{"title":"Makna Journaling bagi Generasi Z","authors":"Tia Habibah Dwitami, Ratri Rizki Kusumalestari","doi":"10.29313/bcsj.v3i2.9245","DOIUrl":"https://doi.org/10.29313/bcsj.v3i2.9245","url":null,"abstract":"Abstract. As Generation Z is accustomed to living with digital technology and social media, there is an unique phenomenon called journaling among them. Journaling is a new term popular among Generation Z to refer to writing activities such as diaries. This research on \"The Meaning of Journaling for Generation Z\" aims to find out the motives and experiences, typifications and meanings of Generation Z in journaling. Using a qualitative research method with Alfred Schutz's phenomenological study approach. In-depth interviews, audio recordings and documents were conducted as data collection techniques and analyzed using phenomenological reduction data analysis techniques. To test the validity of the data, source triangulation was used. \u0000Abstrak. Di tengah Generasi Z yang terbiasa hidup dengan teknologi serba digital dan sosial media, terdapat fenomena unik yang disebut dengan journaling di kalangan ini. Journaling merupakan istilah baru yang populer di kalangan Generasi Z untuk menyebut kegiatan menulis seperti halnya pada buku harian. Penelitian tentang “Makna Journaling bagi Generasi Z” ini bertujuan untuk mengetahui motif dan pengalaman, tipifikasi serta makna Generasi Z dalam melakukan journaling. Menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan studi fenomenologi Alfred Schutz. Wawancara mendalamdan rekaman audio dilakukan sebagai teknik pengumpulkan data dan menganalisisnya menggunakan teknik analisis data reduksi fenomenologi. Terakhir, untuk menguji keabsahan data digunakan triangulasi sumber.","PeriodicalId":293118,"journal":{"name":"Bandung Conference Series: Journalism","volume":"7 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-08-02","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"130109301","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Pengadaptasian Budaya Islam terhadap Seni Musik Tarawangsa","authors":"Dhafin Gufran, Erik Setiawan","doi":"10.29313/bcsj.v3i2.8845","DOIUrl":"https://doi.org/10.29313/bcsj.v3i2.8845","url":null,"abstract":"Abstract. Starting from the researcher's interest in music, especially Tarawangsa, the researcher chose to discuss one of the traditional arts of West Java, namely Tarawangsa Traditional Music, in which there are elements of Islamic cultural adaptation. This art is spread in several areas, one of which is in the Cikondang area, Lumajang, West Java, Cikondang Village is one of the Sundanese traditional settlements that still maintains the value of its traditions and customs, there is one complex that is sacred including traditional houses that are the center of traditional activities, sacred forests, pacilingan, rice fields and sacred tombs. Traditional ceremonies in Cikondang Lamajang Village are often accompanied by tarawangsa performances, even for ceremonial events to Islam, Tarawangsa is often presented. This attracted the attention of researchers to find out the adaptation of Islamic culture to the traditional music art of Tarawangsa, for this reason, the researcher focused on this research problem including; the performance and process of presenting traditional Tarawangsa music as well as the experiences and meanings of the performers, the adaptation of Islamic culture found in traditional tarawangsa music. The purpose of this study is to find out the meaning of the experience of Tarawangsa performers in traditional ceremonial performances, to find out tarawangsa actors interpret the adaptation of Islamic culture in tarawangsa performing arts. This research uses qualitative methods with the phenomenological approach of Alfred Schutz. The data collection technique is by field observations in Ci Kondang village, as well as in-depth interviews with Bah Ayi and tarawangsa art practitioners, as well as documentation. The result of the research that has been done is that the performance and presentation process of traditional tarawangsa music is carried out in accordance with what has been done by previous generations. The Islamic value that dominates more in traditional tarawangsa music is the value of Aqidah (faith). Where the value of this faith becomes a real form in the daily lives of