{"title":"PERENCANAAN STUKTUR ATAS JEMBATAN KOMPOSIT DESA BOJONGLOA KEC.PAGELARAN KAB.CIANJUR","authors":"Salman Alfarisi, Tanjung Rahayu","doi":"10.35194/momen.v3i2.1202","DOIUrl":"https://doi.org/10.35194/momen.v3i2.1202","url":null,"abstract":"Jembatan adalah suatu konstruksi yang gunanya untuk meneruskan jalan melalui suatu rintangan yang berada lebih rendah. Rintangan ini biasanya jalan lain (jalan air atau jalan lalu lintas biasa). Adapun maksud dan tujuan dari proyek pembangunan Jembatan Desa Bojongloa Kecamatan Pagelaran Kabupaten Cianjur ini adalah sebagai jalan akses yang menghubungkan Desa Bojongloa dan Desa Kartaraharja untuk mempermudah akses bagi masyarakat. Dilakukan pergantian karena jembatan sebelumnya yang mengalami kerusakan pada pelat lantai menyebabkan tidak aman bagi masyarakat untuk melalui jembatan tersebut, dan sangat berbahaya bila diabaikan terlalu lama karena semakin lama lubangnya semakin membesar. Perencanaan ini berpedoman kepada RSNI-T 02-2005 tentang standar pembebanan untuk jembatan. Jembatan ini direncanakan dengan bentuk struktur komposit dengan panjang bentang 40 meter dengan pembagi pilar di tengah 20 meter dan lebar total 9 meter. Dalam perencanaan ini dimensi profil IWF yang digunakan adalah 800.300.16.30, dimensi profil diafragma IWF 175.175.7,5.11. Penghubung geser menggunakan paku stud diameter 16 mm 60 buah dengan jarak 170 mm dan 30 buah dengan jarak 340 mm. Penulangan pada trotoar 12-150 mm dan tulangan bagi ∅10-200 mm, tulangan pokok pada lantai kendaraan ∅16-90 mm dan tulangan bagi ∅14-130 mm untuk momen negatif, dan tulangan pokok pada lantai kendaraan ∅16-130 mm dan tulangan bagi ∅14-190 mm untuk momen positif, tebal pelat lantai 200 mm.Kata kunci: Jembatan, Komposit, Beton, Baja","PeriodicalId":246778,"journal":{"name":"JURNAL MOMEN TEKNIK SIPIL","volume":"7 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-01-23","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"114736579","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"KOMPARASI PERENCANAAN KONSTRUKSI SERTA RENCANA BIAYA PEMBANGUNAN GEDUNG KONSTRUKSI BETON DAN GEDUNG KONSTRUKSI BAJA KOMPOSIT","authors":"Eri Rihandiar, Muhammad Robby Indrawan","doi":"10.35194/momen.v3i1.1018","DOIUrl":"https://doi.org/10.35194/momen.v3i1.1018","url":null,"abstract":"Indonesia merupakan salah satu Negara yang berada di zona subduksi beberapa lempeng bumi, sehingga Indonesia merupakan salah satu Negara yang rawan terhadap bencana gempa bumi. Indonesia juga merupakan salah satu dari sekian banyak Negara berkembang yang sedang giat melakukan banyak pembangunan infrastruktur gedung dan jalan raya. Untuk infrastruktur gedung yang dibangunan secara bertingkat haruslah memenuhi persyaratan ketahanan terhadap gempa bumi yang mungkin terjadi selama umur layan gedung. Struktur baja profil memiliki kelebihan dalam keseragaman bentuk dan jaminan mutu yang lebih tinggi dibandingkan struktur beton bertulang, selain itu struktur baja profil memiliki kekuatan yang lebih daktail. Masa konstruksi yang singkat juga menjadi salah satu pertimbangan dari pemilihan struktur baja profil.Perbandingan dari penggunaan struktur baja dan struktur beton bertulang dikaji dalam Tugas Akhir ini. Fokus yang dikaji adalah perbandingan dimensi elemen struktur menggunakan struktur baja komposit dan dimensi elemen struktur menggunakan struktur beton bertulang. Setelah dimensi desain baru yang menggunakan struktur baja komposit didapatkan, kemudian dibandingkan biaya pekerjaan elemen struktur primer (pelat, balok anak, balok induk, kolom dan pondasi) berdasarkan desain baru yang menggunakan baja komposit dengan biaya pekerjaan elemen struktur primer yang menggunakan beton