Avant GardePub Date : 2021-06-19DOI: 10.36080/ag.v9i1.1257
Sukma Alam
{"title":"Penggunaan Media Sosial Sebagai Alat Komunikasi Politik","authors":"Sukma Alam","doi":"10.36080/ag.v9i1.1257","DOIUrl":"https://doi.org/10.36080/ag.v9i1.1257","url":null,"abstract":"Berkembanganya teknologi komunikasi yang semakin canggih menjadi tantangan bagi partai politik dalam berkomunikasi. Media sosial menawarkan manfaat bagi partai politik untuk melakukan komunikasi politik ke publik yang lebih luas. Penelitian ini untuk mengetahui penggunaan media sosial sebagai komunikasi politik yang dilakukan DPW PSI Jakarta. Penelitian ini menggunakan studi kasus dengan observasi dan wawancara terhadap admin media sosial DPW PSI Jakarta dan Ketua DPW PSI Jakarta. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa penggunaan media sosial sebagai komunikasi politik yang dilakukan oleh DPW PSI Jakarta sangat membantu proses komunikasi politik seperti mempengaruhi publik, menyerap aspirasi, komunikasi dua arah dan pesan disampaikan lebih jelas dan efektif. \u0000 \u0000Kata kunci: Media Sosial, Komunikasi Politik, Partai Politik","PeriodicalId":241807,"journal":{"name":"Avant Garde","volume":"43 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-06-19","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"114249336","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Avant GardePub Date : 2021-06-19DOI: 10.36080/ag.v9i1.1304
Jennifer Riona, Nanang Krisdinanto
{"title":"Ketika Fans ‘Menikahi’ Idolanya: Studi Fenomenologi tentang Loyalitas Fandom BTS","authors":"Jennifer Riona, Nanang Krisdinanto","doi":"10.36080/ag.v9i1.1304","DOIUrl":"https://doi.org/10.36080/ag.v9i1.1304","url":null,"abstract":"This study focuses on the phenomenon of the fandom subculture, namely the behavior of members of the Surabaya Army (a group of fans of the K-Pop BTS group based in Surabaya), especially regarding loyalty to their idol group. This study uses a qualitative approach with a phenomenological method, in which the researcher allows BTS fans to actively interpret their loyalty through their intersubjective, namely their experience of being a fan. The data collection technique was carried out through in-depth interviews to obtain the meaning of loyalty that was told by the Surabaya Army from their own point of view. The results of this study indicate that loyalty to an idol is interpreted as an obligation that must be done sincerely in return for the struggle of his idol. Information technology has also made the relationship between Army Surabaya and its idol transcend real life, which can be seen from the fact that the idol is considered a virtual lover or husband. They have developed a special bond or relationship with their idol group that only themselves can feel. The results also showed that the Surabaya Army loyalty to BTS had reached a stage called The Marriage.","PeriodicalId":241807,"journal":{"name":"Avant Garde","volume":"43 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-06-19","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"128168621","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Avant GardePub Date : 2021-06-19DOI: 10.36080/ag.v9i1.1361
Viendra Salsabila Harahap, H. Hafiar, D. Sjoraida
{"title":"Personal Branding Vegan Influencer di Instagram","authors":"Viendra Salsabila Harahap, H. Hafiar, D. Sjoraida","doi":"10.36080/ag.v9i1.1361","DOIUrl":"https://doi.org/10.36080/ag.v9i1.1361","url":null,"abstract":"Indonesia adalah negara ke-16 terbaik untuk hidup dengan gaya hidup vegan. Walau begitu, jumlah penduduk vegan di Indonesia jumlahnya masih sedikit. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui pemaknaan vegan bagi vegan influencer, motif vegan influencer dalam membangun personal branding di Instagram, dan pengalaman komunikasi vegan influencer dalam membangun personal branding di Instgaram. