Jurnal SentrisPub Date : 2021-05-07DOI: 10.26593/SENTRIS.V2I1.4613.105-120
Zulaekha Amalia
{"title":"Pendekatan Strategis dalam Persaingan: Interdependensi Finansial Amerika Serikat dan Tiongkok","authors":"Zulaekha Amalia","doi":"10.26593/SENTRIS.V2I1.4613.105-120","DOIUrl":"https://doi.org/10.26593/SENTRIS.V2I1.4613.105-120","url":null,"abstract":"Tiongkok telah menjadi tantangan bagi kemajuan Amerika Serikat. Hal demikian didukung oleh fakta yang menunjukkan ketergantungan besar Amerika Serikat terhadap negara tersebut. Melalui kekuatan Tiongkok dari segi finansial dan ekonomi, Tiongkok mampu mengunci kekuatan Amerika Serikat di sistem internasional. Kondisi ini dapat menjadi ancaman dan berbahaya apabila kekuatan tersebut dijadikan senjata dan instrumen negara. Oleh sebab itu, artikel ini akan bertujuan untuk menunjukkan bagaimana pengaruh finansial dan ekonomi Tiongkok dapat menjadi ancaman bagi Amerika Serikat dan dunia. Kemudian, artikel ini akan menyuguhkan interdependensi finansial yang ditinjau melalui utang besar Amerika Serikat terhadap Tiongkok dan kaitannya terhadap perdagangan Tiongkok serta analisis ancaman yang terjadi akibat kekuatan tersebut. Artikel ini menggunakan konsep Power dan Interdependence yang diuraikan oleh Robert O. Keohane dan Joseph S. Nye Jr. untuk menjadi kerangka berpikir analisis. Penelitian ini bersifat kualitatif yang ditinjau melalui kajian literatur dari sumber data terkait. Asumsi dini menunjukkan bahwa Tiongkok memang memiliki pengaruh besar bagi keberlanjutan Amerika Serikat dan mau tidak mau kedua negara harus memiliki interdependensi yang kuat akibat ancaman yang dihadapi.","PeriodicalId":263620,"journal":{"name":"Jurnal Sentris","volume":"5 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-05-07","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"131001146","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Jurnal SentrisPub Date : 2021-05-07DOI: 10.26593/SENTRIS.V2I1.4518.39-58
Lusi Puspitaningrum
{"title":"Peran Negara dalam Mengurangi Ketimpangan Digital: Studi Kasus Afrika Selatan","authors":"Lusi Puspitaningrum","doi":"10.26593/SENTRIS.V2I1.4518.39-58","DOIUrl":"https://doi.org/10.26593/SENTRIS.V2I1.4518.39-58","url":null,"abstract":"Tulisan ini ini membahas mengenai ketimpangan digital yang terjadi di negara Afrika Selatan sebagai negara dengan tingkat ketimpangan terendah diantara negara-negara kawasannya. Tulisan ini dibuat untuk melihat apa saja peran negara yang menyebabkan angka ketimpangan digital di negara Afrika Selatan tidak begitu tinggi. Penulisa menggunakan konsep digital divide guna memahami kondisi ketimpangan digital yang terjadi di Afrika Selatan. Sementara itu dalam penulis juga menggunakan konsep developmental state untuk menganalisis peran negara dalam mengatasi ketimpangan menggunakan metode kualitatif dengan dokumen-dokumen kebijakan sebagai sumber data. Meskipun peristiwa historis masa lampau masih dirasa kuat oleh masyarakat negara Afrika Sellatan, namun tidak menjadi penghambat bagi kemajuan Afrika Selatan. Dalam mencapai posisinya saat ini, negara Afrika Selatan telah berupaya membuat kebijakan-kebijakan untuk mendukung peningkatan penetrasi digital dalam rangka mengurangi ketimpangan di negaranya. Negara berperan dalam mendorong pembangunan infrastruktur, pendidikan, serta membangun kerjasama dengan aktor lainnya seperti sektor privat, institusi poendidikan, hingga organisasi innternasional guna mengatasi ketimpangan digital di Afrika Selatan.","PeriodicalId":263620,"journal":{"name":"Jurnal Sentris","volume":"482 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-05-07","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"123394086","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Jurnal SentrisPub Date : 2020-12-13DOI: 10.26593/sentris.v1i2.4294.91-108
Bella Aprilia, Florencia Maria Surya, Mentari Svarna Pertiwi
