{"title":"Online Single Submission For Cyber Defense and Security in Indonesia","authors":"Melodia Puji Inggarwati, Olivia Celia, Berliana Dwi Arthanti","doi":"10.15294/lesrev.v4i1.37709","DOIUrl":"https://doi.org/10.15294/lesrev.v4i1.37709","url":null,"abstract":"National defense and security are important issues to face the Industrial Revolution 4.0. It is undeniable that Indonesia's defense and security system's weaknesses lead to many cybercrimes. In the business licensing's sector, the Online Single Submission's (OSS) mechanism known as an important role in increasing the ease of doing business in Indonesia. The existence of the OSS system which contains a lot of important data from stakeholders that make it requires security and guarantees. But in reality, the existing OSS digital licensing system hasn't able to optimize the implementation of cyber's defense and security in Indonesia. Therefore, a breakthrough is needed to make the OSS system more perfect by integrating and guaranteeing the data through the establishment of minimum safety standards. This normative-juridical research uses secondary data that processed through literature studies and analyzed qualitatively.","PeriodicalId":292299,"journal":{"name":"Lex Scientia Law Review","volume":"135 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-05-08","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"131164339","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Nur Izzati, Chusnul Qotimah Nita Permata, Miftah Santalia
{"title":"Assessing the Effectiveness of Settling Indonesian Sea Border Disputes through Litigation and Non-Litigation Paths","authors":"Nur Izzati, Chusnul Qotimah Nita Permata, Miftah Santalia","doi":"10.15294/lesrev.v4i1.38261","DOIUrl":"https://doi.org/10.15294/lesrev.v4i1.38261","url":null,"abstract":"Conflicts or disputes over maritime boundaries often occur, disputes that cause two or more countries are one of the authorities of their respective countries to conduct negotiations so as not to cause prolonged conflict or dispute. Border disputes between sea, island, and state are included in the affairs of the international court through the role of international law, such as the dispute between Indonesia and Vietnam in the Natuna Sea region which mutually claims sea borders both the continental shelf boundaries and the Exclusive Economic Zone (EEZ) boundaries, disputes between Indonesia and Malaysia in the Malacca Strait, the South China Sea Dispute, and so on. The existence of unilateral claims from each country there are still problems regarding sea borders that cause relations between countries experiencing conflict. Problems that cause disputes between countries are caused because the negotiations between the two parties have not been completed, violations occur by the disputing countries, there are still unclear sea boundaries, and others. The United Nations Convention on The Law of the Sea (UNCLOS) 1982 is an international maritime law that applies in the resolution of disputes at sea, but only countries that have ratified UNCLOS can apply this international sea law. In resolving this dispute a country can do with two channels namely litigation and non-litigation, where litigation is used for the last point in this dispute through ITOLS. The purpose of writing this article is to find out how the effectiveness of sea base dispute resolution in Indonesia through litigation and non-litigation.","PeriodicalId":292299,"journal":{"name":"Lex Scientia Law Review","volume":"65 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-05-08","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"116463055","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"PERAN ADVOKAT DALAM MEMBERIKAN BANTUAN HUKUM KEPADA MASYARAKAT DALAM PERSPEKTIF HAK ASASI MANUSIA","authors":"Herning Setyowati, Nurul Muchiningtias","doi":"10.15294/LESREV.V2I2.27582","DOIUrl":"https://doi.org/10.15294/LESREV.V2I2.27582","url":null,"abstract":"Bantuan hukum memiliki kedudukan yang cukup penting dalam setiap sistem peradilan pidana, perdata, dan tata usaha negara tidak terkecuali di Negara Indonesia. Konsep bantuan hukum berkaitan dengan hak-hak seseorang guna menjalankan hak-hak tersebut, oleh karenanya bantuan hukum dijalankan oleh para ahli hukum dan orang-orang yang berpengalaman