{"title":"APLIKASI KOMPOS LIMBAH KULIT KAKAO PADA BERBAGAI WAKTU PEMBERIAN TERHADAP KETERSEDIAAN HARA-P DAN PERTUMBUHAN BAYAM MERAH","authors":"Widhi Kurniawan, Lelanti Peniwiratri, Y. W. Ratih","doi":"10.31315/jta.v19i1.9463","DOIUrl":"https://doi.org/10.31315/jta.v19i1.9463","url":null,"abstract":"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kompos limbah kulit kakao dan waktu pemberian terhadap ketersediaan Phosphor Latosol dan pertumbuhan bayam merah. Penelitian ini menggunakan metode Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 2 faktor perlakuan yaitu, faktor pertama takaran pupuk kompos limbah kulit kakao dengan takaran K0=0% dari berat tanah, K1=2,5% dari berat tanah, K2=5% dari berat tanah dan K3=7,5% dari berat tanah. Faktor kedua yaitu waktu pemberian W0=bersamaan waktu tanam, W1=15 hari sebelum tanam dan W3=30 hari sebelum tanam. Data hasil pengamatan dianalisis untuk keragamannya dengan menggunakan sidik ragam dengan jenjang nyata 5%. Analisis perbedaan antara perlakuan digunakan Duncan Multiple Range Test (DMRT). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pemberian pupuk kompos limbah kulit kakao dan waktu pemberian berpengaruh nyata terhadap pH H2O, C-organik, P-tersedia Latosol tetapi tidak berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman dan berat kering tanaman. Pemberian 5% kompos limbah kulit kakao pada 15 hari sebelum tanam mampu memberikan hasil yang terbaik pada hara P tersedia Latosol dan pertumbuhan bayam merah.","PeriodicalId":165729,"journal":{"name":"JURNAL TANAH DAN AIR (Soil and Water Journal)","volume":"38 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-04-09","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"129718841","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"HUBUNGAN KEMATANGAN GAMBUT DENGAN KADAR LENGAS TERHADAP EMISI KARBON DIOKSIDA (CO2) PADA GAMBUT KALIMANTAN TENGAH","authors":"Rahma Dania Ayushinta, Susila Herlambang, Dyah Arbiwati, Maswar Maswar","doi":"10.31315/jta.v18i1.9471","DOIUrl":"https://doi.org/10.31315/jta.v18i1.9471","url":null,"abstract":"Gambut tersusun oleh material organik lebih dari 45% dengan kandungan air yang relatip banyak. Gambut memiliki tingkat kematangan dan kadar lengas yang berbeda akan menentukan besarnya emisi CO2 terutama pada pembukaan lahan untuk budidaya pertanian. Tujuan penelitian ini yaitu mengetahui pengaruh tingkat kematangan dan kadar lengas gambut terhadap sifat kimia tanah gambut dan produksi gas karbon dioksida (CO2). Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dua faktor dengan 3 ulangan. Masing-masing faktor yaitu tingkat kematangan gambut (Fibrik, Hemik dan Saprik) dan kadar lengas gambut 100%, 150%, 200%, 250%, dan 300%. Analisis data dengan analysis of variance dilanjutkan dengan uji Duncan’s Multiple Range Test pada jenjang 5%. Hasil penelitian menunjukkan tingkat kematangan gambut saprik berpengaruh terhadap penurunan emisi CO2, C-Organik dan peningkatan kadar abu, tetapi tidak berpengaruh terhadap nilai Eh. Perlakuan kadar lengas tidak berpengaruh terhadap emisi CO2, C-Organik dan kadar abu, tetapi pada kadar lengas 300% berpengaruh terhadap penurunan Eh. Terjadi interaksi pada kombinasi perlakuan gambut saprik dengan kadar lengas 300% memberikan perubahan nilai pH tanah dan N total tertinggi, serta C/N paling rendah","PeriodicalId":165729,"journal":{"name":"JURNAL TANAH DAN AIR (Soil and Water Journal)","volume":"43 