Riska Amirotul Qudriyah, Yudo Prasetyo, Muhammad Adnan Yusuf
{"title":"ANALISIS PENGARUH CURAH HUJAN TERHADAP ESTIMASI PRODUKTIVITAS PADI BERBASIS PEMROSESAN CITRA SENTINEL 2A PADA SUBROUND I DAN II TAHUN 2018-2021 (STUDI KASUS : KECAMATAN WINONG, KABUPATEN PATI)","authors":"Riska Amirotul Qudriyah, Yudo Prasetyo, Muhammad Adnan Yusuf","doi":"10.14710/elipsoida.2022.16859","DOIUrl":"https://doi.org/10.14710/elipsoida.2022.16859","url":null,"abstract":"Padi adalah salah satu tanaman terpenting yang menyediakan sumber makanan pokok bagi hampir separuh penduduk dunia. Akan tetapi, permasalahan yang dihadapi di Indonesia adalah penurunan nilai produksi padi akibat dari berkurangnya lahan pertanian dan nilai produktivitas padi. Penurunan nilai produksi dialami di Kecamatan Winong, puncaknya pada masa panen kedua tahun 2019 akibat adanya penurunan curah hujan di lokasi penelitian. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh curah hujan terhadap estimasi produktivitas padi pada subround I dan II Tahun 2018-2021 di Kecamatan Winong. Algoritma NDRE (Normalized Difference Red-Edge Index) digunakan dalam penentuan fase tumbuh padi dan pembuatan model produktivitas. Citra CHIRPS dimanfaatkan untuk mendapatkan data curah hujan. Hasil pengolahan NDRE digunakan untuk mengidentifikasi fase tumbuh padi dengan nilai koefisien determinasi (R2) sebesar 0,6007 dengan model persamaan y = -0,1563x2 + 0,8596x - 0,6925. Hasil estimasi produktivitas padi pada subround I tahun 2018 sebesar 64,568 kuintal/hektar, subround II tahun 2018 sebesar 56,219 kuintal/hektar, subround I tahun 2019 sebesar 65,290 kuintal/hektar, subround II tahun 2019 sebesar 31,496 kuintal/hektar, subround II tahun 2020 sebesar 54,005 kuintal/hektar, dan subround II tahun 2021 sebesar 52,546 kuintal/hektar. Hubungan curah hujan dan estimasi produktivitas menunjukkan 4 masa tanam memiliki kesesuaian dengan peningkatan maupun penurunan hasil produktivitas dan 2 masa tanam tidak memiliki hubungan kesesuaian. Hasil uji korelasi menunjukkan adanya hubungan yang sangat kuat antara curah hujan dan produktivitas. Curah hujan memberikan sumbangan efektif sebesar 66,8% terhadap hasil produktivitas padi, sedangkan 23,2% berasal dari faktor-faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.","PeriodicalId":190139,"journal":{"name":"Elipsoida : Jurnal Geodesi dan Geomatika","volume":"18 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-06-04","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"116491864","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Enggar Stefan Simamora, Fauzi Janu Amarrohman, Arwan Putra Wijaya
{"title":"Analisis Pengaruh Perubahan Garis Pantai Terhadapa Batas Pengelolaan Wilayah Laut Provinsi Bengkulu","authors":"Enggar Stefan Simamora, Fauzi Janu Amarrohman, Arwan Putra Wijaya","doi":"10.14710/elipsoida.2022.16683","DOIUrl":"https://doi.org/10.14710/elipsoida.2022.16683","url":null,"abstract":"Mengacu pada Undang – Undang No.23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah, penentuan dan penegasan batas pengelolaan wilayah laut merupakan suatu hal yang penting. Penentuan dan penegasan batas pengelolaan wilayah laut berkaitan dengan kewenangan suatu daerah dalam mengelola sumber daya alam laut serta ruang yang ada di wilayahnya. Kewenangan suatu daerah dalam mengelola wilayah lautnya meliputi eksplorasi, eksploitasi, konservasi dan pengelolaan kekayaan laut di luar minyak dan gas bumi, serta pengaturan administrasi dan tata ruang wilayah dan ikut serta dalam memelihara keamana dan kedaulatan negara. Berdasarkan undang – undang tersebut, maka garis pantai memiliki peran yang penting dalam penentuan dan penegasan batas pengelolaan wilayah laut. Penelitian ini membahas mengenai pengaruh perubahan garis pantai terhadap batas pengelolaan wilayah laut, terkhususnya pada daerah Provinsi Bengkulu yang berbatasan