dalam rangka untuk menjalankan profesinya. Bantuan hukum dijalankan oleh pemberi bantuan hukum yang berorientasi pada nilai-nilai kemulian, yaitu aspek kemanusiaan untuk memperjuang-kan hak-hak manusia untuk hidup sejahtera dan berkeadilan.","PeriodicalId":292299,"journal":{"name":"Lex Scientia Law Review","volume":"4 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-12-07","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"115148541","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"PERLINDUNGAN HAK ASASI MANUSIA DALAM REKLAMASI DI WILAYAH PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL","authors":"Syaiful Hadi, Tahegga Primananda Alfath, Trianita Yandhini Syarifudin","doi":"10.15294/LESREV.V2I2.27591","DOIUrl":"https://doi.org/10.15294/LESREV.V2I2.27591","url":null,"abstract":"Reklamasi wilayah pesisir menjadi kian marak dipelbagai daerah, dengan dalih peningkatan investasi dan pendapatan daerah, perizinan untuk melakukan reklamasi seakan mudah, BUMN/BUMD atau swasta dijadikan mitra kerjasama oleh pemerintah sebagai pelaksana proyek reklamasi. Proyek reklamasi yang dilegalkan oleh pemerintah didasarkan atas akan adanya konservasi laut, investasi di wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil, dan pembangunan hunian tepi laut. Padahal proyek reklamasi tersebut bersinggungan langsung dengan kehidupan masyarakat sekitar khususnya masyarakat nelayan di wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil. Privatisasi dan komodifikasi sumber daya laut yang kemudian menggusur keberadaan masyarakat pesisir dan menghilangkan akses mereka terhadap penghidupannya, hal ini merupakan sebuah pelanggaran terhadap hak asasi manusia. Berdasarkan hal tersebut, masalah hukum yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah pertama, kewajiban pemerintah dalam perlindungan hak asasi manusia terhadap masyarakat wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil. Kedua, apakah Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2014 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil dan peraturan dibawahnya telah memberikan akses perlindungan terhadap hak asasi masyarakat pesisir dan pulau-pulau kecil.","PeriodicalId":292299,"journal":{"name":"Lex Scientia Law Review","volume":"32 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-12-07","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"134434546","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"HAM DI MEJA HIJAU: SEBUAH REVIEW BUKU “PENGADILAN HAK ASASI MANUSIA DI INDONESIA, R. WIYONO” PRANADAMEDIA, JAKARTA 2015","authors":"Yuwanda Tri Maryoga","doi":"10.15294/LESREV.V2I2.27588","DOIUrl":"https://doi.org/10.15294/LESREV.V2I2.27588","url":null,"abstract":"","PeriodicalId":292299,"journal":{"name":"Lex Scientia Law Review","volume":"89 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-12-07","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"126813438","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"MEMBUMIKAN PANCASILA ARTI PENTING MENEGAKKAN HAM SEBAGAI TAMENG TOLERANSI KEBERAGAMAN","authors":"Indra Wicaksono","doi":"10.15294/LESREV.V2I2.27590","DOIUrl":"https://doi.org/10.15294/LESREV.V2I2.27590","url":null,"abstract":"Pentingnya membumikan pancasila guna menegakkan HAM sebagai tameng toleransi keberagaman. Dengan mengetahui tentang intoleransi dapat melanggar HAM dan mengetahui peran sila-sila dalam pancasila guna menghadapi intoleransi keberagaman. Namun demikian tafsiran itu dijabarkan melalui pasal-pasal dalam peraturan perundang-undangan salah satunya seperti yang dinyatakan dalam pasal 28E UUD NRI 1945 dan didalam pasal 22 ayat (1) UU No. 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia. Jika hak yang dimaksud dalam pasal tersebut dirampas oleh orang lain maka yang akan terjadi adalah intoleransi keberagaman yang melanggar HAM. Sila dalam pancasila itu sendiri memiliki peran penting dalam menghadapi intoleransi ini. Lima sila pancasila tersebut merupakan wujud dari persatuan warga negara Indonesia atas perbedaannya.","PeriodicalId":292299,"journal":{"name":"Lex Scientia Law Review","volume":"105 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-12-07","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"132577785","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"PERLINDUNGAN HAK-HAK TENAGA