Jurnal Keperawatan Klinis dan Komunitas最新文献

筛选
英文 中文
Efektivitas Biaya Program Berbasis Keperawatan: Pemasangan Akses Vena Sentral Melalui Perifer Yang Dipandu Ultrasonografi 以护理为基础的项目的成本效益:通过超声波检查的外围静脉通道安装中央静脉
Jurnal Keperawatan Klinis dan Komunitas Pub Date : 2019-08-29 DOI: 10.22146/jkkk.34310
A. Kusumawati
{"title":"Efektivitas Biaya Program Berbasis Keperawatan: Pemasangan Akses Vena Sentral Melalui Perifer Yang Dipandu Ultrasonografi","authors":"A. Kusumawati","doi":"10.22146/jkkk.34310","DOIUrl":"https://doi.org/10.22146/jkkk.34310","url":null,"abstract":"Background: Vein access is frequent procedures in hospital care. Repeated attempts to cannulate small veins can cause considerable distress for patients and took considerable amount of staff's time. Peripherally inserted central catheter recommended replacing a long term peripheral catheter. The responsibility for the insertion of peripheral catheters has shifted from specially trained nurses to skilled nurses. A peripherally inserted central venous catheter is recommended to replace long term peripherally catheters.Objective: This literature study goals to give a view in cost effectiveness venous access practices using ultrasound-guided practices and traditional cannulate practices nurse-based.Method: The method used in this paper is literature review related topics.Result: There are several studies that demonstrate the cost effectiveness of venous access practices using nursing-based ultrasound guidelines.Conclusion: Result shows by implementation of nursing based on ultrasound-guided peripheral venous access gave more effective approach than traditional practices. ABSTRAKLatar belakang: Akses vena sering dilakukan dalam perawatan di rumah sakit. Upaya berulang untuk memasang kateter vena kecil dapat menyebabkan tekanan mental yang besar bagi pasien dan membutuhkan waktu staf cukup banyak. Tanggung jawab pemasangan kateter perifer telah bergeser dari perawat sangat terampil ke perawat terampil. Pemasangan akses vena sentral melalui perifer direkomendasikan untuk mengganti kateter perifer jangka panjang. Tujuan: Tinjauan studi literatur ini diharapkan dapat memberi gambaran tentang efektivitas biaya praktik akses vena dengan menggunakan panduan ultrasonografi berbasis keperawatan. Metode: Metode yang digunakan dalam penulisan ini adalah literature review terkait topik.Hasil: Terdapat beberapa penelitian yang membuktikan efektivitas biaya praktik akses vena dengan menggunakan panduan ultrasonografi berbasis keperawatan.Kesimpulan: Hasil menunjukkan bahwa penerapan akses vena perifer dengan panduan ultrasonografi berbasis keperawatan, mampu menjadi pendekatan yang lebih efektif dibandingkan praktik tradisional.","PeriodicalId":287362,"journal":{"name":"Jurnal Keperawatan Klinis dan Komunitas","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-08-29","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"128400945","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
Tingkat Pengetahuan Polisi Lalu Lintas Tentang Penanganan Korban Kecelakaan Dengan Cedera Kepala Di Kabupaten Sleman Yogyakarta 日惹斯里曼区处理车祸受害者头部受伤的知识水平
Jurnal Keperawatan Klinis dan Komunitas Pub Date : 2019-08-29 DOI: 10.22146/jkkk.44320
Yuninda Kurniawati, S. Sutono
{"title":"Tingkat Pengetahuan Polisi Lalu Lintas Tentang Penanganan Korban Kecelakaan Dengan Cedera Kepala Di Kabupaten Sleman Yogyakarta","authors":"Yuninda Kurniawati, S. Sutono","doi":"10.22146/jkkk.44320","DOIUrl":"https://doi.org/10.22146/jkkk.44320","url":null,"abstract":"Background: Pre hospital patient management is a significant part to decrease early and late death. Head injury in traffic accident victims may increase intracranial pressure which leads to decrease victim’s consciousness. Police officers are the first special responder who may arrive in crashed area. They have responsibility to help the victim.Purpose: The purpose of this study is to know traffic police officer’s knowledge levels about early management of traffic accident victims with head injury at Sleman district in Yogyakarta.Methods: This is descriptive categorical non-experimental study with 97 traffic police officers in Sleman district as subject. We used accidental sampling method of every police station. They filled questionnaire that had been prepared. Univariate analysis with descriptive statistic technique was used to analyse the data.Result: Seventy two of 97 subject (74,23%) had an enough knowledge level of traffic accident victims early management. Fourteen subjects (14,43%) had a good knowledge level, and the others (11,34%) subject have less knowledge level. Conclusion: The traffic