players and connoisseurs such as by saying dhikr sentences, as well as practicing Allah's commandment, which is to be grateful. \u0000Abstrak. Berawal dari ketertarikan peneliti terhadap seni musik khususnya Tarawangsa maka peneliti memilih membahas salah satu kesenian tradisional Jawa Barat yaitu Musik Tradisional Tarawangsa yang didalamnya terdapat unsur adaptasi budaya Islam. Kesenian ini tersebar di beberapa wilayah salah satunya di daerah Cikondang, Lumajang, Jawa Barat Kampung Cikondang merupakan salah satu pemukiman adat sunda yang masih menjaga nilai nilai tradisi dan adat-istiadatnya, terdapat satu komplek yang di keramatkan diantaranya rumah adat yang menjadi pusat kegiatan adat, hutan keramat, pacilingan, sawah dan makam keramat. Upacara adat di Cikondang Desa Lamajang sering diiringi oleh penampilan Tarawangsa, bahkan untuk acara-acara upacara ke a","PeriodicalId":293118,"journal":{"name":"Bandung Conference Series: Journalism","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-07-28","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"130109700","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Implementasi Open Source Intelligence dalam Praktik Jurnalisme di Media Online","authors":"Hari Wahyudi, Arba'iyah Satriani","doi":"10.29313/bcsj.v3i2.8818","DOIUrl":"https://doi.org/10.29313/bcsj.v3i2.8818","url":null,"abstract":"Abstract. OSINT, as defined by the Army's Headquarters Department, is an intelligence activity that seeks to gather, exploit, and disseminate information obtained from open sources in order to discover specific information. However, the implementation can be carried out at any location. In Indonesia itself, the possibility of OSINT really turned into a subject of discussion in 2004. Even Kominfo organized the Indonesia Open Source Award event in 2012 (IOSA 2012). However, until now, it has only been used sparingly. In the domain of news coverage in Indonesia, this is additionally still seldom finished by the media. As a result, the researcher wants to learn how OSINT is used in Detikcom's online media by using the Cimahi child murder case as an example. This research employs a case study-based qualitative approach. There are two types of data collection methods, primary collection: Observation, Interview, Literature Study, Internet Sources, and additional secondary data collection: Documentation Additionally, representatives from the Press Council and Detikcom's editors and assistant editors served as informants for this study. The goal of this study is to learn how OSINT is used in online media. The online media outlet Detik.com served as the subject of this investigation, and DetikCom's coverage of the murder of children in Cimahi served as the object. The researcher will speak with Press Council representatives as part of the data triangulation process. \u0000Abstrak. Menurut Headquarters Department of the Army, OSINT merupakan sebuah kegiatan intelejen yang bertujuan untuk mengetahui informasi tertentu dengan cara mengumpulkan, mengeksploitasi, dan menyebarluaskan sebuah informasi yang didapat dari sumber terbuka. Meski begitu, Implementasinya bisa dilakukan dimana saja. Di Indonesia sendiri, gagasan mengenai OSINT sebenarnya sudah menjadi perbincangan pada 2004. Bahkan pada 2012, Kominfo sempat menggelar perhelatan Indonesia Open Source Award (IOSA 2012). Namun sampai saat ini penggunaannya masih dirasa minim. Dalam ranah jurnalisme di Indonesia, hal ini juga masih terhitung jarang dilakukan oleh media. Oleh karena itu peneliti ingin mempelajari bagaimana OSINT digunakan di media online Detikcom dan pengaruhnya terhadap jumlah pembaca dengan mengambil contoh kasus pembunuhan anak di Cimahi. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif berbasis studi kasus. Ada dua jenis metode pengumpulan data, pengumpulan primer: Observasi, Wawancara, Studi Literatur, Sumber Internet, dan pengumpulan data sekunder tambahan: Dokumentasi. Selain itu, perwakilan dari Dewan Pers dan redaktur Detikcom serta asisten redaktur menjadi narasumber dalam penelitian ini. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mempelajari bagaimana OSINT digunakan dalam media online dan pengaruhnya terhadap jumlah pembaca. Media online Detik.com menjadi subjek investigasi ini, dan liputan DetikCom tentang pembunuhan anak di Cimahi menjadi objeknya.","PeriodicalId":293118,"journal":{"name":"Bandung Conference Series: Journalism","volume":"16 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-07-28","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"125161271","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Tayangan Youtube Asumsi dalam Pandangan Mahasiswa","authors":"Irvan agung kurnia Kurnia, Ratri Rizki","doi":"10.29313/bcsj.v3i2.9020","DOIUrl":"https://doi.org/10.29313/bcsj.v3i2.9020","url":null,"abstract":"Abstrak. Pada saat ini kredibiltas polisi tengah diragukan dengan adanya kasus Irjen Ferdy sambo dengan kasus pembunuhan sesama anggota Polri yang diancam hukuman mati, kasus ini dikemas dengan baik oleh salah satu kanal Youtube Asumsi “Polisi Selidiki Polisi, Yakin Tereksekusi?” khalayak itu sendiri dapat menilai sesuai dengan yang ada dalam pikiran mereka, ditambah dengan adanya konflik of interes selama proses pengadilan sehingga menghambat kepada hasil persidangan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui resepsi dan posisi hipotekal Mahasiswa terhadap Tayangan Youtube Asumsi. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pedekatan analisis resepsi. Subjek penelitian adalah Mahasiswa yang menyimak tayangan Youtube Asumsi karena mampu berpikir kritis terhadap isu-isu yang sedang terjadi di lingkungan sekitar. Sangat disayangkan di negara yang demokratis ini masih saja ada kekerasan yang dilakukan oleh aparat negara. Kasus ini sangat menarik karena mencakup semua Institusi Kepolian karena pelaku adalah Polisi, korban adalah Polisi dan yang menyelidiki pun Polisi. Sehingga khalayak mempunyai resepsi berbeda dalam menanggapi pesan yang disampaikan dalam objek penelitian ini. Dari semua informan yang peneliti wawancara, semua informan menerima pesan dengan baik meskipun ada dua orang yang mempunyai pemikiran sendiri terhadap objek penelitian ini. Dalam penelitian ini tidak ditemukan informan yang berada di posisi hipotekal oposisi, hanya posisi negosiasi dan dominan. \u0000Abstract. At this time the credibility of the police is being doubted by the case of Inspector General Ferdy Sambo and the case of the murder of a fellow member of the National Police which carries the death penalty. This case was packaged well by one of the Youtube channels. Assumption \"Police Investigate Police, Are You Sure It Was Executed?\" the audience itself can judge according to what is in their minds, coupled with the conflict of interest during the court process so that it hinders the outcome of the trial. The purpose of this research is to find out the reception and position of student mortgages towards Assumption Youtube Shows. This study uses a qualitative method with a reception analysis approach. The research subjects were students who listened to Assumption's Youtube shows because they were able to think critically about issues that were happening in their surroundings. It is unfortunate that in this democratic country there is still violence perpetrated by state apparatus. This case is very interesting because it covers all Police Institutions because the perpetrators are the Police, the victims are the Police and the investigators are also the Police. So that audiences have different receptions in responding to messages conveyed in this research object. Of all the informants that the researchers interviewed, all of the informants received the message well even though there were two people who had their own thoughts on the object of this research. In ","PeriodicalId":293118,"journal":{"name":"Bandung Conference Series: Journalism","volume":"19 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-07-28","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"127124316","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Strategi Komunikasi TV Harmoni dalam Beradaptasi di Era Konvergensi Media","authors":"M. Baihaki, Muhamad Ilham Baihaki","doi":"10.29313/bcsj.v3i2.8334","DOIUrl":"https://doi.org/10.29313/bcsj.v3i2.8334","url":null,"abstract":"Abstract: Penelitian ini dilatarbelakangi oleh masuknya era konvergensi media, yang mengharuskan semua media massa konvensional beradaptasi dalam pengolahan program/konten, target/tujuan serta perluasan /pengembangan media secara teknis. Tujuan dari dilaksanakannya penelitian ini adalah untuk mengetahui Perencanaan, Tujuan, Pesan, dan Media TV Harmoni dalam Adaptasi di Era Konvergensi melalui program Harmoni Bagi Negeri. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Data dikumpulkan melalui wawancara, dokumentasi, dan sumber internet. Paradigma yang digunakan dalam penelitian ini yaitu PostPositivisme dengan informan utama penelitian oleh Direktur Utama, Founder, dan Produser Adapun teknik analisis data dengan mengumpulkan data, reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. \u0000Hasil penelitian menunjukkan bahwa strategi komunikasi yang dilakukan oleh TV Harmoni dengan menentukan Perencanaan yang melibatkan tim produksi dengan tahapan teknis program, tujuan program, dampak program. Tujuan adalah hasil dari perencanaan dalam mencapai suatu tujuan yang akan menciptakan harapan dari Program Harmoni Bagi Negeri yang dikemas oleh TV Harmoni. Pesan adalah segala informasi mengenai era digital saat ini dan segala kasus yang sedang ramai di lingkungan masyarakat. Media yang digunakan berupa media sosial Youtube dan Facebook. \u0000Kesimpulan dari penelitian ini menunjukkan bahwa keempat tahap strategi komunikasi ini memiliki peran dalam menciptakan Program Harmoni Bagi Negeri yang akan mencapai kegiatan komunikasi secara efektif, selain itu memberikan arah dan tujuan dalam jangka panjang dalam beradaptasi di era konvergensi media saat ini. \u0000 \u0000Abstract: This research is motivated by the entry of the media convergence era, which requires all conventional mass media to adapt in program/content processing, targets/goals and technical media expansion/development. The purpose of this research is to find out the Planning, Objectives, Messages, and Media of Harmony TV in Adaptation in the Convergence Era through the Harmony Bagi Negeri program. This research uses a qualitative descriptive method. Data were collected through interviews, documentation, and internet sources. The paradigm used in this research is PostPositivism with the main informants of the research by the President Director, Founder, and Producer. The data analysis technique is by collecting data, data reduction, data presentation and conclusion drawing.The results showed that the communication strategy carried out by TV Harmoni by determining the planning involving the production team with the technical stages of the program, program objectives, program impact. Purpose is the result of planning in achieving a goal that will create expectations from the Harmony Program for the Country packaged by Harmony TV. Messages are all information about the current digital era and all cases that are currently busy in the community. The media used are social media Youtube and Facebook. The conc","PeriodicalId":293118,"journal":{"name":"Bandung Conference Series: Journalism","volume":"11 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-07-28","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"121228965","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Jurnalisme Data dalam Media Online","authors":"Dimas Rachmatsyah, Askurifai Baksin","doi":"10.29313/bcsj.v3i2.8329","DOIUrl":"https://doi.org/10.29313/bcsj.v3i2.8329","url":null,"abstract":"Abstract. Data journalism is becoming more up-to-date along with the flood of data on the internet which is often called big data, which triggers the development of tools for collecting and analyzing data. One of the media that provides in-depth news information and uses data journalism in it is Bandungbergerak.id. Media Bandungbergerak.id in their work focuses on data and in-depth reporting, with a focus on issues, one of which is education. This research focuses on data journalism activities on the online media Bandungbergerak.id in terms of making news that uses data on data analysis activities in general in relation to data journalism. Based on that, the writer is interested in researching Data Journalism in Online Media. This study uses a type of qualitative research with a case study approach modeled by Robert K. Yin. The results of the study found that Bandungbergerak.id in its data articles there is a comparison of data with scientific journals. Bandungbergerak.id in the process of making its news prioritizes marginalized issues. \u0000Abstrak. Jurnalisme data menjadi lebih mutakhir seiring dengan banjirnya data di internet yang kerap disebut big data, yang memicu perkembangan tools untuk mengumpulkan dan menganalisis data. Salah satu media yang menyajikan informasi berita secara mendalam serta menggunakan jurnalisme data didalamnya yakni Bandungbergerak.id. Media Bandungbergerak.id dalam kerjanya berfokus pada data dan reportase mendalam, dengan fokus terhadap isu salah satunya pendidikan. Penelitian ini berfokus pada aktivitas jurnalisme data pada media online Bandungbergerak.id dari segi pembuatan berita yang menggunakan data pada kegiatan analisis data secara umum dalam kaitannya dengan jurnalisme data. Berlandasan dari itulah penulis tertarik meneliti mengenai Jurnalisme Data Dalam Media Online. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif dengan pendekatan studi kasus model Robert K. Yin. Hasil penelitian menemukan bahwa Bandungbergerak.id dalam artikel datanya terdapat pembandingan data dengan jurnal ilmiah. Bandungbergerak.id dalam proses pembuatan beritanya mengedepankan isu-isu terpinggirkan. \u0000 ","PeriodicalId":293118,"journal":{"name":"Bandung Conference Series: Journalism","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-07-28","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"130771715","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Perkembangan Musik Pop Indonesia","authors":"Irgi Rechansyah Gani, K. Darmawan","doi":"10.29313/bcsj.v3i2.8486","DOIUrl":"https://doi.org/10.29313/bcsj.v3i2.8486","url":null,"abstract":"Abstract. The phenomenon of reciting old Indonesian popular music from the 60-90s era is increasingly circulating everywhere, social media timelines, cafes, and many other unique mediums are widely listened to by Gen Z who incidentally were not born or even experienced the era that music first appeared. However, one thing that is missing from the phenomenon of the glittering Indonesian pop music today is the ongoing debate about what pop music really is, what underlies it's success. This study examines audience reception as readers of the book \"From Ngak Ngik Ngok to Dheg Dheg Plas\" to explore readers' understanding of the history and development of pop music in Indonesia. This research has a focus on examining how audience reception of the history of the development of Indonesian pop music in the book \"From Ngak Ngik Ngok to Dheg Dheg Plas\". The data were analyzed qualitatively using the reception analysis method through observation and interviews with readers. The results of this study indicate the hypothetical position of a number of informants. All informants occupy a dominant hegemonic position, 1 of a number of informants occupies a negotiating position, and none of the informants occupies an oppositional position. This evidence contains 4 aspects of knowledge discussed in the book From Ngak Ngik Ngok to Dheg Dheg Plas, and the informant claimed to have knowledge, especially in terms of state intervention in Indonesian pop music in the decade of the 60s. The informant admitted that after reading the book, his attitude changed and he liked Indonesian pop music in terms of strengthening the identity of a pop music lover, feeling validated as a pop music lover. \u0000Keywords: History, Pop Music, Communication. \u0000Abstrak. Fenomena lantunan musik populer lawas Indonesia era 60-90an kian berseliweran dimana-mana, linimasa media sosial, café, dan banyak medium lainnya yang uniknya banyak didengarkan oleh Gen Z yang notabene tidak lahir atau bahkan mengalami era musik-musik itu pertama kali muncul. Namun satu hal yang luput dari fenomena kemilaunya musik pop Indonesia saat ini adalah perdebatan yang tiada hentinya mengenai apa sebenarnya musik pop, apa yang melandasi musik-musik itu berjaya. Penelitian ini mengkaji resepsi khalayak sebagai pembaca buku “Dari Ngak Ngik Ngok ke Dheg Dheg Plas” untuk menggali pemahaman pembaca mengenai sejarah dan perkembangan musik pop di Indonesia. Penelitian ini memiliki fokus untuk meneliti bagaimana resepsi khalayak tentang sejarah perkembangan musik pop Indonesia dalam buku “Dari Ngak Ngik Ngok ke Dheg Dheg Plas”. Data dianalisis secara kualitatif dengan metode analisis resepsi melalui hasil observasi dan wawancara pembaca. Hasil dari penelitian ini menunjukkan posisi hipotekal sejumlah informan. Semua informan menempati posisi hegemoni dominan, 1 dari sejumlah informan menduduki posisi negosiasi, dan tidak ada satupun informan yang menduduki posisi oposisi. Bukti ini memuat 4 aspek