{"title":"INDEKS KUALITAS TANAH SAWAH TERALIRI LIMBAH CAIR PABRIK GULA MADUKISMO DI DESA TIRTONIRMOLO KECAMATAN KASIHAN KABUPATEN BANTUL","authors":"Septiani Purnama Sari, Didi Saidi, R. A. Widodo","doi":"10.31315/jta.v18i1.9470","DOIUrl":"https://doi.org/10.31315/jta.v18i1.9470","url":null,"abstract":"Limbah cair Pabrik Gula Madukismo mengaliri ±33,39% tanah sawah di Desa Tirtonirmolo. Keberadaan limbah pada air irigasi dapat mempengaruhi kualitas tanah sawah. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan karakteristik air irigasi dan menentukan Indeks Kualitas Tanah (IKT) sawah di Desa Tirtonirmolo, Kasihan, Bantul. Metode penelitian yang digunakan adalah metode survey. Pengambilan sampel tanah menggunakan metode purposive sampling dan pengambilan sampel air irigasi menggunakan metode grab sample. Penilaian karakteristik air irigasi berpatokan pada PP No.82 Tahun 2001 dengan parameter yang diamati yaitu: COD, Nitrat, Nitrit, Ammonium, Phosphate, TSS, dan pH. Penilaian IKT didasarkan pada kriteria Mausbach dan Seybold. Berdasarkan hasil penelitian, karakteristik air irigasi telah memenuhi baku mutu air irigasi kecuali untuk parameter COD. Air irigasi yang teraliri limbah spiritus memiliki nilai COD sebesar 1029 mg/L sedangkan air irigasi yang teraliri campuran limbah gula dan spiritus memiliki nilai COD se besar 122 mg/L. Hasil IKT memiliki kriteria baik dengan nilai 0,637 area sawah tidak teraliri limbah; 0,688 area sawah teraliri limbah spiritus; dan 0,714 sawah teraliri campuran limbah spiritus dan gula.","PeriodicalId":165729,"journal":{"name":"JURNAL TANAH DAN AIR (Soil and Water Journal)","volume":"16 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-04-09","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"115109732","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Muhammad Shaffanafi Darmestawan, Susila Herlambang, Dyah Arbiwati
{"title":"PENGARUH PUPUK URIN DOMBA DAN BIOCHAR TEMPURUNG KELAPA TERHADAP SERAPAN N DAN P TANAMAN PAKCOY DI LAHAN PASIR PANTAI SAMAS","authors":"Muhammad Shaffanafi Darmestawan, Susila Herlambang, Dyah Arbiwati","doi":"10.31315/jta.v19i2.9468","DOIUrl":"https://doi.org/10.31315/jta.v19i2.9468","url":null,"abstract":"Potensi tanah marginal dan tanah yang didominasi fraksi pasir menyimpan hara tanah relatip rendah karena fraksi pasir berpotensi mempunyai pelindian tinggi. Kombinasi pemberian bahan dari luar (ameliorance) biochar tempurung kelapa dan pupuk urin domba merupakan salah satu alternatif dalam mempertahankan ketersediaan hara pada tanah pasiran. Tujuan penelitian untuk mengetahui pengaruh biochar tempurung kelapa dan pupuk urin domba terhadap serapan hara N dan P bagi tanaman Pakcoy di tanah pasir Pantai Samas. Penelitian dilakukan di rumah kaca Fakultas Pertanian Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Yogyakarta dan dilakukan analisis di labolatorium Program Studi Ilmu Tanah Fakultas Pertanian Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Yogyakarta pada bulan Juni 2021 sampai Januari 2022. Percobaan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dua faktor. Faktor pertama adalah dosis biochar tempurung kelapa terdiri dari B0: 0 ton/ha, B1: 10 ton/ha, B2: 15 ton/ha, dan B3: 20 ton/ha. Faktor kedua adalah dosis pupuk urin domba terdiri dari U0: 0 ml/l air setara 0 lt/ha, U1: 100 ml/l air setara 125 lt/ha, dan U2 : 200 ml/l air setara 250 lt/ha. Parameter penelitian adalah pH, N-Tersedia, P-tersedia, serapan hara N bagian atas, serapan hara N akar dan serapan hara P bagian atas. Hasil penelitian dianalisis dengan Analysis