police officers had enough knowledge level in early management of traffic accident victims with head injury. ABSTRAKLatar Belakang: Penanganan korban kecelakaan pada area pra rumah sakit dapat menurunkan tingkat kematian pada early dan late death. Pada korban dengan cedera kepala memiliki resiko peningkatan tekanan intra kranial sehingga korban tidak sadarkan diri. Polisi merupakan orang awam khusus yang memiliki kewajiban untuk menolong korban.Tujuan Penelitian: Mengetahui tingkat pengetahuan polisi lalu lintas di Kabupaten Sleman mengenai penanganan korban kecelakaan dengan cedera kepala.Metode: Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif kuantitatif non-eksperimental dengan subjekpolisi lalu lintas di Kabupaten Slemanyang berjumlah 97 orang. Subjek diambil dengan accidental sampling di area polsek untuk mengisi lembar kuisioner. Kemudian data dianalisis dengan menggunakan analisis univariat dengan teknik statistik deskriptif.Hasil: Sebanyak 72 dari 97(74,23%) responden memiliki tingkat pengetahuan yang cukup tentang penanganan korban cedera kepala. Sebanyak 14 responden (14,43%) berpengetahuan baik, dan 11 (11,34%) lainnya memiliki pengetahuan yang kurang.Kesimpulan: Tingkat pengetahuan polisi lalu lintas mengenai penanganan korban kecelakaan dengan cedera kepala di Kabupaten Sleman pada tahun 2015 adalah cukup.","PeriodicalId":287362,"journal":{"name":"Jurnal Keperawatan Klinis dan Komunitas","volume":"8 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-08-29","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"116068307","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 1
Perbedaan Efektivitas Terapi Menelan Berdasarkan Karakteristik Demografi Pasien Disfagia Stroke 治疗方法的有效性差异是基于中风患者的病因特征
Jurnal Keperawatan Klinis dan Komunitas Pub Date : 2019-08-29 DOI: 10.22146/jkkk.35295
Bayu Fandhi Achmad
{"title":"Perbedaan Efektivitas Terapi Menelan Berdasarkan Karakteristik Demografi Pasien Disfagia Stroke","authors":"Bayu Fandhi Achmad","doi":"10.22146/jkkk.35295","DOIUrl":"https://doi.org/10.22146/jkkk.35295","url":null,"abstract":"Background: Increased risk of aspiration often occurs in patients with dysphagia stroke due to cranial nerve damage. The existing method for lowering aspiration risk has weaknesses so that a new therapy is needed that is swallowing therapy. Objective: This study aims to determine the effect of swallowing therapy and to identify differences in the effectiveness of swallowing therapy based on the demographical characteristics of patients with dysphagia stroke. Methods: The design of this study was quasi-experimental pretest-posttest single group design with the number of samples were 16 respondents which obtained through consecutive sampling technique. The data were collected from February-March 2016 at Stroke Unit of RSUD Dr. Harjono Ponorogo through observation using Gugging Swallowing Screen (GUSS) instrument. The data analyses used in this study were Wilcoxon test, Kruskal Wallis and Mann Whitney tests.Results: The results showed that there was a difference of effect of swallow therapy between pretest and posttest (p=0,002). Swallowing therapy had no significant effectiveness difference when applied to various demographic characteristics of respondents including age (p=0,596), gender (p=0,243), and type of stroke (p=0,524).Conclusion: Swallowing therapy has a positive effect to decrease the risk of aspiration in dysphagia stroke patients and has equally good effect if applied to a variety of patient characteristics according to the demographics of the study respondents.  ABSTRAKLatar Belakang: Peningkatan risiko aspirasi pada pasien disfagia stroke disebabkan karena kerusakan saraf kranial terutama saraf kranial V, VII, IX, X, dan XII. Metode yang digunakan untuk menurunkan risiko aspirasi adalah strategi kompensasi dan penggunaan nutrisi semisolid, akan tetapi masing-masing metode tersebut masih memiliki kelemahan sehingga dibutuhkan terapi baru yaitu terapi menelan yang mengkombinasikan kelebihan dan mengurangi kelemahan dari masing-masing terapi tersebut. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh terapi menelan dan mengidentifikasi perbedaan efektivitas terapi menelan berdasarkan karakteristik demografi pasien disfagia stroke. Metode: Desain penelitian ini adalah quasi experimental pretest-posttest single group design dengan jumlah sampel sebanyak 16 responden yang didapatkan melalui teknik consecutive sampling. Pengambilan data dilakukan dari Bulan Februari - Maret 2016 di Unit Stroke RSUD Dr. Harjono Ponorogo. Data dikumpulkan menggunakan instrumen Gugging Swallowing Screen (GUSS). Analisis data menggunakan Wilcoxon, Kruskal wallis dan Mann whitney.Hasil: Hasil penelitian menunjukkan terdapat perbedaan pengaruh terapi menelan antara pretest dan posttest (p=0,002). Tidak terdapat perbedaan efektifitas terapi menelan yang signifikan saat diterapkan pada berbagai karakteristik demografi responden yang meliputi usia (p=0,596), jenis kelamin (p=0,243), dan jenis stroke (p=0,524). Kesimpulan: Terapi menelan berpengaruh terhadap ","PeriodicalId":287362,"journal":{"name":"Jurnal Keperawatan Klinis dan Komunitas","volume":"319 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-08-29","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"123097021","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 3
Hubungan Pelaksanaan Discharge Planning dengan Tingkat Kecemasan dan Kesiapan Pulang pada Pasien Post Sectio Caesarea
Jurnal Keperawatan Klinis dan Komunitas Pub Date : 2018-07-05 DOI: 10.22146/jkkk.44271
Arif Annurrahman, Retno Koeswandari, Wiwin Lismidiati
{"title":"Hubungan Pelaksanaan Discharge Planning dengan Tingkat Kecemasan dan Kesiapan Pulang pada Pasien Post Sectio Caesarea","authors":"Arif Annurrahman, Retno Koeswandari, Wiwin Lismidiati","doi":"10.22146/jkkk.44271","DOIUrl":"https://doi.org/10.22146/jkkk.44271","url":null,"abstract":"Background: Fear of of post caesarean section (CS) pain and complication can be the sources of fear and anxiety for the mother during the puerperium period. Moreover, the relatively short length of stay for post-CS mothers cannot cover the entire length of care until the mother is cured. Discharge planning can improve patients and their families confidence in performing proper treatment independently after home arrival.Objective: To identify the correlation between discharge planning, anxiety level, and readiness for discharge among post-CS patients in Yogyakarta hospital.Methods: This quantitative research was a descriptive correlational study with cross sectional design. Respondents of this research were both, post elective and emergency CS patients who were hospitalized in a postpartum ward in a hospital in Yogyakarta. Thirty patients participated in this study. Readiness for Hospital Discharge Scale (RHDS), Hamilton Anxiety Rating Scale (HARS), and discharge planning overview questionnaire were used as research instruments in this research. Data were analyzed by Spearman Rank non-parametric correlation test.Results: More than half (70%) of total respondents had low discharge planning quality. Furthermore, most of the respondents (90%) had normal anxiety, and half of total respondents (53,3%) had moderate readiness for discharge. The correlation test showed there was no correlation between discharge planning and anxiety level (r=-0,008; p value = 0,967). However, there was a statistically significant correlation between discharge planning and readiness for discharge (r=0,434; p value = 0,017).Conclusion: There was a statistically significant correlation between discharge planning and readiness for discharge. In contrast, there was not any correlation between discharge planning and anxiety level of post CS patients. ABSTRAKLatar Belakang: Selama periode nifas, rasa takut akan nyeri dan komplikasi post-SC dapat menjadi sumber ketakutan dan kecemasan bagi ibu. Lama rawat inap ibu post SC yang relatif singkat tidak mampu mencakup keseluruhan perawatan sampai ibu sembuh. Pemberian discharge planning dapat meningkatkan kepercayaan diri pasien dan keluarga dalam perawatan mandiri setelah pulang ke rumah.Tujuan penelitian: Mengetahui hubungan gambaran discharge planning pada pasien post SC dengan tingkat kecemasan dan kesiapan pulang pasien di salah satu rumah sakit di Yogyakarta.Metode: Jenis penelitian ini adalah deskriptif korelasional dengan rancangan cross sectional. Sampel penelitian adalah semua pasien post SC baik elektif maupun emergensi yang dirawat inap di ruang post partum di salah satu rumah sakit di Yogyakarta. Jumlah responden penelitian adalah 30 orang dengan teknik purposive sampling. Instrumen yang digunakan antara lain Readiness for Hospital Discharge Scale (RHDS), Hamilton Anxiety Rating Scale (HARS), dan kuesioner gambaran discharge planning. Data dianalisis menggunakan uji korelasi non-parametrik Spearman Rank. Hasil: Lebih dari ","PeriodicalId":287362,"journal":{"name":"Jurnal Keperawatan Klinis dan Komunitas","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-07-05","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"125870537","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
Hubungan Pengetahuan dan Sikap Tentang Rokok dengan Kepatuhan Masyarakat pada Program Rumah Bebas Asap Rokok di Kota Yogyakarta 关于香烟的知识和态度关系与日惹市居民反对无烟住房计划的合规关系
