{"title":"Interkoneksi antara Anak Muda, Usaha Mencari Pasangan dan Pendampingan Pastoral","authors":"Friendly Simbolon","doi":"10.38189/jan.v3i1.314","DOIUrl":"https://doi.org/10.38189/jan.v3i1.314","url":null,"abstract":"Bagi sebagian anak muda, mencari pasangan adalah hal yang sulit. Banyak faktor yang mengakibatkan kondisi ini terjadi. Kurang memiliki rasa percaya diri, terlalu memilih, dan kepribadian yang introvert. Perlu sebuah metode pendampingan yang cocok dengan pola pikir anak muda agar mereka tidak salah mencari pasangan hidup. Metodologi yang digunakan adalah kuantitatif deskriptif dengan studi literatur untuk mendapatkan model praktis pendampingan yang diperlukan oleh anak muda. Hasilnya adalah pendampingan yang diperlukan kepada anak muda agar mereka mendapatkan pasangan hidup yang benar adalah dengan menggunakan metode pendampingan konseling. Pendekatan pendampingan ini dilakukan dengan membangun dan mengelola hubungan dengan Anak Muda, mengenal mereka satu sama lain sambil menetapkan ekspektasi mereka.","PeriodicalId":149837,"journal":{"name":"Angelion: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristen","volume":"84 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-06-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"123151785","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Dampak Pluralisme terhadap Penyampaian Amanat Agung di Era Digital","authors":"Yovianus Epan, Sandi Naftali, Yulius Subari Putra, Prananto Prananto, Fransiskus Irwan Widjaja","doi":"10.38189/jan.v3i1.293","DOIUrl":"https://doi.org/10.38189/jan.v3i1.293","url":null,"abstract":"Dalam dunia pluralis, kekristenan dihadapkan pada tantangan yang serius, pluralis menerapkan keharmonisan dalam keberagaman untuk menciptakan kedamaian. Setiap orang merasa perlu terbuka terhadap agama, suku, dan budaya. Hal ini juga berarti bahwa setiap orang juga bebas menjalankan kebenaran yang diyakininya. Dampaknya setiap orang bebas menjalankan agamanya masing-masing tanpa ada intervensi dari agama maupun kelompok lain, dan ini menyebabkan setiap agama tidak dapat menjalankan ekspansi jiwa-jiwa dengan bebas untuk menjadi pengikutnya meskipun pluralisme memiliki cara untuk membicarakan agama melalui cara berdialog. Hal ini juga berdampak bagi penyampaian amanat agung yang menjadi terbatas sehingga orang percaya tidak termotivasi lagi dalam menyampaiakn kabar baik karena adanya dampak pluralisme. Namun, tidak dapat dipungkiri bahwa teknologi informasi dan komunikasi juga memberikan peluang bagi pemberitaan kabar baik di tengah masyarakat pluralis (sosial media). Adapun kebaruan yang ditawaran dalam penelitian ini juga berpangakal dari penelitan sebelumnya, seperti yang dikemukakan oleh Fransiskus Irwan Widjaja menandaskan bahwa kelompok agama perlu melihat kambali tanggung jawabnya agar dapat berkerja sama, dan bertindak sebagai distributor rahmat Tuhan dalam eskalasi keharmonisan dan kedamaian agama-agama. Selaras juga dengan apa yang ditulis oleh Y. Hariprabowo dalam kesimpulan yang paparkan dalam penelitiannya bahwa dialog merupakan unsur dasar dalam misi evangelikal, yang memperkenalkan nilai-nilai dari Injil. Kedua penelitian tersebut sudah mengemukakan dampak pluralisme dan penyampaian amanat agung sehingga penulisan ini menawarkan dampak plurlisme terhadap penyampaian amanat agung era digital. Data-data yang diperoleh diharapkan dapat membantu orang percaya untuk mengambil celah pemberitaan injil di era digital.Kata Kunci: Pluralisme; Amanat Agung; dan Era Digital","PeriodicalId":149837,"journal":{"name":"Angelion: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristen","volume":"18 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-06-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"126578847","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Kompetensi Profesional Guru dalam Proses Pembelajaran Pendidikan Agama Kristen","authors":"Neni Viani, Yonatan Alex Arifianto","doi":"10.38189/jan.v3i1.250","DOIUrl":"https://doi.org/10.38189/jan.v3i1.250","url":null,"abstract":"Kompetensi profesional guru merupakan kemampuan seorang guru dalam proses belajar mengajar. Kompetensi profesional guru juga membutuhkan keahlian yang benar-benar yang dimiliki oleh seorang guru profesional. Proses pembelajaran Agama Kristen kompetensi professional seorang guru juga sangat dibutuhkan apalagi pada zaman yang semakin berkembang saat ini. Seorang pendidik Agama Kristen juga haruslah memiliki kepribadian yang baik sehigga dapat menjadi teladan bagi para peserta didiknya sebagimana meneladani Yesus Kristus. Bukan hanya memiliki kepribadian baik saja tetapi spiritualitasnya juga haruslah benar-benar dimiliki oleh seorang