{"title":"DESENTRALISASI PENDIDIKAN DI ERA OTONOMI DAERAH KONSEP, IMPLEMENTASI, DAN KENDALANYA","authors":"Hasbi Azis","doi":"10.46339/foramadiahi.v10i2.121","DOIUrl":"https://doi.org/10.46339/foramadiahi.v10i2.121","url":null,"abstract":"Desentralisasi pendidikan adalah pelimpahan kewenangan berupa pengaturan, pengurusan, pembinaan, pengawasan dan substansinya, kurikulum, mutu pembelajaran, kualifikasi guru, dan infrastruktur pada unit layanan pendidikan dari pemerintah pusat kepada pemerintah kabupaten/kota.Sasaran pengelolaannya mencakup 3 langkah strategis, yakni peningkatan pemerataan dan perluasan kesempatan untuk memperoleh pendidikan yang bermutu; pengembangan wawasan persaingan dan keunggulan bangsa; memperkuat keterkaitan pendidikan agar sepadan dengan kebutuhan pembangunan (link and match).Dalam implementasinyaterkendala beberapaproblema, terutama kurikulum, sumber daya manusia, dana, serta sarana-prasarana pendidikan. Keberhasilan desentralisasi pendidikan selain komitmen Pemda dalam pembinaan organisasi kelembagaan dan kordinasi, juga membutuhkan profesionalitas supervisor dalam melaksanakan pembinaan profesionalguru","PeriodicalId":241358,"journal":{"name":"Foramadiahi: Jurnal Kajian Pendidikan dan Keislaman","volume":"49 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-10-29","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"127288495","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"TEORI BELAJAR KONEKSIONISME DAN IMPLIKASINYA PADA PEMBELAJARAN ANAK USIA DINI","authors":"Nurfitri Sahidun, Fatmawati Umaternate","doi":"10.46339/foramadiahi.v10i1.110","DOIUrl":"https://doi.org/10.46339/foramadiahi.v10i1.110","url":null,"abstract":"Belajar merupakan perubahan tingka laku atau sikap dengan serangkaian kegiatan, membaca, memahami, mengamati, mendengar, meniru dan sebagainya. Dengan demikian belajar itu tidak semata-mata hanya bersifat verbalistik .Belajar merupakan suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingka laku yang secara keseluruhan, sebagai hasil penglaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Belajar itu merupakan perubahan tingka laku atau sikap dengan serangkaian kegiatan, membaca, memahami, mengamati, mendengar, meniru dan sebagainya. Dengan demikian belajar itu tidak semata-mata hanya bersifat verbalistik .Belajar merupakan suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingka laku yang secara keseluruhan, sebagai hasil penglaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.","PeriodicalId":241358,"journal":{"name":"Foramadiahi: Jurnal Kajian Pendidikan dan Keislaman","volume":"118 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-10-29","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"122876496","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"PERSEPSI KONSEPTUALITAS PERAKITAN BUTIR SOAL","authors":"Musa Marengke","doi":"10.46339/foramadiahi.v10i2.122","DOIUrl":"https://doi.org/10.46339/foramadiahi.v10i2.122","url":null,"abstract":"Tes pengembangan pada dasarnya harus membuat dua keputusan, yaitu apa yang diukur dan bagaimana mengukurnya. Perakitan item yang berkaitan dengan keputusan kedua. Jika seorang guru bekerja berdasarkan item spesifikasi, maka dengan sendirinya struktur dan format gandum harus ditetapkan. Tetapi jika guru tidak berdasarkan spesifikasi item, perlu untuk menetapkan format jika item yang harus diikuti sebelum butir mulai menulis tahap. Di sinilah keahlian dan ketelitian yang dibutuhkan guru. Guru perlu mengetahui prosedur mengumpulkan barang, baik secara konseptual maupun teknis-operasional. Secara konseptual, tahapan masalah perakitan telah menawarkan ide tentang bagaimana mengukur tingkat kesulitan, tingkat daya yang berbeda, tentang validitas dan reliabilitas. Prosedur ini perlu dianalisis dalam esai ini dengan menganalisis konsep-konsep tentang teori item. Hal ini dapat dianalisis dengan kacamata-deskriptif kualitatif dan kuantitatif-matematis. Pikiran bermaksud