Jurnal Keperawatan Klinis dan Komunitas Pub Date : 2018-07-05 DOI: 10.22146/jkkk.44293
Qonita Miftahul Jannah, P. Purwanta
{"title":"Hubungan Pengetahuan dan Sikap Tentang Rokok dengan Kepatuhan Masyarakat pada Program Rumah Bebas Asap Rokok di Kota Yogyakarta","authors":"Qonita Miftahul Jannah, P. Purwanta","doi":"10.22146/jkkk.44293","DOIUrl":"https://doi.org/10.22146/jkkk.44293","url":null,"abstract":"Background: If smoking problem is not immediately controlled, it is estimated will increase the mortality rates in Indonesia. Smoke-free zone policy is one of the interventions to control non-communicable diseases caused by smoking, but the practice is not worked as it was planned. There was a decrease in the number of smoke-free households (Rumah Tangga Bebas Asap Rokok/RBAR) in 2012 compared to 2011.Objective: To determine the correlation between knowledge and attitude toward smoking and the RBAR regulation against the public compliance toward the RBAR Program in Yogyakarta.Methods: This study was a correlational analytic study with a cross-sectional study design. The subject of this research was 103 respondents who were adult smokers who lived in several hamlets (Rukun Warga/RW) in Yogyakarta, which had been declared as RBAR areas in 2015. A cluster random sampling technique was applied in this research. A questionnaire which measured knowledge and attitude toward smoking, RBAR regulation, and compliance was distributed among respondents. Gamma Correlation Test was used as data analysis technique.Results: As many as 53,4% of respondents had good knowledge level but disobedient. Some respondents (41,7%) had good or adequate attitude and obedient. There was no statistically significant correlation between knowledge and attitude toward smoking with RBAR regulation (p= 0,113, r= 0,381), knowledge against compliance with RBAR regulation (r=0,366, p=0,150). While attitudes toward smoking and RBAR regulation against compliance with RBAR regulation showed a significant positive correlation (p= 0,008, r= 0,448).Conclusion: There was no statistically significant correlation between knowledge toward smoking and RBAR regulation against compliance with RBAR regulation. There was a statistically significant correlation with moderate strength between attitudes toward smoking and RBAR regulation against compliance with RBAR regulation. ABSTRAKLatar Belakang: Apabila masalah merokok tidak segera dikendalikan, diperkirakan dapat meningkatkan angka kematian di Indonesia. Kebijakan zona bebas rokok merupakan salah satu intervensi dalam pengendalian penyakit tidak menular yang disebabkan oleh rokok, namun praktiknya tidak berjalan sesuai rencana. Bahkan, terjadi penurunan jumlah Rumah Tangga Bebas Asap Rokok (RBAR) pada tahun 2012 dibandingkan tahun 2011.Tujuan: Mengetahui hubungan antara pengetahuan dan sikap tentang rokok serta aturan RBAR dengan kepatuhan masyarakat pada Program RBAR di Kota Yogyakarta.Hasil: Sebanyak 53,4% responden berpengetahuan baik namun tidak patuh. Sebagian responden (41,7%) bersikap baik/cukup baik dan patuh. Hasil analisis menunjukkan bahwa tidak ada korelasi yang signifikan antara pengetahuan dan sikap tentang rokok terhadap regulasi RBAR (r=0,381, p=0,113) dan pengetahuan terhadap kepatuhan regulasi RBAR (r=0,366, p=0,150). Sementara sikap tentang rokok dan regulasi RBAR terhadap kepatuhan aturan RBAR menunjukkan adanya hubungan posi","PeriodicalId":287362,"journal":{"name":"Jurnal Keperawatan Klinis dan Komunitas","volume":"55 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-07-05","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"134300698","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
Gambaran Tingkat Risiko Penyakit Kardiovaskular di Wilayah Kerja Puskesmas Mlati Sleman Yogyakarta
Jurnal Keperawatan Klinis dan Komunitas Pub Date : 2018-07-05 DOI: 10.22146/jkkk.44259
Vania Elysia Septiani, Anggit Wicaksana, Eri Yanuar Akhmad Budi Sunaryo