of Varians (ANOVA), dilanjutkan dengan DMRT 5%. Hasil penelitian menunjukkan pupuk urin domba 100 ml/l air berpengaruh nyata meningkatkan serapan hara N bagian atas dari 2,15 mg/tanaman menjadi 3,37 mg/tanaman, serapan hara N akar dari 1,16 mg/tanaman menjadi 1,84 mg/tanaman, serapan hara P bagian atas dari 1,03 mg/tanaman menjadi 1,43 mg/tanaman, dan serapan hara P akar dari 0,1 mg/tanaman menjadi 0,19 mg/tanaman. Biochar tempurung kelapa 20 ton/ha berpengaruh nyata meningkatkan serapan hara N bagian atas dari 1.93 mg/tanaman menjadi 3,93 mg/tanaman dan serapan hara N akar dari 1,25 mg/tanaman menjadi 2,16 mg/tanaman.","PeriodicalId":165729,"journal":{"name":"JURNAL TANAH DAN AIR (Soil and Water Journal)","volume":"17 34","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-04-09","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"120925866","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"PENGARUH PEMBERIAN MACAM BAHAN ORGANIK DAN SP-36 TERHADAP KETERSEDIAAN FOSFOR LATOSOL","authors":"A. Sutrisno, Didi Saidi, Lelanti Peniwiratri","doi":"10.31315/jta.v18i2.9477","DOIUrl":"https://doi.org/10.31315/jta.v18i2.9477","url":null,"abstract":"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kombinasi macam bahan organik dan pupuk SP-36 terhadap ketersediaan Fosfor pada Latosol. Penelitian ini dilakukan di laboratorium UPN “Veteran” Yogyakarta dilanjutkan dengan analisis. Metode penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 2 faktor yaitu faktor pertama macam bahan organik sebagai berikut B0: tanpa bahan organik, B1: menggunakan kotoran sapi, B2: menggunakan kotoran ayam, B3: menggunakan jerami, B4: menggunakan glereside, dan faktor kedua pupuk fosfor yaitu P0: tanpa SP-36 dan P1: menggunakan SP-36 Parameter yang diamati antara lain P-Tersedia, Kandungan C-Organik, Kapasitas Pertukaran Kation (KPK), pH. Penentuan pengaruh perlakuan terhadap parameter digunakan ANOVA (Analisis of varians) taraf 5%, sedangkan untuk membandingkan antar perlakuan digunakan Uji Jarak Berganda Duncan (DMRT).Hasil penelitian menunjukan bahwa pemberian SP-36 (P1) pada Latosol dapat meningkatkan ketersediaan Fosfor Latosol, kombinasi perlakuan yang terbaik adalah kotoran ayam 100 g/pot (B2) dan SP-36 0,06g/pot (P1) dapat meningkatkan ketersediaan Fosfor Latosol.","PeriodicalId":165729,"journal":{"name":"JURNAL TANAH DAN AIR (Soil and Water Journal)","volume":"128 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-04-09","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"128132121","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"PENGATURAN FASE TERMOFILIK PADA PENGOMPOSAN TANDAN KOSONG KELAPA SAWIT: IMPLIKASINYA TERHADAP AKTIVITAS JASAD PEROMBAK DAN PEMBENTUKAN HUMAT","authors":"Ares Try Putra Handrah, Y. W. Ratih, R. A. Widodo","doi":"10.31315/jta.v18i2.9478","DOIUrl":"https://doi.org/10.31315/jta.v18i2.9478","url":null,"abstract":"Tandan kosong kelapa sawit banyak mengandung lignin. Senyawa lignin adalah komponen dasar penyusun humat. Pada proses pengomposan, perombakan lignin terjadi pada fase termofil. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pengaturan fase termofilik pada pengomposan tandan kosong kelapa sawit terhadap aktivitas perombak dan pembentukan humat. Fase termofil diatur pada suhu 55°C menggunakan inkubator. Penelitian disusun dalam rancangan acak lengkap dua faktor. Faktor pertama berupa waktu inkubasi pada fase termofil, terdiri atas empat aras yaitu inkubasi selama 0 minggu, 1 minggu, 2 minggu, dan 3 minggu. Faktor kedua berupa jenis bioaktivator, yaitu Orgadec dan Promi. Parameter yang diamati yaitu warna kompos, pH, kadar C dan N, rasio C/N, pembentukan humat, evolusi CO₂ dan kehilangan berat TKKS. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengaturan waktu inkubasi fase termofil 55°C berpengaruh nyata terhadap perubahan warna kompos, peningkatan evolusi CO₂ dan kandungan N-total serta penurunan kandungan C-organik dan berat kompos TKKS. Pengaturan waktu inkubasi fase termofil suhu 55°C berpengaruh terhadap penurunan pH dan pembentukan asam humat, meskipun tidak secara signifikan. Jenis bioaktivator tidak berpengaruh terhadap semua parameter yang diamati.","PeriodicalId":165729,"journal":{"name":"JURNAL TANAH DAN AIR (Soil and Water Journal)","volume":"62 4","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-04-09","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"113938189","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"STATUS KERUSAKAN TANAH UNTUK PRODUKSI BIOMASSA PADA LAHAN BEKAS GALIAN INDUSTRI BATU BATA","authors":"Sarirotul 'Alim, A. Munawar, Djoko Mulyanto","doi":"10.31315/jta.v19i1.9460","DOIUrl":"https://doi.org/10.31315/jta.v19i1.9460","url":null,"abstract":"Kegiatan industri batu bata sering kurang memperhatikan kelestarian lingkungan dan mengakibatkan kerusakan sifat-sifat tanah, sehingga menurunkan produktivitas lahan bekas galian. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui jenis kegiatan dalam industri batu bata yang menyebabkan kerusakan sifat-sifat tanah, menentukan status kerusakan tanah untuk produksi biomassa, dan memetakan status kerusakan lahan bekas galian di Kalurahan Sitimulyo, Kapanewon Piyungan, Kabupaten Bantul. Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret sampai dengan Oktober 2021 menggunakan metode survey. Titik sampel pewakil ditentukan secara purposive, yakni pada lahan bekas galian yang belum difungsikan dan yang difungsikan kembali untuk budidaya. Parameter kriteria baku kerusakan tanah meliputi kedalaman jeluk , kebatuan permukaan, komposisi fraksi, berat isi (BV), porositas total, permeabilitas, pH, daya hantar listrik (DHL), redoks potensial (Eh), dan jumlah mikroba. Penetapan status kerusakan tanah untuk produksi biomassa melalui tahap matching dan scoring sesuai ketentuan Kementerian Negara Lingkungan Hidup Republik Indonesia (2009). Hasil penetapan diperoleh dua status kerusakan yaitu Rusak Ringan (R.I) dan Rusak Sedang (R.II) dengan faktor pembatas kedalaman jeluk (s), komposisi fraksi (f), porositas total (v), permeabilitas (p), dan redoks potensial (r). Status Rusak Ringan dengan faktor pembatas f dan r seluas 9 ha, Rusak Ringan dengan faktor pembatas f, p, dan r seluas 43,9 ha, Rusak Ringan dengan faktor pembatas s, f, p, dan r seluas 6 ha, dan Rusak Sedang dengan faktor pembatas s, f, v, p, dan r seluas 5 ha.","PeriodicalId":165729,"journal":{"name":"JURNAL TANAH DAN AIR (Soil and Water Journal)","volume":"35 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-04-09","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"130418356","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Nisa Nurhidayati Effendi, R. A. Widodo, Miseri Roeslan Afany
