{"title":"Food Safety Knowledge of Food Sanitation Hygiene Practices in the Era of Pandemic COVID-19","authors":"D. Haryanti, Y. Suryaningsih","doi":"10.32528/ijhs.v13i1.5292","DOIUrl":"https://doi.org/10.32528/ijhs.v13i1.5292","url":null,"abstract":"Background and Objectives: Food hygiene and sanitation in various food industries or processed food service providers requires special attention from the government during this pandemic, where the sector remains a necessity for the entire community. Monitoring and evaluation are urgently needed in order to break the chain of transmission and eliminate the risk of contamination of food during processing or during packaging. This study was conducted to determine the relationship between knowledge and food hygiene and sanitation practices at public facilities providing processed food.Methods: This research is an observational study using a cross sectional design. The population in this study is the food service industry of class A2 and A3. Determination of respondents in this study was done by purposive sampling. The instrument used in this study was a questionnaire from FAO related to policies regarding the impact of COVID-19 on food safety and nutrition.Results: The results showed that the knowledge of the majority of food handler and presenters was 18 (47.4%) and the application of food hygiene and sanitation was also low 28 (73.8%). Food handlers and presenters with good knowledge have better compliance in implementing food hygiene and sanitation compared to food handlers and presenters who have sufficient and less knowledge (p value 0.05).Conclusions and Implications: Low knowledge of food handlers and presenters is known to be one of the factors not implementing food hygiene and sanitation so that it has the potential to increase the spread of the SAR-CoV-2 virus. One strategy that can be done is to provide continuous socialization and education through various mass media using a cultural approach. Keywords: Hygiene; Sanitation; Food; Pandemic.","PeriodicalId":120047,"journal":{"name":"The Indonesian Journal of Health Science","volume":null,"pages":null},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-06-28","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"123241281","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Hubungan Respon Time Keluarga dalam Membawa Pasien Stroke ke Pelayanan Kesehatan dengan Tingkat Keparahan Pasien Stroke","authors":"Linda Ishariani, Dian Rachmania","doi":"10.32528/ijhs.v13i1.5274","DOIUrl":"https://doi.org/10.32528/ijhs.v13i1.5274","url":null,"abstract":"Stroke merupakan penyakit defisist neurologis akut yang disebabkan oleh gangguan pembuluh darah otak yang terjadi secara mendadak menimbulkan kecacatan atau kematian. Respon keluarga dalam membawa pasien stroke ke pelayanan kesehatan sangat penting sehingga tingkat keparahan stroke menjadi ringan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan respon time keluarga dalam membawa pasien stroke ke pelayanan kesehatan dengan tingkat keparahan pasien stroke. Desain penelitian ini menggunakan korelasional dengan pendekatan cross sectional. Pengambilan sampel menggunakan teknik accidental sampling sebanyak 30 responden. Hasil menunjukkan hampir setengah dari responden memiliki respon time dalam membawa pasien stroke ke pelayanan kesehatan dengan kategori cepat (36,7%) responden dan sebagian besar responden memiliki tingkat keparahan ringan (53,3%) responden. Analisa data menggunakan uji Spearman Rank didapatkan nilai P value 0,000 α 0,05 artinya H1 diterima berarti ada hubungan respon time keluarga dalam membawa pasien stroke ke pelayanan kesehatan dengan tingkat keparahan pasien stroke, dengan nilai coefficient corelation sebesar 0,834 artinya mempunyai hubungan yang sangat kuat dengan arah hubungan positif yaitu semakin respon time keluarga dalam membawa pasien stroke ke pelayanan Kesehatan baik maka tingkat keparahan stroke ringan. Diharapkan keluarga juga mampu mendeteksi dini gejala awal yang muncul pada pasien sehingga tingkat keparahan penyakit juga berkurang","PeriodicalId":120047,"journal":{"name":"The Indonesian Journal of Health Science","volume":null,"pages":null},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-06-28","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"132364584","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Dara Ardhia, Mariatul Kiftia, Miranda Rizkia, Nevi Hasrati Nizami, Elka Halifah