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah Teori Fenomenologi Schutz dan Teori Interaksi Simbolik oleh George Herbert Mead. Penelitian ini menggunakan metode fenomenologi dan paradigma konstruktivisme. Hasil penelitian pada 10 informan menunjukkan bahwa vegan influencer memaknai vegan sebagai dan untuk kesehatan, lingkungan, etika, dan makanan. Motif vegan influencer dikategorikan menjadi 2 kategori, pertama because-motive dan in-order-to-motives. Pengalaman komunikasi vegan influencer dalam membangun personal branding di Instagram dibagi menjadi dua, yaitu pengalaman komunikasi saat awal menjadi vegan influencer di Instagram dan setelah menjadi vegan influencer di Instagram. Saran yang dapat diberikan dari penelitian ini vegan influencer diharapkan dapat lebih konsisten dalam membuat konten, memperbanyak konten mengenai vegan yang sederhana, lebih memahami dan sering menggunakan fitur-fitur Instagram, serta bagi penelitian selanjutnya diharapkan dapat mengembangkan penelitian mengenai vegan influencer dalam aspek influencer marketing.","PeriodicalId":241807,"journal":{"name":"Avant Garde","volume":"46 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-06-19","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"123164661","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Avant GardePub Date : 2021-06-19DOI: 10.36080/ag.v9i1.1242
Pundra Rengga Andhita
{"title":"Hierarki Pengaruh Dalam Pemberitaan Gibran Sebagai Kandidat Walikota Surakarta Di Solopos.com","authors":"Pundra Rengga Andhita","doi":"10.36080/ag.v9i1.1242","DOIUrl":"https://doi.org/10.36080/ag.v9i1.1242","url":null,"abstract":"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hierarki pengaruh dalam pemberitaan Gibran Rakabuming Raka sebagai calon kandidat walikota Surakarta di Solopos.com dilihat dari teori hierarki pengaruh media massa. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan menitikberatkan pengumpulan data melalui wawancara mendalam, observasi dan studi literasi. Metode analisis data menggunakan analisis interaktif Miles dan Huberman melalui tiga tahapan yaitu reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan triangulasi. Hasil penelitian menunjukkan, tingginya frekuensi pemberitaan pencalonan Gibran sebagai calon kandidat Walikota Surakarta di Solopos.com tidak menandakan dependensi Solopos.com terhadap Gibran. Terbitnya berita tersebut dipengaruhi berbagai faktor dari masing-masing level hierarki pengaruh. Pada level individu, nilai profesionalitas jurnalis lebih dominan dibandingkan faktor pilihan politik personal. Pada level rutinitas media justru memperlihatkan sebaliknya. Ada pengaruh rutinitas media terhadap pemberitaan Gibran, yakni, penerapan rapat redaksi dan gatekeeping, pengawasan konten berita berjenjang. Kedua aspek ini memegang peran sebagai quality control terhadap produk berita yang dihasilkan Solopos.com. Untuk level organisasi memperlihatkan tidak adanya faktor internal (owner atau jejaring media grup) dan eksternal (pengiklan atau kekuatan politik) yang memengaruhi pemberitaan Gibran. Ruang redaksi tidak terintervensi oleh elit media, pemilik atau pengiklan. Pada level ekstra media lebih menekankan pada adanya perhatian masyarakat terhadap Gibran yang menjadi pertimbangan utama bagi Solopos.com. Gibran dinilai memiliki news value tinggi. Adapun level ideologi lebih menekankan pada upaya Solopos.com dalam membangun ekosistem organisasi media yang mengedepankan kualitas produk jurnalistik aktual, kredibel, informatif, edukatif, solutif dan variatif.","PeriodicalId":241807,"journal":{"name":"Avant Garde","volume":"139 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-06-19","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"124620317","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Avant GardePub Date : 2021-06-19DOI: 10.36080/ag.v9i1.1285
Kholidil Amin