pengetahuan yang dibahas dalam bu","PeriodicalId":293118,"journal":{"name":"Bandung Conference Series: Journalism","volume":"267 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-07-28","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"130463817","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Diksiminasi dan Ketidakadilan terhadap Perempuan Pribumi dalam Novel Lebih Putih Dariku","authors":"Aksal Juliana, Andalusia Permatasari","doi":"10.29313/bcsj.v3i2.8391","DOIUrl":"https://doi.org/10.29313/bcsj.v3i2.8391","url":null,"abstract":"Abstract. Women always experience discrimination and injustice in social life. Women have always been treated unfairly by the structure of society. Women always get discrimination that makes them the other for the dominant subject. In the novel More Putih Than Me, there are forms of discrimination and injustice against indigenous women during the Dutch East Indies period. For this reason, this research was conducted with the aim of seeing that there is discrimination and injustice against women contained in the novel Lagi Putih Dariku. The method used is a qualitative method with Sara Mills' critical discourse analysis approach. Sara Mills' Critical Discourse Analysis is used to see how women are represented in the text through the position of subject-object and writer-reader. The results of the study show that in the novel Putih Putih Dariku there is discrimination and injustice experienced by indigenous women. In the position of the subject, namely Isah as the narrator as well as the object being told, she experienced discrimination and injustice as a native woman during the Dutch East Indies period. In the reader's position, the reader is brought into the text by using the firstperson point of view \"I\" to share in the feelings of discrimination and injustice experienced by Isah as an indigenous woman in the colonial period. \u0000Abstrak. Perempuan selalu mengalami diskriminasi dan ketidakadilan di dalam kehidupan sosial. Perempuan selalu diperlakukan tidak adil oleh struktur masyarakat. Perempuan selalu mendapatkan diskriminasi yang membuat dirinya menjadi the other bagi subjek yang dominan. Dalam novel Lebih Putih Dariku, terdapat bentuk-bentuk terdapat diskriminasi dan ketidakadilan terhadap perempuan pribumi di masa Hindia Belanda. Untuk itu penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk melihat terdapat diskriminasi dan ketidakadilan terhadap perempuan yang terdapat di dalam novel Lebih Putih Dariku. Metode yang digunakan yaitu metode kualitatif dengan pendekatannya analisis wacana kritis Sara Mills. Analisis Wacana Kritis Sara Mills digunakan untuk melihat bagaimana perempuan itu ditampilkan dalam teks melalui posisi subjek-objek dan penulis-pembaca. Hasil penelitian menunjukan bahwa dalam novel Lebih Putih Dariku terdapat diskriminasi dan ketidakadilan yang dialmi oleh perempuan pribumi. Pada posisi subjek yakni Isah sebagai pencerita sekaligus objek yang diceritakan mengalami terdapat diskriminasi dan ketidakadilan terhadap dirinya sebagai perempuan pribumi di masa Hindia Belanda. Pada posisi pembaca, pembaca dibawa masuk ke dalam teks dengan menggunakan sudut pandang orang pertama “aku” untuk ikut merasakan terdapat diskriminasi dan ketidakadilan yang dialami Isah sebagai perempuan pribumi di masa kolonial..","PeriodicalId":293118,"journal":{"name":"Bandung Conference Series: Journalism","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-07-28","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"131045466","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Peran Komunitas Hardcore Punk dalam Tour Band Critical Issues","authors":"Muhammad Alghifary Hardyali, Septiawan Santana K","doi":"10.29313/bcsj.v3i2.8738","DOIUrl":"https://doi.org/10.29313/bcsj.v3i2.8738","url":null,"abstract":"Hardcore punk merupakan sebuah sub-culture yang lahir dari budaya punk dan berkembang melalui media musik. Hardcore Punk muncul pada tahun 1980an di Amerika Utara dan saat ini digemari oleh banyak anak muda. Jenis musiknya sendiri dapat ditandai dengan beat yang cepat, penggunaan kunci gitar minor yang cepat berganti dan teriakan cempreng bernada amarah. Di Indonesia sendiri, masuknya genre hardcore punk tidak lepas dari perkembangan kultur punk yang masuk ke Indonesia. Awalnya musik punk hadir di kelas menengah atas