{"title":"NEGARA USMANI DAN HILAL AHMER CEMIYETI DI INDONESIA SELAMA PERANG DUNIA I (1914-1918)","authors":"F. R. Supratman","doi":"10.15575/al-tsaqafa.v19i2.19586","DOIUrl":"https://doi.org/10.15575/al-tsaqafa.v19i2.19586","url":null,"abstract":"Setelah Syaihulislam Usmani, Ali Hayri Efendi, membacakan deklarasi jihad di Masjid Fatih, Istanbul pada November 1914, Usmani melakukan mobilisasi besar-besaran guna memenangkan Perang Dunia I (1914-1918). Muslim di seluruh dunia juga mengetahui kabar bergabungnya Usmani ke dalam koalisi Triple Entente dalam Perang Dunia I. Deklarasi jihad pun disebarkan melalui surat kabar-surat kabar lokal di dunia Islam (Alem-i Islam), termasuk Indonesia. Muslim Indonesia, kebanyakan Arab Hadrami, kemudian membentuk Komite Hilal Ahmer Cemiyeti (Hilal Ahmer Cemiyeti) guna mengumpulkan donasi yang digunakan untuk membantu orang-orang Usmani yang sedang mengalami kesulitan selama perang. Penelitian ini membahas mengenai pembentukan Komite Hilal Ahmer Cemiyeti di Indonesia untuk membantu negara Usmani. Dengan menggunakan sumber primer berupa surat kabar Indonesia yang tersimpan di Perpustakaan Nasional Republik Indonesia, penulis ingin melihat sejarah Usmani dan Indonesia pada Perang Dunia I dalam konteks global.","PeriodicalId":119438,"journal":{"name":"Al-Tsaqafa : Jurnal Ilmiah Peradaban Islam","volume":"5 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-01-02","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"133095790","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
J. Jamaluddin, Rahman Latif Alfian, Affaf Mujahidah, Kurnia Sari Wiwaha
{"title":"PENULIS KITAB PEGON DI JAWA ABAD XX: BIOGRAFI KIAI ASRORI AHMAD DAN KARYA-KARYANYA","authors":"J. Jamaluddin, Rahman Latif Alfian, Affaf Mujahidah, Kurnia Sari Wiwaha","doi":"10.15575/al-tsaqafa.v19i2.20787","DOIUrl":"https://doi.org/10.15575/al-tsaqafa.v19i2.20787","url":null,"abstract":"This article attempts to describe the biography of the prolific kiai writer and translator of the kitab Pegon, Kiai Asrori Ahmad who lived Wonosari, Magelang, Central Java in the twentieth century. The kiai, who was born in 1923, is widely known as a writer of numerous written books of Pegon, both in the form of translations and original ones. His work remarkably scattered in various Islamic disciplines, such as fiqh (Islamic jurisprudence), tawhid (monotheism), hadith, akhlaq-tasawwuf and sirah (history). In order to describe the biography of kiai Asrori comprehensively, this article uses the historical-codicological method by basing it on primary sources, such as interviews with kiai Asrori Ahmad's family and examining his works, as well as other supporting sources. Based on historical analysis. The result revealed that kiai Asrori Ahmad is a product of Islamic boarding school education who had the expertise of kitab kuning (yellow book). This special expertise was later developed by Kiai Asrori by improving it in within the tradition of the pesantren library, the book of pegon, under the guidance of Kiai Bisri Mustofa Rembang, one of the foremost preaching kiai and author of the twentieth century book of Pegon. Under the direction of his teacher who later became brother-in-law, Kiai Bisri Mustof, kiai Asrori eventually transformed into one among prolific writers of pegon book in the twentieth century. The record demonstrated approximately 30 titles spread out in 50 books that have been born from the patience and perseverance of Kiai Asrori Ahmad. All of his works were hatched from three important motivations: religious motivation, educational motivation and economic motivation.","PeriodicalId":119438,"journal":{"name":"Al-Tsaqafa : Jurnal Ilmiah Peradaban Islam","volume":"59 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-01-02","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"124549502","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"THE RELEVANCE OF SHEIKH AL WASIL TOMB AS HISTORICAL EVIDENCE OF THE SPREAD OF ISLAM IN KEDIRI","authors":"Ervin Yunus Evendi","doi":"10.15575/al-tsaqafa.v19i2.21156","DOIUrl":"https://doi.org/10.15575/al-tsaqafa.v19i2.21156","url":null,"abstract":"Syekh Wasil Syamsuddin for the citizens of Kediri is the figure of the first propagator of