{"title":"PENINGKATAN MINAT ANAK MENGKONSUMSI MAKANAN TINGGI PROTEIN MELALUI PROGRAM “KREASI PANGAN LOKAL” DALAM UPAYA PENCEGAHAN STUNTING","authors":"Nurfitri, Muh. Hatta, Renaldi M, Jufri","doi":"10.51171/jgs.v3i2.389","DOIUrl":"https://doi.org/10.51171/jgs.v3i2.389","url":null,"abstract":"Latar belakang: Pengurangan stunting pada anak merupakan tujuan pertama dari enam tujuan dalam target gizi global untuk tahun 2025. Prevalensi stunting secara global pada tahun 2022 pada semua anak yang berusia kurang dari 5 tahun berkisar 22.3% Prevalensi stunting pada anak di Indonesia masih tetap tinggi selama satu dekade terakhir, dan pada tingkat nasional adalah sekitar 37%. Edukasi dan pemilihan pangan yang tepat sangat diperlukan untuk memenuhi kebutuhan gizi anak pada masa ini guna mencegah terjadinya stunting. Tujuan: kreasi pakan lokal untuk meningkatkan minat anak mengonsumsi makanan tinggi protein dalam upaya pencegahan stunting Metode: yang digunakan pada program kreasi makanan lokal yaitu metode demonstrasi pembuatan makanan berupa puding daun kelor, bubur jagung manis, bakso ikan tenggiri dan puding kacang hijau. Hasil: kegiatan yaitu kreasi pangan lokal dilakukan di empat wilayah kerja puskesmas tamalatea kabupaten jeneponto, demonstrasi kreasi pangan lokal meliputi pembuatan makanan berupa puding daun kelor, bubur jagung manis, bakso ikan tenggiri dan puding kacang hijau yang dihadiri oleh para kader, ibu hamil dan ibu yang memiliki bayi dan balita. Kreasi bentuk makanan sangat efektif untuk meningkatkan pemahaman gizi seimbang anak. Bekal kreasi membentuk makanan yang terdiri menu-menu dengan gizi yang seimbang, akan menambah pengetahuan dan pemahaman anak, sehingga anak akan lebih senang memakan makanan sehat serta menghindari makanan yang dapat berdampak buruk bagi kesehatan. Selain itu, implementasi pengenalan gizi seimbang melalui kreasi bentuk makanan menunjukkan dampak baik pada perkembangan dan pertumbuhan anak Kesimpulan: Para kader dan ibu berpartisipasi aktif dalam pembuatan kreasi pangan lokal ini dan menjadi lebih sadar akan manfaat pangan lokal untuk diolah makanan untuk meningkatkan minat anak mengonsumsi makanan tinggi protein dalam upaya pencegahan stunting.","PeriodicalId":201958,"journal":{"name":"Jurnal Pengabdian Masyarakat Gerakan Aksi Sehat (GESIT)","volume":"12 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-08-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"139347167","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Suarni, Kamariana, Esse Puji Pawenrusi, Marice Popla
{"title":"EDUKASI KANDUNGAN GIZI BAHAN PANGAN LOKAL UNTUK MEMBUAT MPASI DI DUSUN TOMPO BALANG, DESA JOMBE, KEC.TURATEA, KAB. JENEPONTO","authors":"Suarni, Kamariana, Esse Puji Pawenrusi, Marice Popla","doi":"10.51171/jgs.v3i2.385","DOIUrl":"https://doi.org/10.51171/jgs.v3i2.385","url":null,"abstract":"Latar Belakang; Stunting adalah kondisi gagal tumbuh dan berkembang yang dialami oleh anak. MP ASI adalah makanan yang diberikan kepada bayi sejak usianya 6 bulan sebagai pelengkap ASI. Pembuatan MP ASI dapat menggunakan bahan pangan local yang dihasilkan dari hasil pertanian keluarga karena lebih murah dari segi biaya. Olehnya itu Ibu perlu diberikan edukasi tentang pengolahan dan kandungan gizi pangan local yang dapat digunakan dalam pembuatan MP ASI. Tujuan; Tujuan kegiatan pengabdian masyarakat ini adalah untuk memberikan pengetahuan dan pemahaman ibu tentang pentingnya MPASI, dan cara pembuatan MPASI yang tepat, murah, dan bergizi berbasis pangan lokal untuk mencegah terjadinya stunting pada anak. Metode; Metode yang digunakan dalam kegiatan ini adalah metode penyuluhan, yang diberikan kepada 16 orang ibu di