pengajar Agama Kristen. Sebagai pendidik Agama Kristen yang diajarkan haruslah berpusat pada Alkitab yang menjadi dasar materi dalam pembelajaran sehingga apa yang akan disampaikan sesuai dengan ajaran Kristen yang berpusat pada Alkitab. Penulis menggunakan metode penelitian kulitatif dan metode deskriptif dengan melakukan studi Pustaka terhadap penelitian ini. Jadi, kompetensi professional guru dalam proses pembelajaran PAK adalah usaha seorang guru yang harus memiliki kemampuan, keterampilan, dan keahlian dalam pembelajaran PAK yang harus berpusat pada Alkitab.","PeriodicalId":149837,"journal":{"name":"Angelion: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristen","volume":"21 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-06-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"129038429","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Dampak Konteks Politik Masa Intertestamental pada Penolakan Yesus Sebagai Mesias","authors":"Jane Pelealu","doi":"10.38189/jan.v3i1.312","DOIUrl":"https://doi.org/10.38189/jan.v3i1.312","url":null,"abstract":"If we want to understand the New Testament more deeply and broadly, it is not enough to interpret it from the text we read, but it is very important to understand the context behind the text. Because the New Testament is full of political, social, cultural, economic, geographical, biographical contexts, which are very different from our present context. It is highly recommended to study Intertestamental Theology, because the New Testament text is very closely related to the context of the Intertestamental period, indeed we cannot build theology from the Intertestamental period, but this period provides an important source of information for New Testament theology. For example, the theological questions that arise when we read the New Testament, are: Why did the Jews reject Jesus as the Messiah?, Why did the Sanhendrin reject Jesus? Even though they consist of groups of different sects and often clash, in terms of rejecting Jesus as the Messiah, they seem to be united in rejecting and agreeing to the decision of the Roman court to put Jesus to death. Of course the political context of the Intertestamental period will provide an answer. In relation to this question, it is important to discuss the topic: \"The Political Context of the Intertestamental Period Has an Impact on the Rejection of Jesus as the Messiah\". An exploration of the political context of the Intertestamental period will highlight the rulers who ruled in the period between the Old and New Testaments which is about 400 years apart. What was the political condition of the Jewish nation at that time? The political, religious and social atmosphere at that time changed significantly. As a colonized nation, they certainly experienced oppression, not being free to carry out their religious rituals. In such conditions, they hoped for the presence of a Messiah who would free them from colonialism. The time came for the fulfillment of the prophecies of the prophets about the expected Messiah, namely Jesus the Nazarene, but they rejected Him because it did not match their political expectations.Bila kita ingin memahami Perjanjian Baru lebih dalam dan luas, maka tidak cukup menafsirkannya dari teks yang kita baca, tetapi sangat penting memahami konteks yang melatarbelakangi teks tersebut. Sebab Perjanjian Baru sarat dengan konteks politik, sosial, budaya, ekonomi, geografis, biografi, yang berbeda jauh dengan konteks kita masa kini. Sangat disarankan untuk belajar Teologi Intertestamental, karena teks Perjanjian Baru sangat berkaitan erat dengan konteks periode Intertestamental, memang kita tidak mungkin membangun teologi dari masa Intertestamental, akan tetapi periode tersebut memberikan sumber informasi yang penting untuk teologi Perjanjian Baru. Misalnya, pertanyaan teologis yang muncul ketika kita membaca Perjanjian Baru, ialah: Mengapa bangsa Yahudi menolak Yesus sebagai Mesias?, Mengapa Sanhendrin menolak Yesus? Sekalipun mereka terdiri dari kelompok yang berbeda aliran dan sering bentrok","PeriodicalId":149837,"journal":{"name":"Angelion: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristen","volume":"4 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-06-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"114785655","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Imanuel Nuban, Reni Triposa, Yonatan Alex Arifianto