bertulang. Kata Kunci : zona subduksi, gempa bumi, beton bertulang, baja komposit, biaya","PeriodicalId":246778,"journal":{"name":"JURNAL MOMEN TEKNIK SIPIL","volume":"9 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-07-28","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"133080008","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN WAKTU PADA PROYEK PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR BTS ( BASE TRANSCEIVER STATION )","authors":"Wiratna Tri Nugraha, Angga Permana Natagara","doi":"10.35194/momen.v3i1.1019","DOIUrl":"https://doi.org/10.35194/momen.v3i1.1019","url":null,"abstract":"Perkembangan teknologi telekomunikasi tentunya berperan penting dalam sebuah negara berkembang, selain sebagai pendukung sumber informasi juga pendukung kegiatan ekonomi. Sejalan dengan hal ini menuntut pengadaan sarana infrastruktur konstruksi pendukungnya yaitu penopang antena sebagai media transmisi telekomunikasi lewat udara. Hal tersebut mengakibatkan permintaan pembangunan infrastruktur tower terus meningkat, maka tingkat kesulitan untuk mengelola dan menjalankan sebuah proyek semakin tinggi. Semakin tinggi tingkat kesulitannya maka semakin panjang durasi waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan proyek tersebut. Manajemen waktu diperlukan untuk peningkatan efisiensi dan efektivitas pengelolaan proyek, dengan memaksimalkan sumber daya yang tersedia untuk mencapai tujuan sebuah proyek yang memenuhi kriteria biaya, mutu dan waktu. Penelitian dilapangan dilakukan dengan metode observasi, yaitu pengamatan secara langsung dilapangan terhadap objek penulisan.Dari pengamatan dilapangan pada pekerjaan menara, dari sebelas tahapan yaitu Pekerjaan Persiapan Pekerjaan Tanah, Pekerjaan Pabrikasi, Pekerjaan Pondasi, Sortir Langsir Tower, Erection, Pekerjaan BTS, Pekerjan Pagar, Pekerjaan Access Road, Pekerjaan Mekanikal Elektrikal dan Pekerjaan Finishing didapatkan data bahwa pada pekerjaan tower (erection) merupakan tahapan yang menggunakan durasi waktu yang paling panjang yaitu selama 7 hari dan pada tahapan Pekerjaan Tanah berjalan pararel dengan pabrikasi sehingga dapat mengefisienkan waktu selama 4 hari. Pekerjaan pondasi dan pekerjaan sortir tower keduanya berjalan seiring sehingga dapat mengefisienkan waktu selama 4 hari. Dan Berdasarkan hasil tinjauan waktu penyelesaian pekerjaan, dapat diselesaikan lebih cepat 10 hari dimana waktu penyelesaian rencana 42 hari dapat diselesaikan selama 32 hari. Karena hal ini didukung oleh produktivitas tenaga kerja yang baik, ketersediaan material dan peralatan yang memadai, serta cuaca yang baik. Kata Kunci : Perencanaan,Pengendalian Proyek,Telekomunikasi,Civil Mechanical Electrical (CME), Tower , Erection","PeriodicalId":246778,"journal":{"name":"JURNAL MOMEN TEKNIK SIPIL","volume":"4 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-07-28","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"130519429","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"EVALUASI PELAT LANTAI BETON PRACETAK (PRECAST) KE PELAT LANTAI BETON KONVENSIONAL PADA GEDUNG RUSUNAWA SUKABUMI","authors":"Yudi Sekaryadi, Asep Hermawan","doi":"10.35194/momen.v3i1.1022","DOIUrl":"https://doi.org/10.35194/momen.v3i1.1022","url":null,"abstract":"Pelat beton bertulang merupakan bagian stuktur bangunan yang menahan permukaan (beban vertical),biasanya memiliki arah horizontal,dengan permukaan atas dan bawahnya sejajar.pelat dapat di tumpu oleh balok bertulang.dinding pasangan batu atau beton bertulang,batang batang stuktur baja,di tumpu secara langsung oleh kolom,atau tertumpu secara menerus oleh tanah.pelat dapat di tumpu biasanya pada dua sisi yang berlawanan saja.yang biasanya di sebut pelat