{"title":"IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN UCING SUMPUT UNTUK PEMBENTUKAN KARAKTER KEMANDIRIAN DALAM PEMBELAJARAN IPS","authors":"Sendi Fauzi Giwangsa, Pupung Rahayu Novianti","doi":"10.17509/eh.v11i2.13042","DOIUrl":"https://doi.org/10.17509/eh.v11i2.13042","url":null,"abstract":"Penelitian ini dilatarbelakangi oleh masih rendahnya penanaman karakter dalam pembelajran IPS. Hal ini ditandai dengan banyaknya permasalahan siswa seperti mencontek, tidak percaya diri dan kurang terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran. Hal ini dikarenakan pembelajaran IPS identik dengan pembelajaran yang mebosankan dan tidak menyenangkan bagi siswa. Oleh karena itu peneliti melakukan penelitian implementasi model ucing sumput untuk menanamkan karakter kemandirian dalam pembelelajaran IPS. Tujuan penelitian ini untuk mendeskripsikan penanaman karakter kemandirian dengan mengunakan model ucing sumput dalam pembelajaran IPS. Subjek penelitian ini yaitu siswa kelas V SDN Pasirhuni Metode yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Berdasarkan hasil analisis, penggunaan model pembelajaran ucing sumput dapat menanamkan karakter kemandirian. Hal ini dapat dilihat dalam persentase kemunculan indicator kemandirian setelah menggunakan model ucing sumput dalam pembelajaran IPS. Kemunculan indikator percaya diri mencapai 81%, kemunculan indicator bekerja sendiri mencapai 76% dan kemunculan indicator mengambil keputusan sendiri mencapai 79%. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran ucing sumput dapat membentuk karakter kemandirian siswa.Kata Kunci: Model Ucing sumput, Kemandirian","PeriodicalId":198873,"journal":{"name":"EduHumaniora | Jurnal Pendidikan Dasar Kampus Cibiru","volume":"50 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-09-22","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"124832424","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"MODEL PEDAGOGIK MULTILITERASI DALAM MENGEMBANGKAN KETERAMPILAN BERPIKIR ABAD KE-21","authors":"Pupun Nuryani, Yunus Abidin, Y. Herlambang","doi":"10.17509/eh.v11i2.18821","DOIUrl":"https://doi.org/10.17509/eh.v11i2.18821","url":null,"abstract":"Masalah dalam penelitian ini adalah rendahnya kemampuan dan keterampilan berpikir insan-insan pendidikan Indonesia abad ke-21, khususnya ketermapilan berpikir berpikir kritis dan problem solving. Hal tersebut disebabkan oleh beberapa faktor, salah satu faktor utama ialah, pembelajaran yang belum diorientasikan pada pengembangan keterampilan berpikir abad ke-21 dan masih hanya berfokus pada pencapaian pengetahuan secara parsial-tekstual dan bukan pada pemahaman secara integratif-kontekstual terhadap pengetahuan yang dipelajari. Sejalan dengan hal tersebut, diperlukan upaya meningkatkan keterampilan berpikir insan-insan pendidikan Indonesia. Upaya tersebut harus diawali dengan merekayasa model pendidikan yang tepat guna dan tepat sasaran, salah satunya ialah Pedagogik Multiliterasi. Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan metode penelitian campuran tipe eksploratori. Subjek penelitian ini adalah siswa sekolah dasar di seluruh wilayah Indonesia yang akan dipilih secara purposif. Data Penelitian akan dikumpulkan dengan menggunakan multiinstrumen Data hasil penelitian akan diolah dengan menggunakan teknik pengolahan data kualitatif dan teknik pengolahan data kuantitatif dengan uji statistika. Hasil penelitian ini membuktikan bahwa implementasi model pedagogik multiliterasi telah terbukti lebih baik dalam meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan problem solving siswa jika dibandingkan dengan model terlangsung yang biasanya digunakan di sekolah. Hal ini menandakan bahwa model pedagogik multiliterasi lebih mampu meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan problem solving siswa pada jenjang sekolah dasar secara efektif pada berbagai bidang kajian yang diajarkan dibandingkan dengan model terlangsung yang biasanya digunakan di sekolah dasar.","PeriodicalId":198873,"journal":{"name":"EduHumaniora | Jurnal Pendidikan Dasar Kampus Cibiru","volume":"111 