Islam in the city of Kediri. The story of Sheikh Al Wasil's character comes mostly from speech stories that developed in the community and is supported by artifacts in the form of epitaphs that are in the tomb, these artifacts are believed to be a marker of the early spread of Islam in Kediri or the year this character died. The background of Sheikh al Wasil's arrival in Kediri apart from spreading Islam was allegedly due to the invitation of Prabu Sri Aji Jayabaya to discuss the book of Musarar (Serat Jangka Jayabaya). In addition, another opinion emerged, namely the similarity of architecture in the Setono Gedong tomb complex with the tomb complex of Sunan Drajad in Lamongan. opinion is supported by the opinion that Sunan Drajad married a daughter of the Duke of Kediri, namely Retno Ayu Condro Sekar who is the daughter of Suryo Adilogo, so it is suspected that Sheikh Al Wasil was Suryo Adilogo. Thus there needs to be extracthistorical data through the critical historical method with 4 stages, namely heuristics, verification, interpretation and historiography. And in the preparation of this article the researcher used descriptive qualitative methods with data obtained from interviews, observations and literature studies. This research also aims to explore to explain the character of Sheikh Al Wasil in Kediri. Keywords: Syekh Al Wasil Syamsuddin; Islamic religion propagator; The relevance of the tomb of Syekh Al WasilAbstrak :Syekh Wasil Syamsuddin bagi warga Kediri merupakan sosok tokoh penyebar agama Islam pertama di Kota Kediri. Kisah ketokohan Syekh Al Wasil banyak berasal dari cerita tutur yang berkembang di masyarakat serta didukung oleh artefak berupa epitaph yang berada dalam makam, artefak tersebut dipercaya sebagai sebagai penanda masa awal penyebaran islam di kediri atau tahun meninggalnya tokoh ini. Latar belakang kedatangan syekh al wasil di Kediri selain untuk menyebarkan agama islam diduga karena adanya undangan Prabu Sri Aji Jayabaya untuk membahas kitab musarar (serat jangka Jayabaya). Selain itu muncul opini lain yakni adanya kesamaan arsitektur dalam kompleks makam setono gedong dengan kompleks makam sunan Drajad di Lamongan. opini tersebut didukung oleh pendapat bahwa Sunan Drajad menikahi seorang putri adipati Kediri yakni Retno Ayu Condro Sekar yang merupakan putri dari Suryo Adilogo, sehingga diduga syekh al wasil adalah suryo adilogo. Dengan demikian perlu ada upaya penggalian data sejarah melalui metode sejarah kritis dengan 4 tahap yakni heuristik,verifikasi,interpretasi dan historiografi. Dan dalam penyusunan artikel ini peneliti menggunakan metode kualitatif deskriptif dengan data yang diperoleh dari wawancara,observasi dan studi pustaka. Penelitian ini pun bertujuan untuk menggali fakta sejarah melalui makam syekh al wasil untuk menjelaskan ketokohan Syekh Al Wasil di Kediri.Kata kunci: Syekh Al Wasil Syamsuddin; Tokoh peny","PeriodicalId":119438,"journal":{"name":"Al-Tsaqafa : Jurnal Ilmiah Peradaban Islam","volume":"11 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-01-02","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"132101634","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"ANALISIS AKSIOLOGI TERHADAP GUSJIGANG SEBAGAI FALSAFAH HIDUP MASYARAKAT KUDUS","authors":"Muhammad Ikhsan Attaftazani, Annisa Ranah Zhafira","doi":"10.15575/al-tsaqafa.v19i2.20158","DOIUrl":"https://doi.org/10.15575/al-tsaqafa.v19i2.20158","url":null,"abstract":"Dakwah Sunan Kudus kepada masyarakat dengan konsep Gusjigang memberikan hasil yang signifikan dalam perkembangan kota Kudus pada masa setelahnya. Konsep Gusjigang telah menjadi falsafah hidup masyarakat sehingga kegiatan mereka terinspirasi dari ajaran tersebut. Bagus, ngaji, dan dagang merupakan sejarah diakronis yang keberadaannya masih terasa sampai sekarang. Akan tetapi, masyarakat melihat hal tersebut sebagai sesuatu yang biasa saja sehingga tidak terlalu menjiwai konsep gusjigang dalam kehidupan pribadinya. Penelitian ini bertujuan untuk melihat lebih dalam tentang konsep Gusjigang dengan menganalisisnya secara aksiologis. Hal ini bertujuan untuk memahamkan kembali masyarakat nilai-nilai yang terkandung di dalam Gusjigang. Melalui permasalahan tersebut, kajian ini akan menjawab