{"title":"Gambaran Tingkat Risiko Penyakit Kardiovaskular di Wilayah Kerja Puskesmas Mlati Sleman Yogyakarta","authors":"Vania Elysia Septiani, Anggit Wicaksana, Eri Yanuar Akhmad Budi Sunaryo","doi":"10.22146/jkkk.44259","DOIUrl":"https://doi.org/10.22146/jkkk.44259","url":null,"abstract":"Background: Cardiovascular disease is the cause of global death. A cardiovascular-diseases diagnosed person has a risk for non-lethal and lethal incidents, ranging from heart attack, stroke, and even death.Objective: This research was aimed to obtain an overview of the risk level of cardiovascular-disease in the working area of Mlati Community Health Center Sleman, Yogyakarta.Methods: A cross-sectional research was conducted in the working area of Mlati Community Health Center Sleman, Yogyakarta from September until October 2017. Samples were taken using a multistage cluster sampling technique with the overall subjects of 107 patients. Respondents were patients diagnosed with cardiovascular disease and aged from 40 to 79 years. The research employed WHO/ISH risk prediction chart for Indonesia (South-East Asia Region B). The prediction of cardiovascular risk level was obtained through interview concerning on demographic data, blood pressure, and cholesterol level. The results were analyzed and presented in descriptive and central tendency.Result: Respondents were mostly female patients with an average age of 59,15 (±9,73) years. The level variances of cardiovascular risk in the next ten years were i.e. low-risk 50,47%; moderate risk 13,08%; high risk 14,02%; and very high risk 22,43%.Conclusion: Most respondents have a low risk to experience non-lethal and lethal incidents of cardiovascular events in the next ten years. ABSTRAKLatar Belakang: Penyakit kardiovaskular merupakan penyebab kematian global. Individu yang terdiagnosa penyakit kardiovaskular memiliki risiko mengalami kejadian non-fatal maupun fatal, mulai dari serangan jantung, strok, dan bahkan kematian.Tujuan: Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui gambaran tingkat risiko penyakit kardiovaskular di wilayah kerja Puskesmas Mlati, Sleman, Yogyakarta.Metode: Penelitian ini merupakan penelitian cross-sectional yang dilakukan di wilayah kerja Puskesmas Mlati Sleman Yogyakarta pada bulan September hingga Oktober 2017. Sampel penelitian diperoleh melalui teknik multistage cluster sampling dengan total subjek penelitian sejumlah 107 orang. Responden penelitian ini yaitu pasien yang terdiagnosis penyakit kardiovaskular dan berusia 40-79 tahun. Tingkat risiko kardiovaskular diukur menggunakan diagram WHO/ISH risk prediction chart wilayah Indonesia (South-East Asia Region B). Data yang diperlukan untuk mengisi diagram prediksi risiko kardiovaskular diperoleh melalui wawancara karakteristik responden, pengukuran tekanan darah dan kolesterol. Hasil penelitian dianalisis dan disajikan dalam tabel distribusi frekuensi.Hasil: Responden penelitian didominasi oleh perempuan dengan rata-rata usia responden yaitu 59,15 tahun (±9,73). Tingkat risiko kardiovaskular dalam kurun waktu sepuluh tahun yang akan datang yaitu risiko rendah 50,47%; risiko sedang 13,08%; risiko tinggi 14,02%; dan risiko sangat tinggi 22,43%.Kesimpulan: Mayoritas responden memiliki risiko rendah mengalami kejadian non-fatal dan fat","PeriodicalId":287362,"journal":{"name":"Jurnal Keperawatan Klinis dan Komunitas","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-07-05","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"116935571","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 3
Gambaran Tingkat Kecemasan pada Korban Banjir Bandang di Kabupaten Magelang
Jurnal Keperawatan Klinis dan Komunitas Pub Date : 2018-07-05 DOI: 10.22146/jkkk.44240
Dewa Ayu Made Dewi Widhayanti, Sri Warsini, S. Sutono
{"title":"Gambaran Tingkat Kecemasan pada Korban Banjir Bandang di Kabupaten Magelang","authors":"Dewa Ayu Made Dewi Widhayanti, Sri Warsini, S. Sutono","doi":"10.22146/jkkk.44240","DOIUrl":"https://doi.org/10.22146/jkkk.44240","url":null,"abstract":"Background: Indonesia is one of the countries that is prone to flood disaster. The flash flood that occurred in Magelang on April 29th 2017 had caused a major physical loss, such as houses damage, dead casualties, injured victims, and displacement. In addition to the physical loss, flood disaster may impact mental health of the victims e.g. stress, anxiety, depression and post-trauma stress disorder.Objective: This research was aimed to identify the anxiety level of the victim of flood at Sambungrejo and Citrosono villages and the difference of anxiety level of flood victim based on the characteristics of the respondents.Methods: This research was a descriptive research with a cross sectional design. A cluster sampling was performed to get 100 respondents who were victim of flood in Sambungrejo and Citrosono villages, which met the inclusion and exclusion criteria of this study. The instruments used in this study were Zung Self Anxiety Scale (ZSAS) and socio-demographic questionnaire. The data were analyzed using Fisher test.Results: The research found that 91% of respondents did not suffer anxiety, while the rest of the respondents (9%) suffered mild - moderate anxiety, thus no respondents suffered severe anxiety. The variation of respondent anxiety level occured based on evacuation record at p value = 0,026.Conclusion: Overall, the flood victims in Sambungrejo and Citrosono villages did not suffer anxiety. Among all factors, evacuation record correlated with the anxiety level of respondents. ABSTRAKLatar Belakang: Indonesia merupakan salah satu negara yang rawan terhadap bencana banjir. Banjir bandang yang terjadi di Magelang pada 29 April 2017 menimbulkan kerugian berupa kerusakan rumah, korban meninggal, korban luka–luka dan mengungsi. Selain dampak secara fisik, banjir dapat memberikan dampak bagi kesehatan mental berupa stres, kecemasan, depresi, dan gangguan stres pascatrauma.Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kecemasan korban di Desa Sambungrejo dan Citrosono setelah banjir bandang dan mengetahui perbedaan tingkat kecemasan berdasarkan karakteristik responden.Metode: Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan rancangan cross sectional. Sampel pada penelitian ini adalah korban banjir bandang di Desa Sambungrejo dan Citrosono yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi sejumlah 100 orang. Teknik sampling yang digunakan adalah cluster sampling. Instrumen yang digunakan adalah Zung Self-Rating Anxiety Scale (ZSAS) dan kuesioner karakteristik responden. Analisis data menggunakan uji Fisher.Hasil: Hasil penelitian menunjukkan 91% responden tidak mengalami kecemasan, sisanya sebanyak 9% responden mengalami kecemasan ringan hingga sedang, dan tidak ada responden yang mengalami kecemasan parah. Tingkat kecemasan responden hanya berbeda berdasarkan riwayat mengungsi dengan nilai p = 0,026.Kesimpulan: Secara keseluruhan korban banjir bandang di Desa Sambungrejo dan Citrosono tidak mengalami kecemasan. Dari semua fak","PeriodicalId":287362,"journal":{"name":"Jurnal Keperawatan Klinis dan Komunitas","volume":"15 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-07-05","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"127379533","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
Hubungan Dukungan Sosial dengan Kecenderungan Depresi Remaja pada 7 Tahun Pasca-Erupsi Gunung Merapi 与火山爆发7年后的青少年抑郁趋势的社会支持关系
Jurnal Keperawatan Klinis dan Komunitas Pub Date : 2018-07-05 DOI: 10.22146/jkkk.44306
Nurul Hasanah, Sri Hartini, Anik Rustiyaningsih, C. Machira
{"title":"Hubungan Dukungan Sosial dengan Kecenderungan Depresi Remaja pada 7 Tahun Pasca-Erupsi Gunung Merapi","authors":"Nurul Hasanah, Sri Hartini, Anik Rustiyaningsih, C. Machira","doi":"10.22146/jkkk.44306","DOIUrl":"https://doi.org/10.22146/jkkk.44306","url":null,"abstract":"Background: Traumatic event can affect victim’s psychological condition, such as adolescent which categorized as vulnerable population, in the form of depression. This hypothetically occurred as the impact of Mount Merapi eruption in 2010. Independent variables for such traumatic condition include gender, age, loss of nearest person, and social support.Objective: To identify the correlation between social support and depression tendency among adolescent after 2010 Merapi Eruption.Method: This quantitative study was conducted using descriptive analytic with cross sectional design. Respondents in this study were 50 adolescents who experienced Mount Merapi Eruption in 2010 and living in huntap (Wukirsari permanent residence village). The questionnaires were used in this research, i.e.: socio-demographic questionnaire, Child Depression Inventory (CDI), and Multidimensional Scale of Perceived Social Support (MSPSS). Independent t test  was applied to analyze the data.Results: The prevalence of depression tendency was 24%. There were 54% of respondents who received high social support, while 46% received low social support. The depression tendency had a significant relationship with social support (p= 0,01; p <0,05). Gender, age, and loss of the closest person due to eruption did not have a significant relationship with the tendency of depression, respectively with p= 0,57, p= 0,80, p= 0,07 (p> 0,05).Conclusion: Social support was the only variable that had a significant relationship with the tendency of depression in adolescents in huntap (Wukirsari permanent residence village). ABSTRAKLatar Belakang: Kondisi traumatis dapat memengaruhi kondisi psikologis dalam bentuk depresi pada populasi yang rentan seperti anak usia sekolah. Hal ini yang diasumsikan terjadi sebagai dampak letusan Gunung Merapi tahun 2010. Variabel yang memengaruhi kondisi traumatis ini adalah jenis kelamin, umur, kehilangan orang terdekat, cedera fisik dan dukungan sosial.Tujuan: Untuk mengetahui hubungan dukungan sosial dengan kecenderungan depresi pasca-erupsi Merapi