dengan Provinsi Sumatera Barat di bagian utara dan Provinsi Lampung di bagian selatan. Perubahan yang terjadi pada garis pantai dapat diamati dengan menggunakan pendekatan penginderaan jauh. Pendekatan penginderaan jauh yang digunakan untuk identifikasi garis pantai adalah algroritma BILKO dengan data yang digunakan berupa citra satelit Landsat 8 tahun akuisisi tahun 2013, 2017 dan 2021. Metode penginderaan jauh untuk peta dasar yang digunakan sebagai acuan adalah peta Rupa Bumi Indonesi (RBI) yang kemudian akan dibandingkan dengan hasil pengolahan citra Landsat. Hasil pengamatan citra Landsat tahun 2013, 2017 dan 2021 menunjukkan adanya perubahan garis pantai yang menyebabkan terjadinya perubahan batas pengelolaan laut Provinsi Bengkulu. Luas pengelolaan wilayah laut Provinsi Bengkulu dari tahun 2013 sampai 2017 mengalami penambahan sebesar 2.082,684 Ha dan Luas pengelolaan wilayah laut Provinsi Bengkulu dari tahun 2017 sampai 2021 mengalami pengurangan sebesar 106,241 Ha.","PeriodicalId":190139,"journal":{"name":"Elipsoida : Jurnal Geodesi dan Geomatika","volume":"91 21 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-06-04","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"128787691","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Salsabilla Nurul Rizqika, Yudo Prasetyo, Muhammad Adnan Yusuf
{"title":"ANALISIS AKURASI PERBANDINGAN ALGORITMA INDEKS KEBAKARAN HUTAN (NBR, BAIS2, MIRBI, dan NDVI) BERDASARKAN CITRA SENTINEL-2A (Studi Kasus :Taman Nasional Gunung Merbabu Provinsi Jawa Tengah)","authors":"Salsabilla Nurul Rizqika, Yudo Prasetyo, Muhammad Adnan Yusuf","doi":"10.14710/elipsoida.2022.16858","DOIUrl":"https://doi.org/10.14710/elipsoida.2022.16858","url":null,"abstract":"Kebakaran hutan dan lahan merupakan salah satu bencana alam yang dapat mengganggu ekosistem hutan dengan merusak sejumlah besar pohon. Salah satu kawasan yang mengalami bencana kebakaran hutan dan lahan hampir setiap tahun adalah Taman Nasional Gunung Merbabu yang terletak di Kabupaten Magelang, Kabupaten Semarang, dan Kabupaten Boyolali Provinsi Jawa Tengah. Identifikasi kebakaran hutan dan lahan guna bertanggung jawab atas suksesi vegetasi hutan pasca kebakaran hutan dan lahan. Penelitian dilakukan menggunakan teknik penginderaan jauh melalui pemanfaatan indeks kebakaran hutan dan lahan. Perbedaan penggunaan indeks dalam identifikasi area terbakar akan mengakibatkan perbedaaan interpretasi kebakaran hutan dan lahan. Penelitian ini berfokus membandingan indeks kebakaran hutan dan lahan yang umum seperti Normalized Burn Ratio (NRB), Burned Area Index for Sentinel-2 (BAIS2), Mid-Infrared Burend Index (MIRBI), dan indeks vegetasi seperti Normalized Difference Vegetation Index (NDVI) pada citra satelit Sentinel-2A. Perbandingan yang digunakan berdasarkan metode thresholding, indeks keterpisahan dan uji kemampuan indeks. Hasil perbandingan indeks NBR, BAIS2, MIRBI, dan NDVI dengan metode thresholding, indeks keterpisahan dan uji kemampuan indeks diperoleh pada metode thresholding uji akurasi dengan nilai terbaik didapatkan pada indeks NBR µ-2σ dengan luas data valid 565,891Ha atau 75,51% sesuai dengan data referensi kebakaran hutan dan lahan dari Taman Nasional Gunung Merbabu. Pada metode indeks keterpisahan NBR juga mendapat hasil 12,705 dimana semakin besar nilai indeks keterpisahan maka akan sebaik baik dalam deteksi area kebakaran hutan dan lahan. Pada metode uji kemampuan indeks BAIS2 mendapati nilai 4, 878 dimana nilai tersebut lebih dari 1 yang menunjukan BAIS2 memiliki kemampuan untuk mendeteksi tingkat keparahan kebakaran hutan dan lahan. Dari tiga metode yang telah dilakukan NBR memiliki kualitas yang lebih dari indeks BAIS2, MIRBI, dan NDVI dalam mendeteksi area kebakaran hutan dan lahan.","PeriodicalId":190139,"journal":{"name":"Elipsoida : Jurnal Geodesi dan Geomatika","volume":"72 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-06-04","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"131765490","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