{"title":"Analisis Pergeseran Makna Partisipasi Politik Perempuan Berdasarkan Karakteristik Feminitas dan Maskulinitas dalam Kepemimpinan Perempuan: Studi Kasus Penanganan COVID-19 di Jerman, Selandia Baru, dan Taiwan","authors":"Bella Aprilia, Florencia Maria Surya, Mentari Svarna Pertiwi","doi":"10.26593/sentris.v1i2.4294.91-108","DOIUrl":"https://doi.org/10.26593/sentris.v1i2.4294.91-108","url":null,"abstract":" ABSTRAK COVID-19 merupakan salah satu permasalahan global yang sedang dihadapi oleh banyak negara di seluruh dunia. Selain menyebabkan krisis kesehatan internasional, pandemi COVID-19 juga mengancam dinamika kehidupan masyarakat secara luas, baik itu di tingkat lokal, regional, hingga internasional. Tak hanya memberikan ancaman multidimensional, besarnya dampak yang diakibatkan oleh pandemi ini juga turut menguji kepemimpinan para pemimpin negara dalam mengendalikan rantai penyebaran COVID-19 secara efektif. Lebih jauh, berbagai pihak pun mengaitkan kesuksesan seorang pemimpin negara melalui kacamata gender. Pasalnya, terdapat stigmatisasi pada karakteristik perempuan yang kerap kali dianggap tidak mumpuni untuk memimpin dan membuat keputusan secara rasional. Dengan menggunakan perspektif feminisme, tulisan ini akan membahas bagaimana karakteristik feminitas dan maskulinitas yang tercermin dalam preferensi kebijakan Kanselir Jerman Angela Merkel, Perdana Menteri Selandia Baru Jacinda Ardern, dan Presiden Taiwan Tsai Ing-wen, secara efektif dapat mengendalikan penyebaran COVID-19 dan pemulihan kondisi multidimensi negara. Keberhasilan ketiga pemimpin perempuan dalam menangani COVID-19 ini menunjukkan adanya perspektif baru dalam kepemimpinan politik yang tidak dapat dibatasi oleh stigma gender terhadap kemampuan perempuan. Kata Kunci: pemimpin perempuan; kepemimpinan politik; pandemi COVID-19; feminisme; kebijakan publik ABSTRACTCOVID-19 is a global problem that is being faced by many countries around the world. Apart from causing an international health crisis, the COVID-19 pandemic also threatens the dynamics of people's lives, be it at the local, regional, and international levels. Not only provide a multi-dimensional threat, but the impact caused by this pandemic also tests the leadership of state leaders in controlling the spread of COVID-19 effectively. Furthermore, various parties try to associate the success of a state leader through a gender perspective. This is due to the stigmatization of women's characteristics who are often considered incompetent to lead and make rational decisions. With a feminist perspective, this paper will discuss how the characteristics of femininity and masculinity reflected in the policy preferences of German Chancellor Angela Merkel, New Zealand Prime Minister Jacinda Ardern, and Taiwanese President Tsai Ing-wen, can effectively control the spread of COVID-19 and multi-dimensional recovery of the country. The success of the three female leaders in dealing with COVID-19 shows a new perspective in political leadership that cannot be limited by gender stigma on women's abilities.","PeriodicalId":263620,"journal":{"name":"Jurnal Sentris","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-12-13","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"129151103","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Jurnal SentrisPub Date : 2020-12-13DOI: 10.26593/sentris.v1i2.4281.125-135
Jovita Komala
{"title":"Indonesia’s Shifting Focus of Energy Security Amidst COVID-19","authors":"Jovita Komala","doi":"10.26593/sentris.v1i2.4281.125-135","DOIUrl":"https://doi.org/10.26593/sentris.v1i2.4281.125-135","url":null,"abstract":"AbstrakBerbagai dimensi dari konsep ketahanan energi menjadikannya topik diskusi besar di saat pandemi. Pergeseran dinamis dari ketahanan energi dapat dilihat baik dalam skala internasional maupun domestik. Makalah ini akan berfokus pada perubahan dinamis ketahanan energi di Indonesia dengan menganalisis kebijakan dan inisiatif energi di masa lalu dan saat ini sesuai dengan konsep yang dielaborasi oleh Melly Caballero. Perbandingan fokus Indonesia pada ketahanan energi sebelum dan selama wabah COVID-19 akan memberikan gambaran yang jelas tentang bagaimana Indonesia mengamankan energi. Argumen utamanya tetap bahwa Indonesia sekarang berfokus pada keamanan sebagai keterjangkauan, bukan ketersediaan dan keberlanjutan. Ini karena, peningkatan tagihan listrik rumah tangga yang dicatat PLN, berbeda dengan aktivitas industri yang menurun membuat permintaan energi nasional melonjak. Kebijakan energi yang disebutkan dalam makalah ini mengacu pada peraturan dan inisiatif pemerintah dari Perusahaan