satu arah,(one way).pelat juga dapat di tumpu pada ke empat sisi yang biasanya di sebut pelat dua arah (two way) pada kondisi ini beban lantai di pikul dalam kedua arah oleh ke empat balok pendukung seluruh panel.apabila perbandingan panel pelat lebih besar atau sama dengan 2 maka sebagian besar beban akan di tahan oleh pelat dalam arah pendek terhadap balok-balok penunjang dan sebagainya mengakibatkan di proleh aksi pelat satu arah,walaupun ke empat sisinya di beri tumpuan.Penelitian ini di tunjukan untuk meninjau pelat lantai yang menggunakan pelat lantai precast dengan pelat lantai konvensional .dari hasil Analisa pelat lantai yang mengunakan pelat precastlebih evesien dalam pelaksanaan pekerjaan sebuah gedung dan dari segi kekeuatan beton precast dan beton konvensional sama kuat Cuma proses pekerjaan lebih cepat dan evisien waktu pada saat pengerjaan pelat lantai di lapangan.Kata Kunci : evaluasi, pelat lantai, precast, beton","PeriodicalId":246778,"journal":{"name":"JURNAL MOMEN TEKNIK SIPIL","volume":"58 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-07-28","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"122728648","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"PERENCANAAN SISTEM DRAINASE JALAN RAYA (STUDI KASUS JALAN ARIA WIRATANUDATAR CIANJUR)","authors":"Eri Rihandiar, Muhammad Dikriyanto","doi":"10.35194/momen.v3i1.1021","DOIUrl":"https://doi.org/10.35194/momen.v3i1.1021","url":null,"abstract":"Banjir merupakan masalah yang mengganggu kelancarana aktivitas suatu kawasan. Oleh sebab itu diperlukan penanganan drainase secara tetap dan efisien pada kawasan tersebut, yang akan berdampak pada naiknya produktivitas ekonomi di kawasan yang terkena banjir.Ada beberapa kawasan di Kabupaten Cianjur yang merupakan daerah rawan banjir, salah satunya di ruas Jalan Aria Wiratanudatar Kab. Cianjur, daerah tersebut mengalami banjir apabila diguyur hujan sehingga air dari saluran drainase melimpas ke perkerasan jalan. Menurut hasil survei, banjir tersebut dialami karena faktor penyempitan dimensi saluran drainase, penyumbatan saluran, jadi saluran yang ada pun tidak mampu mengalirkan debit air dengan secepatnya ke pembuangan akhir. Maka dari itu tujuan penelitian ini akan merencanakan kembali dimensi saluran drainase dengan data curah hujan yang ada atau didapat dari instansi terkait, penelitian ini dimulai dari survei lapangan kemudian pengumpulan data dan pengolahan data sampai dengan perhitungan dimensi saluran baru dan merencakan sumur resapan sebagai alternatif lain daripada drainase.Lokasi yang ditinjau sepanjang 3,2 km, metode yang digunakan dalam penelitian ini untuk mencari intensitas curah hujan (I) yaitu distribusi Gumbel, dan untuk menghitung besarnya debit pengaliran (Q) menggunakan metode Rasional, dari hasil analisa yang dilakukan, saluran drainase pada lokasi yang ditinjau ruas jalan Aria Wiaratnudatar Kab. Cianjur yang dibagi menjadi 3 (tiga) bagian P1,P2, dan P3, melalui pengamatan dan penelitian perhitungan, Besarnya debit limpasan air yang mengalir dilokasi yang ditinjau dengan hasil perhitungan yaitu : P1 = 1,27 m³/detik, P2 = 1,17 m³/detik, P3 = 1,37 m³/detik.Kata Kunci : Saluran Drainase, Debit air, banjir, Data curah hujan, dan Sumur Resapan.","PeriodicalId":246778,"journal":{"name":"JURNAL MOMEN TEKNIK SIPIL","volume":"94 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-07-28","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"114884212","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"ANALISIS PONDASI TIANG PANCANG BREASTING DOLPHIN DAN MOORING DOLPHIN PADA DERMAGA TYPE JETTY","authors":"W. T. Nugraha, Yanda Pranoto","doi":"10.35194/momen.v3i1.1017","DOIUrl":"https://doi.org/10.35194/momen.v3i1.1017","url":null,"abstract":"Pelabuhan