pertanyaan (1) Apa saja nilai-nilai aksiologis yang terkandung dalam Gusjigang? (2) Bagaimana penerapan nilai-nilai aksiologi Gusjigang dalam kehidupan sehari-hari masyarakat kota Kudus? Dengan pertanyaan tersebut, Metode penelitian ini dilakukan dengan menginterpretasi nilai-nilai yang terkandung dalam Gusjigang serta melihatnya secara holistik, baik secara tekstual maupun kontekstual dalam masyarakat. Penelitian ini menunjukkan bahwa Gusjigang memiliki nilai-nilai etika dan estetika seperti menjaga akhlak, bersikap adil, dan memperindah diri. Nilai-nilai tersebut juga tampak dalam keseharian masyarakat kota Kudus yang terkenal dengan toleransi, pendidikan pesantren, dan industri kretek di dalamnya. ","PeriodicalId":119438,"journal":{"name":"Al-Tsaqafa : Jurnal Ilmiah Peradaban Islam","volume":"5 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-01-02","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"114887469","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"KONTRIBUSI SUARA MUHAMMADIYAH BAGI PENGEMBANGAN MASYARAKAT ISLAM DI INDONESIA (1915-1957)","authors":"Sandya Sahisnu Prabaswara, Muhammad Wildan","doi":"10.15575/al-tsaqafa.v19i2.21108","DOIUrl":"https://doi.org/10.15575/al-tsaqafa.v19i2.21108","url":null,"abstract":"Tercatat sebagai media cetak periode awal sebelum Indonesia merdeka, Suara Muhammadiyah mempunyai peran yang signifikan dalam pengembangan Islam di Indonesia. Terbit di masa-masa pergerakan, majalah ini muncul sebagai media yang konsisten dalam berdakwah, menyebarkan Islam bagi warga Indonesia yang haus akan ilmu agama. Walaupun bukan sebagai media cetak bagi pergerakan, Suara Muhammadiyah mempunyai peran signifikan dalam memajukan dinamika pers di Indonesia. Aspek lain yang tidak kalah penting yaitu bahwa majalah ini juga berperan dalam memajukan ekonomi masyarakat. Pembahasan mengenai majalah biasanya hanya berfokus kepada konten majalahnya saja. Akan tetapi, pembahasan majalah Suara Muhammadiyah ini akan dibahas secara tuntas bagaimana sejarah dan awal perkembangan majalah Suara Muhammadiyah, bagaimana hubungan majalah Suara Muhammadiyah, dan bagaimana kontribusi majalah Suara Muhammadiyah bagi pengembangan masyarakat Islam di Indonesia. Penelitian ini menggunakan metode penulisan sejarah dengan pendekatan sosiologi komunikasi massa. Metode penelitian sejarah diawali dengan tahap heuristik atau mengumpulkan sumber-sumber yang mendukung, kemudian verifikasi atau kritik terhadap sumber, interpretasi atau analisis terhadap sumber dan, terakhir yaitu penulisan sejarah atau historiografi. Pendekatan sosiologi komunikasi massa yang digunakan untuk menelusuri bagaimana peran majalah Suara Muhammadiyah sebagai penunjang fasilitas individu atau masyarakat. Ketika majalah Suara Muhammadiyah berhasil menjadi penunjang fasilitas komunikasi, maka akan mempermudah kehidupan masyarakat di berbagai bidang.","PeriodicalId":119438,"journal":{"name":"Al-Tsaqafa : Jurnal Ilmiah Peradaban Islam","volume":"11 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-01-02","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"126296705","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
S. Samsudin, Ajid Hakim, Shaleh Afif, Abdullah Haji Said
{"title":"PERAN KETURUNAN KUDUS DALAM MENGEMBANGKAN DAKWAH ISLAM DI BANDUNG (19-21M)","authors":"S. Samsudin, Ajid Hakim, Shaleh Afif, Abdullah Haji Said","doi":"10.15575/al-tsaqafa.v19i2.20402","DOIUrl":"https://doi.org/10.15575/al-tsaqafa.v19i2.20402","url":null,"abstract":"Sunan Kudus adalah salah seorang wali yang berhasil melakaukan Islamisasi di Kudus dan wilayah Jawa. Proses ini dilanjutkan oleh keturunan dan para pengikut Sunan Kudus, untuk terus melakukan dakwah Islam, kemudian muncul fenomena baru, ditemukan ada beberapa warga Muslim keturunan Kudus yang menetap di wilayah Bandung yang meneruskan dan mengembangkan ajaran Islam di wilayahnya masing-masing, dampaknya sebagaian besar daerah yang disinggahinya, perekembanagan agama Islamnya lebih maju dibandingkan dengan daerah lain, walaupun tidak sama semuanya. Mereka mengaku keturunan Kudus dan menetap di Bandung, Untuk itu penulis tertarik dengan mengkaji masyarakat tersebut dengan tujuan, Pertama; diperoleh gambaran sejarah dan genealogi warga Muslim