{"title":"Hubungan Faktor Stressor Internal Ibu Primigravida dalam Menghadapi Persalinan","authors":"Dara Ardhia, Mariatul Kiftia, Miranda Rizkia, Nevi Hasrati Nizami, Elka Halifah","doi":"10.32528/ijhs.v12i2.4875","DOIUrl":"https://doi.org/10.32528/ijhs.v12i2.4875","url":null,"abstract":"Latar Belakang dan Tujuan: Persalinan merupakan suatu proses pengeluaran janin, plasenta dan jaringan lainnya dari dalam rahim melewati jalan lahir baik secara pervaginam maupun section caesaria. Proses ini menyebabkan perubahan baik secara fisik dan psikologis, salah satu perubahan yang terjadi pada psikologis yaitu kecemasan dan ketakutan terutama pada ibu primigravida. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan stressor internal dengan aspek psikologis ibu primigravida dalam menghadapi persalinan di Puskesmas Mutiara Barat Pidie. Metode: Metode analitik dengan pendekatan crosssectional. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu primigravida di Puskesmas Mutiara Barat Pidie yang berjumlah 56 responden, adapun tehnik pengambilan sampel dalam penelitian ini dengan tehnik simple random sampling. Hasil: Hasil uji statistik dengan chi-square didapatkan P-value 0,022 0,05 menunjukkan bahwa ibu dengan stress internal ringan secara psikologis siap menghadapi persalinan yaitu sebanyak (80,0%). Simpulan dan Implikasi: Ada hubungan antara stressor internal dengan psikologis ibu primigravida dalam menghadapi persalinan. Petugas kesehatan atau bidan untuk lebih meningkatkan konseling dan penyuluhan mengenai kesiapan psikologis ibu agar dapat menurunkan tingkat kecemasan ibu untuk menghadapi proses persalinan.","PeriodicalId":120047,"journal":{"name":"The Indonesian Journal of Health Science","volume":null,"pages":null},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-04-09","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"132677973","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Alvian Pristy Windiramadhan, S. Suryani, Kusman Ibrahim
{"title":"Pengalaman Hidup Wanita Pekerja Seks (WPS) yang Terinfeksi HIV","authors":"Alvian Pristy Windiramadhan, S. Suryani, Kusman Ibrahim","doi":"10.32528/ijhs.v12i2.4873","DOIUrl":"https://doi.org/10.32528/ijhs.v12i2.4873","url":null,"abstract":"Latar Belakang dan Tujuan: Pada WPS yang terinfeksi HIV, mereka tidak hanya mengalami penderitaan fisik saja, tetapi juga dihadapkan pada penderitaan psikososial akibat adanya stigma dan diskriminasi dari masyarakat. Tujuan penelitian ini untuk mengungkap secara mendalam tentang pengalaman hidup WPS yang terinfeksi HIV sejak pertama kali terdiagnosis HIV, melakukan pengobatan, sampai dengan menjalani kehidupan sehari-hari setelah terinfeksi HIV. Metode: Desain penelitian yang digunakan adalah kualitatif dengan pendekatan fenomenologi deskriptif. Pengambilan data dilakukan dengan wawancara mendalam pada enam WPS yang terinfeksi HIV yang telah mengungkapkan status dan kondisi penyakitnya kepada petugas kesehatan. Hasil penelitian dianalisis dengan metode Colaizzi. Hasil: Berdasarkan hasil penelitian pengalaman hidup Wanita Pekerja Seks (WPS) yang terinfeksi HIV dideskripsikan dalam lima tema terkait, yaitu : 1) Merasa tekanan berat, hancur, dan ngedrop ketika tahu status HIV positif, 2) Menerima status, memperoleh dukungan, dan bangkit, 3) Menjalani pengobatan dan berupaya tetap sehat, 4) Berhenti sebegai WPS dan menjalani kesempatan hidup kedua, 5) Jaga diri biar tidak tertular “Corona”.Simpulan dan Implikasi: Kelima tema tersebut dapat diinterpretasikan bahwa makna pengalaman hidup WPS yang terinfeksi HIV adalah dari merasakan keterpurukan saat pertama kali terinfeksi HIV menuju peningkatan kualitas hidup yang lebih baik dalam menjalani aktivitas keseharinya.","PeriodicalId":120047,"journal":{"name":"The Indonesian Journal of Health Science","volume":null,"pages":null},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-04-09","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"133388751","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Perbedaan Latihan Nordic Walking dan Brisk Walking Terhadap Perubahan Sirkulasi Arteri Kaki pada Penderita PAD","authors":"Iis Noventi, S. Maimunah","doi":"10.32528/ijhs.v12i2.4871","DOIUrl":"https://doi.org/10.32528/ijhs.v12i2.4871","url":null,"abstract":"Latar Belakang dan Tujuan: Peripheral Arterial Disease (PAD) adalah salah satu komplikasi yang sangat sering dari makrovaskular. PAD merupakan manifestasi dari aterosklerosis yang ditandai oleh penyakit penyumbatan atherosklerosis pada ekstermitas bawah. Denyut nadi kaki dipengaruhi juga oleh aktivitas fisik.Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui adanya perbedaan latihan Nordic Walking dan Brisk Walking terhadap perubahan sirkulasi arteri kaki(dorsalis pedis) pada penderita PAD. Metode: Metode penelitian ini adalah pretest-posttest control group design dan teknik acak sederhana digunakan untuk mengumpulkan subjek. Sebanyak 40 subjek dariwarga RW 03 Karang Rejo Dua Kelurahan Wonokromo, terbagi dalam Kelompok Perlakuan I dengan jumlah 20 orang dan Kelompok Perlakuan II berjumlah 20 orang. Denyut nadi kaki diukurmenggunakan Simple Handheld Vascular Doppler Ultrasound Probe dan tensimeter.Hasil: Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada Kelompok Perlakuan I terdapat perbedaan bermakna pada denyut nadi kaki dibandingkan pada Kelompok Perlakuan II (p=0,000).Simpulan dan Implikasi: Latihan Nordic Walking dapat menimbulkan perubahan denyut nadi kaki lebih besar dibandingkan latihan Brisk Walking. Dengan demikian nordic walking lebih disarankan diberikan pada pasien PAD untuk meningkatkan sirkulasi arteri kaki. simpulan dan implikasi: Latihan nordic walking dapat menimbulkan perubahan denyut nadi kaki lebih besar dibandingkan latihan brisk walking. dengan demikian nordic walking lebih disarankan diberikan pada pasien PAD untuk meningkatkan sirkulasi arteri kaki. ","PeriodicalId":120047,"journal":{"name":"The Indonesian Journal of Health Science","volume":null,"pages":null},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-04-09","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"129403487","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Metode Pembelajaran Demonstrasi untuk Meningkatkan Kemampuan Ibu dalam Pengelolaan Makanan Bergizi pada Balita Stunting","authors":"Zakiyah Yasin, Nelyta Oktavianisya","doi":"10.32528/ijhs.v12i2.4869","DOIUrl":"https://doi.org/10.32528/ijhs.v12i2.4869","url":null,"abstract":"Latar Belakang: Stunting merupakan salah satu indikator keberhasilan kesejahteraan masyarakat. Dampaknya sangat luas mulai dari ekonomi, kecerdasan dan kualitas, yang berefek pada masa depan anak. Kejadian Stunting pada balita dikarenakan kurang memperhatikan status gizi dan pengelolahannya. Status gizi memiliki pengaruh yang sangat besar dalam mewujudkan sumber daya manusia yang berkualitas di masa yang akan datang. Permasalahan status gizi pada balita masih jadi pekerjaan rumah dan tantanga, setiap daerah juga bersama-sama mengentaskan masalah ini. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis apakah metode pembelajaran demonstrasi dapat meningkatkan kemampuan ibu dalam mengelola makanan bergizi. Metode: Jenis penelitian ini adalah quasy-experiment, pretest- posttest control group design. Rancangan ini berupaya untuk mengungkapkan hubungan sebab-akibat dengan cara melibatkan kelompok kontrol dan kelompok eksperimental. Penelitian dilakukan di UPT Puskesmas Dungkek dengan sampel berjumlah 40 responden. Uji statistik menggunakan independent sample T Test. Hasil: Nilai signifikan ρ Value = 0,000 dengan α = 0,05. Karena ρ value α maka ada pengaruh metode demontrasi terhadap peningkatan kemampuan ibu dalam pengelolaan makanan bergizi. Simpulan dan Implikasi: Metode pembelajaran demonstrasi dapat meningkatkan kemampuan ibu dalam mengelola makanan yang bergizi untuk balita stunting. Dengan demikian maka intervensi ini dapat diberikan oleh petugas kesehatan sebagai salah satu bentuk penanganan stunting pada balita.","PeriodicalId":120047,"journal":{"name":"The Indonesian Journal of Health Science","volume":null,"pages":null},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-04-09","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"114541462","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Istianah Istianah, I. G. Arsana, Hapipah Hapipah, Z. Arifin