{"title":"Deskripsi Pemahaman Siswa terhadap Kedisiplinan sebagai Penanaman Nilai-Nilai Kristen","authors":"Imanuel Nuban, Reni Triposa, Yonatan Alex Arifianto","doi":"10.38189/jan.v2i2.221","DOIUrl":"https://doi.org/10.38189/jan.v2i2.221","url":null,"abstract":"Kedisiplinan dalam konteks pendidikan pada hakikatnya merupakan bagian dari pendidikan karena kedisiplinan merupakan suatu proses yang dibiasakan dan di terapkan dalam kehidupan sehari-hari, seperti norma-norma, sikap, serta aturan yang dianggap menjadi tolak ukur dalam sekolah. Disiplin adalah bukan untuk membebani siswa agar peserta didik terbebani, tetapi setiap siswa punya disiplin dalam hidupnya, bahkan setiap kelompok dalam belajar mengajar akan ada disiplin karakter untuk menaati aturan-aturan yang ada, jika siswa dapat memahami arti disiplin maka siswa akan senang dan mau menataati setiap peraturan-peraturan yang ada. Mengunakan metode kualitatif deskriptif dengan pendekatan studi literature maka dapat disimpulkan bahwa penanaman nilai kristen bertitik tolak pada peran guru dalam menanamkan disiplin belajar dalam proses pembelajaran yang konduksif di sekolah, sebab guru adalah salah satu diantara faktor pendidikan yang memiliki peranan paling strategis. Peran guru dalam pembentukan disiplin belajar peserta didik, sebagai pembimbing yang menuntun peserta didik dengan memberikan dukungan dan arahan, peran guru sebagai contoh teladan disiplin yang dapat siswa menjadikan idola peserta didik, dan mengembangkan ilmu bagi kemajuan belajar siswa.","PeriodicalId":149837,"journal":{"name":"Angelion: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristen","volume":"283 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-12-16","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"122961797","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Ramses Simanjuntak, Bakhoh Jatmiko, Anthoneta Ratu Pa, H. Siswoyo, Albert Yusuf Langke
{"title":"Akomodasi Filsafat Pragmatisme dalam Pendidikan Agama Kristen untuk Menjawab Tantangan Pembelajaran di Era Digital","authors":"Ramses Simanjuntak, Bakhoh Jatmiko, Anthoneta Ratu Pa, H. Siswoyo, Albert Yusuf Langke","doi":"10.38189/jan.v2i2.200","DOIUrl":"https://doi.org/10.38189/jan.v2i2.200","url":null,"abstract":"The spirit of society 5.0 era demands the mastery and utilization of technology along with digital literation in every area of life. This development and challenges also occur in the education sector. A similar challenge is wrestled by Christian Education (CE) to be relevant knowledge within this era. CE must improve itself amid limitations within it. What innovations can be made to make CE relevant and fit to answer the needs of this digital era? This research aims to integrate positive contributions of pragmatism education philosophy toward CE in answering the needs of this era. The pragmatism thinking emphasizes practice and relevant learning outcomes as well as applicative skills. CE needs this utility in the learning process within this pragmatic era. This research applied a qualitative descriptive method with a literature research approach. The founding of this research is a proposal of accommodation of pragmatism philosophy toward CE using project based learning, collaborative learning, and creative problem solving learning approach.Era digital merupakan perkembangan peradaban yang tidak mungkin dihindari. Perkembangan teknologi dan digitalisasi berbasis internet telah memberikan kontribusi signifikan di dalam dunia pendidikan. Sebagaimana semangat society 5.0 yang menekankan kegunaan teknologi dan keilmuan bagi kebaikan manusia, dunia pendidikan secara khusus dalam Pendidikan Agama Kristen (PAK) harus ikut berbenah diri ditengah keterbatasan dan ketertinggalan yang dihadapi. Inovasi apa yang dapat dilakukan guna membuat keilmuan ini tetap releven dan menjawab kebutuhan di era digital ini? Pemikiran pragmatisme yang menekankan pada capaian pembelajaran yang praktis, relevan, dan berorientasi pada keterampilan aplikatif (utilitas) adalah hal yang diperlukan di dalam konteks PAK di dalam proses pembelajaran di era pragmatis ini. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif, dan jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kepustakaan dengan mengumpulkan data atau karya tulis ilmiah yang berkaitan dengan obyek penelitian atau pengumulan data yang bersifat kepustakaan. Kajian di dalam penelitian ini mengusulkan akomodasi filsafat pragmatism di dalam PAK dengan pendekatan pembelajaran yang berupa project based learning, collaborative learning, dan creative problem solving.","PeriodicalId":149837,"journal":{"name":"Angelion: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristen","volume":"33 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-12-15","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"115809243","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Maxlucky Tinenti, B. Nainggolan, Stimson Hutagalung, Rolyana Ferinia