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-04-09","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"124539198","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"PENGARUH PEMBERIAN ZEOLIT DAN BATUAN FOSFAT ALAM TERHADAP KETERSEDIAAN P LATOSOL DAN SERAPANNYA OLEH JAGUNG","authors":"Didi Irwanto, Didi Saidi, Lelanti Peniwiratri","doi":"10.31315/jta.v19i2.9466","DOIUrl":"https://doi.org/10.31315/jta.v19i2.9466","url":null,"abstract":"Tujuan penelitian ini adalah mengetahui pengaruh pemberian Zeolit dan Batuan Fosfat Alam terhadap ketersediaan P Latosol dan serapannya oleh Jagung (Zea Mays L). Penelitian dilakukan di rumah kaca Fakultas Pertanian Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Yogyakarta. Rancangan penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) pola faktorial. Faktor pertama dosis zeolit adalah Z0:0 ton/ha, Z1:1 ton/ha, faktor kedua dosis fosfat batuan P0:0 ton/Ha, P1 :0,4 ton/Ha, dan P2 : 0,8 ton /Ha sehingga kombinasi perlakuan menghasilkan 9 macam kombinasi dengan 3 ulangan akan diperoleh 27 pot percobaan. Parameter awal dan akhir analisis tanah meliputi P-tersedia dan P total pada latosol, P-jaringan, pH H2O latosol, KTK latosol, kandungan P2O5 dalam batuan fosfat, analisis tinggi, dan berat kering tanaman. Penentuan pengaruh perlakuan terhadap parameter digunakan ANOVA (Analisis of varians) taraf 5%, sedangkan untuk membandingkan antar perlakuan digunakan Uji Jarak Berganda Duncan (DMRT). Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian zeolit dan batuan fosfat alam berpengaruh nyata terhadap P-tersedia, berat basah tanaman jagung, berat kering tanaman jagung, dan serapan P tanaman jagung, akan tetapi kedua perlakuan ini tidak berpengaruh nyata terhadap pH H2O, KPK Latosol, tinggi tanaman jagung dan P tanaman jaringan jagung.","PeriodicalId":165729,"journal":{"name":"JURNAL TANAH DAN AIR (Soil and Water Journal)","volume":"21 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-04-09","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"133831469","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"PENGARUH PENGGUNAAN LAHAN DAERAH TANGKAPAN AIR TERHADAP VOLUME SEDIMEN DI WADUK SEMPOR KABUPATEN KEBUMEN","authors":"Vivi Rizqi Hapsari, Muhamad Kundarto, Susila Herlambang","doi":"10.31315/jta.v19i1.9461","DOIUrl":"https://doi.org/10.31315/jta.v19i1.9461","url":null,"abstract":"Waduk Sempor merupakan kawasan penampungan air yang memiliki kapasitas 52 juta m3 dengan luas Daerah Tangkapan Air (DTA) 42,31 km2. Air yang masuk ke dalam waduk membawa sedimen dan menyebabkan waduk mengalami pendangkalan. Perubahan penggunaan lahan di sekitar waduk dapat menyebabkan laju sedimentasi meningkat dan mengakibatkan pengendapan sedimen. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh perubahan penggunaan lahan terhadap volume sedimen di Waduk Sempor. Penelitian dilaksanakan di DTA Waduk Sempor Kabupaten Kebumen pada bulan September 2020 sampai April 2021. Data penggunaan lahan diperoleh dari Citra Satelit Quickbird tahun 1984, 1994, 2013, 2015 dan 2019, sedangkan data volume sedimen diperoleh dari Balai Besar Wilayah Sungai Serayu Opak pada tahun yang sama. Hasil interpretasi menunjukkan terjadi perubahan penggunaan lahan di DTA Waduk Sempor dari tahun 1984 hingga 2019. Perubahan penggunaan lahan terjadi pada area dengan luas 1.805,05 ha, yang terdiri dari hutan 689,91 ha, sawah 163,8 ha, kebun 39,19 ha, permukiman 857,24 ha dan waduk 55 ha. Perubahan penggunaan lahan