keturuan Kudus di Bandung. Kedua; bagaimana sebaran dan perananya dalam mengambangkan Islam. Metode yang digunakan adalah dengan metode sejarah, yang meliputi; Heuristik, kritik, interpretasi, dan historiografi. Berdasarkan hasil penelitian munculnya warga Muslim Keturunan Kudus di Bandung melalui proses hijrahnya warga Kudus menuju wilayah Bandung pada akhir abad 18 M dan awal abad 19 M yang dilakukan oleh keluarga bani Yahya bin Abdul Jabbaar dengan membawa tiga anaknya yang bernama; Darajat, Imam Ahmad, dan Bayuhaji Tasroban berbarengan peristiwa perang Dipenogoro. Mereka menyebar ke wilayah Panyandaan Cisarua, Kebonhui, dan Parigilame Parongpong Kabupaten Bandung Barat serta ke Cipeuyeum Ciranjang Kabupaten Cianjur. Kemudian walaupun tidak semua wilayah sama, perkembangan Islamnya cukup maju dibandingkan dengan daerah lain, seperti munculnya tokoh Muslim dalam bidang ekonomi (agniya), agama (ustad, Imam mesjid, dan penghulu), pendiikian (guru dan dosen), seni (dalang dan artis), politik (lurah), hukum (pengacara-notaris), PNS, dll..","PeriodicalId":119438,"journal":{"name":"Al-Tsaqafa : Jurnal Ilmiah Peradaban Islam","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-01-02","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"131080209","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"GERAKAN ISLAM MODERN KOMUNITAS ARAB DI SOLO, 1912-1942","authors":"Akmal Aji Hidayatullah, Yusril Fahmi Adam","doi":"10.15575/al-tsaqafa.v19i2.20362","DOIUrl":"https://doi.org/10.15575/al-tsaqafa.v19i2.20362","url":null,"abstract":"The modern Islamic movement is a movement that existed in the early 20th century. This term is often used to describe the change in life systems from the traditional Islamic system to a more modern system. This movement is characterized by Islamic activities through modern organizations, newspapers, modern education, new ideologies and re-questioning the position of women in religion. Arabs living in the Dutch East Indies participated in the process of this movement, especially in Solo in the early 20th century. Therefore, this paper aims to explain how the process of the modern Islamic movement carried out by Arabs in Solo in 1912 -1942. This study uses historical methods, sociological approachment, and modernitation theory. The results of this study indicate that Arabs in Solo were initially involved with the local movement in 1912-1930. Then After \"hitting\" with the local movement, Solo Arabs took part internally among themselves which was marked by the PAI movement in 1934-1942.","PeriodicalId":119438,"journal":{"name":"Al-Tsaqafa : Jurnal Ilmiah Peradaban Islam","volume":"85 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-01-02","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"126891104","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"PENGGUNAAN AYAT-AYAT AL-QUR’AN DALAM SASTRA MELAYU (KAJIAN HERMENEUTIK TERHADAP KARYA SASTRA HAMZAH FANSURI)","authors":"Arin Rinda Rosalina","doi":"10.15575/al-tsaqafa.v19i2.19212","DOIUrl":"https://doi.org/10.15575/al-tsaqafa.v19i2.19212","url":null,"abstract":"Abstrak: Artikel ini meneliti khazanah karya sastra Hamzah Fansuri yang menggunakan ayat-ayat Al-Qur’an dengan perspektif tafsir esoterik (batiniah). Penelitian dilatarbelakangi oleh fakta menarik terkait fragmen ayat Al-Qur’an dalam karya sastra Hamzah Fansuri yang saat ini masih sangat terabaikan oleh dunia penelitian akademik terutamanya kajian tafsir Al-Qur’an. Unsur-unsur yang diuraikan antara lain karakteristik karya sastra Hamzah Fansuri, penggunaan ayat-ayat Al-Qur’an di dalamnya, dan implikasi penggunaan ayat-ayat Al-Qur’an terhadap kedalaman pemaknaan. Metode analisis data dalam kajian ini adalah deskriptif-kualitatif atau pendekatan yang mempelajari spekulasi filosofis (perenungan) dengan menyelipkan fragmen ayat Al-Qur’an di bait-bait puisinya. Penelitian ini menunjukkan bahwa fragmen ayat Al-Qur’an dalam karya sastra Hamzah Fansuri yang memberikan kedalaman pemaknaan dipengaruhi pemikiran tasawuf wujuddiyyah (wujud Tuhan). Penelitian juga menunjukkan karya sastra Hamzah Fansuri mampu menularkan pengetahuan dan kesadaran beragama. Kata Kunci : Bait-bait puisi Hamzah Fansuri, Fragmen ayat Al-Qur’an, Tafsir esoterik