{"title":"Efektifitas Mirror Therapy terhadap Kekuatan Otot dan Status Fungsional Pasien Stroke Non Hemoragik","authors":"Istianah Istianah, I. G. Arsana, Hapipah Hapipah, Z. Arifin","doi":"10.32528/ijhs.v12i2.4872","DOIUrl":"https://doi.org/10.32528/ijhs.v12i2.4872","url":null,"abstract":"Latar Belakang dan Tujuan: Stroke merupakan gangguan fungsi otak yang dapat berdampak pada berbagai fungsi tubuh diantaranya defisit motorik berupa hemiparese. Mirror Therapy merupakan salah satu terapi untuk pasien stroke dengan melibatkan sistem mirror neuron. Tujuan penelitian untuk mengetahui efektifitas mirror therapy terhadap kekuatan otot dan status fungsional pasien stroke dengan hemiparese. Metode: Desain penelitian ini menggunakan pra eksperiment dengan pendekatan One Group Pre Test and Post Test Design. Populasi penelitian ini adalah semua pasien stroke yang dirawat inap di RSUD Kota Mataram berjumlah 108 orang. Sampel penelitian adalah pasien stroke non hemoragik dengan hemiparese berjumlah 16 responden yang dipilih dengan tekhnik purposive sampling. Instrumen penelitian: lembar observasi kekuatan otot, barthel indeks, dan cermin. Data dianalisis dengan univariat dan bivariate. Hasil: Hasil penelitian didapatkan rata-rata kekuatan otot sebelum intervensi adalah 2,69 dan setelah intervensi 3.63, sedangkan rata-rata status fungsional sebelum intervensi 42,5 dan setelah intervensi menjadi 72,5. Hasil analisis dengan uji willcoxon diperoleh nilai p value untuk kekuatan otot 0,0000,05 dan status fungsional 0,0010,05. Simpulan dan Implikasi: Mirror therapy berpengaruh terhadap peningkatan kekuatan otot dan status fungsional pasien stroke dengan hemiparese, sehingga tehnik mirror therapy dapat digunakan sebagai penatalaksanaan dan perawatan untuk meningkatkan kekuatan otot dan status fungsional pasien stroke.","PeriodicalId":120047,"journal":{"name":"The Indonesian Journal of Health Science","volume":null,"pages":null},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-04-09","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"122831436","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Model Pemberdayaan Ibu dalam Mencegah Stunting di Wilayah Pedesaan","authors":"Resti Utami, Kholifah Siti","doi":"10.32528/ijhs.v12i2.4867","DOIUrl":"https://doi.org/10.32528/ijhs.v12i2.4867","url":null,"abstract":"Latar Belakang dan Tujuan: Pemberdayaan ibu dikaitkan dengan peningkatan gizi anak, dan keduanya mendukung pencapaian beberapa tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs). Tujuan penelitian ini adalah untuk menemukan suatu model pemberdayaan ibu dalam mencegah stunting di wilayah pedesaan. Penelitian menggunakan metode analitik deskriptif pendekatan cross sectional. Metode: Desain penelitian menggunakan analitik deskriptif dengan pendekatan cross sectional. Pengumpulan data menggunakan data sekunder dan buku KIA. Penelitian dilakukan di Desa Biting, wilayah kerja Puskesmas Arjasa. Sampel dalam penelitian sebesar 100 responden. Penelitian mengoperasionalkan pemberdayaan ibu dengan menggunakan tiga domain resources (lingkar lengan atas/LILA, usia ibu, pendidikan ibu), agency (keputusan pemberian asi eksklusif), dan achievements (status gizi balita). Analisis statistik dalam penelitian ini menggunakan Partial Least Squares. Hasil: Model pemberdayaan ibu yang didasarkan pada kerangka kerja Kabeer (1999) yang terdiri dari resources, agency, dan achievements telah fit berpengaruh dalam mencegah stunting di wilayah pedesaan yang ditunjukan dengan nilai GoF 0,773 dan predictive relevance 0,643 mendekati nilai 1. Simpulan dan Implikasi: Temuan ini memberikan beberapa penjelasan dan implikasi potensial bahwa: 1) pemberdayaan ibu berfungsi sebagai jalur dasar untuk mencegah stunting terutama meningkatkan gizi balita, 2) peningkatan ini dapat berasal dari peningkatan agency ibu yang berkaitan dengan keputusan untuk memberikan ASI eksklusif, 3) mekanisme biologis dan sosial dimana usia, nutrisi yang memadai dari wanita sebelum dan selama kehamilan (ditunjukan dengan indikator kecukupan energi lingkar lengan atas/LILA), dan pendidikan ibu mengoptimalkan