{"title":"Pengalaman Komunikasi dan Adopsi Teknologi Komunikasi dalam Menjalankan Organisasi Mahasiswa selama Pandemi Covid-19","authors":"Kholidil Amin","doi":"10.36080/ag.v9i1.1285","DOIUrl":"https://doi.org/10.36080/ag.v9i1.1285","url":null,"abstract":"Pandemi Covid-19 yang berlangsung lama mengharuskan organisasi untuk beradaptasi agar program kerja organisasinya dapat berjalan. Hal ini dialami oleh BEM FISIP Universitas Brawijaya 2020, yang menuntut pengurus untuk adaptif dengan situasi pandemi. Perubahan cara kerja organisasi terjadi dalam hal pelaksanaan program kerja, cara berkoordinasi, dan aktivitas-aktivitas keakraban antar anggota yang harus dilakukan secara daring. Adopsi teknologi komunikasi adalah salah satu solusi yang diterapkan oleh organisasi. Beberapa riset terdahulu menjelaskan situasi pandemi membuat individu mengalami pengalaman komunikasi masing-masing yang subjektif dalam merespon pandemi. Menggunakan paradigma interpretif dan metode fenomenologi, penelitian ini berupaya menjelaskan apa dan bagaimana pengalaman pengurus organisasi alami dalam menjalankan organisasinya selama pandemi Covid-19. Penelitian ini juga bertujuan untuk menjelaskan apa kendala yang dialami dan bagaimana mengatasi kendala di organisasinya selama pandemi Covid-19. Hasil penelitian mengungkapkan bahwa pengurus menganggap ada kekurangan dan kelebihan dalam menjalankan organisasinya selama pandemi. Penelitian ini juga menemukan bahwa pengurus mengalami kendala namun mereka memiliki solusi yang adaptif menghadapi pandemi. Temuan lainnya juga adalah ada perbedaan pengalaman dalam menjalankan aktivitas organisasi oleh pengurus yang menganggap dirinya introver dan ekstrover.","PeriodicalId":241807,"journal":{"name":"Avant Garde","volume":"25 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-06-19","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"124711431","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Avant GardePub Date : 2021-06-19DOI: 10.36080/ag.v9i1.1229
I. Pamungkas
{"title":"Komunikasi Dosen dengan Mahasiswa Kelompok Digital-natives di Perguruan Tinggi","authors":"I. Pamungkas","doi":"10.36080/ag.v9i1.1229","DOIUrl":"https://doi.org/10.36080/ag.v9i1.1229","url":null,"abstract":"The digital native generation is now exist in higher education as university students with their own identity or self-concept that has been formed with technology exposure since they born to the world. Undoubtedly, This condition present a gap between educators and students where each identity is formed according to their respective times. The purpose of this study is to understand the identity of the digital native generation as a basis for communicating with this group in the context of educational communication. It was conducted with library and Journals research approach related to Digital Native since the beginning of the term is used until its development to seek track record from the term of digital native utilization, critic and how they exist in higher education based on identity theory. Identity theory is used in this research by consideration that identity as communication product. The results show that the self-concept of the digital native generation is different from the previous generation, but this needs to be adjusted to the conditions of geographic or regional backgrounds which in fact have different technological exposure. The need for teachers' awareness that there is a new identity that is now present in the world of higher education with its identity. Knowing the digital native generation will help find strategies in appropriate learning communication in the delivery of teaching materials.","PeriodicalId":241807,"journal":{"name":"Avant Garde","volume":"57 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-06-19","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"114935605","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Avant GardePub Date : 2021-06-19DOI: 10.36080/ag.v9i1.1326
Rahajeng Puspito Sari
{"title":"Peran Media Komunikasi Digital Pada Pola Komunikasi Guru dan Murid","authors":"Rahajeng Puspito Sari","doi":"10.36080/ag.v9i1.1326","DOIUrl":"https://doi.org/10.36080/ag.v9i1.1326","url":null,"abstract":"Communication patterns between teachers and students were previously limited to classrooms. Harmony of communication between teachers and students is something that must be considered in order for learning activities to be more maximal and the objectives of learning can be achieved. The dissemination of learning information during this time often encounters obstacles due to limited communication space. The limitations of communication space make the dissemination of information ineffective and often miss communication. However, nowadays many communication technologies are