J. T. Nugroho, Cici Nurmalasa Sari, Arief Laila Nugraha
{"title":"IDENTIFIKASI ZONA POTENSI AIR TANAH BERBASIS SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS DAN ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (STUDI KASUS : PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA)","authors":"J. T. Nugroho, Cici Nurmalasa Sari, Arief Laila Nugraha","doi":"10.14710/elipsoida.2022.16641","DOIUrl":"https://doi.org/10.14710/elipsoida.2022.16641","url":null,"abstract":"Air tanah adalah sumber air yang sangat penting untuk keperluan domestik, pertanian, maupun industri. Konsumsi air tanah terus mengalami peningkatan seiring dengan perkembangan perkotaan. Hal tersebut ditandai dengan pesatnya pertumbuhan penduduk dan peningkatan aktivitas manusia yang membutuhkan sumber daya air. Provinsi DIY merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang wilayahnya memiliki akuifer yang cukup besar dengan sumber daya air tanah yang tinggi. Namun, masih terdapat permasalahan terkait potensi air tanah, yakni adanya penurunan muka air tanah dan pencemaran air tanah. Pemetaan potensi air tanah ini bertujuan untuk mengevaluasi penggunaan sumberdaya air tanah di Provinsi DIY. Penelitian ini memanfaatkan bidang kajian Sistem Informasi Geografis dengan metode Analytical Hierarchy Process (AHP) menggunakan parameter-parameter air tanah, yaitu curah hujan, litologi, geomorfologi, kelerengan, tutupan lahan, NDVI, dan Topographic Wetness Index (TWI). Hasil pengolahan Analytical Hierachy Process (AHP) pada identifikasi potensi air tanah Provinsi DIY menghasilkan klasifikasi potensi air tanah sangat rendah dengan luas 0,651 km2, rendah seluas 0,783 km2, sedang seluas 0,718 km2, tinggi dengan luas 0,471 km2, dan sangat tinggi dengan luas 0,528 km2.","PeriodicalId":190139,"journal":{"name":"Elipsoida : Jurnal Geodesi dan Geomatika","volume":"54 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-06-04","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"122241621","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"ANALISIS DEFORMASI SESAR MATANO MENGGUNAKAN DATA UKURAN GNSS TAHUN 2018-2021","authors":"Fauzi Janu Amarrohman, Arief Laila Nugraha, Christovel Mangaratua Hutagalung","doi":"10.14710/elipsoida.2022.16558","DOIUrl":"https://doi.org/10.14710/elipsoida.2022.16558","url":null,"abstract":"Indonesia berada antara tiga lempeng kerak utama yang aktif, yaitu lempeng Eurasia, lempeng India-Australia, lempeng Pasifik, dan lempeng mikro Filipina. Wilayah Sulawesi merupakan bagian dari Indonesia bagian timur yang memiliki lempeng tektonik yang kompleks dimana Sesar Matano merupakan salah satu sesar aktif di kawasan tersebut. Aktivitas pergerakan sesar tersebut perlu di pantau setiap tahunnya untuk keperluan mitigasi bencana gempa maupun tsunami. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas pergerakan lempeng yang terjadi pada periode tahun 2018 sampai dengan tahun 2021 melalui 20 Titik Pantau Geodinamika (TPG) yang berlokasi di kawasan jalur Sesar Matano. Data yang digunakan pada penelitian ini adalah data pengamatan GNSS di kawasan jalur sesar Matano secara episodik pada bulan Februari tahun 2018 sampai dengan bulan September tahun 2021 yang diperoleh dari Pusat Jaring Kontrol Geodesi dan Geodinamika (PJKGG) Badan Informasi Geospasial (BIG) serta data pengamatan dari International GNSS Service (IGS) sebagai titik referensi. Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan software GAMIT/GLOBK. Nilai Velocity rate horizontal terbesar terjadi pada titik 4114 dengan nilai pergeseran 80,2000 milimeter/tahun dan nilai rata rata 0,0066 meter/tahun. Nilai Velocity rate vertikal terbesar terjadi pada titik 4114 dengan nilai pergeseran 50,400 milimeter/tahun dan nilai rata rata 12,7000 milimeter/tahun. Arah gerak stasiun GNNS Matano Periode tahun 2018 sampai dengan tahun 2021 menunjukan bagian utara sesar mengalami vektor pergeseran horizontal yang dominan ke arah utara sedangkan bagian selatan sesar mengalami vektor pergeseran horizontal dominan ke arah timur. Pola pergeseran vertikal bagian utara dan selatan sesar mengalami sesar naik (reverse fault/thrust fault).","PeriodicalId":190139,"journal":{"name":"Elipsoida : Jurnal Geodesi dan Geomatika","volume":"18 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-06-04","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"133187132","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
H. Firdaus, Arief Laila Nugraha, Bandi Sasmito, M. Awaluddin
{"title":"PERBANDINGAN METODE FUZZY C-MEANS DAN K-MEANS UNTUK PEMETAAN DAERAH RAWAN KRIMINALITAS DI KOTA SEMARANG","authors":"H. Firdaus, Arief Laila Nugraha, Bandi Sasmito, M. Awaluddin","doi":"10.14710/elipsoida.2021.9219","DOIUrl":"https://doi.org/10.14710/elipsoida.2021.9219","url":null,"abstract":"Kriminalitas merupakan salah satu masalah penting di wilayah perkotaan termasuk di Kota Semarang. namun di Polrestabes Kota Semarang selama ini hanya mencatat laporan terjadinya kriminalitas tanpa memvisualisasikan ke dalam bentuk informasi spasial. Hal ini perlu dilakukan untuk memudahkan pihak berwenang dalam memetakan dan monitoring sebaran daerah rawan kriminalitas. Pada penelitian ini, dilakukan perbandingan metode clustering untuk menentukan metode yang paling baik untuk memetakan daerah rawan kriminalitas di Kota Semarang. Metode clustering yang digunakan yaitu Fuzzy C-Means dan K-Means. Metode Fuzzy C-Means adalah pengelompokan data ditentukan oleh derajat keanggotaan, sedangkan metode K-Means adalah pengelompokan data ditentukan dari centroid kejadian kriminalitas. Hasil penelitian ini menunjukan terdapat 1.965 kasus kriminalitas selama kurun waktu tahun 2016-2018. Daerah tingkat kerawanan dari kedua metode tersebut mempunyai hasil yang berbeda-beda. Nilai uji pengolahan metode Fuzzy C-Means sebesar 0,818 dikategorikan baik karena mendekati angka 1. Hasil verifikasi dari kedua metode terhadap data kriminalitas tahun 2019, menunjukan nilai metode Fuzzy C-Means lebih baik dengan persentase sebesar 71,23 %.","PeriodicalId":190139,"journal":{"name":"Elipsoida : Jurnal Geodesi dan Geomatika","volume":"118 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-11-29","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"134445209","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Rizky Ahmad Yudanegara, D. Astutik, Andri Hernandi, Theo Prastomo Soedarmodjo, E. Alexander
{"title":"PENGGUNAAN METODE INVERSE DISTANCE WEIGHTED (IDW) UNTUK PEMETAAN ZONA NILAI TANAH (STUDI KASUS: KELURAHAN GEDONG MENENG, BANDAR LAMPUNG)","authors":"Rizky Ahmad Yudanegara, D. Astutik, Andri Hernandi, Theo Prastomo Soedarmodjo, E. Alexander","doi":"10.14710/elipsoida.2021.12534","DOIUrl":"https://doi.org/10.14710/elipsoida.2021.12534","url":null,"abstract":"Pertumbuhan jumlah penduduk mendorong kenaikan permintaan pada tanah yang berakibat pada penawaran harga tanah yang semakin tinggi dari tahun ke tahun. Pembuatan Zona Nilai Tanah (ZNT) dalam Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor Kep- 16/PJ.6/1998 terdiri dari enam tahapan, yakni tahap persiapan, pengumpulan data harga jual, kompilasi data, rekapitulasi data dan memplot data transaksi pada peta kerja ZNT, analisis data, dan pembuatan peta ZNT akhir. Pembuatan ZNT kecenderungan dengan melakukan pendekatan individu (survei lapangan) dan mengintegrasikan setiap variabel dalam penentuan nilai tanah sehingga membutuhkan waktu dan tahapan yang cukup lama. Oleh karena itu, diperlukan suatu metode lain untuk membuat peta ZNT untuk mempersingkat proses pembuatan peta ZNT. Salah satu alternatif