transfer informasi ibu dalam mendukung keputusan pemberian asi eksklusif yang pada akhirnya dapat berkontribusi dalam mencegah stunting dengan meningkatkan gizi balita.","PeriodicalId":120047,"journal":{"name":"The Indonesian Journal of Health Science","volume":null,"pages":null},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-04-09","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"128453690","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Pengalaman Penderita DM Tipe 2 dalam Pengendalian Kadar Gula Darah","authors":"R. Rusdianingseh, Difran Nobel Bistara","doi":"10.32528/ijhs.v12i2.4868","DOIUrl":"https://doi.org/10.32528/ijhs.v12i2.4868","url":null,"abstract":"Latar Belakang dan Tujuan: Hiperglikemi pada pasien DM disebabkan oleh gangguan sekresi insulin atau kerja insulin yang tidak adekuat. Sel tubuh yang tidak memberikan respon terhadap gangguan sekresi insulin, atau tidak bisa memanfaatkan secara optimal, maka akan mengalami penumpukan gula darah dalam tubuh. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui arti dan makna pengalaman penderita DM tipe 2 dalam pengendalian kadar gula darah di wilayah Kebonsari Surabaya. Metode: Penelitian ini menggunakan desain fenomenologi deskriptif. Pengumpulan data dilakukan dengan indept interview. Partisipan dalam penelitian ini adalah penderita DM tipe 2 yang tinggal dengan keluarganya di wilayah Kebonsari Surabaya. Data yang dikumpulkan berupa rekaman wawancara dan catatan lapangan. Hasil transkrip verbatim dianalisis menggunakan metode Open Code4.02. Hasil: Penelitian mengidentifikasi 4 tema yaitu pemahaman tentang DM, penyesuaian pola hidup, terapi DM dan kesulitan dalam pengendalian DM. Simpulan dan Implikasi: Pentingnya pemahaman tentang DM, penyesuaian pola hidup, terapi dan pengendalian DM menjadi dasar perlunya program dan panduan peningkatan pengetahuan serta ketrampilan pengendalian DM tipe 2 di rumah.","PeriodicalId":120047,"journal":{"name":"The Indonesian Journal of Health Science","volume":null,"pages":null},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-04-09","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"129197434","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Firdawsyi Nuzula, M. Oktaviana, Rizky Dwiyanti Yunita
{"title":"Pendidikan Kesehatan terhadap Kader tentang Intervensi Gizi Spesifik dalam Pencegahan Stunting","authors":"Firdawsyi Nuzula, M. Oktaviana, Rizky Dwiyanti Yunita","doi":"10.32528/ijhs.v12i2.4877","DOIUrl":"https://doi.org/10.32528/ijhs.v12i2.4877","url":null,"abstract":"Latar Belakang dan Tujuan: Stunting merupakan salah satu dari triple burden masalah gizi dimana diakibatkan oleh kekurangan gizi kronis terutama pada 1000 hari pertama kehidupan (HPK) yang mengakibatkan anak mengalami gagal tumbuh. HPK merupakan gerakan mempercepat perbaikan gizi untuk memperbaiki kehidupan anak dimasa yang akan datang sebagai upaya untuk menurunkan prevalensi stunting. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberdayaan kader terhadap intervensi gizi spesifik dalam pencegahan terjadinya stunting di Pukesmas Songgon. Metode: Metode penelitian ini Quasi eksperimen, dengan menggunakan pendekatan Pretest-Posttest Control Group Design. Uji analisis menggunkan uji Mann Whitney. Hasil: Ada perbedaan pengetahuan kader yang cukup signifikan setelah mendapatkan pendidikan kesehatan tentang intevensi gizi spesifik dalam pencegahan stunting dengan nilai 0,039, dan tidak terdapat perbedaan praktik kader terhadap intevensi gizi spesifik dalam pencegahan stunting setelah mendapatkan pendidikan kesehatan dengan nilai 0,422. Simpulan dan Implikasi: Pengetahuan kader terhadap intevensi gizi spesifik dalam pencegahan stunting didapatkan perbedaan pengetahuan kader yang cukup signifikan setelah diberikan pendidikan kesehatan. Kader sebagai kepanjangan tangan petugas kesehatan di masyarakat perlu diberikan edukasi oleh petugas kesehatan agar memahami pencegahan stunting.","PeriodicalId":120047,"journal":{"name":"The Indonesian Journal of Health Science","volume":null,"pages":null},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-04-09","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"128647420","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}