tahun 2010.Metode: Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif analitik dengan rancangan cross sectional dengan pendekatan kuantitatif. Responden dalam penelitian ini adalah remaja berjumlah 50 orang, yang mengalami erupsi Merapi tahun 2010, dan tinggal di salah satu hunian tetap (huntap). Penelitian ini menggunakan kuesioner karakteristik responden, kuesioner Child Depression Inventory (CDI) dan kuesioner Multidimensional Scale of Perceived Social Support (MSPSS). Analisis data menggunakan uji Independent Sample T Test.Hasil: Prevalensi kecenderungan depresi pada remaja di huntap adalah 24%. Berdasarkan jenis kelamin, responden lebih banyak perempuan daripada laki-laki yaitu 33 orang (66%) untuk perempuan dan 17 orang (34%) untuk laki-laki. Dukungan sosial yang diterima oleh remaja di huntap yaitu 54% untuk dukungan sosial tinggi dan 46% untuk dukungan sosial rendah. Kecenderungan depresi memiliki hubungan yang b","PeriodicalId":287362,"journal":{"name":"Jurnal Keperawatan Klinis dan Komunitas","volume":"22 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-07-05","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"131996178","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
Pengaruh Pendidikan Kesehatan Audiovisual terhadap Tingkat Aktivitas Fisik pada Populasi Berisiko Sindrom Metabolik di Wilayah Kerja Puskesmas Turi 视听卫生教育对患有代谢综合症的人群的物理活动水平的影响
Jurnal Keperawatan Klinis dan Komunitas Pub Date : 2018-07-05 DOI: 10.22146/jkkk.44262
S. Rahayu, Sri Mulyani, M. Perdana
{"title":"Pengaruh Pendidikan Kesehatan Audiovisual terhadap Tingkat Aktivitas Fisik pada Populasi Berisiko Sindrom Metabolik di Wilayah Kerja Puskesmas Turi","authors":"S. Rahayu, Sri Mulyani, M. Perdana","doi":"10.22146/jkkk.44262","DOIUrl":"https://doi.org/10.22146/jkkk.44262","url":null,"abstract":"Background: Changes in unhealthy lifestyle and behavior, such as changes in patterns of food consumption and lack of physical activity, may increase the risk of metabolic syndrome. In order to reduce metabolic syndrome risk , promotional efforts such as health education with audiovisual media, may promote a higher level of physical activity.Objective: To determine the effect of health education with audiovisual media toward physical activity level among the metabolic syndrome risk-population in the working area of Turi Community Health Center (Puskesmas), Sleman.Method: This research was a quasi-experiment with a nonequivalent pre-test and post-test design control group. Participants in this research were 80 people who lived in Turi, which 38 people allocated in the intervention group and 42 people in the control group. An intervention used in this study was audiovisual media while the control group received booklet. This questionnaire used in this study was a questionnaire of physical activity GPAQ. T-test was used to determine the effect of audiovisual to physical activity before and after health education which was measured two weeks after the intervention.Result: Health education with audiovisual media affected the level of physical activity in the treatment group (p= 0,001) and the provision of booklets did not affect the physical activity of the control group (p= 0,326). There were differences in physical activity after the intervention between the groups that were given health education using audiovisuals compared to the provision of booklets (p= 0,001).Conclusion: There is an effect of audiovisual health education toward the level of physical activity on the metabolic syndrome risk-population. ABSTRAKLatar Belakang: Perubahan gaya hidup dan perilaku tidak sehat, seperti perubahan pola makan dan berkurangnya aktivitas fisik dapat meningkatkan risiko kejadian sindrom metabolik. Upaya promotif seperti pendidikan kesehatan dengan media audiovisual dapat dilakukan untuk meningkatkan aktivitas fisik dalam rangka mengurangi risiko kejadian sindrom metabolik.Tujuan: Mengetahui pengaruh pendidikan kesehatan dengan media audiovisual terhadap tingkat aktivitas fisik pada populasi risiko sindrom metabolik di wilayah kerja Puskesmas Turi Sleman.Metode: Penelitian ini merupakan penelitian quasi experiment dengan teknik non-equivalent pretest posttest design control group. Responden penelitian ini adalah masyarakat wilayah Turi yang berjumlah 80 orang yaitu 38 orang pada kelompok perlakuan dengan intervensi pendidikan kesehatan melalui media audiovisual dan 42 orang di kelompok kontrol dengan intervensi pendidikan melalui media booklet. Penelitian ini menggunakan kuesioner aktivitas fisik GPAQ. Analisis data menggunakan paired sample t-test untuk mengetahui pengaruh audiovisual terhadap aktivitas fisik sebelum dan sesudah pendidikan kesehatan yang diberi jarak selama dua minggu.Hasil: Pendidikan kesehatan dengan media audiovisual berpengaruh (p=0,001) t","PeriodicalId":287362,"journal":{"name":"Jurnal Keperawatan Klinis dan Komunitas","volume":"8 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-07-05","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"132447412","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