menganalisis masalah dan menetapkan posisi materi pada setiap kriteria. Masalah yang memenuhi syarat salah satunya dapat diukur dari elemen representasi dari semua kompetensi prikomotoriknya. Selain itu, pertanyaan harus valid dan dapat dipercaya, yang memiliki tingkat validitas dan reliabilitas tertentu. Makalah ini bertujuan untuk memeriksa prosedur perakitan Anda dalam masalah persepsi konseptualitas. Maka artikel ini akan memeriksa item dalam persepsi penggunaan item, masalah kualitas dan langkah-langkah perakitan dan analisis.","PeriodicalId":241358,"journal":{"name":"Foramadiahi: Jurnal Kajian Pendidikan dan Keislaman","volume":"108 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-10-29","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"133658854","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"PERASIONALISASI PEGADAIAN SYARIAH PADA PEGADAIAN SYARIAH TERNATE UNIT BASTIONG SEBAGAI LEMBAGA KEUANGAN NON BANK","authors":"Noho Ulidamn","doi":"10.46339/foramadiahi.v10i1.115","DOIUrl":"https://doi.org/10.46339/foramadiahi.v10i1.115","url":null,"abstract":"Lembaga-lembaga Bisnis menjamur dimana-mana, bahkan sebagian besar lembaga bisnis memakai sistem syariah.Perkembangan produk-produk berbasis Syariah kian marak di Indonesia tidak terkecuali Pegadaian. Perum Pegadaian mengeluarkan prosuk berbasis syariah yang disebut dengan Pegadaian Syariah. Produk berbasis Syariah memiliki karakteristik tidak memungut bunga dalam berbagai bentuk, karena riba menetapkan uang sebagai alat tukar, bukan sebagai komuditas yang diperdagangkan. Pada prinsipnya, dalam sistem keuangan Islam, lembaga-lembaga keuangan non-bank yang diperlukan memiliki peran yang hampir sama. Perbedaan terletak pada prinsip dan mekanisme operasionalnya. Dengan penghapusan prinsip bunga, baik dalam mekanisme investasi langsung ataupun tak langsung dan pasar uang antar bank, praktek sistem bebas bunga (bagi hasil) akan lebih muda untuk diterapkan secara integral. Oleh karena itu, untuk mewadahi kepentingan masyarakat yang belum tersalurkan oleh jasa perbankan Islam. Maka telah dibentuk beberapa institusi keuangan non-bank dengan prinsip yang dibenarkan oleh Syariah Islam. Pegadaian adalah lembaga yang adapat memberikan pinjaman pembiayaan pada siapapun yang butuh, sedang dipihak lain Pegadaian tidak diperkenankan menghimpun dana masyarakat, seperti tabungan dan deposito ","PeriodicalId":241358,"journal":{"name":"Foramadiahi: Jurnal Kajian Pendidikan dan Keislaman","volume":"2016 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-10-29","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"121328603","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"BINT AL-SYATHI’DAN METODE PENAFSIRANNYA (Studi Atas Kitab Tafsir al-Bayani Li al-Qurán al-Karim)","authors":"M. Wardah","doi":"10.46339/foramadiahi.v10i2.124","DOIUrl":"https://doi.org/10.46339/foramadiahi.v10i2.124","url":null,"abstract":"Abstrak: Bint al-Syathi’ adalah salah seorang mufassir wanita kontemporer yang berhasil mengukuhkan dirinya lantaran studinya mengenai sastra dan tafsir Al-Qur’an. Ia termasuk penulis yang produktif dan telah melahirkan beberapa tulisan dalam berbagai tema. Dalam bidang kajian tafsir tersebut telah memjadi perbincangan hangat di kalangan pengkaji tafsir modern dan dari kitab tafsirnya itu juga, dapat dilihat gambaran tentang metode dan sikapnya sebagai seorang mufassir wanita kontemporer dalam menafsirkan ayat-ayat Al-Qur’an.","PeriodicalId":241358,"journal":{"name":"Foramadiahi: Jurnal Kajian Pendidikan dan Keislaman","volume":"81 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-10-29","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"121882646","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"PENINGKATAN KINERJA GURUDI SEKOLAH","authors":"Usman Ilyas","doi":"10.46339/foramadiahi.v10i1.111","DOIUrl":"https://doi.org/10.46339/foramadiahi.v10i1.111","url":null,"abstract":"Kinerja guru adalah aktifitas