Listrik Negara (PLN). Makalah ini juga akan mengenali masalah yang sedang berlangsung tentang distribusi energi yang tidak merata di luar jaringan Jawa dan melihat bagaimana masalah ini dipengaruhi oleh pandemi. Kata Kunci:COVID-19, Keamanan Energi Indonesia, Kebijakan Energi AbstractMultiple dimensions from the concept of energy security makes it a big topic of discussion in times of a pandemic. The dynamic shift of energy security can be seen both in the international and domestic scale. This paper will focus on the dynamic shift of energy security in Indonesia by analyzing past and current energy policies and initiatives according to the concepts elaborated by Melly Caballero. A comparison of Indonesia’s focus on energy security before and during the COVID-19 outbreak will give a clear picture in how Indonesia is securing energy. The main argument remains that Indonesia is now focusing on security as affordability instead of availability and sustainability. This is because of the increased household electric bill recorded by PLN in contrast to the decreasing industrial activities. The energy policies mentioned in this paper refers government regulations and initiatives from the state-owned electric company (PLN). This paper will also recognize the ongoing issue of unequal distribution of energy outside the Java grid and see how this issue is impacted by the pandemic. Keywords: COVID-19, Indonesia’s Energy Security, Energy Policy","PeriodicalId":263620,"journal":{"name":"Jurnal Sentris","volume":"22 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-12-13","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"115278843","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Jurnal SentrisPub Date : 2020-12-13DOI: 10.26593/sentris.v1i2.4283.159-172
Kirana Mahdiah Sulaeman, Fenny Rizka Salsabila
{"title":"Dampak COVID-19 Terhadap Kaum Perempuan: Perspektif Feminisme","authors":"Kirana Mahdiah Sulaeman, Fenny Rizka Salsabila","doi":"10.26593/sentris.v1i2.4283.159-172","DOIUrl":"https://doi.org/10.26593/sentris.v1i2.4283.159-172","url":null,"abstract":"This article discusses the social impact of the COVID-19 pandemic on women globally. Various health protocols have been implemented by more than 100 contries since March 2020 to deal with COVID-19, especially lockdown and work from home (WFH) regulations. These protocols have caused various effects, include the downfall of the world economy. This article seeks to answer the question of how the impact of WFH and economic downfall on women. This question arises because women have already faced inequality and vulnerability even before COVID-19. To answer this question, the author will use data from mass media, journal articles, and various official documents. the author uses the perspective of feminism in International Relations to analyze the issue. This study finds that the impact of the COVID-19 pandemic is not gender-neutral. However, it is hitting women even harder with three main impacts, first, is the double burden of childcare and work. Second, is the threat toward the possibility of domestic violence (KDRT), and the third is the inequalitytreatment in the economic sector.","PeriodicalId":263620,"journal":{"name":"Jurnal Sentris","volume":"11 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-12-13","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"126398894","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Jurnal SentrisPub Date : 2020-12-13DOI: 10.26593/sentris.v1i2.4291.109-124
J. Andina
{"title":"The Correlation between the Covid-19 Pandemic and Domestic Abuse Against Women: A Comparative Study Between Australia, Indonesia, and India","authors":"J. Andina","doi":"10.26593/sentris.v1i2.4291.109-124","DOIUrl":"https://doi.org/10.26593/sentris.v1i2.4291.109-124","url":null,"abstract":"The onset of the Covid-19 global pandemic in early 2020 forced many governments to quarantine their citizens within their own homes over the course of the year - namely from the early to middle months of the year. This was then followed by a surge of domestic violence cases against women, most often by their own spouses. This problem seemed to be a global problem as it affected any countries regardless of how high or low they score