tersebut memiliki kecenderungan menjadi permukiman, yaitu dari luas 39,9 ha menjadi 892,14 ha. Volume sedimen terus meningkat dengan rata-rata 0,035 juta m3/tahun. Hasil analisis menunjukkan penggunaan lahan permukiman berpengaruh terhadap volume sedimen.","PeriodicalId":165729,"journal":{"name":"JURNAL TANAH DAN AIR (Soil and Water Journal)","volume":"368 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-04-09","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"124611893","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"KESESUAIAN LAHAN UNTUK TANAMAN PISANG DI DESA JETIS KEPANEWON SAPTOSARI KABUPATEN GUNUNGKIDUL YOGYAKARTA","authors":"Binardi Binardi, Partoyo Partoyo, Djoko Mulyanto","doi":"10.31315/jta.v18i2.9476","DOIUrl":"https://doi.org/10.31315/jta.v18i2.9476","url":null,"abstract":"Kabupaten Gunungkidul memiliki sebagian wilayah yang mempunyai karakteristik lahan yang unik, yaitu termasuk kawasan karst. Kawasan karst pada umumnya tandus, sulit untuk dilakukan kegiatan bercocok tanam. Hal tersebut terjadi karena sedikitnya air dipermukaan. Penelitian ini bertujuan untuk memetakan kesesuaian lahan untuk tanaman pisang di Desa Jetis, Kepanewon Saptosari, Kabupaten Gunungkidul, D.I. Yogyakarta dan mempelajari faktor pembatas untuk budidaya tanaman pisang serta mengusulkan upaya untuk peningkatan kesesuaian lahan di daerah penelitian. Penelitian ini menggunakan metode survey. Penentuan titik sampel dilakukan berdasarkan Peta Satuan Lahan (PSL) yang dibuat dengan overlay peta tata guna lahan, peta jenis tanah, dan peta kemiringan lereng. Hasil dari overlay didapatkan 22 satuan lahan dan dipilih untuk titik sampel sebanyak 11 satuan lahan. Satuan lahan yang dipilih meliputi tegalan/ladang, kebun, dan semak belukar. Satuan lahan yang tidak diambil meliputi hutan konservasi, pemukiman, dan hutan produksi. Analisis kesesuaian lahan menggunakan metode matching berdasarkan tabel kriteria kesesuaian lahan untuk tanaman pisang menurut Djaenudin et al., (2011). Parameter yang diamati meliputi tekstur, KPK tanah, kejenuhan basa, pH H2O, temperatur udara, curah hujan, kelembaban udara, drainase tanah, kedalaman tanah, C-Organik, kemiringan lereng, batuan dipermukaan, dan singkapan batuan besar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kelas kesesuaian lahan di wilayah penelitian untuk tanaman pisang termasuk kelas S3 (re, nr) seluas 105,78 ha (10,75 %), S3 (re) seluas 217,66 ha (22,13 %) dan N (re) seluas 556,07 ha (56,55 %). Perbaikan yang dapat dilakukan adalah memperbaiki saluran drainase di saat musim hujan dan memperkirakan waktu penanaman, serta membuat terasering.","PeriodicalId":165729,"journal":{"name":"JURNAL TANAH DAN AIR (Soil and Water Journal)","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-04-09","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"131159468","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"KESESUAIAN LAHAN UNTUK TANAMAN ANGGUR DI KELURAHAN PAKEMBINANGUN, KAPANEWON PAKEM, DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA","authors":"Wendy Krisnata, Sari Virgawati, E. Julianto","doi":"10.31315/jta.v19i1.9462","DOIUrl":"https://doi.org/10.31315/jta.v19i1.9462","url":null,"abstract":"Kelurahan Pakembinangun dulunya merupakan sentra agrowisata tanaman buah naga. Namun saat ini, kondisi ekonomi mengalami penurunan minat dan mempunyai harga jual buah yang rendah. Lahan pada areal ini menjadi lahan yang tidak produktif. Beberapa petani mencoba