di Jakarta yang mampu membawa koleksi rilisan fisik dari luar negeri ke tanah air. Kemudian musik hardcore punkmuncul di Indonesia tepatnya di Jakarta adalah dengan lahirnya band seperti Antiseptic, disertai dengan lahirnya komunitas-komunitas underground. Era itu, komunitas menjadi media yang paling penting dalam berkembangnya sub-kultur Hardcore Punk, sebab segala pertukaran informasi mengenai referensi, trend dan perkembangan lainnya menjadi isu utama dalam sebuah komunitas. Hingga di era serba digital seperti saat inipun komunitas tetap menjadi bagian terpenting dalam skena Hardcore Punk, khususnya dalam lima tahun terakhir banyak bermunculan komunitas hardcore punk baru, yang aktif dalam mengorganize gigs-gigs kolektif dari skala kecil hingga skala menengah serta membidani lahirnya band-band produktif dalam lima tahun terakhir, seperti eksistensi kolektif For Futura, No Clue, Stagedive Crew dan masih banyak lagi, dalam kurun waktu lima tahun terakhir ini, tentu menjadi menjadi marka penanda bahwa hardcore punk still breath and shining, ditengah kepungan industri musik yang makin seragam. Penelitian ini membahas tentang peran komunitas yang melatar belakangi agenda tour sebuah band hardcore punk bernama Critical Issues dalam agenda promosi mini album pertama mereka bertajuk “Cobra Hardcore Commando Zone”. Penelitian ini menggunakan metode jenis penelitian kualitatif dengan pendekatan studi kasus eksplanatoris seperti yang dijelaskan oleh Robert K. Yin. Serta teknik pengumpulan data berupa observasi, wawancara dan dokumentasi untuk mendapatkan data. Teknik analisis datanya menggunakan Reduksi Data (Data Reduction), Penyajian Data (Data Display), Penarikan Kesimpulan (Conclusion Drawing/Verification).Kata Kunci: Komunitas, Hardcore Punk, Critical Issues.","PeriodicalId":293118,"journal":{"name":"Bandung Conference Series: Journalism","volume":"33 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-07-28","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"121163644","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Model Terpaan Berita Kriminalitas terhadap Tingkat Kecemasan","authors":"Hoerul Ahmad Ansyori, Arba’iyah Satriani","doi":"10.29313/bcsj.v3i2.8025","DOIUrl":"https://doi.org/10.29313/bcsj.v3i2.8025","url":null,"abstract":"Abstract. With the continued development of technology towards digital, online media is now increasingly used. In line with its rapid spread, there are also effects that arise both in terms of cognitive, affective, and conative on its users. One of them is the effect on the user’s anxiety level. Therefore, audience consumption in a media can be measured using news exposure. There are three aspects in news exposure. There are three aspects in news exposure, namely, frequency, duration, and attention. The theory used in this research is cultivation theory. This study aims to determine how the model of exposure to crime news on the level of anxiety by using a quantitative descriptive method. The results of this study are the use of online media based on measurements of media exposure will cause anxiety caused by the high use of media in the audience. \u0000Abstrak. Dengan terus berkembangnya teknologi ke arah digital, media dalam jaringan (daring) kini semakin digandrungi. Sejalan dengan penyebarannya yang cepat, terdapat juga efek yang ditimbulkan baik itu dalam sisi kognitif, afektif, dan konatif pada penggunanya. Salah satunya adalah pengaruh terhadap tingkat kecemasan penggunanya. Karena itu, konsumsi khalayak pada sebuah media dapat diukur dengan menggunakan terpaan berita. Terdapat tiga aspek dalam terpaan berita yaitu frekuensi, durasi, dan atensi. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori kultivasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana model terpaan berita kriminalitas pada terhadap tingkat kecemasan dengan menggunakan metode deskriptif kuantitatif. Hasil dari penelitian ini adalah penggunaan media daring berdasarkan pengukuran terpaan media akan menimbulkan kecemasan yang diakibatkan oleh tingginya penggunaan media pada khalayak.","PeriodicalId":293118,"journal":{"name":"Bandung Conference Series: Journalism","volume":"300 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-07-27","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"116324393","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}