingkat aktivitas fisik dengan IAP (p=0,004). Uji Post-Hoc Tukey HSD menunjukkan perbedaan bermakna nilai IAP antara tingkat aktivitas fisik ringan dengan tingkat aktivitas fisik sedang (p=0,030) dan berat (p=0,008). \u0000 Simpulan penelitian ini adalah terdapat hubungan terbalik antara tingkat aktivitas fisik dengan indeks aterogenik plasma pada mahasiswa penyandang obes.","PeriodicalId":308000,"journal":{"name":"Jurnal Ilmu Kesehatan Indonesia","volume":"15 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-05-16","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"128973395","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Muhammad Adzka Putra Anbiar, Avit Suchitra, Desmawati Desmawati
{"title":"The Hubungan Obesitas dengan Kejadian Kolelitiasis di RSUP Dr. M. Djamil Padang Periode Januari – Desember 2019","authors":"Muhammad Adzka Putra Anbiar, Avit Suchitra, Desmawati Desmawati","doi":"10.25077/jikesi.v2i2.455","DOIUrl":"https://doi.org/10.25077/jikesi.v2i2.455","url":null,"abstract":"Background: Obesity is a common problem that occurs wich continues to increase and risk factor for cholelithiasis which can cause morbidity in cholelithiasis patients. \u0000Objective: This study aimed to determine the association \u0000between obesity and cholelithiasis and knowing the frequency distribution of patients based on age, gender and BMI. \u0000Methods: This research was an observational analytic with a case-control design with matched for age and sex. This research was held from December 2020 to March 2021 in the Medical Record Installation of RSUP Dr. M. Djamil Padang with total sample of 88 patients using simple random sampling technique. \u0000Results: The results showed that out of 44 cholelithiasis patients, as many as 28 patients (63.6%) were obese. Most were ³40 years old, 34 patients (77.3%), particularly in the age group 40-49 years with 14 patients (31.8%). Most of cholelithiasis patients were female with 28 patients (63.6%) and BMI ³25 were 28 patients (63.6%). Based on the Chi-square test, there was a relationship between obesity and the incidence of cholelithiasis (p = 0.019). \u0000Conclusion: The conclusion of this study states that there is a significant relationship between obesity and the incident of Cholelithiasis at RSUP Dr. M. Djamil Padang for the period of January-December2019.","PeriodicalId":308000,"journal":{"name":"Jurnal Ilmu Kesehatan Indonesia","volume":"32 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-05-16","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"123815663","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Hubungan Derajat Obesitas dengan Kadar LDL pada Mahasiswa Fakultas KedokteranUniversitas Andalas Angkatan 2016","authors":"Meska Amelia Putri","doi":"10.25077/jikesi.v2i2.352","DOIUrl":"https://doi.org/10.25077/jikesi.v2i2.352","url":null,"abstract":"Obesitas merupakan akumulasi lemak di dalam tubuh akibat ketidakseimbangan antara asupan dan pengeluaran energi. LDL adalah lipoprotein yang membawa kolesterol ke jaringan perifer yang jika kadarnya tinggi dapat menyebabkan penyempitan pembuluh darah (aterosklerosis). Hal ini secara tidak langsung akan berpengaruh pada fungsi kognitif akibat dari penyakit yang ditimbulkannya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan derajat obesitas dengan kadar LDL pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Andalas Angkatan 2016.Penelitian ini merupakan penelitian analitik dengan desain cross sectional. Populasi penelitian adalah mahasiswa obesitas pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Andalas angkatan 2016. Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan metode purposive sampling, yaitu sebanyak 35 orang. Derajat obesitas perifer didapat dari perhitungan indeks massa tubuh. Obesitas sentral didapat dari pengukuran lingkar pinggang. Kadar LDL didapat dari pemeriksaan darah vena fossa cubiti secara spektrofotometri. Analisa data menggunakan uji statistik Pearson correlation.Hasil analisis bivariat menunjukkan hubungan derajat obesitas perifer dan obesitas sentral dengan kadar LDL didapatkan nilai p berturut-turut, yaitu 0.857 dan 0.359 (p>0.05). Penelitian ini dapat disimpulkan bahwa tidak adanya hubungan antara derajat obesitas dengan kadar LDL pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Andalas angkatan 2016.Kata kunci : IMT, Obesitas perifer, Obesitas sentral, LDL","PeriodicalId":308000,"journal":{"name":"Jurnal Ilmu Kesehatan Indonesia","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-05-16","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"130731094","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Hanifah Putri Dwiridal, Adrial Adrial, Eryati Darwin
{"title":"Gambaran Histopatologi Hepar Mencit (Mus musculus Balb/C) yang Diinfeksi dengan Plasmodium berghei","authors":"Hanifah Putri Dwiridal, Adrial Adrial, Eryati Darwin","doi":"10.25077/jikesi.v2i2.258","DOIUrl":"https://doi.org/10.25077/jikesi.v2i2.258","url":null,"abstract":"Background: The most common cause of death by malaria in Indonesia is Plasmodium falciparum, which is analogous to Plasmodium berghei, which lives as a parasite in the liver of mice. The damage caused is seen in severe hepatocyte cell damage, which can be prevented by immunization, but the right type of immunization has not been found. \u0000Objective: This study aims to see whether immunization with Anopheles sundaicus salivary gland extract in mice can reduce liver damage in mice that have been infected with Plasmodium berghei. \u0000Methods: This research was conducted at the Anatomical Pathology Laboratory, Faculty of Medicine, Andalas University, from May - September 2020. The research method was descriptive with a quantitative approach. View and compare the histopathological picture of the liver of mice, which were infected with Plasmodium berghei after being immunized with Anopheles sundaicus salivary gland extract, in the pellet extract and supernatant extract groups, and the control group who were not immunized. The preparations were viewed using a microscope (Binocular Olympus BX 51 DIC), the number of hepatocytes was counted using the Image J application and the percentage of damage was calculated using the formula by Baldatina (2008). \u0000Results: The percentage of hepatocyte cell damage in the mencit control group was 96.27%, pellet extract 88.88% and supernatan extract 85.93%. \u0000Conclusion: The highest percentage of hepatocyte cell damage was found in the mencit control group and the lowest damage percentage in the supernatan extract group.","PeriodicalId":308000,"journal":{"name":"Jurnal Ilmu Kesehatan Indonesia","volume":"126 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-05-16","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"116834002","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}