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-09-22","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"121348823","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"MANFAAT MOTIVASI BELAJAR BERBASIS KEARIFAN LOKAL G12","authors":"Z. Zaitun","doi":"10.17509/EH.V11I1.12388","DOIUrl":"https://doi.org/10.17509/EH.V11I1.12388","url":null,"abstract":"Abstract: Learning is an obligation as well as a spiritual need of human. Especially in the global era that all sophisticated has given various consequences and influence both positive and negative. The positive value must provide good for learners but the negative value with a series of moral decadence cases such as cheating in learning activities, plagiarism, lazy, immoral, free sex, deteriorating of polite values need to be handled by the return to a moral formation which oriented in motivation. This paper offers the motivation to learn based on the local wisdom of G12 as a motivator to learn because motivation and encouragement become something important in improving the learning effort in achieving the expected goals. The purpose of this paper was to foster and improve the motivation to learn based on local wisdom G12 as well as preserve the G12 and explore the values of motivation contained therein. The method used was descriptive qualitative with content analysis as well as Peirce's semiotics where collected primary and secondary data, then described, analyzed, and so found the result and conclusion that the benefits of learning motivation based on G12 include: fostering religious values in the students, moral formation, increase the spirit of learning, enrichment of learning for educators, educators as role models in learning and inheritance of local wisdom values.Keywords: the benefits of learning motivation, local wisdom, G12 Abstrak: Belajar merupakan kewajiban sekaligus kebutuhan rohani manusia. Apalagi di era global yang serba canggih telah memberikan berbagai konsekuensi serta pengaruh baik itu positif maupun negative. Nilai positif pastinya memberikan kebaikan bagi peserta didik namun nilai negative dengan serentetan kasus dekadensi moral seperti mencontek dalam aktivitas pembelajaran, plagiat,malas,asusila, free sex,pudarnya nilai sopan santun perlu ditangani dengan kembali pada pembinaan akhlak berorientasi pada motivasi. Tulisan ini menawarkan motivasi belajar berbasis kearifan local G12 sebagai pendorong dan penggerak untuk belajar karena motivasi dan dorongan menjadi sesuatu yang penting dalam meningkatkan usaha belajar dalam mencapai tujuan yang diharapkan. Tujuan tulisan ini adalah untuk menumbuhkan serta meningkatkan motivasi belajar berbasis kearifan local G12 sekaligus melestarikan G12 serta menggali nilai-nilai bermuatan motivasi yang ada didalamnya. Metode yang digunakan adalah deskriptif kualitatatif dengan dengan anaisis isi dan semiotic Pierce dimana dikumpulkan data primer dan skunder,selanjutnya di deskripsikan, dianalisis dan sehingga ditemukan hasil dan kesimpulan bahwa manfaat motivasi belajar berbasis G12 antara lain : menumbuhkan nilai religious dalam diri peserta didik, pembinaan akhlak mulia, meningkatkan semangat belajar, pengayaan pembelajaran bagi pendidik, pendidik sebagai role model dalam pembelajaran dan pewarisan nilai-nilai kearifan local..Kata kunci: Manfaat motivasi belajar, kearifan lokal, G1","PeriodicalId":198873,"journal":{"name":"EduHumaniora | Jurnal Pendidikan Dasar Kampus Cibiru","volume":"36 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-01-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"125378002","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"PEMAHAMAN GURU TENTANG PENDEKATAN SAINTIFIK DAN IMPLIKASINYA DALAM PENERAPAN PEMBELAJARAN DI SEKOLAH DASAR","authors":"D. Rostika, Prihantini Prihantini","doi":"10.17509/EH.V11I1.14443","DOIUrl":"https://doi.org/10.17509/EH.V11I1.14443","url":null,"abstract":"Abstract:. Implementation of the 2013 Curriculum essentially sets out three main things, namely the application of integrated thematic learning, the use of scientific approaches to learning, and authentic assessment. Some of the results of previous research on the implementation of the 2013 