mengembangkan budidaya anggur dilahan tersebut. Tujuan dari penelitian ini adalah menentukan kelas kesesuaian lahan, mengetahui faktor pembatas, dan membuat peta kelas kesesuaian lahan untuk tanaman anggur (Vitis. sp) di Kelurahan Pakembinangun. Metode yang digunakan adalah metode survei dengan penentuan titik sampel tanah menggunakan metode purposive sampling berdasarkan sistem peta lahan dari hasil tumpang susun (overlay) kemiringan lereng dan tata guna lahan. Penelitian ini menggunakan matching system antara karakteristik lahan dengan kriteria kesesuaian lahan untuk tanaman anggur menurut BBSDLP. Parameter yang digunakan meliputi temperatur udara, curah hujan, drainase tanah, tekstur tanah, bahan kasar, kedalaman tanah, KPK tanah, kejenuhan basa, pH, C-Organik, N total, P2O5 tersedia dan K2O tersedia, kemiringan lereng, bahaya erosi, tinggi genangan banjir, lama genangan banjir, batuan dipermukaan dan singkapan batuan. Hasil penelitian menunjukan bahwa pada semua sistem lahan yang diteliti seluas 112,1 ha cukup sesuai (S2) untuk ditanami tanaman anggur dengan faktor pembatas media perakaran pada parameter tekstur.","PeriodicalId":165729,"journal":{"name":"JURNAL TANAH DAN AIR (Soil and Water Journal)","volume":"10 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-04-09","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"123858097","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
N. Nurlaeny, A. Setiawan, Bintang Hari Kusumadewi, Risti Riana, M. Dzulfikar B.A., Ranu Manggala Putra
{"title":"EFEK BIOCHAR PADA BERBAGAI PERSENTASE AIR TANAH TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL KEDELAI SERTA SIFAT-SIFAT KIMIA TANAH INCEPTISOL","authors":"N. Nurlaeny, A. Setiawan, Bintang Hari Kusumadewi, Risti Riana, M. Dzulfikar B.A., Ranu Manggala Putra","doi":"10.31315/jta.v19i2.9465","DOIUrl":"https://doi.org/10.31315/jta.v19i2.9465","url":null,"abstract":"Sifat fisikokimia tanah yang mampu mendukung ketersediaan air selama pertumbuhan tanaman dapat ditingkatkan melalui input komponen organik yang dapat menambah daya pegang air oleh partikel tanah. Penelitian tentang aplikasi biochar pada berbagai persentase air tanah pada Inceptisols asal Jatinangor dilakukan untuk mengamati bagaimana komponen pertumbuhan serta hasil tanaman kedelai (Glycine max L. Merr) kultivar Anjasmoro, kadar air dan bahan organik tanah, kapasitas tukar kation (KTK), konsentrasi dan serapan N, K dipengaruhi oleh kedua perlakuan tersebut. Percobaan dilaksanakan dalam Rumah Plastik Laboratorium Kultur Terkendali, Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran Jatinangor menggunakan Rancangan Acak Kelompok pola faktorial. Dosis biochar sebagai faktor pertama terdiri dari empat taraf (0, 5, 10, dan 15 t ha-1) dan persentase air tanah dari kapasitas lapang (KL) sebagai faktor kedua terdiri dari empat taraf (100, 80, 60 dan 40%) yang diulang tiga kali. Interaksi perlakuan biochar 15 t ha-1 pada kondisi 100% KL berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman, nodula akar, N total dan serapan N serta kadar air tanah pada 6 minggu setelah tanam (MST). Kadar bahan organik tanah dipengaruhi oleh dosis biochar 5–15 t ha-1 dan jumlah daun trifoliat serta bobot kering tanaman pada fase vegetatif akhir dipengaruhi oleh persentase air tanah 60–100% KL. Dosis biochar dan berbagai persentase air tanah tidak berpengaruh nyata terhadap KTK, K-dd dan serapan K.","PeriodicalId":165729,"journal":{"name":"JURNAL TANAH DAN AIR (Soil and Water Journal)","volume":"80 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-04-09","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"129919853","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Shobar Arif, M. Nurcholis, Partoyo Partoyo, I. Himawan