designed to facilitate the dissemination of information. One of the technology products that people are interested in is the internet. Social media in this digital age can be easily accessed by the public through their smartphones by downloading the mobile application anytime and anywhere. But it turns out that there is a change in communication patterns between teachers and students with the use of digital media. The distance and pattern of formal communication becomes changed with the existence of this digital media. The distance and pattern of formal communication becomes changed with the existence of this digital media. This study uses theories and concepts related to digital media, communication patterns of teachers and students using qualitative methods. The research approach uses qualitative descriptive. The object of this study is the pattern of communication between teachers and students at SMK PGRI Prohibition in using digital communication media. The objectives of this are explained, namely: (1) Found and identified the role of digital media in communication patterns between teachers and students (2) Obtained forms of courtesy deviations due to communication using digital media (3) obtained communication patterns between teachers and students in conversations through WhatsApp group (4) National Publications or International publications (5) Publications in national and international journals (6) Can draft textbooks with ISBN.","PeriodicalId":241807,"journal":{"name":"Avant Garde","volume":"25 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-06-19","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"115487164","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Avant GardePub Date : 2020-12-18DOI: 10.36080/ag.v8i2.1180
Nabila Putri Aldira
{"title":"Motif Penggunaan Fitur Stories Highlight Instagram sebagai Memori Media bagi Generasi Milenial","authors":"Nabila Putri Aldira","doi":"10.36080/ag.v8i2.1180","DOIUrl":"https://doi.org/10.36080/ag.v8i2.1180","url":null,"abstract":"Evolusi teknologi informasi dan komunikasi membawa perubahan pada cara pandang masyarakat dalam memaknai sesuatu. Kehadiran media baru (digital) membuat media analog menjadi terkikis. Masyarakat modern sudah beralih pada penggunaan digital yang praktis dan dinamis. Bentuk komunikasi dan penyimpanan memori atau kenangan masa lalu pun turut berubah menjadi terdigitalisasi. Penelitian ini bertujuan untuk menggali dan mengeksplorasi motif penggunaan fitur stories highlight Instagram sebagai bentuk memori media bagi generasi milenial. Penelitian ini menggunakan teori fenomenologi Alfred Schutz, konsep media baru, Instagram dan konsep memori media. Dengan menggunakan paradigma interpretif, pendekatan kualitatif, metode penelitian fenomenologi dan desain penelitian deskriptif, penelitian ini menemukan hasil bahwa terdapat motif sebab (because-motives) dan motif agar (in-order-to motives). Hasil motif sebab (because-motives) penggunaan stories highlight Instagram bagi generasi milenial, disebabkan oleh mengikuti teman dan tren, karena memanfaatkan teknologi media baru, dan karena fitur stories highlight Instagram memiliki lebih banyak opsi yang menarik untuk menyampaikan pesan dan menyimpan memori daripada fitur lain. Terdapat pula hasil mengenai motif agar (in-order-to motives) pada penggunaan stories highlight Instagram bagi generasi milenial yaitu agar membentuk album digital yang terkonsep dan tersusun, agar dapat show off kepada orang lain, dan agar dapat bersyukur atas kejadian yang pernah terjadi di masa lalu. Serta terdapat pula hasil mengenai makna yang ditemukan dari penggunaan fitur stories highlight Instagram bagi generasi milenial yaitu sebagai album digital untuk menyimpan memori yang pernah terjadi di masa lalu. Kesimpulannya bahwa stories highlight Instagram bagi generasi milenial merupakan cara berkomunikasi melalui album digital sebagai pengantar pesan pada orang lain di era modern.","PeriodicalId":241807,"journal":{"name":"Avant Garde","volume":"24 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-12-18","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"125423260","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Avant GardePub Date : 2020-12-18DOI: 10.36080/ag.v8i2.1135