Curriculum, among others, found that teachers were less able to utilize learning resources from the surrounding environment and teachers tended to maintain conventional teaching habits. For this reason, through this study, researchers want to describe how teachers understand scientific approaches; how the teacher exposes the learning implementation plan; how the teacher applies the scientific approach to learning, and whether there is a contribution between the understanding of the scientific approach to the application of learning carried out by the teacher. The research method used is the Mixed Method Research model 'Embedded Design'. The results obtained from this study can be concluded that: (1) In general, teachers have understood the scientific approach, but have not understood how to implement this approach in learning in elementary schools; (2) Learning Implementation Plans (RPP) made by the teacher have not described learning activities oriented to the scientific approach; (3) Implementation of the implementation of learning carried out by the teacher has not reflected the application of the scientific approach; (4) Understanding the scientific approach contributes 10% to the implementation of learning. Therefore, being able to apply a scientific approach is not only determined by understanding, but it requires the efforts of teachers to always seek other knowledge that can add to and improve self-efficacy Keyword: scientific approach, thinking skills and scientific work, Mixed method research embedded models Abstrak: Implementasi Kurikulum 2013 pada intinya menetapkan tiga hal utama, yaitu penerapan pembelajaran tematik terpadu, penggunaan pendekatan saintifik dalam pembelajaran, dan penilaian autentik. Beberapa hasil penelitian terdahulu tentang implementasi Kurikulum 2013, antara lain ditemukan bahwa guru kurang mampu memanfaatkan sumber-sumber belajar dari alam sekitar dan guru cenderung mempertahankan kebiasaan mengajar konvensional. Untuk itu melalui penelitian ini, peneliti ingin mendeskripsikan bagaimana pemahaman guru terhadap pendekatan saintifik; bagaimana guru membuar rencana pelaksanaan pembelajaran; bagaimana guru menerapkan pendekatan saintifik dalam pembelajaran, dan apakah ada kontribusi antara pemahaman pendekatan saintifik terhadap penerapan pembelajaran yang dilaksanakan guru. Metode penelitian yang digunakan adalah Mixed Method Research model ‘Embedded Design’. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa: (1) Pada umumnya guru telah memahami pendekatan saintifik, tetapi belum memahami cara mengimplementasikan pendekatan tersebut dalam pembelajaran di Sekolah Dasar; (2) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ya","PeriodicalId":198873,"journal":{"name":"EduHumaniora | Jurnal Pendidikan Dasar Kampus Cibiru","volume":"22 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-01-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"127663300","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
I. Rengganis, Teguh Ibrahim, M. Darmayanti, Winda Marlina Juwita
{"title":"MENGGUGAT FENOMENA EKSPLOITASI IKAN HIU DENGAN PENDEKATAN LITERASI KRITIS DI SEKOLAH DASAR","authors":"I. Rengganis, Teguh Ibrahim, M. Darmayanti, Winda Marlina Juwita","doi":"10.17509/EH.V11I1.14179","DOIUrl":"https://doi.org/10.17509/EH.V11I1.14179","url":null,"abstract":"Abstract: The purpose of this study is to provide an understanding of how critical literacy-based learning practices can be implemented in elementary schools by raising the issue of exploitation of nature. The practice of critical literacy-based learning in this study uses an educational model with problems whose philosophical basis derives from the critical pedagogic of Paulo Freire. The concept of education seeks to deal with humans on problematic phenomena that disturb the balance of life to be addressed critically. The phenomenon that will be sued is \"massive exploitation of shark fins by humans\". The research method used is qualitative with an auto-ethnographic narrative approach which aims to chronologically describe the experiences of researchers when implementing critical literacy-based