{"title":"PERENCANAAN JARINGAN IRIGASI BERDASARKAN ANALISIS EKSPRESI TOPOGRAFI DAN POLA PENGALIRAN MENGGUNAKAN DATA LIDAR DI DESA SINDANGLAYA, KABUPATEN SERANG, PROVINSI BANTEN","authors":"Shobar Arif, M. Nurcholis, Partoyo Partoyo, I. Himawan","doi":"10.31315/jta.v18i2.9475","DOIUrl":"https://doi.org/10.31315/jta.v18i2.9475","url":null,"abstract":"LIDAR (Light Detection and Ranging) merupakan teknologi penginderaan jauh yang menyediakan data pengukuran elevasi dengan cepat dan akurat. Desa Sindanglaya mempunyai luas 73,8 ha, dan menjadi daerah perencanaan pengembangan irigasi. Tujuan penelitian ini adalah pembuatan perencanaan jaringan irigasi berdasarkan data DEM dan orthophoto dari LIDAR. Metode yang digunakan adalah pengolahan data DEM menjadi kontur detail dan pola pengaliran. Data kontur digunakan sebagai bahan perencanaan jaringan irigasi, pola pengaliran sebagai perencanaan saluran drainase dan orthophoto digunakan sebagai bahan tataguna lahan. Alat dan bahan yang digunakan dalam mengelola data tersebut adalah komputer dengan software AutoCad 3D, ArcGis 10.3, Global Mapper dan Corel Draw X7. Berdasarkan pengolahan data tersebut diperoleh peta dan sketsa perencanaan saluran irigasi yang dibuat berdasarkan paduan Kriteria Perencanaan (KP) irigasi. Sistem irigasi direncanakan menggunakan pompa hidrolik ramp pump dari sungai Cidanau menuju areal persawahan Desa Sindanglaya. Jaringan irigasi yang dibuat termasuk kedalam kategori irigasi teknis, yang terdiri dari satu jaringan primer dengan panjang 600 m, tiga jaringan sekunder (124 m, 270 m dan 114 m), 9 jaringan tersier (260 m, 164 m, 200 m, 64 m, 215 m, 120 m, 80 m, 70 m dan 25 m), tiga jaringan drainase (554 m, 700 m dan 939 m), satu bangunan bendung di sungai Cidanau, 9 bangunan sadap pada saluran tersier, 7 bangunan sadap dengan pintu bagi pada saluran sekunder dan tiga bangunan terowongan.","PeriodicalId":165729,"journal":{"name":"JURNAL TANAH DAN AIR (Soil and Water Journal)","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-04-09","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"132373216","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Ja'far Shiddiq Ramadhani, Muhamad Kundarto, R. A. Widodo
{"title":"KESESUAIAN LAHAN UNTUK TANAMAN PADI DI KECAMATAN SOKARAJA, KABUPATEN BANYUMAS, PROVINSI JAWA TENGAH","authors":"Ja'far Shiddiq Ramadhani, Muhamad Kundarto, R. A. Widodo","doi":"10.31315/jta.v18i1.9472","DOIUrl":"https://doi.org/10.31315/jta.v18i1.9472","url":null,"abstract":"Kecamatan Sokaraja menempati urutan ketiga sebagai Kecamatan yang memiliki potensi lahan yang akan membantu dalam kemandirian melakukan hal tersebut perlu dilakukan analisis kesesuaian lahan sebagai acuan pengembangan lahan. Penelitian bertujuan untuk mengetahui kesesuaian lahan dan menganalisa kesesuaian lahan untuk tanaman padi di Kecamatan Sokaraja. Metode yang digunakan adalah metode survey dengan pengambilan sampel dilakukan secara purposive sampling. Titik sampel ditentukan berdasarkan satuan lahan yang dihasilkan dari overlay peta jenis tanah, peta tata guna lahan dan peta kemiringan lereng menggunakan ArcGIS 10.5. Metode matching digunakan untuk penilaian