yang dilakukan sebagai suatu kewajiban yang telah ditetapkan dalam aturan pendidikan, aktivitas tersebut mengarah pada program kerja yang harus diselesaikan, ada empat ranah yang dapat memberikan, konstribusi bagi kinerja guru yang sukses, yaitu: persiapan danprosedur mengajar, menajemen kelas; pengetahuan materi pelajaran dan persiapan akademik; karakteristik personal dan tanggung jawab profesional Meningkatkan kinerja guru melalui persiapan proses pembelajaran yang meliputi penetapan tujuan pembelajaran, perumusan rencana pembelajaran (RP). Penggunaan metode mengajar yang tepat, mampu mengelola kelas, peningkatan mutu lulusan sangat tergantung pada kemampuan guru dalam mengelola proses pembelajaran dan kegiatan tambahan siswa.","PeriodicalId":241358,"journal":{"name":"Foramadiahi: Jurnal Kajian Pendidikan dan Keislaman","volume":"19 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-10-29","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"122805465","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"KECERDASAN EMOSI DAN AGAMA PADA ANAK USIA DINI","authors":"Nursin Sapil, Fatmawati Umaternate","doi":"10.46339/foramadiahi.v10i2.126","DOIUrl":"https://doi.org/10.46339/foramadiahi.v10i2.126","url":null,"abstract":"Perkembangan emosional bagi anak merupakan sesuatu yang penting bahkan lebih penting dari sekedar kognitif. Para pakar telah meyakini bahwa IQ( kecerdasan otak ) ternyata hanya memberi kontribusi 20% sedangkan yang lainnya, adalah termasuk kecerdasan emosional ( EQ ). Menurut Goleman, kecerdasan intelektual tidak dapat bekerja dengan sebaik-baiknya tanpa kecerdasan Emosional. Pada anak usia Dini ( O sampai 6 tahun ) atau disebut usia emas, anak-anak belajar dengan perasaannya dan hatinya atau emosinya. Salah satu potensi bawaan yang diberikan sang pencipta adalah kepercayaannya..Mengapa emosi anak berbeda-beda ? Menurut Hawari, perbedaan tersebut dipengaruhi oleh sikap, cara kepribadian orang tua dalam mengasuh dan mendidik anaknya. Menurut prespektif islam, perbedaan tersebut di sebabkan oleh factor genetic, lingkungan, latar belakang pendidikan yang berbeda yang mempengaruhi pola asuh orang tua pada anak. Meskipun berbeda, namun terdapat persamaannya, yakni terangsangnya emosi setiap anak apabila di berikan stimulus. Oleh karena itu, dalam rangka mencerdaskan anak, maka diperlukan pemberian stimulus yang disesuaikan dengan perkembangan emosi anak.","PeriodicalId":241358,"journal":{"name":"Foramadiahi: Jurnal Kajian Pendidikan dan Keislaman","volume":"105 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-10-29","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"131152383","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"MANAJEMEN BEBASIS KINERJA DALAM PENINGKATAN PELAYANAN PENDIDIKAN YANG BERMUTU","authors":"Ramli Yusuf, Ali Rahim","doi":"10.46339/foramadiahi.v10i2.123","DOIUrl":"https://doi.org/10.46339/foramadiahi.v10i2.123","url":null,"abstract":"Manajemen berbasis kinerja dalam pendidikan membutuhkan proses pelayanan public yang bermutu dan memuaskan. Maka sebagai aparatur penyelenggara Negara terutama instansi teknis terkait yang memiliki kewenangan dalam menangani institusi pendidikan termasuk guru dituntut agar mampu bekerja secara professional berdasarkan prosedur terstandar atau SOP (standar operating procedure) dengan mengedepankan mutu pelayanan prima dan kepuasan konsumen. Sebab selama ini salah satu elemen penting yang menunjukan kelemahan tatakelola pendidikan adalah buruknya kinerja pelayanan public mengakibatkan mutu hasil lulusan sangat rendah dan tidak kompetitive.Kinerja lembaga pendidikan itu produktif atau tidak juga sangat tergantung pula pada aspek perilaku sikap, motivasi, perhatian dan budaya kerja baik sebagai individu maupun tim di dalam lingkup organisasi. Hal ini berarti bahwa factor perilaku amat mempengaruhi tinggi-rendahnya capaian kinerja bagi setiap lembaga pendidikan","PeriodicalId":241358,"journal":{"name":"Foramadiahi: Jurnal Kajian Pendidikan dan Keislaman","volume":"15 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-10-29","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"116800807","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"MEMBANGKITKAN KREATIVITAS SISWA PADA MATEMATIKA MELALUI PEMBELAJARAN KREATIF","authors":"Asri Ode Samura","doi":"10.46339/foramadiahi.v10i1.116","DOIUrl":"https://doi.org/10.46339/foramadiahi.v10i1.116","url":null,"abstract":"Berpikir diasumsikan sebagai proses kognitif yaitu suatu aktivitas mental yang dapat menekankan penalaran untuk memperoleh pengetahuan. Proses berpikir merupakan suatu jenis perilaku dimana memerlukan keterlibatan aktif pemikir. Dengan berpikir kita dapat membangun atau membangkitkan pengetahuan, penalaran, serta proses yang lebih tinggi seperti mempertimbangkan. Berpikir kreatif adalah aktivitas mental yang terkait terhadap masalah, mempertimbangkan informasi baru dan ide-ide yang tidak biasanya dengan suatu pikiran terbuka, serta dapat membuat hubungan dalam menyelesaikan suatu masalah.ciri-ciri orng yang berpikir kreatif yang dapat dihubungkan dengan kognisi dapat dilihat dari kemampuan berpikir lancer, keterampilan berpikir luwes, keterampilan berpikir orisinal, keterampilan elaborasi, dan keterampilan menilai. Ada dua factor yang mempengaruhi kreativitas meliputi inkubasi dan factor social. Pembelajaran kreatif suatu model yang dikembangkan dengan mengacu kepada teori pembelajaranyang diasumsikan dapat meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar. Teori dan pendekatan tersebut antara lain belajar aktif, belajar kreatif, pendekatan kostruktif, serta belajar kolaboratif dan kooperatif. Berpikir kreatif matematik sebagai kemampuan menemukan dan menyelesaikan masalah matematika yang meliputi komponen-komponen: kelancaran, fleksibilitas, elaborasi dan keaslian. Pengajuan masalah yang menuntut siswa dalam pemecahan masalah sering digunakan dalam penilaian kreativitas matematik.","PeriodicalId":241358,"journal":{"name":"Foramadiahi: Jurnal Kajian Pendidikan dan Keislaman","volume":"4 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-10-29","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"129227723","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"PEREMPUAN: MENCERMATI EKSISTENSI DAN AKTUALISASI PERANNYA","authors":"Marwa Marwa","doi":"10.46339/foramadiahi.v10i2.127","DOIUrl":"https://doi.org/10.46339/foramadiahi.v10i2.127","url":null,"abstract":"Abstrak: Kaum perempuan menjadi objek yang tak henti-hentinya menarik untuk diwacanakan. Apakah kaum perempuan itu memang memiliki sisi yang selalu menarik dibandingkan kaum lelaki, ataukah karena kaum perempuan dalam rentang sejarah masih saja terpinggirkan sehingga harus selalu ada upaya untuk terus mengangkat serta mencermati eksistensi dan aktualisasi perannya, agar tidak lagi selalu dianggap sebagai manusia dalam ranah wilayah domestik yang selalu ditempatkan pada posisi the second line atau the second class. Kemelaratan dan ketersingkiran kaum perempuan dalam percaturan dunia, terutama dalam hubungannya dengan kaum lelaki, merupakan akibat nyata dari sebuah pemahaman teologi yang keliru, dan lebih jauh mengakibatkan peran kaum perempuan menjadi tereliminasi dalam aktualisasinya di ruang-ruang publik. Padahal semestinya, setiap penafsiran yang ada, harus merujuk kepada kesetaraan bahwa kaum lelaki dan kaum perempuan keduanya adalah makhluk Tuhan yang meskipun secara fisik (fisically) berbeda, namun pada tataran peranan (role) keduanya tetap diparameteri sebagai hamba Allah yang indikasinya adalah ketaqwaan masing-masing tanpa melihat jenis kelaminnya. ","PeriodicalId":241358,"journal":{"name":"Foramadiahi: Jurnal Kajian Pendidikan dan Keislaman","volume":"84 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-10-29","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"123934748","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}