adalah daerah perairan yang terlindung terhadap gelombang, yang dilengkapi dengan fasilitas laut dan juga fasilitas darat, diantaranya dermaga.Bangunan dermaga terdiri dari beberapa bagian, diantaranya yaitu catwalk, fender, bollard, platform dan juga dolphin.Dolphin merupakan kontruksi utama dari dermaga.Dolphin adalah konstruksi yang digunakan untuk menahan benturan dan menambatkan kapal.Dolphin dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu dolphin penahan (breasting dolphin) dan juga dolphin penambat (mooring dolphin).Lokasi yang akan ditinjau yaitu dermaga dengan tipe jetty di daerah Tayan, Pontianak, Kalimantan barat. Pada dermaga tersebut kapal yang bersandar yaitu berkapasitas 5.000 DWT (Dead Weigh Tonase), sedangkan pada penelitian ini, akan direncanakan beban kapal yang bersandar yaitu 10.000 DWT. Dengan tujuan untuk mengetahui apakah dimensi dolphin penahan (breasting dolphin) dan dolphin penambat (mooring dolphin) serta diameter pondasi dan jumlah pondasi tiang maupun kedalaman yang ada masih mampu untuk melayani beban kapal dengan kapasitas 10.000 DWT (Dead Weigh Tonase). Adapun hasil dari analisis yang telah dilakukan maka di dapatkan hasil sebagai berikut:Kondisi eksisting di lapangan: kapal yang berlabuh berkapasitas 5.000 DWT, jumlah pondasi yang diperlukan yaitu 9 buah pondasi tiang pancang berdiameter 60 cm, dengan kedalaman 18 meter, dimensi dolphin yang digunakan yaitu memiliki ukuran panjang 4,5 meter, lebar 4,5 meter dan tebal 1,5 meter.Kondisi dari hasil penelitian: kapal yang berlabuh berkapasitas 10.000 DWT, jumlah pondasi yang diperlukan yaitu 12 buah pondasi tiang pancang berdiameter 60 cm, dengan kedalaman 24 meter, dimensi dolphin yang digunakan yaitu memiliki ukuran panjang 6,6 meter, lebar 4,8 meter dan tebal 1,5 meter. Kata kunci: pelabuhan, pondasi tiang pancang, dermaga, breasting dolphin danmooring dolphin.","PeriodicalId":246778,"journal":{"name":"JURNAL MOMEN TEKNIK SIPIL","volume":"6 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-07-28","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"121505870","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"EVALUASI KINERJA PROYEK PEMBANGUNAN RUANG PRAKTIK SISWA (RPS) SMK TERPADU AL-ITTIHAD PURABAYA KABUPATEN SUKABUMI","authors":"Nia Kartika, A. Maulana","doi":"10.35194/momen.v2i1.643","DOIUrl":"https://doi.org/10.35194/momen.v2i1.643","url":null,"abstract":"Proyek pembangunan Ruang Praktik Siswa (RPS) SMK Terpadu Al-Ittihad Purabaya Kabupaten Sukabumi yang sedang dilaksanakan mengalami keterlambatan ketika dilihat dari kurva-S antara rencana dan realisasi. Namun, secara rinci keterlambatan itu tidak bisa dirinci berdasarkan kinerja proyek masing-masing ketika hanya melihat dari barchart yang ada. Sehingga pemilik proyek membutuhkan analisis keterlambatannya dan perkiraan biaya dan waktu yang akan dihabiskan ke depannya sampai proyek pembangunannya selesai. Metode analisis pengendalian proyek ini menggunakan metode Earned Value. Informasi yang ditampilkan berupa indikator dalam bentuk kuantitatif, yang menampilkan informasi progres biaya dan jadwal proyek. Hasil penelitian pada akhir peninjauan di minggu ke–8 didapatkan indeks kinerja jadwal (SPI) sebesar 0,91 kurang dari satu dan varian jadwal (SV) bernilai negatif yaitu sebesar -Rp. 11.632.200,- yang berarti pelaksanaan proyek lebih lambat dari jadwal yang direncanakan. Nilai indeks kinerja biaya (CPI) sebesar 1,05 lebih dari satu dan nilai varian biaya (CV) bernilai positif sebesar Rp. 5.467.500,- berarti pengeluaran lebih kecil dari anggaran rencana dengan volume yang sama, artinya tidak terjadi kekurangan biaya sampai