{"title":"Warisan Keimanan dan Kesetiaan: Penerapan Pendidikan Agama Kristen oleh Orang Tua di Masa Pandemi Covid-19","authors":"Maxlucky Tinenti, B. Nainggolan, Stimson Hutagalung, Rolyana Ferinia","doi":"10.38189/jan.v2i2.211","DOIUrl":"https://doi.org/10.38189/jan.v2i2.211","url":null,"abstract":"The purpose of this study was to examine the role of parents in maintaining the legacy of their children's faith and loyalty, through the existence of Christian religious education in the midst of the covid-19 pandemic restriction situation. Parents need to grow their children's loyalty and faith in the midst of the current covid-19 pandemi situation, so that children can still feel God's presence through their form of faith and loyalty, even though they have to worship at their respective homes. The research method used is a qualitative method with a literature review approach. The data sources are books, journals, Bibles, commentaries, and other sources that can be justified academically. From the results of this study, Christian religious education has a major contribution through the role of parents in maintaining children's faith and loyalty while limiting worship activities during the covid-19 pandemic by implementing PAK through morning and evening worship at home, reading God's Word using detailed methods. and skimming, meditation, and praying individually, in groups, as well as providing spiritual learning through online media","PeriodicalId":149837,"journal":{"name":"Angelion: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristen","volume":"219 ","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-12-15","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"120877761","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Retraksi: Keterampilan Mengajar Guru PAK Sebagai Faktor dalam Menumbuhkan Minat Belajar Siswa di Kelas","authors":"Adi Suhenra Sigiro","doi":"10.38189/jan.v2i2.197","DOIUrl":"https://doi.org/10.38189/jan.v2i2.197","url":null,"abstract":"Artikel telah ditarik kembali oleh penulis karena telah terjadi submit ganda.","PeriodicalId":149837,"journal":{"name":"Angelion: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristen","volume":"7 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-12-15","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"126028823","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Sapto Sunariyanti, Seri Damarwanti, I. Priana, Darmanto Darmanto, Roni Gunawan
{"title":"Evaluasi Keterlibatan Gereja Kristen Nazarene di Pulau Jawa Terhadap Isu Eco-Theology di Era Masyarakat 5.0","authors":"Sapto Sunariyanti, Seri Damarwanti, I. Priana, Darmanto Darmanto, Roni Gunawan","doi":"10.38189/jan.v2i2.193","DOIUrl":"https://doi.org/10.38189/jan.v2i2.193","url":null,"abstract":"Genesis 1:26 and 2:15 state that the Church as an integral part of mankind receives mandate from God to preserve the earth which He created good. The earth which once was good but now is facing a crucial environmental problems, such as nature pollution and global warming; which is caused by human indiscretion in managing the earth; become the impetus for this paper to examine whether the Church has been being eco – theology enough and also to explore the Church’s involvement in maintaining the nature as an environment for every creature. In order to accomplish the objective of this paper, hence the question of whether the Church is still actively carrying out God’s mandate as the steward and caretaker of the earth, becomes the main issue that will be discussed and answered in this research. The selection of the Church of the Nazarene population was determined on the basis that in the perspective of Missio Dei, and the statute of the Church of the Nazarene, the Church plays a role in carrying out God’s Mission through environmental preservation. Java island is appointed as the population based on facts that Java island is the most densely populated area in Indonesia which is vulnerable to environmental damage. The research was conducted with the biblical study approach on the key verse and undertaking evaluation of the Church’s role through a survey method to measure its involvement in environmental issues with various approaches that are possible to be implemented in 5.0 era. The result of the research is expected to become a turning point for the Church’s involvement to be more effective in overcoming environmental problems around the Church. The recency of the research compared with the previous one lies on the implementation aspect of Missio Dei of the Church of the Nazarene, and its relevance towards the Church’s responsibility in preserving the earth. Kejadian 