learning in elementary schools. The results showed that critical literacy learning using education with problems can be implemented through three stages, namely 1) pre-reading (problematization), 2) reading stage (critical discourse discussions), and 3) post-reading stage (social action) transformative). The implication of critical literacy based learning is the rise of critical awareness of students characterized by several indicators, namely: 1) students are able to name and decipher the core of the problem of exploitation of nature and its causal relationship with greedy and vile human nature; 2) students are able to create illustrated images that represent ideal situations that should occur; 3) students are able to write critical arguments that represent suggestions, criticisms, and hopes for fishermen to be able to maintain marine ecosystems by not exploiting sharks. This research has the significance of enriching pedagogical literacy science, especially critical literacy-based learning in elementary schools.Keywords: Critical Pedagogic, Critical Literacy, Nature Exploitation, Illustration Figure. Abstrak: Tujuan dari penelitian ini adalah memberikan pemahaman tentang bagaimana praktik pembelajaran berbasis literasi kritis dapat diimplemantisakan di sekolah dasar dengan mengangkat isu eksploitasi alam. Praktik pembelajaran berbasis literasi kritis pada penelitian ini menggunakan model pendidikan hadap masalah yang dasar filosofisnya berasal dari pedagogik kritis Paulo Freire. Konsep pendidikan ini mengupayakan penghadapan manusia pada fenomena problematik yang menganggu keseimbangan kehidupan untuk disikapi secara kritis. Fenomena yang akan digugat adalah “eksploitasi sirip ikan hiu secara masif oleh manusia”. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif dengan pendekatan naratif type auto-etnografi yang bertujuan untuk menceritakan secara kronologis pengalaman peneliti ketika mengimplementasikan pembelajaran berbasis literasi kritis di sekolah dasar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran literasi kritis dengan menggunakan pendidikan hadap masalah dapat diimplementasikan melalui tiga tahap yaitu 1) tahap pra-baca (problematisasi), 2) t","PeriodicalId":198873,"journal":{"name":"EduHumaniora | Jurnal Pendidikan Dasar Kampus Cibiru","volume":"9 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-01-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"130974289","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"PENGEMBANGAN MEDIA BERBASIS TEKNOLOGI AUGMENTED REALITY BERMUATAN WAWASAN KEBANGSAAN PADA TOKOH KEPAHLAWANAN","authors":"Eliya Rochmah, Erna Labudasari, N. Amalia","doi":"10.17509/EH.V11I1.11489","DOIUrl":"https://doi.org/10.17509/EH.V11I1.11489","url":null,"abstract":"Abstract:. This study is to know how a media plan of augmented reality-based which contains nationality knowledge in studying the national heroes. The method of this study was research and developement (R&D with was applied four instruments, they are questionnaires for experts in media, lesson, then teachers and students’ responses in term of applying the media. While the subject of this study which became its trial was thirty 5th students of SDN Kangrgraksan, Kota Cirebon. The result shows that the media plan was developed thorugh some steps, they are potential and problem, collecting data, designing product, validating design, revising design, and testing the product. The validation result of the media was obtained 94.4% which is categorized very appropriate and the validation lesson of expert was gained that the lesson is categorized valid. Besides that, the students’ responses toward it ware 83.3% said very agree and others 16.7% agree and teachers’ responses toward it were 73.3% and it was categorized good. Keyword: Augmented Reality, Nationality Knowledge, National Heroes Abstrak: Tujuan penelitian ini untuk mengetahui bagaimana perancangan media berbasis teknologi augmented reality bermuatan wawasan kebangsaan pada materi tokoh kepahlawanan. Metode penelitian yang digunakan adalah Research and Development (R&D) dengan menggunakan empat instrumen yaitu