Gambaran Indikator Klinis Diagnosis Keperawatan Insomnia Menggunakan Insomnia Severity Index pada Pasien Hemodialisis
Jurnal Keperawatan Klinis dan Komunitas Pub Date : 2017-11-30 DOI: 10.22146/jkkk.56584
Ayu Dwi Putri, T. Harjanto, Intan Nurjannah
{"title":"Gambaran Indikator Klinis Diagnosis Keperawatan Insomnia Menggunakan Insomnia Severity Index pada Pasien Hemodialisis","authors":"Ayu Dwi Putri, T. Harjanto, Intan Nurjannah","doi":"10.22146/jkkk.56584","DOIUrl":"https://doi.org/10.22146/jkkk.56584","url":null,"abstract":"Background: End Stage Renal Disease is a condition of chronic kidney disease characterized by decreased renal function that requires hemodialysis therapy. Hemodialysis causes several effects, one of which is insomnia.Objective: To identify clinical indicator of nursing diagnosis for insomnia using Insomnia Severity Index (ISI) as the measuring instrument.Methods: This was descriptive research with cross-sectional design. Respondents in this study were patients undergoing hemodialysis which amounting in total to 72 patients. Two instruments, ISI and NANDA-I for Insomnia (an instrument developed from clinical indicators of nursing diagnosis), were used in this research. Then, the most appeared ISI’s clinical indicators at every level of insomnia were analyzed using univariate analysis.Results: The ISI’s clinical indicators which appear in all severe insomnia patients are: early awakening, difficulty in initiating sleep, difficulty in maintaining sleep, alteration in sleep pattern (sleep quantity and quality change), health status shifting, sleep disturbance with an impact on the next-day, exhausted, decreased quality of life, mood swing, and haggard. Only one ISI’s clinical indicator which appears in all moderate insomnia patients which is alteration in sleep pattern (sleep quality change). On the mild insomnia, there is not any clinical indicator which appear in every patient; however, patients are likely to experience alteration in sleep pattern (sleep quantity and quality change).Conclusions: Ten clinical indicators of insomnia nursing diagnosis found in patients with severe insomnia need to be considered as the main indicator in patients with insomniac nursing diagnosis. ABSTRAK Latar belakang: End Stage Renal Disease adalah penyakit ginjal kronis yang ditandai dengan menurunnya fungsi ginjal sehingga membutuhkan terapi hemodialisis. Hemodialisis menimbulkan beberapa dampak, salah satunya adalah insomnia.Tujuan: Mengetahui gambaran indikator klinis diagnosis keperawatan insomnia yang diukur menggunakan Insomnia Severity Index (ISI).Metode: Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan rancangan cross-sectional. Responden dalam penelitian ini adalah 72 pasien yang menjalani hemodialisis. Pengukuran insomnia pada responden dilakukan menggunakan dua instrumen yaitu ISI dan instrumen yang disusun dari indikator klinis diagnosis keperawatan insomnia berdasarkan NANDA-I. Peneliti menganalisis indikator klinis yang muncul pada setiap tingkatan insomnia berdasarkan ISI.Hasil: Indikator klinis yang terdapat pada insomnia berat sesuai ISI adalah: bangun terlalu dini, kesulitan memulai tidur, kesulitan mempertahankan tidur, gangguan pola tidur (perubahan kuantitas dan kualitas tidur), perubahan status kesehatan, gangguan tidur yang berdampak pada keesokan hari, tidak berenergi, penurunan kualitas hidup, perubahan suasana hati, dan tidur tidak memuaskan. Indikator klinis yang terdapat pada pasien dengan insomnia sedang sesuai ISI adalah gangguan po","PeriodicalId":287362,"journal":{"name":"Jurnal Keperawatan Klinis dan Komunitas","volume":"74 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2017-11-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"133405691","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
0
×
引用
GB/T 7714-2015
复制
MLA
复制
APA
复制
导出至
BibTeX EndNote RefMan NoteFirst NoteExpress
×
提示
您的信息不完整,为了账户安全,请先补充。
现在去补充
×
提示
您因"违规操作"
具体请查看互助需知
我知道了
×
提示
确定
请完成安全验证×
相关产品
×
本文献相关产品
联系我们:info@booksci.cn Book学术提供免费学术资源搜索服务,方便国内外学者检索中英文文献。致力于提供最便捷和优质的服务体验。 Copyright © 2023 布克学术 All rights reserved.
京ICP备2023020795号-1
ghs 京公网安备 11010802042870号
Book学术文献互助
Book学术文献互助群
群 号:481959085
Book学术官方微信