KERJA INDONESIA (TKI) YANG BEKERJA DI LUAR NEGERI","authors":"Triyan Febriyanto, Agus Taufiqur Rohman","doi":"10.15294/lesrev.v2i2.27586","DOIUrl":"https://doi.org/10.15294/lesrev.v2i2.27586","url":null,"abstract":"Untuk melindungi TKI yang bekerja di luar negeri ( w o r k in overseas ), pemerintah telah menetapkan Undang- Undang Nomor 39 Tahun 2004 tentang Penempatan dan Perlindungan TKI di Luar Negeri dan peraturan pelaksa-naannya. Meskipun demikian TKI belum dapat terlindungi secara layak baik pada tahap pra penempatan ( pre - placement ), saat penempatan ( during placement ), dan setelah penempatan ( post - placement ). Berbagai kasus menimpa TKI yang bekerja di luar negeri seakan tidak mengenal kata akhir mulai dari tindakan kekerasan, pelecehan seksual, upah, jam kerja, dan waktu istirahat yang tidak sesuai dengan perjanjian kerja, dan lain-lain yang melanggar harkat dan martabat manusia.","PeriodicalId":292299,"journal":{"name":"Lex Scientia Law Review","volume":"9 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-12-07","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"121201711","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"KEBEBASAN BEREKSPRESI DI ERA DEMOKRASI: CATATAN PENEGAKAN HAK ASASI MANUSIA","authors":"Della Luysky Selian, Cairin Melina","doi":"10.15294/LESREV.V2I2.27589","DOIUrl":"https://doi.org/10.15294/LESREV.V2I2.27589","url":null,"abstract":"Sejak digulirkannya reformasi tahun 1998, wacana dan gerakan demokrasi terjadi secara massif dan luas di Indonesia. Hasil penelitian UNESCO menyatakan bahwa mungkin untuk pertama kali dalam sejarah, demokrasi dinyatakan sebagai nama yang paling baik dan wajar untuk semua sistem organisasi politik dan sosial yang diperjuangkan oleh para pendukungnya yang berpengaruh. Tulisan ini mencoba melihat bagaimana pemenuhan dan perlindungan terhadap kebebasan berekspresi di Indonesia dan kaitannya dengan Hak Asasi Manusia (HAM).","PeriodicalId":292299,"journal":{"name":"Lex Scientia Law Review","volume":"63 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-12-07","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"134187453","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"KEBEBASAN BERAGAMA DAN RANAH TOLERANSINYA","authors":"Siti Faridah","doi":"10.15294/LESREV.V2I2.27585","DOIUrl":"https://doi.org/10.15294/LESREV.V2I2.27585","url":null,"abstract":"Pembentukan hukum tidak lepas dari putusan-putusan hakim (judge made law) yang terkait dengan penegakan hukum, sedangkan penegakan hukum pada hakikatnya adalah merupakan suatu proses untuk mewujudkan tujuan-tujuan hukum ide-ide hukum menjadi kenyataan. Tulisan ini mengkaji tentang aspek-aspek hak asasi manusia dalam negara hukum, antara hukum progresif dan hukum positif. Hukum Progresif adalah hukum pro keadilan dan pro rakyat , artinya dalam berhukum para pelaku hukum dituntut mengedepankan kejujuran, empati, kepedulian kepada rakyat dan ketulusan dalam penegakan hukum.","PeriodicalId":292299,"journal":{"name":"Lex Scientia Law Review","volume":"500 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-12-07","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"123058218","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"KAJIAN HAK ASASI MANUSIA DALAM NEGARA THE RULE OF LAW : ANTARA HUKUM PROGRESIF DAN HUKUM POSITIF","authors":"Mukhamad Luthfan Setiaji, Amin Ibrahim","doi":"10.15294/lesrev.v2i2.27580","DOIUrl":"https://doi.org/10.15294/lesrev.v2i2.27580","url":null,"abstract":"Pembentukan hukum tidak lepas dari putusan-putusan hakim ( judge made law ) yang terkait dengan penegakan hukum, sedangkan penegakan hukum pada hakikatnya adalah merupakan suatu proses untuk mewujudkan tujuantujuan hukum ide-ide hukum menjadi kenyataan. Tulisan ini mengkaji tentang aspek-aspek hak asasi manusia dalam negara hukum, antara hukum progresif dan hukum positif. Hukum Progresif adalah hukum pro keadilan dan pro rakyat , artinya dalam berhukum para pelaku hukum dituntut mengedepankan kejujuran, empati, kepedulian kepada rakyat dan ketulusan dalam penegakan hukum.","PeriodicalId":292299,"journal":{"name":"Lex Scientia Law Review","volume":"40 7","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-12-07","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"120915566","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}