angket ahli media, angket ahli materi, angket respon siswa dan guru tentang media. Sementara subjek penelitian yang dijadikan uji coba pemakaian adalah siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri Kanggraksan, Kecamatan Harjamukti, Kota Cirebon sebanyak 30 siswa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perancangan media berbasis teknologi augmented reality bermuatan wawasan kebangsaan dikembangkan melalui tahapan potensi dan masalah, pengumpulan data, desain produk, validasi desain, revisi desain, dan uji coba pemakaian. Hasil validasi media diperoleh 94.4% media dalam kategori Sangat Layak dan hasil validasi ahli materi diperoleh hasil bahwa materi tergolong valid. Selain itu, hasil respon siswa terhadap media adalah sebanyak 83.3% siswa menjawab Sangat Setuju dan sisanya 16.7% menjawab Setuju dan hasil respon guru terhadap media adalah 73.3% dalam kategori Baik.Kata Kunci: Augmented Reality, Wawasan Kebangsaan, Tokoh Pahlawan","PeriodicalId":198873,"journal":{"name":"EduHumaniora | Jurnal Pendidikan Dasar Kampus Cibiru","volume":"39 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-01-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"132593464","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"PENGARUH STRATEGI RECIPROCAL TEACHING TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS DALAM PEMBELAJARAN TEMATIK KELAS V SD","authors":"Sundahry Sundahry, Yanti Fitria, Rakimahwati Rakimahwati","doi":"10.17509/EH.V11I1.9766","DOIUrl":"https://doi.org/10.17509/EH.V11I1.9766","url":null,"abstract":"Abstract:. The basic criteria of integrated teaching are: teaching includes educational goals in which learners actively participate in the learning process, teaching begins with a theme relevant to the learner's life, learners engage in learning and active thinking processes to practice critical thinking skills. Critical thinking skill is an activity of thinking about an idea or idea related to a given concept or a presented problem. Critical thinking is also understood as the activity of analyzing ideas or ideas in a more specific way, distinguishing them sharply, choosing, identifying, studying, and developing them in a more perfect direction. The purpose of this study was to investigate: the influence of reciprocal teaching strategies on the critical thinking skills of learners. This research is a quasi experimental type research. The population is all students in SD Nanggalo Tarusan Pesisir Selatan and the samples are students of VA and VB class as many as 50 people. This sampling technique is porpusive sampling. Data from the research results obtained from critical thinking skills tests. The results showed that the critical thinking skills of learners who were given a reciprocal teaching strategy were higher than conventional learning. Keyword: Reciprocal teaching, Critical Thinking Skill, Thematic Abstrak: Kriteria mendasar tentang pengajaran terintegrasi antara lain; pengajaran meliputi tujuan pendidikan dalam hal peserta didik secara aktif berpartisipasi dalam proses belajar, pengajaran dimulai dari suatu tema yang relevan dengan kehidupan peserta didik, peserta didik terlibat dalam proses belajar dan berpikir aktif untuk melatih keterampilan berpikir kritis. Keterampilan berpikir kritis adalah suatu kegiatan cara berpikir tentang ide atau gagasan yang berhubungan dengan konsep yang diberikan atau masalah yang dipaparkan. Berpikir kritis juga dipahami sebagai kegiatan menganalisis idea atau gagasan ke arah yang lebih spesifik, membedakannya secara tajam, memilih, mengidentifikasi, mengkaji, dan mengembangkannya ke arah yang lebih sempurna. Tujuan penelitian ini adalah untuk menyelidiki: pengaruh strategi reciprocal teaching terhadap keterampilan berpikir kritis peserta didik. Penelitian ini merupakan penelitian jenis quasi eksperimen. Populasinya adalah seluruh peserta didik di SD Nanggalo Tarusan Pesisir Selatan dan sampelnya adalah peserta didik kelas VA dan VB sebanyak 50 orang. Teknik pengeambilan sampel ini porpusive sampling. Data dari hasil penelitian diperoleh dari tes keterampilan berpikir kritis. Hasil penelitian menunujukan