dusun Tompobalang, desa Jombe. Sebelum kegiatan ibu diberikan pre test, kemudian ibu diberikan edukasi tentang MP ASI dan pemanfaatan pangan lokal dalam membuat MP ASI. Setelah penyuluhan, dilakukan evaluasi post-tes. Hasil; Evaluasi pre test menunjukkan ibu dengan pengetahuan cukup sebanyak 14 0rang (75 %) dan ibu dengan pengetahuan baik sebanyak 4 orang (25 %). Setelah penyuluhan dilakukan terjadi peningkatan pengetahuan dan pemahaman ibu yaitu ibu dengan pengetahuan baik sebanyak 14 orang (85 %) dan ibu dengan pengetahuan kurang 2 orang (15 %). Simpulan; Edukasi tentang MP ASI dan pengolahan MP ASI dari bahan local perlu dilakukan secara rutin untuk menambah pengetahuan ibu dalam memilih dan memanfaatkan bahan pangan local yang tepat dalam menyiap kan MP ASI yang bergizi bagi anak.","PeriodicalId":201958,"journal":{"name":"Jurnal Pengabdian Masyarakat Gerakan Aksi Sehat (GESIT)","volume":"14 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-08-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"139347493","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
C. Dewi, Andi Arnoli, Andi Ayumar, Fadilah Putriana
{"title":"PENYULUHAN PENCEGAHAN STUNTING (PENTING) SEBAGAI UPAYA UNTUK MENURUNKAN KEJADIAN STUNTING DI KELURAHAN PABIRINGA","authors":"C. Dewi, Andi Arnoli, Andi Ayumar, Fadilah Putriana","doi":"10.51171/jgs.v3i2.391","DOIUrl":"https://doi.org/10.51171/jgs.v3i2.391","url":null,"abstract":"Latar belakang: Stunting merupakan bentuk kekurangan gizi yang diakibatkan karena efek jangka panjang karena konsumsi yang tidak mendukung perkembangan tubuh dan menyebabkan anak menderita penyakit infeksi. Indonesia termasuk dalam negara yang memberikan kontribusi masalah gizi dunia sebesar 90%. Masalah gizi yang terjadi dapat menyebabkan rendahnya kualitas pendidikan, tingginya angka absensi dan tingginya angka putus sekolah. Sulawesi Selatan yang dikenal dengan lumbung pangan justru memiliki angka stunting yang lebih tinggi dari angka nasional dan cenderung meningkat setiap periode. Tujuan: Untuk memberikan pengetahuan kepada ibu hamil dan ibu yang memiliki balita tentang pencegahan stunting (penting) sebagai upaya untuk menurunkan kejadian stunting di Kelurahan Pabiringa, Kecamatan Binamu, Kabupaten Jeneponto. Metode: Ceramah dengan memberikan penjelasan tentang bagaimana stunting yang kemudian dibagi menjadi beberapa tahapan, yakni tahap persiapan, pelaksanaan, dan evaluasi. Proses persiapan dimulai dengan membentuk tim pelaksana kegiatan, melakukan koordinasi dengan pemerintah setempat, pelaksanaan dengan pemberian kuesioner pre posttest, dan pemberian penyuluhan dengan metode ceramah interaktif. Jumlah responden yang mengikuti penyuluhan sebesar 20 orang. Hasil: Menunjukkan bahwa terjadi peningkatan pengetahuan ibu setelah mengikuti penyuluhan pencegahan stunting sebesar 60% yang ditunjukkan dengan meningkatnya pemahaman terhadap pengetahuan dengan kategori cukup dari 15% menjadi 75%. Kesimpulan: Penyuluhan dapat memberikan kontribusi positif terhadap peningkatan pengetahuan ibu terhadap pencegahan stunting sebagai langkah nyata untuk mendukung perubahan kebiasaan dalam mengoptimalkan pencegahan stunting. Saran, diperlukan pemberian informasi yang lebih masif, edukasi tentang makanan yang dapat meningkatkan status gizi anak dan ibu hamil, serta kolaborasi lintas sektor.","PeriodicalId":201958,"journal":{"name":"Jurnal Pengabdian Masyarakat Gerakan Aksi Sehat (GESIT)","volume":"56 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-08-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"139347502","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"EDUKASI STUNTING DAN PEMBUATAN PUDING DAUN KELOR PADA IBU