S. Samsudin, Ajid Hakim, Shaleh Afif, Abdullah Haji Said
{"title":"PERAN KETURUNAN KUDUS DALAM MENGEMBANGKAN DAKWAH ISLAM DI BANDUNG (19-21M)","authors":"S. Samsudin, Ajid Hakim, Shaleh Afif, Abdullah Haji Said","doi":"10.15575/al-tsaqafa.v19i2.20402","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Sunan Kudus adalah salah seorang wali yang berhasil melakaukan Islamisasi di Kudus dan wilayah Jawa. Proses ini dilanjutkan oleh keturunan dan para pengikut Sunan Kudus, untuk terus melakukan dakwah Islam, kemudian muncul fenomena baru, ditemukan ada beberapa warga Muslim keturunan Kudus yang menetap di wilayah Bandung yang meneruskan dan mengembangkan ajaran Islam di wilayahnya masing-masing, dampaknya sebagaian besar daerah yang disinggahinya, perekembanagan agama Islamnya lebih maju dibandingkan dengan daerah lain, walaupun tidak sama semuanya. Mereka mengaku keturunan Kudus dan menetap di Bandung, Untuk itu penulis tertarik dengan mengkaji masyarakat tersebut dengan tujuan, Pertama; diperoleh gambaran sejarah dan genealogi warga Muslim keturuan Kudus di Bandung. Kedua; bagaimana sebaran dan perananya dalam mengambangkan Islam. Metode yang digunakan adalah dengan metode sejarah, yang meliputi; Heuristik, kritik, interpretasi, dan historiografi. Berdasarkan hasil penelitian munculnya warga Muslim Keturunan Kudus di Bandung melalui proses hijrahnya warga Kudus menuju wilayah Bandung pada akhir abad 18 M dan awal abad 19 M yang dilakukan oleh keluarga bani Yahya bin Abdul Jabbaar dengan membawa tiga anaknya yang bernama; Darajat, Imam Ahmad, dan Bayuhaji Tasroban berbarengan peristiwa perang Dipenogoro. Mereka menyebar ke wilayah Panyandaan Cisarua, Kebonhui, dan Parigilame Parongpong Kabupaten Bandung Barat serta ke Cipeuyeum Ciranjang Kabupaten Cianjur. Kemudian walaupun tidak semua wilayah sama, perkembangan Islamnya cukup maju dibandingkan dengan daerah lain, seperti munculnya tokoh Muslim dalam bidang ekonomi (agniya), agama (ustad, Imam mesjid, dan penghulu), pendiikian (guru dan dosen), seni (dalang dan artis), politik (lurah), hukum (pengacara-notaris), PNS, dll..","PeriodicalId":119438,"journal":{"name":"Al-Tsaqafa : Jurnal Ilmiah Peradaban Islam","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2023-01-02","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Al-Tsaqafa : Jurnal Ilmiah Peradaban Islam","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.15575/al-tsaqafa.v19i2.20402","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
Abstract
Sunan Kudus adalah salah seorang wali yang berhasil melakaukan Islamisasi di Kudus dan wilayah Jawa. Proses ini dilanjutkan oleh keturunan dan para pengikut Sunan Kudus, untuk terus melakukan dakwah Islam, kemudian muncul fenomena baru, ditemukan ada beberapa warga Muslim keturunan Kudus yang menetap di wilayah Bandung yang meneruskan dan mengembangkan ajaran Islam di wilayahnya masing-masing, dampaknya sebagaian besar daerah yang disinggahinya, perekembanagan agama Islamnya lebih maju dibandingkan dengan daerah lain, walaupun tidak sama semuanya. Mereka mengaku keturunan Kudus dan menetap di Bandung, Untuk itu penulis tertarik dengan mengkaji masyarakat tersebut dengan tujuan, Pertama; diperoleh gambaran sejarah dan genealogi warga Muslim keturuan Kudus di Bandung. Kedua; bagaimana sebaran dan perananya dalam mengambangkan Islam. Metode yang digunakan adalah dengan metode sejarah, yang meliputi; Heuristik, kritik, interpretasi, dan historiografi. Berdasarkan hasil penelitian munculnya warga Muslim Keturunan Kudus di Bandung melalui proses hijrahnya warga Kudus menuju wilayah Bandung pada akhir abad 18 M dan awal abad 19 M yang dilakukan oleh keluarga bani Yahya bin Abdul Jabbaar dengan membawa tiga anaknya yang bernama; Darajat, Imam Ahmad, dan Bayuhaji Tasroban berbarengan peristiwa perang Dipenogoro. Mereka menyebar ke wilayah Panyandaan Cisarua, Kebonhui, dan Parigilame Parongpong Kabupaten Bandung Barat serta ke Cipeuyeum Ciranjang Kabupaten Cianjur. Kemudian walaupun tidak semua wilayah sama, perkembangan Islamnya cukup maju dibandingkan dengan daerah lain, seperti munculnya tokoh Muslim dalam bidang ekonomi (agniya), agama (ustad, Imam mesjid, dan penghulu), pendiikian (guru dan dosen), seni (dalang dan artis), politik (lurah), hukum (pengacara-notaris), PNS, dll..
苏南是成功地将伊斯兰化带到爪哇地区的守护者之一。神圣的子孙和苏南追随者的这一进程仍在继续,要继续做大花,然后发现新现象出现,有些伊斯兰圣裔穆斯林地区定居的万隆在各自领土的继续和发展伊斯兰教义,大部分的每个地区,伊斯兰宗教perekembanagan深刻影响更先进与其他地区相比,虽然都不一样。他们声称自己是神圣的后代,定居在万隆,因为这位作家对这个社会的目的很感兴趣。了解了一些穆斯林在万隆神圣祖先的历史和家谱。第二;以及它在伊斯兰化中的影响和作用。使用的方法包括历史方法;启发、批评、解释和史学。根据一项研究,在公元18世纪末和19世纪初,巴尼·耶耶亚·本·阿卜杜勒·贾布巴尔(bani Yahya bin Abdul Jabbaar)带着他的三个孩子来到了万隆,这是由他的三个孩子所完成的。在被占领的战争期间,达拉贾特、祭司艾哈迈德和巴尤哈吉·塔斯罗班。它们分布在班宁西摄政的panyananda Cisarua、Kebonhui和parigime Parongpong区以及Cipeuyeum Cianjur区。虽然不是所有的地区都是平等的,但伊斯兰教的发展在其他地区是相当发达的,如穆斯林在经济上(agniya)、宗教(ustad)、清真寺牧师和法官)、教育、艺术、政治(lurah)、法律(公证人)、公务员等等。