in the Gender Development Index. This paper attempts to discuss the factors behind such a phenomenon and scrutinise what it represents through the lenses of gender theories. The paper will also analyse the studied countries’ governments’ approach to this issue. To that end, three countries from three different levels of GDI rankings are studied: Australia (ranked high), Indonesia (ranked medium) and India (ranked low). A brief explanation regarding this non-endemic issue will also be drawn from each countries’ individual variables.","PeriodicalId":263620,"journal":{"name":"Jurnal Sentris","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-12-13","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"128735896","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Jurnal SentrisPub Date : 2020-08-24DOI: 10.26593/sentris.v1i1.4192.40-52
J. A. G. Pinho
{"title":"The Eighth Sustainable Development Goal considering the economic system and its contradictions – A Critique","authors":"J. A. G. Pinho","doi":"10.26593/sentris.v1i1.4192.40-52","DOIUrl":"https://doi.org/10.26593/sentris.v1i1.4192.40-52","url":null,"abstract":"This article focuses on the eighth Sustainable Development Goal (SDG) for the global community, analysing its objectives and recommendations that are to be achieved by 2030 in the sectors of economic growth and employment. It is a critique of the SDG chosen, in light of the current economic system and its contradictions, taking into account the new factors of the decade, such as technology and the environmental crisis. Economic growth was present in every economic analysis in the past decade, but should it be the focus of the next? The current environmental concerns have forced the global community to rethink the way we look at economic growth and the system in general. The article will also explore the contradictions in employment and work while attempting to explain the problems of this sector. A special attention will be given to profit and the way it prevents the creation of decent jobs. The new possibilities of the green economy and the technological progress will be taken into account and developed. It will finish with a reflection on the economic system in general and the SDGs, while also proposing a solution to the problems of the next decades concerning the economic and employment sector.","PeriodicalId":263620,"journal":{"name":"Jurnal Sentris","volume":"25 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-08-24","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"122882694","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Jurnal SentrisPub Date : 2020-08-19DOI: 10.26593/sentris.v1i1.4172.125-138
N. Anjani
{"title":"Belt and Road Initiative: Catalyst for the Central Asian Integration?","authors":"N. Anjani","doi":"10.26593/sentris.v1i1.4172.125-138","DOIUrl":"https://doi.org/10.26593/sentris.v1i1.4172.125-138","url":null,"abstract":"Belt and Road Initiative (BRI) merupakan strategi pembangunan yang dikeluarkan oleh Pemerintah Tiongkok. BRI fokus membangun kerja sama dan konektivitas antara negara-negara di Eurasia. Asia Tengah merupakan salah satu kawasan yang dilewati oleh pembangunan BRI. Permasalahan ekonomi dan pembangunan menjadi alasan mengapa negara-negara ini antusias dengan adanya BRI. Namun, selain masalah ekonomi dan pembangunan, terdapat masalah lain seperti kurang baiknya hubungan antarnegara di kawasan. Pasca runtuhnya Uni Soviet, negara-negara di Asia Tengah mengalami gejolak sosial dan ekonomi. Politik isolasi pun dilakukan oleh negaranegara tersebut dengan anggapan bahwa hal tersebut merupakan cara terbaik untuk menghindari perluasan masalah terlepas dari keberadaan organisasi-organisasi kawasan di Asia Tengah. Penulis melihat terbatasnya integrasi regional sebagai salah satu alasan mengapa stabilitas kawasan di Asia Tengah sulit tercapai. Paper ini bertujuan untuk meneliti sejauh mana BRI mampu menjadi katalis bagi negara-negara Asia Tengah untuk meningkatkan kerja sama regional.","PeriodicalId":263620,"journal":{"name":"Jurnal Sentris","volume":"13 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-08-19","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"123706613","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}