untuk mebuat peta ZNT adalah dengan melakukan proses interpolasi data harga tanah. Pada penelitian ini dikaji kelayakan metode interpolasi Inverse Distance Weighted (IDW) untuk pembuatan peta ZNT. Metode ini dipengaruhi oleh inverse jarak yang diperoleh dari persamaan matematika dan kita dapat menyesuaikan pengaruh relatif dari titik – titik sampel. Pembuatan ZNT dibuat dengan memanfaatkan data survei lapangan terhadap harga penawaran dengan 31 sampel harga tanah. Pembentukan ZNT yang bertujuan untuk mengelompokkan bidang-bidang tanah sesuai dengan Nilai Indikasi Rata-rata (NIR). Data yang digunakan adalah sampel data harga tanah di Kelurahan Gedong Meneng, Kota Bandarlampung. Berdasarkan perhitungan standar deviasi dan nilai Mean Square Error, yang memiliki ketelitian data yang paling baik dan semakin mirip data hasil prediksi dari suatu pemodelan dengan data sebenarnya adalah hasil interpolasi IDW dengan power 5, input 12, dan radius 2000 meter. Dengan demikian, metode interpolasi IDW layak digunakan untuk pembuatan peta ZNT.Kata kunci : IDW, Nilai Tanah, SIG, ZNT","PeriodicalId":190139,"journal":{"name":"Elipsoida : Jurnal Geodesi dan Geomatika","volume":"63 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-11-22","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"129296579","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Alifia Nurhikmahwati, S. Sutaryono, Asih Retno Dewi
{"title":"URGENSI INSTRUMEN PENGENDALIAN PEMANFAATAN RUANG: Prototype Sederhana Menggunakan Zona Ruang Dalam Rencana Detail Tata Ruang","authors":"Alifia Nurhikmahwati, S. Sutaryono, Asih Retno Dewi","doi":"10.14710/elipsoida.2021.13852","DOIUrl":"https://doi.org/10.14710/elipsoida.2021.13852","url":null,"abstract":"Pengendalian pemanfaatan ruang diorientasikan untuk mewujudkan tertib ruang. Persoalannya, hingga saat ini belum ada instrumen yang bersifat operasional untuk pelaksanaan kegiatan pengendalian pemanfaatan ruang. Naskah ini bertujuan untuk merancang instrumen pengendalian pemanfaatan ruang dengan menggunakan Zona Ruang dalam Peta Rencana Detail Tata Ruang (RDTR). Instrumen ini memanfaatkan teknologi informasi yang disajikan dalam wujud aplikasi WASTARU (Awasi Tata Ruang) berbasis web dan mobile. Metode Research and development digunakan untuk membangun prototype instrumen pengendalian pemanfaatan ruang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) ketersediaan instrumen pengendalian pemanfaatan ruang adalah suatu keharusan; (2) prototype aplikasi WASTARU (Awasi Tata Ruang) dapat digunakan sebagai instrumen pengendalian pemanfaatan ruang yang bersifat operasional.","PeriodicalId":190139,"journal":{"name":"Elipsoida : Jurnal Geodesi dan Geomatika","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-11-22","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"126712881","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Baskoro Suprojo, Fikri Ainur Rosyidi, Sukmo Pinuji
{"title":"PEMETAAN TEMATIK DAN TATA RUANG KEPULAUAN LENGKAP BERBASIS SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS AGAR TERCAPAINYA MANAJEMEN PERTANAHAN","authors":"Baskoro Suprojo, Fikri Ainur Rosyidi, Sukmo Pinuji","doi":"10.14710/elipsoida.2021.15157","DOIUrl":"https://doi.org/10.14710/elipsoida.2021.15157","url":null,"abstract":"Kegiatan Pemetaan Tematik dan Tata Ruang (PTPR) dilaksanakan sebagai wujud penerapan manajemen pertanahan yang mencakup aspek tenure, use, value, dan land development. Seiring berkembangnya teknologi, kegiatan PTPR dilaksanakan dengan menggunakan Sistem Informasi Geografis (SIG). Penggunaan SIG dalam pemetaan bidang tanah akan menghasilkan informasi geospasial tematik yang terkomputerisasi, yang selaras dengan tujuan Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional untuk menyelenggarakan pengelolaan pertanahan berbasis komputer yang berkepastian hukum dan produktif. Studi ini bertujuan untuk melakukan pemetaan tematik seluruh bidang tanah di Pulau Derawan, Kalimantan Timur, yang merupakan salah satu destinasi wisata yang memiliki reputasi internasional. Dengan melimpahnya kekayaan agraria di Pulau Derawan, diperlukan kepastian hak (rights), batasan (restrictions), dan tanggung jawab (responsibilities) dari tiap-tiap stakeholder yang berkaitan dengan pemilikan, penguasaan, penggunaan maupun pemanfaatan bidang-bidang tanah di pulau tersebut. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif menggunakan pendekatan SIG. Data bidang tanah diidentifikasi menggunakan Unmanned Aerial Vehicle (UAV), sementara data tekstual dihasilkan dari kolaborasi seluruh stakeholder terkait P4T, yang meliputi pegawai BPN, pihak desa, dan masyarakat Pulau Derawan. Penelitian ini juga merancang geodatabase sebagai basic layers berbagai kegiatan tematik pertanahan. Hasil studi ini yaitu foto udara yang memiliki nilai CE90 sebesar 0,294 m akan dijadikan basemap kegiatan survey pemetaan, serta 14 (empat belas) jenis peta tematik yang terdiri dari (i) peta foto udara 2D, (ii) peta penguasaan tanah, (iii) peta pemilikan tanah, (iv) peta penggunaan tanah, (v) peta pemanfaatan tanah, (vi) peta administrasi dan tempat penting, (vii) peta sebaran bidang tanah, (viii) peta tata ruang, (ix) peta kawasan fungsional, (x) peta kemampuan tanah, (xi) peta lokasi sertipikasi tanah secara massal, (xii) peta masalah pertanahanan, (xiii) peta infrastruktur wilayah, dan (xiv) peta rawan bencana alam, (xv) peta bangunan 3D, dan (xvi) peta DSM.","PeriodicalId":190139,"journal":{"name":"Elipsoida : Jurnal Geodesi dan Geomatika","volume":"36 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-11-22","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"116946320","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Firman Ghazali, Dian Rahmalia, Choirunnisa Salsabila, Fitria Melinia Dewi
{"title":"REGRESI SPASIAL UNTUK PREDIKSI PENDAPATAN PETANI BERDASARKAN RELASI INDEKS VEGETASI, HASIL PANEN PADI, DAN PERUBAHAN JUMLAH HUJAN","authors":"Firman Ghazali, Dian Rahmalia, Choirunnisa Salsabila, Fitria Melinia Dewi","doi":"10.14710/elipsoida.2021.13875","DOIUrl":"https://doi.org/10.14710/elipsoida.2021.13875","url":null,"abstract":"Menjadi petani di Negara beriklim tropis seperti Indonesia, kemampuan memahami kondisi iklim sebagai faktor utama yang dapat membantu menentukan keberhasilan budidaya pertanian yang dilakukan. Tidak terkecuali pada petani padi sawah, kondisi iklim berupa pergantian musim berpengaruh pada terjadinya fluktuasi jumlah curah hujan dan menjadi penentu baik atau tidaknya tumbuh tanaman padi. Studi ini fokus untuk mengkaji relasi spasial dari adanya perubahan jumlah hujan yang didapat dari hasil interpolasi inverse distance weighted (IDW) dan perubahan indeks vegetasi dari normalized difference vegetation index (NDVI) dari multi-temporal citra Sentinel 2, terhadap jumlah hasil panen padi petani yang diperoleh dari hasil wawancara. Relasi dari ketiganya akan menghasilkan suatu prediksi pendapatan petani dalam setiap musim tanam berdasarkan model regresi tunggal dan berganda. Hasil dari kajian ini diperoleh adanya variasi nilai akurasi prediksi pendapatan petani yang bertambah baik berdasarkan nilai root mean square error (RMSE), yakni 0.18-0.19 untuk relasi berganda antara hasil panen padi terhadap jumlah curah hujan dan NDVI, dan 0.535-0.659 untuk model regresi tungal terhadap NDVI. Dari nilai RMSE terbaik, diperoleh prediksi pendapatan petani padi berkisar antara Rp. 2.4– 4.7 juta per ¼ hektar di setiap musim tanamnya.","PeriodicalId":190139,"journal":{"name":"Elipsoida : Jurnal Geodesi dan Geomatika","volume":"24 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-11-22","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"129906164","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}