BADUTA DAN IBU HAMIL","authors":"Sri Syatriani, Hardianti, Wahyu Suciati","doi":"10.51171/jgs.v3i2.386","DOIUrl":"https://doi.org/10.51171/jgs.v3i2.386","url":null,"abstract":"Latar belakang: Stunting diakibatkan karena kurangnya asupan zat gizi maupun penyakit infeksi yang berlangsung kronis. Salah satu upaya dalam pencegahan Stunting adalah dengan pemanfaatan tanaman lokal sebagai bahan pangan. Tanaman Kelor (Moringa Oleifera) merupakan salah satu bahan pangan yang banyak ditemukan termasuk di desa Tanammawang dan memiliki sejuta manfaat untuk kesehatan. Upaya penanggulangan stunting di Provinsi Sulawesi Selatan belum mencapai target penurunan stunting. Anak yang kekurangan asupan gizi akan berdampak pada keterlambatan pertumbuhan dan perkembangan otak, tulang, dan gangguan emosi. Tujuan: Kegiatan pengabdian ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan ibu tentang stunting dan upaya pencegahannya melalui edukasi dan praktek pembuatan olahan daun kelor dengan pudding. Metode: Kegiatan pengabdian yang dilakukan adalah edukasi tentang pencegahan stunting dan pembuatan pudding daun kelor pada ibu baduta. yang dilakukan di Desa Tanammawang Dusun Sarroanging 1 Kecamatan Bontoramba Kabupaten Jenepoonto Sulawesi Selatan. Hasil: Kegiatan ini dilakukan di Dusun Sarroanging 1 Desa Tanammawang adalah kegiatan edukasi, cara pembuatan, dan pembagian pudding daun kelor dengan sasaran objek kegiatan ini adalah ibu dan anak baduta dan balita. Kegiatan ini dihadiri 16 ibu beserta baduta dan balita. Kesimpulan: Kegiatan edukasi, cara pembuatan, dan pembagian pudding daun kelor dengan sasaran objek kegiatan ini adalah ibu, anak baduta dan ibu hamil. Setelah pelaksanaan sosialisasi pada kegiatan pengabdian masyarakat maka terjadi peningkatan pemahaman dan pengetahuan ibu baduta dan ibu hamil tentang manfaat daun kelor untuk pencegahan stunting pencegahan stunting dengan perbaikan gizi untuk baduta dan ibu hamil serta peningkatan keterampilan ibu baduta dan ibu hamil membuat pudding daun kelor.","PeriodicalId":201958,"journal":{"name":"Jurnal Pengabdian Masyarakat Gerakan Aksi Sehat (GESIT)","volume":"152 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-08-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"139347194","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"EDUKASI GENERASI BERENCANA (GenRe) DALAM MENGATASI PERNIKAHAN DINI DI DESA BULUSUKA KECAMATAN BONTORAMBA KABUPATEN JENEPONTO","authors":"Ilham Syam, Andi Wahyuni, Ayu Annisa","doi":"10.51171/jgs.v3i2.387","DOIUrl":"https://doi.org/10.51171/jgs.v3i2.387","url":null,"abstract":"Latar belakang: Remaja Indonesia masih belum merencanakan kehidupan berkeluarga dengan baik, karena masih banyaknya perilaku remaja yang tidak sehat dan tingginya persentase remaja putri yang menikah. Di Desa Bulusuka juga banyak dijumpai remaja yang belum mempunyai rencana hidup dan yang terjadi remaja tersebut menikah pada usia dini. Usia ideal untuk menikah adalah 21 tahun bagi perempuan dan 25 tahun bagi laki-laki. Tujuan: Untuk mengetahui karakteristik dan pengetahuan Remaja Mts Babul Rajab Bulusuka tentang generasi berencana. Metode: Tahap pertama memberikan angket Pra kepada remaja putri, tahap kedua memberikan program pendidikan generasi berencana dalam mempersiapkan keluarga berencana dan sejahtera bagi remaja dan tahap ketiga memberikan angket Post kepada remaja putri. Hasil: Berdasarkan hasil Pra terdapat 13 orang (76,4%) yang berpengetahuan baik dan terdapat 4 orang (23,6%) yang berpengetahuan kurang, sedangkan berdasarkan hasil post terdapat 17 orang (100%) yang berpengetahuan baik. Kesimpulan: Faktor yang mempengaruhi pernikahan dini adalah sosial ekonomi, budaya yang