bahwa keterampilan berpikir kritis peserta didik yang diberi strategi reciprocal teaching lebih tinggi dibandingkan pembelajaran konvesional.Kata Kunci: Reciprocal teaching, Keterampilan Berpikir Kritis, Tematik","PeriodicalId":198873,"journal":{"name":"EduHumaniora | Jurnal Pendidikan Dasar Kampus Cibiru","volume":"92 6 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-01-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"129351274","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"THE EFFECT OF BRAIN BASED LEARNING MODEL ON STUDENT’S HIGH ORDER THINKING SKILLS","authors":"V. Yustitia, I. Wardani, Triman Juniarso","doi":"10.17509/eh.v11i1.14058","DOIUrl":"https://doi.org/10.17509/eh.v11i1.14058","url":null,"abstract":"Abstract: This research aims to determine differences in student’s high order thinking skills taught by brain based learning model with student’s high order thinking skills taught by direct learning model. The study was conducted through a quasi-experimental posttest design. The population of this study was students of the elementary school teacher education department of Adi Buana PGRI University of Surabaya, by using Random Sampling. The subjects are 80 students inclasses 2017-A and 2017-B. The data was collected by using test method. The data analyses were T test the difference of average, to examine the distinction of high order thinking skills between the brain based learning and direct learning class. The result of the study showed that score average of the student’s high order thinking skills in brain based learning classwere better than score average of of the student’s high order thinking skills in direct learning class.Keyword: Brain based learning, High order thinking skills Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan keterampilan berpikir tingkat tinggi siswa yang diajarkan oleh model pembelajaran berbasis otak dengan keterampilan berpikir tingkat tinggi siswa yang diajarkan oleh model pembelajaran langsung. Penelitian ini dilakukan melalui desain posttest kuasi-eksperimental. Populasi penelitian ini adalah siswa jurusan pendidikan guru sekolah dasar Universitas Adi Buana PGRI Surabaya, dengan menggunakan Random Sampling. Subjek penelitian ini adalah 80 siswa yang mencakup 2017-A dan 2017-B. Data dikumpulkan dengan menggunakan metode tes. Analisis data adalah uji T perbedaan rata-rata, untuk menguji perbedaan keterampilan berpikir tingkat tinggi antara pembelajaran berbasis otak dan kelas pembelajaran langsung. Hasil penelitian menunjukkan bahwa skor rata-rata keterampilan berpikir tingkat tinggi siswa di kelas pembelajaran berbasis otak lebih baik daripada skor rata-rata keterampilan berpikir tingkat tinggi siswa di kelas pembelajaran langsung.Kata kunci: Pembelajaran Berbasis Otak, Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi","PeriodicalId":198873,"journal":{"name":"EduHumaniora | Jurnal Pendidikan Dasar Kampus Cibiru","volume":"29 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-01-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"128713229","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"ANALISIS TEKNIK PENILAIAN SIKAP SOSIAL SISWA DALAM PENERAPAN KURIKULUM 2013 DI SDN 1 WATULIMO","authors":"Shintia Kandita Tiara, Eka Yuliana Sari","doi":"10.17509/EH.V11I1.11905","DOIUrl":"https://doi.org/10.17509/EH.V11I1.11905","url":null,"abstract":"Abstrak: Kurikulum 2013 yang sudah mulai diujicobakan pada tahun ajaran 2013-2014 menuntut guru untuk melakukan penilaian pada semua aspek perkembangan. Aspek tersebut ialah aspek sikap, pengetahuan dan keterampilan. Penilaian ketiga aspek ini harus dilakukan oleh guru itu sendiri. Penilaian sikap siswa yang juga dianggap penting dalam pendidikan Kurikulum 2013 dibagi menjadi dua jenis penialaian, yaitu sikap spiritual dan sikap sosial. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana teknik penilaian sikap sosial siswa dalam penerapan Kurikulum 2013 di SDN 1 Watulimo Kecamatan Watulimo Kabupaten Trenggalek tahun ajaran 2017-2018. Penelitian ini merupakan penelitian Kualitatif dengan metode pengumpulan data observasi, wawancara dan studi dokumenter. Metode ini digunakan untuk memperoleh data teknik penilaian sikap sosial yang dilakukan oleh guru. Instrument yang digunakan berupa lembar observasi kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru dan lembar wawancara dengan jawaban terbuka. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat tiga tahapan penilaian yang dilakukan oleh guru, yaitu tahap perencanaan, pelaksanaan, dan pelaporan penilaian sikap sosial siswa. Sesuai dengan buku panduan penilaian sikap sosial siswa Kurikulum 2013 disebutkan bahwa ada empat teknik penilaian sikap sosial yaitu obsrvasi, jurnal, penilaian antarteman dan penilaian diri. Pada sekolah yang diteliti ditemukan bahwa sekolah hanya menggunakan dua jenis teknik penilaian, yaitu observasi dan jurnal.Kata Kunci: Kurikulum 2013, Sikap Sosial, Teknik penilaian","PeriodicalId":198873,"journal":{"name":"EduHumaniora | Jurnal Pendidikan Dasar Kampus Cibiru","volume":"80 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-01-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"123918055","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"PENGARUH ACCELERATED LEARNING BERBASIS MUSIK BAROK TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN","authors":"H. Ahmad, R. Rukayah, T. Triyanto","doi":"10.17509/eh.v11i1.14055","DOIUrl":"https://doi.org/10.17509/eh.v11i1.14055","url":null,"abstract":"Abstract: Reading comprehension is flexible and sustainable cognitive and constructive process. Students 'understanding of reading content is still low, therefore there is need strategies to improve students' reading comprehension ability. One of strategy that can be used in reading comprehension learning is Accelerated Learning based on baroque music. Baroque music has no lyrics and neutral, besides that the baroque music have a strong influence on the ability to absorb information and memorize it. The purpose of this study was to determine differences in scores on the read comprehension ability of fifth grade students of elementary school before and after learning using Accelerated Learning based on baroque music. The design of this study uses nonequivalent control group with data collection techniques using test. The collected data were tested using Independent Sample t-test with a significance level of 5%. The results showed that there was a significant difference between the score of reading comprehension ability of fifth grade students of elementary school before and after learning using Accelerated Learning based on baroque music.Keywords: reading comprehension, learning strategy, Accelerated Learning, baroque music Abstrak: Membaca pemahaman adalah proses kognitif dan konstruktif yang fleksibel dan berkelanjutan. Pemahaman siswa mengenai isi bacaan masih belum optimal, oleh karena itu perlu adanya strategi untuk meningkatkan kemampuan membaca pemahaman siswa. Salah satu strategi yang dapat digunakan dalam pembelajaran membaca pemahaman adalah Accelerated Learning berbasis musik barok. Musik barok tidak memiliki lirik dan netral, selain itu musik barok memiliki pengaruh yang kuat pada kemampuan untuk menyerap informasi dan menghafalnya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan skor pada kemampuan membaca pemahaman siswa kelas 5 sekolah dasar sebelum dan sesudah belajar menggunakan Accelerated Learning berbasis musik barok. Desain penelitian ini menggunakan nonequivalent control group dengan teknik pengumpulan data menggunakan tes. Data yang terkumpul diuji menggunakan Independent Sample t-test dengan tingkat signifikansi 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada perbedaan yang signifikan antara skor kemampuan membaca pemahaman siswa kelas 5 sekolah dasar sebelum dan sesudah pembelajaran yang menerapkan Accelerated Learning berbasis musik barok.Kata kunci: membaca pemahaman, strategi pembelajaran, Accelerated Learning, musik barok","PeriodicalId":198873,"journal":{"name":"EduHumaniora | Jurnal Pendidikan Dasar Kampus Cibiru","volume":"10 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-01-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"117163487","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}