{"title":"ANALISIS TINGKAT KERUSAKAN LINGKUNGAN BEKAS GALIAN TANAH UNTUK INDUSTRI BATU BATA DI DESA POTORONO BANGUNTAPAN BANTUL","authors":"Nisa Nurhidayati Effendi, R. A. Widodo, Miseri Roeslan Afany","doi":"10.31315/jta.v18i1.9473","DOIUrl":"https://doi.org/10.31315/jta.v18i1.9473","url":null,"abstract":"Penambangan tanah untuk industri batu bata menyebabkan hilangnya lapisan tanah bagian atas (topsoil), dan meninggalkan lapisan tanah bawah (subsoil) yang kurang subur dan berpotensi merusak lingkungan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kerusakan lingkungan dan sifat kimia tanah akibat aktivitas penambangan tanah untuk industri batu bata, dan memberikan saran perbaikan lingkungan yang baik. Metode penelitian yang digunakan adalah metode survei dan penentuan titik sampel secara purposif dengan jumlah 12 titik sampel. Analisis tingkat kerusakan merujuk pada Keputusan Gubernur Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta No. 63 Tahun 2003 tentang Kriteria Baku Kerusakan Lingkungan Bagi Usaha dan/atau Kegiatan Penambangan Bahan Galian Golongan C di Wilayah Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Penelitian ini dilakukan di Desa Potorono Kapanewon Banguntapan Kabupaten Bantul, Yogyakarta. Parameter penelitian yang digunakan meliputi batas kedalaman galian, batas penggalian, kemiringan dasar galian, tinggi dinding galian, tekstur tanah, tutupan vegetasi, dan produktivitas serta analisis sifat kimia tanah berupa pH, kandungan C-Organik, N total, P tersedia, dan K tersedia. Hasil penelitian menunjukan tingkat kerusakan lingkungan lahan bekas industri batu bata di Desa Potorono yaitu, titik sampel XIII dan XII dengan tingkat kerusakan rendah, titik sampel II, III, IV, V, VI, VII, IX, X, dan XI dengan tingkat kerusakan sedang, dan titik sampel I dengan tingkat kerusakan tinggi. Hasil analisis sifat kimia menunjukkan bahwa aktivitas penambangan batu bata berdampak menurunkan kadar bahan organik tanah namun tidak menurunkan kandungan unsur hara N, P, K serta pH tanah. Saran perbaikan lahan pasca tambang batu bata di Desa Potorono Bantul adalah melakukan pemulihan lahan dan usulan peraturan pemerintah. Pemanfaatan lahan bekas tambang dapat dilakukan dengan revegetasi tanaman pangan, budidaya ikan, dan juga pembuatan fasilitas umum bagi warga setempat.","PeriodicalId":165729,"journal":{"name":"JURNAL TANAH DAN AIR (Soil and Water Journal)","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-04-09","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"130816691","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Alfred Erlangga, Partoyo Partoyo, Susila Herlambang
{"title":"PENILAIAN POTENSI DAN STATUS DEGRADASI LAHAN PERTANIAN DI KELURAHAN NGALANG, KAPANEWON GEDANGSARI, KABUPATEN GUNUNGKIDUL","authors":"Alfred Erlangga, Partoyo Partoyo, Susila Herlambang","doi":"10.31315/jta.v19i2.9467","DOIUrl":"https://doi.org/10.31315/jta.v19i2.9467","url":null,"abstract":"Peningkatan penggunaan lahan untuk pertanian yang tidak diikuti dengan kaidah konservasi dapat menyebabkan degradasi lahan. Meningkatnya penggunaan lahan harus diikuti dengan informasi mengenai sebaran potensi dan status degradasi lahan. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan penilaian terhadap potensi dan status degradasi lahan pertanian dan menyusun peta status degradasi lahan pertanian. Penelitian dilaksanakan di Kelurahan Ngalang, Kapanewon Gedangsari, Kabupaten Gunungkidul, Yogyakarta. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah skoring untuk penentuan potensi dan status degradasi lahan pertanian, dan survai untuk pengamatan kondisi lapangan. Lokasi pengamatan lapangan ditentukan secara purposif berdasarkan peta potensi degradasi lahan. Analisis status degradasi lahan dilakukan menggunakan kriteria sesuai PP No.150 tahun 2000 serta PERMEN LH No.07 tahun 2006. Penentuan status degradasi lahan dilakukan dengan matching dan skoring. Parameter yang digunakan yaitu ketebalan solum, kebatuan permukaan, komposisi fraksi, berat volume (BV), porositas total, permeabilitas, pH, daya hantar listrik (DHL), potensial redoks, dan jumlah mikroba. Hasil penentuan potensi degradasi lahan di Kelurahan Ngalang menunjukkan 2 (dua) kelas potensi. Potensi degradasi rendah (PR II) seluas 438 ha (10,49%) dan potensi degradasi sedang (PR III) seluas 822 ha (55,8%). Hasil penentuan status degradasi lahan di Kelurahan Ngalang menunjukkan 2 (dua) kelas degradasi lahan yaitu Tidak Terdegradasi (N) seluas 76 ha (5,25%). Degradasi Ringan (R.I) dengan faktor yang tergolong kriteria rusak yaitu kebatuan permukaan (b), permeabilitas (p), dan komposisi fraksi (f). Status degradasi R.I-b seluas 440 ha (30,44%); R.I-b,p seluas 436 ha (30,17%); dan R.I-b,f,p seluas 308 ha (21,31%).","PeriodicalId":165729,"journal":{"name":"JURNAL TANAH DAN AIR (Soil and Water Journal)","volume":"22 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-04-09","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"133745235","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"EVALUASI KESESUAIAN LAHAN TANAMAN TEH (Camellia sinensis) DI DESA PURWOSARI, KAPANEWON GIRIMULYO, KABUPATEN KULON PROGO, D.I.YOGYAKARTA","authors":"B. Astuti, R. Widodo, Djoko Mulyanto","doi":"10.31315/jta.v19i1.9464","DOIUrl":"https://doi.org/10.31315/jta.v19i1.9464","url":null,"abstract":"Desa Purwosari Kapanewon Girimulyo merupakan salah satu kawasan pengembangan perkebunan teh di Kapanewon Girimulyo Kabupaten Kulon Progo, D.I.Yogyakarta. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik lahan, mengevaluasi dan memetakan tingkat kesesuaian lahan untuk tanaman teh di Desa Purwosari, Kapanewon Girimulyo, Kabupaten Kulon Progo, D.I.Yogyakarta. Penelitian menggunakan metode survey untuk mengetahui kondisi wilayah, metode purposive sampling untuk penentuan titik sampel berdasarkan Peta Sistem Lahan yang dibuat dengan overlay peta jenis tanah, peta tata guna lahan dan peta kemiringan lereng. Analisis kesesuaian lahan dilakukan dengan metode pembandingan (matching) karakteristik lahan dengan kriteria kesesuaian lahan. Parameter penelitian meliputi temperatur rerata, curah hujan, kelembaban, lama masa kering, drainase, tekstur, bahan kasar, kedalaman tanah, KPK tanah, kejenuhan basa, pH H2O, C-organik, N-Total, P2O5, K2O, kemiringan lereng, bahaya erosi, genangan, batuan permukaan, dan singkapan batuan. Karakteristik lahan diperoleh temperature rerata 21,5-24,2oC, curah hujan 2,087,9 mm/tahun, kelembaban udara 78% dan masa kering 4,5 bulan. Drainase tanah baik, tekstur tanah agak halus sampai kasar, bahan kasar sedikit sampai banyak, KPK tanahnya rendah dengan kejenuhan basa sangat rendah sampai sedang, pH tanah 5,3-7,2, C-Organik tanah sangat rendah sampai tinggi, N-Total tanah tinggi sampai sangat tinggi, kadar P2O5 sangat rendah sampai sangat tinggi dan kadar K2O sangat rendah. Bahaya erosinya sangat ringan dan tidak ada bahaya banjir. Batuan permukaan dan singkapan batuan hampir tidak ada. Hasil penilaian kesesuaian lahan dari total luas 459,947 Ha untuk tanaman teh menghasilkan kelas kesesuaian lahan S3wa (Marginal Suitable water availability) 36,11% dan S3warc (Marginal Suitable water availability, root condition) 13,64%.","PeriodicalId":165729,"journal":{"name":"JURNAL TANAH DAN AIR (Soil and Water Journal)","volume":"12 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-04-09","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"127971312","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"ANALISIS PERKEMBANGAN TANAH METODE PELARUTAN SELEKTIF DENGAN EKSTRAKSI DITIONIT SITRAT BIKARBONAT, AMMONIUM OKSALAT, DAN PIROFOSFAT PADA ANDISOL PUNCAK GUNUNG SUMBING KABUPATEN MAGELANG","authors":"Hizkia Setya Simangunsong, Djoko Mulyanto, Partoyo Partoyo","doi":"10.31315/jta.v19i2.9545","DOIUrl":"https://doi.org/10.31315/jta.v19i2.9545","url":null,"abstract":"Puncak Gunung Sumbing memiliki suhu relatif rendah yang mengakibatkan perkembangan tanah terhambat akibat mineral sulit terkristalisasi. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui perkembangan Andisol di puncak Gunung Sumbing berdasarkan analisa pelarutan selektif. Sampel tanah diambil pada tanah terpilih kedalaman 20-30 cm (horizon illuviasi) kemudian di analisis di laboratorium. Analisis laboratorium dengan pelarutan selektif yaitu pirofosfat (Al dan Fe), oksalat (Al,Fe, dan Si) dan ditionit sitrat bikarbonat (Al dan Fe). Hasil penelitian menunjukkan bahwa Alp 0,6%, Fep 0,13%, Alo 3,05%, Feo 0,71%, Sio 0,78%, Ald 1,59%, Fed 1,34%, Alt 5,99%, Fet 3,69%, Ferihidrit 1,2%, Alofan 5,53%, Feo/ Fed 0,53%, Fek/ Fea 1,09%, Fek/ Fet 0,17%, Fed/ Feo 1,89%, Sio/ Alt 0,13 dan Alo+0,5Feo 3,4%. Perkembangan tanah masih rendah diakibatkan faktor suhu relatif rendah sehingga kristalisasi terhambat.","PeriodicalId":165729,"journal":{"name":"JURNAL TANAH DAN AIR (Soil and Water Journal)","volume":"10 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-12-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"127980793","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"PENGARUH PEMBERIAN KALSIT TERHADAP BEBERAPA SIFAT KIMIA LATOSOL PATUK GUNUNGKIDUL","authors":"H. Kurniawan, Djoko Mulyanto, M. Nurcholis","doi":"10.31315/jta.v18i1.9480","DOIUrl":"https://doi.org/10.31315/jta.v18i1.9480","url":null,"abstract":"Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh pengapuran dengan kalsit (CaC03) terhadap dinamika beberapa sifat kimia Latosol. Metode yang digunakan adalah percobaan yang disusun menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) satu faktor dengan tujuh perlakuan pemberian kalsit yang disetarakan dengan dosis (0; 0,5; 1; 1,5; 2; 2,5 dan 3 cmol/kg Al-dd) yang secara berturut-turut setara dengan pemberian kalsit sebanyak (0; 3,8; 5,7; 7,6; 9,5; 11,4; 13,3 g kalsit/3 kg tanah kering mutlak), atau (0 ton/ha; 2,964 ton/ha; 4,218 ton/ha; 5,624 ton/ha; 6,956 ton/ha; 8,436 ton/ ha, dan 9,842 ton/ha). Setiap perlakuan terdapat 3 ulangan sehingga ada 21 unit percobaan. Pengolahan data untuk mengetahui pengaruh perlakuan digunakan sidik ragam Anaysis of Varian (AN0VA) dan diikuti dengan uji lanjutan menggunakan Tukey pada taraf uji nyata 95%. Parameter yang diamati meliputi pH, KPK, P-tersedia, Al tertukar dan oksida Fe, Al, Mn. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian kalsit setara 0,5 cmol/kg Al-dd = 2,964 ton/ha berpengaruh nyata terhadap kenaikan pH, penurunan Al3+dan H+tertukar. Tidak ada beda nyata pada pemberian kalsit walaupun pada takaran Al-dd 3 cmol/ kg, namun ada perbaikan sifat-sifat tanah seperti P tersedia dengan takaran kalsit sampai setara Al-dd 1 cmol/ kg. Pemberian kalsit > 1 cmol/kg Al-dd pada tanah Latosol diduga sudah berlebihan (over liming) yang berdampak pada penurunan P tersedia. Pemberian kalsit pada dosis > 1,5 Cmol/kg baru menunjukkan kenaikan nilai KPK tanah . Oksida-oksida Mn tidak mengalami perubahan dengan penambahan dosis kalsit.","PeriodicalId":165729,"journal":{"name":"JURNAL TANAH DAN AIR (Soil and Water Journal)","volume":"8 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-06-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"127826152","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}