dengan minggu ke 8. Adapun perkiraan biaya penyelesaian proyek sebesar Rp. 249.831.173,-, dari biaya yang dianggarkan sebesar Rp. 261.416.000,-, sehingga tidak mengalami kerugian. Sedangkan untuk waktu penyelesaian akhir pekerjaan diramalkan selama 15,66 minggu, yang berarti waktu sedikit lebih lambat dari jadwal yang direncanakan selama 15 minggu. Maka perlu adanya peningkatan kinerja di minggu selanjutnya agar proyek dapat selesai sesuai waktu yang direncanakan. Faktor yang mempengaruhi peningkatan kinerja proyek adalah penambahan jam kerja dan tenaga kerja di lapangan, khusunya untuk pekerjaan atap, plafond lantai dan ME. Kata Kunci : Pengendalian proyek, Biaya dan Waktu, Earned Value.","PeriodicalId":246778,"journal":{"name":"JURNAL MOMEN TEKNIK SIPIL","volume":"27 26","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-07-09","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"132274573","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"PENENTUAN FUNGSI JARINGAN JALAN SISTEM SEKUNDER DI KAWASAN PERKOTAAN STUDI KASUS PERKOTAAN CIANJUR","authors":"I. Ilham","doi":"10.35194/momen.v2i1.641","DOIUrl":"https://doi.org/10.35194/momen.v2i1.641","url":null,"abstract":"Berdasarkan sifat dan pergerakan lalu lintasnya, fungsi jalan terdiri dari arteri, kolektor, lokal, dan lingkungan. Fungsi jalan ini terdapat berada pada sistem jaringan jalan primer dan sekunder Di wilayah kabupaten Cianjur terdapat jaringan jalan nasional sepanjang 212,45 km, terdiri dari jalan arteri primer sepanjang 47,48 km, dan jalan kolektor primer (Kolektor 1) sepanjang 164,97 km, jaringan jalan provinsi sepajang 137,85 km yang berfungsi sebagai jalan kolektor primer (kolektor 2) dan jalan kabupaten sepanjang lebih dari 1300 km. Jalan kabupaten tersebut terdiri dari jaringan jalan yang menghubungkan antar pusat-pusat kegiatan di wilayah kabupaten Cianjur dan juga berada di dalam kawasaan perkotaan.Berdasarkan data inventarisasi jaringn jalan pada Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kabupaten Cianjur, lebih dari 100 km panjang jalan tersebut terdapat kawasan perkotaan. Oleh sebab itu jaringan jalan yang berada kawasan perkotaan tersebut dipandang perlu untuk ditentukan fungsi dalam sistem jaringan jalan sekunder. Untuk studi kasus ini yang akan ditentukan fungsinya adalah ruas-ruas jalan yang berada di kawasan perkotaan CianjurKata Kunci: Klasifikasi fungsi jalan, system jaringan jalan, Arteri Primer, Kolektor Primer, Lokal Primer, Lingkungan Primer, Arteri Sekunder, Kolektor Srkunder, Lokal Sekunder, Lingkungan Sekunder.","PeriodicalId":246778,"journal":{"name":"JURNAL MOMEN TEKNIK SIPIL","volume":"13 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-07-09","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"122255184","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"ANALISA PERBANDINGAN KEPUASAN PENUMPANG ANGKUTAN UMUM DAN ANGKUTAN UMUM BERBASIS APLIKASI ( Studi Kasus : Masyarakat Kota Cianjur )","authors":"D. Setiawan","doi":"10.35194/momen.v2i1.645","DOIUrl":"https://doi.org/10.35194/momen.v2i1.645","url":null,"abstract":"Penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi kualitas pelayanan angkutan umum konvensional yang berupa angkutan kota dan angkutan umum berbasis aplikasi dengan sampel dari aplikasi Grabcar dikota Cianjur variabel yang digunakan yaitu keamanan, keselamatan, kenyamanan, ketrerjangkaun, kesetaraan, dan keteraturan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu dengan metode diagram kartesius matriks importance-performance yang terbagi dalam 4 kuadaran Hasil analisis meliputi empat saran berbeda berdasarkan ukuran tingkat kepentingan (importance) dan kualitas / kondisi ruang (performance), yang