I. Sultan
{"title":"Efektifitas Penggunaan Fitur Instagram Dalam Meningkatkan Pertemanan Remaja SMA Negeri 1 Maros di Era Digital","authors":"I. Sultan","doi":"10.36080/ag.v8i2.1135","DOIUrl":"https://doi.org/10.36080/ag.v8i2.1135","url":null,"abstract":"Perkembangan teknologi media baru menghadirkan media sosial, khususnya Instagram untuk berbagi informasi dan pemenuhan kebutuhan pertemanan di kalangan remaja millenial. Trend Instagram meningkat setelah Facebook dipilih kalangan remaja millenial untuk meningkatkan pertemanan di dunia maya, melalui unggahan Foto, Arsip Cerita, Live Video, Explore, dan Sorotan. Penelitian ini menganalisis efektitiftas fitur Instagram dalam meningkatkan pertemanan remaja di era digital. Metode penelitian menggunakan kuantitatif deskriptif melalui survey kategori kalangan remaja millennial. Teknik penarikan informan secara non probability sampling menggunakan proporsional sampling. Penentuan sampel menggunakan Isaac dan Michael taraf kesalahan 5% dipilih sebanyak 67 responden. Teknik pengumpulan data melalui kuesioner dan studi kepustakaan yang relevan dengan penelitian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa efektitiftas fitur Instagram dalam meningkatkan pertemanan remaja di era digital, dominan pada Fitur Close Friends sebanyak 61.2%. Perbandingannya pada fitur-fitur Instagram lainnya, seperti Arsip Cerita, Explore, Live Video, dan Sorotan lebih minim meningkatkan efektifitas pertemanan di kalangan remaja. Fitur Close Friends dipilih dengan alasan penyingkapan diri, dan kenyamanan mengunggah Instagram Stories. Tingkat keterbukaan kategori tinggi karena faktor kedekatan (proksimity) memilih dan membagikan unggahan pada fitur ini. Fitur Close Friends lebih privasi bagi para pengguna Instagram karena kebebasan memilih teman dan mengupload unggahan berdasarkan keinginan.","PeriodicalId":241807,"journal":{"name":"Avant Garde","volume":"88 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-12-18","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"129971641","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Avant GardePub Date : 2020-12-18DOI: 10.36080/ag.v8i2.1158
A. Ahmad
{"title":"Media Sosial dan Tantangan Masa Depan Generasi Milenial","authors":"A. Ahmad","doi":"10.36080/ag.v8i2.1158","DOIUrl":"https://doi.org/10.36080/ag.v8i2.1158","url":null,"abstract":"Generasi milenial adalah sebuah generasi yang lahir antara tahun 1980an sampai sekarang. Generasi ini amat akrab dengan dunia teknologi berbasis digital. Penggunaan gadget merupakan bahagian dari lifestyle mereka. Pemanfaatan teknologi yang instan telah memudahkan beragam aktivitas generasi milenial ini. penggunaan media, khsusunya media sosial dikalangan generasi milenial sering menjadi perhatian dan sorotan dari beragam kalangan mulai dari kalangan eksekutif, legislatif, yudikatif, juga sejumlah elemen masyarakat seperti para guru, dosen, pemerhati pendidikan dan tentunya tidak ketinggalan para orang tua. Jumlah pengguna media sosial dikalangan milenial ini cukup besar yakni mencapai 93%, karena itu perlu dicermati bagaimana pemanfaatannya agar lebih bisa mengarah ke hal yang positif diantaranya untuk lebih mengoptimalkan sumber daya generasi milenial dalam ikhtiar perbaikan ekonomi bangsa dengan mengoptimalkan beragam industri kreatif berbasis online. Tulisan ini dilakukan dengan pendekatan Library Research dengan menggunakan teori media sosial dari Henry Jenkins yaitu teori Participatory Media Culture. Jenkins dalam teorinya menguraikan sejumlah pendekatan dan mekanisme yang dilakukan individu ataupun khalayak tertentu yang secara bersama-sama mengambil peran sebagai konsumen media sekaligus pula berperan sebagai produsen informasi tertentu dari media yang ada tersebut. Kajian ini diharapkan dapat memberi kontribusi bagi semua pemangku kepentingan yang ada.","PeriodicalId":241807,"journal":{"name":"Avant Garde","volume":"41 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-12-18","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"128468166","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}