telah melekat erat selama beberapa generasi, pendidikan dan pekerjaan. Pernikahan terjadi karena kurangnya pengetahuan tentang kesehatan reproduksi remaja dan kuatnya keyakinan agama masing-masing mengenai hukum pernikahan.","PeriodicalId":201958,"journal":{"name":"Jurnal Pengabdian Masyarakat Gerakan Aksi Sehat (GESIT)","volume":"23 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-08-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"139347208","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Esse Puji Pawenrusi, Kamariana, Suarni, Andi Indah Fajrina, Viralin Abas
{"title":"EDUKASI DAN GERAKAN MAKAN IKAN DENGAN OLAHAN BAKSO UNTUK MENCEGAH STUNTING DI DESA BULULOE KABUPATEN JENEPONTO","authors":"Esse Puji Pawenrusi, Kamariana, Suarni, Andi Indah Fajrina, Viralin Abas","doi":"10.51171/jgs.v3i2.388","DOIUrl":"https://doi.org/10.51171/jgs.v3i2.388","url":null,"abstract":"Latar belakang: Gerakan makan ikan merupakan salah satu upaya dalam meningkatkan konsumsi ikan Indonesia. Konsumsi ikan dengan kandungan protein merupakan upaya untuk pencegahan stunting. Tujuan: kegiatan ini bertujuan untuk memberikan edukasi terkait pentingnya konsumsi ikan dan Gerakan makan ikan dengan olahan bakso dalam upaya pencegahan stunting. Metode: kegiatan berupa pemberian edukasi melalui penyuluhan pada ibu yang memiliki anak usia sekolah Dasar dan pemberian olahan bakso berbahan dasar ikan sebanyak 14 ibu di Desa Bululoe kabupaten Jeneponto. Hasil: menunjukkan terjadi peningkatan pengetahuan ibu setelah diberikan penyuluhan. usia anak mulai diberi makan ikan paling banyak kategori usia 1-3 tahun sebanyak 6 orang (43%), Sebagian besar ibu tidak pernah mengolah ikan dalam bentuk camilan sebanyak 12 orang (85.7%), anak yang tidak gemar makan ikan Sebagian besar disebabkan karena tidak suka baunya dan tidak suka rasanya masing-masing 5 orang (35.7%) dan semua responden dan anak menyukai rasa olahan bakso dari ikan (100%). Kesimpulan: Terjadi peningkatan pengetahuan setelah pemberian edukasi berupa penyuluhan, serta semua menyukai olahan bakso berbahan dasar ikan.","PeriodicalId":201958,"journal":{"name":"Jurnal Pengabdian Masyarakat Gerakan Aksi Sehat (GESIT)","volume":"100 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-08-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"139347668","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"PENERAPAN POTATO (PROGRAM KEGIATAN TANAMAN OBAT KELUARGA) DI AREA PUSKESMAS BELAWA","authors":"Andi Tilka Muftiah Ridjal, Suarni, Musliyati","doi":"10.51171/jgs.v3i2.384","DOIUrl":"https://doi.org/10.51171/jgs.v3i2.384","url":null,"abstract":"Latar belakang: Tanaman Obat Keluarga (TOGA) adalah tanaman hasil budidaya rumahan yang berkhasiat sebagai obat. TOGA pada hakekatnya adalah sebidang tanah, baik di halaman rumah, kebun ataupun ladang yang digunakan untuk membudidayakan tanaman yang berkhasiat sebagai obat dalam rangka memenuhi keperluan keluarga akan obat-obatan. Tujuan: kegiatan ini bertujuan untuk mensosialisasikan dan memberikan contoh pada instansi-instansi lain (kantor camat, pemadam kebakaran, dan koramil) dan kelompok masyarakat dalam bentuk kegiatan penanaman TOGA di area Puskesmas Belawa. Metode: Metode Service Learning (SL) diterapkan dalam kegiatan pengabdian masyarakat ini, yakni metode pembelajaran yang memberikan penekanan pada aspek praktis dengan mengacu pada konsep Experiental Learning, yaitu penerapan pengetahuan perkuliahan dan interaksi di masyarakat untuk memecahkan masalah. Hasil: Hasil kegiatan ini ditunjukkan dengan tertanamnya TOGA di area Puskesmas Belawa, sehingga setiap pengunjung puskesmas dapat tersosialisasikan dan memanfaatkan TOGA. Kesimpulan: Adanya pusat TOGA dapat mendorong masyarakat untuk mencontoh dan memanfaatkan tanaman tersebut sebagai upaya dalam meningkatkan kesehatan dan melestarikan lingkungan hidup.","PeriodicalId":201958,"journal":{"name":"Jurnal Pengabdian Masyarakat Gerakan Aksi Sehat (GESIT)","volume":"11 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-08-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"139347704","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Aminullah, Nurleli, Esse Puji Pawenrusi, Nur Alfiana Damayanti