Abstract: This article examines the treasures of Hamzah Fansuri's literary works that use verses of the Qur'an with an esoteric (batiniah) interpretation perspective. The research is motivated by interesting facts related to fragments of Al-Qur'an verses in Hamzah Fansuri's literary works which are currently still very neglected by the world of academic research, especially the study of Al-Qur'an interpretation. The elements described include the characteristics of Hamzah Fansuri's literary work, the use of the verses of the Qur'an in it, and the implications of the use of the verses of the Qur'an on the depth of meaning. The data analysis method in this study is descriptive-qualitative or an approach that studies philosophical speculation (contemplation) by inserting fragments of Al-Qur'an verses in the verses of the poem. This study shows that the fragments of Al-Qur'an verses in Hamzah Fansuri's literary works that provide depth of meaning are influenced by the thought of SufismManifestdiyyah (the form of God). Research also shows that Hamzah Fansuri's literary works are able to transmit knowledge and religious awareness. Keywords: Hamzah Fansuri poetry verses, fragments of Al-Qur'an verses, esoteric interpretation","PeriodicalId":119438,"journal":{"name":"Al-Tsaqafa : Jurnal Ilmiah Peradaban Islam","volume":"119 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-01-02","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"127031212","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"FORMULA DAN FUNGSI SASAKALA SUNDA DALAM KUMPULAN DONGENG KI UMBARA","authors":"Yoga Sudarisman, Resa Restu Pauji","doi":"10.15575/al-tsaqafa.v19i1.18525","DOIUrl":"https://doi.org/10.15575/al-tsaqafa.v19i1.18525","url":null,"abstract":"Penelitian ini membahas tentang terminologi sastra terkait formula penceritaan dan fungsi sasakala Sunda dalam kumpulan dongeng Ki Umbara. Metode yang digunakan adalah studi pustaka melalui pendekatan tekstual dengan cara analisa isi dari teks. Hasil dari analisa yakni sasakala Sunda dalam kumpulan dongeng Ki Umbara memiliki formula cerita yang berpola atau berumus. Polanya yakni orientasi awal dilanjutkan pada konflik sederhana yang bersifat klise, dan diakhiri dengan resolusi pralogis. Selain itu, dari tataran fungsi, sasakala Sunda dalam kumpulan dongeng Ki Umbara berfungsi sebagai hiburan atau pelipur lara. Hal tersebut tergambar dari isi dan resolusi yang bersifat polos, lugu, dan cenderung lelucon.","PeriodicalId":119438,"journal":{"name":"Al-Tsaqafa : Jurnal Ilmiah Peradaban Islam","volume":"615 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-06-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"122942034","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"HISTORIOGRAFI H. ROSIHAN ANWAR DALAM PENULISAN SEJARAH DI INDONESIA TAHUN 1945-2011","authors":"Anhar Nurpiddin, S. Samsudin, Sulasman Sulasman","doi":"10.15575/al-tsaqafa.v19i1.16116","DOIUrl":"https://doi.org/10.15575/al-tsaqafa.v19i1.16116","url":null,"abstract":"H. Rosihan Anwar di Indonesia lebih dikenal sebagai seorang wartawan senior hingga mendapatkan julukan wartawan tiga zaman. Ia mempunyai peranan penting dalam penulisan sejarah, walaupun dinobatkan sebagai sejarawan non-akademis tetapi dengan banyaknya karya-karya sejarah yang ditulisnya dan ia mampu mengemas sejarah menjadi suatu hal yang menarik untuk dikaji. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana peranan dari H. Rosihan dalam penulisan sejarah, karena tokoh ini lebih dikenal sebagai seorang wartawan dibandingkan seorang sejarawan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian sejarah seperti Heuristik, Kritik, Interpretasi dan Historiografi. Hasil dari penelitian ini adalah H. Rosihan Anwar yang lebih dikenal sebagai seorang wartawan senior di Indonesia ternyata ia juga banyak memberikan konstribusinya dalam penulisan-penulisan sejarah di Indonesia. Walaupun termasuk ke dalam kategori sejarawan non-akademisi.","PeriodicalId":119438,"journal":{"name":"Al-Tsaqafa : Jurnal Ilmiah Peradaban Islam","volume":"148 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-06-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"116440000","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}