selanjutnya dapat dipergunakan sebagai dasar untuk menetapkan rekomendasi selanjutnya. Penerapan standar pelayanan minimal angkutan umum untuk angkutan kota belum cukup memuaskan responden penumpang angkutan umum dengan rata-rata skor untuk kinerja adalah 3,41 dan untuk rata-rata skor untuk tingkat harapan 2,72 dengan rata-rata tingkat kesusaian 80%. Dengan atribut yang penting bagi responden penumpang angkutan kota dikota Cianjur yang pelaksanaan dilapangan jauh dari rasa kepuasan responden, variabel tersebut adalah variabel kinerja mesin dan variabel kebersihan interior angkutan yang perlu ditingkatkan lagi segi pelayanannyaPenerapan standar pelayanan minimal angkutan umum online untuk angkutan online grabcar cukup memuaskan responden penumpang angkutan umum dengan rata-rata skor untuk kinerja adalah 3,89 dan untuk rata-rata skor untuk tingkat harapan 3,86 dengan rata-rata tingkat kesusaian 100 %. atribut yang penting bagi responden penumpang angkutan online grabcar dikota Cianjur yang pelaksanaan dilapangan jauh dari rasa kepuasan responden, variabel tersebut adalah tingkat tampilan fasilitas dan peralatan angkutan, tingkat kebersihan eksterior angkutan, dan tingkat kebersihan interior angkutan. Kata kunci : pelayanan angkutan umum, ipa, konvensional, online","PeriodicalId":246778,"journal":{"name":"JURNAL MOMEN TEKNIK SIPIL","volume":"67 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-07-09","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"123148432","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Pengaruh Geometrik dan Lingkungan Jalan Pada Kecelakaan Lalulintas di Jalan perkotaan","authors":"Eri Rihandiar","doi":"10.35194/momen.v2i1.646","DOIUrl":"https://doi.org/10.35194/momen.v2i1.646","url":null,"abstract":"Jalan perkotaan merupakan prasarana yang sangat penting dalam menunjang aktivitas sosial dan ekonomi penduduk perkotaan. Karena itu perlu diciptakan suatu sistem transportasi jalan perkotaan yang lancar, aman dan selamat. Pengenalan terhadap karakteristik geometrik dan lingkungan jalan yang diperkirakan berpengaruh terhadap kecelakaan lalulintas diharapkan dapat memberi kontribusi terhadap pengembangan desain geometrik dan lingkungan jalan yang berwawasan keselamatan. Pada studi ini dilakukan pengembangan model prediksi kecelakaan lalulintas yang dapat memperkirakan potensi keselamatan jalan. Beberapa variabel geometrik dan lingkungan jalan yang diperkirakan mendasari terjadinya kecelakaan lalulintas dikaji, dan kemudian dengan analisis regresi linier dikembangkan model yang menjelaskan hubungan terjadinya kecelakaan lalulintas sebagai fungsi dari variabel-variabel tersebut. Variabel geometrik dan lingkungan jalan yang dikaji meliputi panjang segmen, lebar jalan, jumlah simpang tanpa lampu lalulintas, volume lalulintas, median dan hambatan samping.Hasil penelitian menunjukan bahwa diantara variabel-variabel yang diteliti, variabel yang memiliki pengaruh yang cukup signifikan terhadap terjadinya kecelakaan lalulintas adalah volume lalulintas, lebar jalan dan jumlah simpang tanpa lampu lalulintas pada suatu segmen jalan. Semakin banyak jumlah simpang tanpa lampu lalulintas pada suatu segmen jalan, jumlah kecelakaan akan semakin meningkat. Pada jalan yang lebih lebar dan volume lalulintas lebih tinggi, kecelakaan lalulintas cenderung berkurang. Kata kunci: kecelakaan lalulintas, geometrik dan lingkungan jalan, model prediksi kecelakaan. ","PeriodicalId":246778,"journal":{"name":"JURNAL MOMEN TEKNIK SIPIL","volume":"41 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-07-09","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"115187598","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}