kesesuaian lahan. Parameter yang diamati meliputi curah hujan, temperatur udara rata-rata, drainase, tekstur, kedalaman tanah, KPK, pH H2O, C-Organik. Hasil penelitian dengan 10 titik sampel menunjukkan kelas kesesuaian lahan untuk tanaman padi adalah S3rc faktor pembatas pada media perakaran dalam hal ini kedalaman tanah, dengan tekstur tanah yang mendominasi adalah lempung liat berdebu (silty clay) dan lempung liat (clay loam) dengan kedalaman tanah antara 30 cm sampai 40 cm, pH di rentang 5 sampai 6 untuk tanaman padi dan tanah serta curah hujan rata-rata pertahun 3.844,53 dengan rata-rata temperatur 26,3oC serta Kapasitas pertukaran kation >16 cmol(+)/kg-1 dengan kandungan c-organik rentang 1,00- 2,00 dan 2,01-3,00 dan kandungan P2O5 yang dominan sangat tinggi termasuk kelas S1 (sangat sesuai). Usulan perbaikan yaitu dapat diperbaiki saat pengolahan tanah dengan menggemburkan atau lebih menghancurkan tanah dan ditambahkan bahan organik.","PeriodicalId":165729,"journal":{"name":"JURNAL TANAH DAN AIR (Soil and Water Journal)","volume":"7 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-04-09","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"127283088","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"PENGARUH PEMBERIAN PUPUK KANDANG SAPI DAN MOL REBUNG TERHADAP SIFAT KIMIA REGOSOL DAN PERTUMBUHAN TANAMAN SELADA (Lactuca sativa L.)","authors":"Lisna Fitri Handasari, R. A. Widodo, Y. W. Ratih","doi":"10.31315/jta.v18i2.9479","DOIUrl":"https://doi.org/10.31315/jta.v18i2.9479","url":null,"abstract":"Tanah Regosol pada umumnya memiliki tingkat kesuburan rendah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian pupuk kandang sapi dan MOL rebung terhadap sifat kimia tanah Regosol dan pertumbuhan tanaman selada (Lactuca sativa L.). Penelitian dilakukan dengan metode percobaan yang disusun dalam Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan dua faktor dengan 3 ulangan. Faktor pertama adalah dosis pupuk kandang yang terdiri 0, 5, 10, dan 15 ton/ha. Faktor kedua adalah MOL rebung yang terdiri dari 0, 10, 30, dan 50 ml/3 kg tanah. Parameter penelitian meliputi pH, C-Organik, N-total, P-tersedia, K-tersedia, Kapasitas Pertukan Kation, jumlah mikroba total, penambat N, pelarut P. Parameter pertumbuhan tanaman selada meliputi tinggi tanaman, berat segar dan berat kering tanaman. Untuk mengetahui pengaruh perlakuan, digunakan Sidik Ragam, apabila terdapat beda nyata dilakukan uji beda antar rerata perlakuan dengan Duncan Multiple Range Test (DMRT) dengan jenjang nyata 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan pupuk kandang sapi berpengaruh nyata dalam meningkatkan kadar N total, P tersedia, dan K tersedia. Mikroorganisme Lokal (MOL) rebung berpengaruh nyata dalam meningkatkan kadar N total, P tersedia, K tersedia regosol, tinggi tanaman, berat segar tanaman, dan berat kering tanaman. Kombinasi perlakuan penambahan pupuk kandang sapi dan MOL rebung berpengaruh nyata terhadap peningkatkan pH H2O, C organik, dan KPK Regosol. Perlakuan kombinasi yang paling baik pada peningkatan pH H2O, C organik, dan KPK tanah yaitu pada perlakuan pupuk kandang sapi 15 ton/ha dan MOL Rebung 50 ml/polibag (K3M3).","PeriodicalId":165729,"journal":{"name":"JURNAL TANAH DAN AIR (Soil and Water Journal)","volume":"46 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-04-09","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"122804573","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}