1:26 dan 2:15 menyatakan bahwa Gereja sebagai bagian integral dari umat manusia mendapat mandat dari Tuhan untuk memelihara bumi yang diciptakanNya baik. Bumi yang semula baik adanya, namun kini menghadapi masalah lingkungan hidup yang krusial, seperti pencemaran alam dan pemanasan global; yang diakibatkan oleh ketidakbijaksanan manusia dalam menata bumi; menjadi pendorong dari paper ini untuk menelisik apakah Gereja sudah cukup ber eco – theology (berteologi alam) dan juga untuk mengeksplorasi bagaimana keterlibatan Gereja dalam memelihara alam sebagai lingkungan hidup setiap makhluk. Dalam rangka mencapai tujuan paper ini, maka pertanyaan apakah Gereja masih menjalankan mandate Tuhan sebagai pengelola dan pemelihara bumi secara aktif, menjadi issue utama yang akan dibahas dan dijawab dalam penelitian ini. Pemilihan populasi Gereja Kristen Nazarene ditentukan atas dasar bahwa dalam perpektif Missio Dei, dan Tata Dasar Gereja Kristen Nazarene; Gereja berperan menjalankan Misi Allah melalui melestarikan lingkungan hidup. Pulau Jawa ditentukan sebagai populasi dengan dasar fakta bahwa ","PeriodicalId":149837,"journal":{"name":"Angelion: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristen","volume":"50 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-12-14","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"126913604","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Tantangan Proses Pembelajaran Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti pada Era Pandemi Covid-19: Studi Kasus Kelas Generation For Christ Lembang – Bandung Barat","authors":"Gery Altobely Seroh, Agus Nugroho","doi":"10.38189/jan.v2i2.192","DOIUrl":"https://doi.org/10.38189/jan.v2i2.192","url":null,"abstract":"The learning process for Christian Religion & Morals Education (PAK & BP) in Christian minority areas is very different from Christian majority areas. There are many challenges and obstacles faced in the face-to-face learning process, especially in Christian minority areas. In addition to the small number of students, several factors such as; the unavailability of a schedule for religious lessons, unavailable classrooms, perceptions of religious values (marks) can be obtained from the church, lack of response from the school, the absence of adequate teacher availability resulting in one teacher or volunteer have to teach many schools with various classes that must be put together in one day, had become challenges in the PAK & BP learning process. Entering the era of the COVID-19 pandemic, which requires learning to take place online, creates a new challenge, namely learning must go online, making the challenges of the learning process more complicated. This is what makes the author want to give an overview of what the challenges faced in learning PAK & BP are. The use of the survey method in this paper is expected to provide an overview of these challenges and is also expected to provide practical solutions or alternatives that can be used in the PAK & BP learning process.Proses pembelajaran Pendidikan Agama Kristen & Budi Pekerti (PAK & BP) di daerah minoritas Kristen sangat jauh berbeda dengan daerah mayoritas Kristen. Banyak tantangan dan kendala yang dihadapi dalam proses pembelajaran secara tatap muka khususnya di daerah minoritas Kristen. Selain karena jumlah siswa yang sedikit, beberapa faktor seperti tidak tersedianya jadwal untuk pelajaran agama, ruang kelas tidak tersedia, persepsi tentang nilai agama bisa diberi dari gereja, respon dari sekolah yang kurang, tidak adanya ketersediaan guru pengajar yang memadai sehingga mengakibatkan satu guru atau relawan pengajar harus mengajar banyak sekolah dengan beragam kelas yang harus disatukan dalam satu hari, menjadi tantangan-tantangan tersendiri dalam proses pembelajaran PAK & BP. Memasuki era pandemi Covid-19 yang mengharuskan pembelajaran dilangsungkan secara online membuat terciptanya tantangan baru yaitu pembelajaran harus melalui daring sehingga membuat tantangan proses pembelajaran semakin rumit. Hal inilah yang membuat penulis ingin memberi gambaran tentang seperti apa tantangan yang dihadapi dalam pembelajaran PAK & BP. Penggunaan metode survei dalam penulisan ini diharapkan bisa memberi gambaran tentang tantangan-tantangan tersebut dan juga diharapkan dapat memberikan solusi atau alternatif praktis yang bisa digunakan dalam proses pembelajaran PAK & BP.","PeriodicalId":149837,"journal":{"name":"Angelion: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristen","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-12-14","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"125951683","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}