{"title":"PEMBERIAN MP-ASI PADA USIA 6 BULAN MELALUI PENYULUHAN DI POSYANDU SARROANGING DESA BONTORAPPO","authors":"Aminullah, Nurleli, Esse Puji Pawenrusi, Nur Alfiana Damayanti","doi":"10.51171/jgs.v3i2.383","DOIUrl":"https://doi.org/10.51171/jgs.v3i2.383","url":null,"abstract":"Latar belakang: Makanan Tambahan ASI (MP-ASI) adalah makanan yang mudah dicerna untuk bayi. MP-ASI yang diberikan harus memberikan nutrisi tambahan untuk memenuhi kebutuhan nutrisi bayi yang sedang tumbuh. Meskipun ASI merupakan makanan terbaik untuk bayi, bayi yang berusia di atas 6 bulan membutuhkan lebih banyak vitamin, mineral, protein, dan karbohidrat. Tujuan: Untuk mengetahui pemahaman terkait pemberian MP-ASI pada usia 6 bulan. Metode: Metode dari pengabdian masyarakat ini yaitu metode penyuluhan berupa pemaparan materi ceramah dan menggunakan kuesioner yang di berikan kepada ibu yang memiliki balita, sebanyak 15 orang dengan menggunakan Media lembaran kuesioner dan brosur Hasil: Edukasi terdapat tingkat pengetahuan ibu yang masih kurang sebanyak 9 orang (60%) sedangkan yang memiliki pengetahuan baik sebanyak 4 orang (40 %). Maka penyuluhan tentang pemberian MP-ASI kepada ibu sangat penting dilakukan dan setelah dilakukan penyuluhan tersebut maka didapatkan hasil pengetahuan ibu yang masih kurang sebanyak 4 orang (26,7%) sedangkan ibu yang memiliki peningkatan pengetahuan yang baik sebanyak 11 orang (73,3%). Maka dapat disimpulkan adanya peningkatan pengetahuan yang didapat ibu setelah penyuluhan tentang pemberian MP- ASI. Kesimpulan: Pengabdian masyarakat ini secara keseluruhan sangat efektif, sehingga diperoleh peningkatan pengetahuan sesudah dilakukan penyuluhan tentang pemberian MPASI pada bayi.","PeriodicalId":201958,"journal":{"name":"Jurnal Pengabdian Masyarakat Gerakan Aksi Sehat (GESIT)","volume":"161 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-08-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"139347522","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"PENGUATAN SISTEM KEWASPADAAN DNI BENCANA BANJIR DI DUSUN SAPANANG DAN DUSUN SAPIRI DESA SAPANANG KECAMATAN BINAMU KABUPATEN JENEPONTO","authors":"Ilham Syam, Sri Syatriani, Andi Sri Devi Saputri","doi":"10.51171/B.V2I1.255","DOIUrl":"https://doi.org/10.51171/B.V2I1.255","url":null,"abstract":"Banjir adalah peristiwa terbenamnya daratan oleh air. Peristiwa banjir timbul jika air menggenangi daratan yang biasanya kering. Banjir pada umumnya disebabkan oleh air sungai yang meluap ke lingkungan sekitarnya sebagai akibat curah hujan yang tinggi. Kekuatan banjir mampu merusak rumah dan menyapu fondasinya. \u0000 Hujan yang turun di sebagian besar wilayah Indonesia Misalnya di Sulawesi Selatan Kab jeneponto sejak Desember 2018 sampai Februari 2019 telah menimbulkan kejadian banjir di banyak tempat seperti Kec Binamu, Kec Turatea dan di Kec kelara yang merusak rumah warga sebanyak 438 rumah, sebanyak 15 jembatan ambruk yang diperkirakan kerugian material mencapai 200 miliar.. Salah satu wilayah Jeneponto mengalami banjir parah adalah di Kec Binamu Tepatnya di desa Sapanang. Banjir dijumpai pada tanggul sungai yang dibuka di rumbia akibat terjangan air dan kemudian menggenangi areal pertanian, rumah penduduk, jaringan jalan, fasilitas social, dll. Mengingat tinggi dan lamanya genangan air serta dampak yang ditimbulkan maka beberapa kawasan banjir tersebut berada dalam status bahaya III, siaga atau bahkan darurat banjir. bencana banjir di Jeneponto tepatnya Di Desa Sapanang Di dusun Sapanang menewaskan sekitar 11 orang dan 1 belum ditemukan dan menghancurkan 155 bangunan dan 30 rumah rusak parah. Penelitian bertujuan untuk mengetahui pemahaman masyarakat terkait sistim kewaspadaan dini pada saat terjadi bencana. \u0000Metode yang digunakan dengan melakukan assement ke dusun dusun yang terdampak banjir,kemudian memberikan kuisioner serta melakukan advokasi ke kepalada desa. \u0000Hasil penelitian menunjukan sebanyak 80 responden (100%) menjawab tidak ada sistem kewaspadaan dini, tidak ada jalur evakuasi, tidak ada pelatihan pertolongan pertama pada saat bencana di desa Sappanang \u0000Simpulan Setelah dilakukan advokasi diharapkan pemerintah setempat khususnya pihak desa memberikan anggaran desa untuk pelatihan Tanggap darurat bencana pada penduduk desa setempat khususnya karang taruna serta bekerjasama dengan BPBD setempat untuk membuat tanda dan jalur evakuasi.","PeriodicalId":201958,"journal":{"name":"Jurnal Pengabdian Masyarakat Gerakan Aksi Sehat (GESIT)","volume":"33 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-03-20","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"129150180","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
C. Dewi, A. Wahyuni, Marisna Eka Yulianita, Muti Sahida, Jufri, Ruslan
{"title":"NGOPIKA: SINERGIS DALAM BERMUAMALAH DAN BERKARYA YANG AMAN DI MASA PANDEMI COVID-19","authors":"C. Dewi, A. Wahyuni, Marisna Eka Yulianita, Muti Sahida, Jufri, Ruslan","doi":"10.51171/B.V2I1.266","DOIUrl":"https://doi.org/10.51171/B.V2I1.266","url":null,"abstract":"Infeksi virus Corona di seluuh dunia yang menyebar secara luas dan berbanding lurus dengan jumlah angka insiden dan mortalitas pada masyarakat diberbagai negara termasuk Indonesia. Hal ini disebabkan karena penyebaran virus mengikuti mobilisasi manusia. Sehingga seluruh negara melakukan pembatasan pergerakan warga sebagai upaya untuk menekan laju penyebaran COVID-19. Namun disisi lain, manusia sebagai makhluk sosial membutuhkan interaksi (muamalah) untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan edukasi kepada masyarakat mengenai sinergi dalam bermuamalah dan berkarya yang aman di masa pandemic COVID-19. \u0000Edukasi ini memberikan penguatan pemahaman masyarakat mengenai kegiatan bermuamalah (berinteraksi) selama pandemic COVID-19 menjadi hal yang bisa tetap dilaksanakan guna mendukung produktivitas masyarakat dalam menghasilkan karya dan menopang kebutuhan hidup mereka dengan syarat tetap mematuhi protokol kesehatan sesuai dengan anjuran pemerintah. Proses kegiatan ini disertai dengan antusiasme peserta dalam menerima dan memberikan tanggapan terhadap materi yang diberikan. \u0000Kegiatan ngopika (ngobrol perkara ilmu kesehatan): sinergi dalam bermuamalah dan berkarya yang aman di masa pandemi COVID-19 menjadi salah satu langkah efektif guna menyampaikan informasi mengenai COVID-19 dan memberikan solusi pada masyarakat tentang bagaimana cara yang tepat dalam berinteraksi antar sesama dengan mematuhi instruksi pemerintah untuk melakukan Gerakan 3M dalam rangka mencegah penyebaran COVID-19.","PeriodicalId":201958,"journal":{"name":"Jurnal Pengabdian Masyarakat Gerakan Aksi Sehat (GESIT)","volume":"15 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-03-20","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"130529155","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}