{"title":"BAJU KURUNG TRADISIONAL: CITRA DIRI PEREMPUAN MELAYU RIAU BERKEARIFAN LOKAL BUDAYA","authors":"Ellya Roza, Sindi Ayudia Pama, Sukma Erni, Violeta Inayah Pama","doi":"10.15575/al-tsaqafa.v20i1.23816","DOIUrl":"https://doi.org/10.15575/al-tsaqafa.v20i1.23816","url":null,"abstract":"Artikel ini bertujuan mengkaji baju kurung tradisional sebagai citra diri perempuan Melayu Riau dan bukti bahwa perempuan Melayu Riau memiliki kearifan lokal budaya yang masih bertahan hingga kini. Hal ini disebabkan oleh visi Riau yang termaktub dalam Peraturan Daerah (Perda) Provinsi Riau Nomor 36 Tahun 2001 dan Perda Kota Pekanbaru Nomor 12 Tahun 2001 tentang pemakaian busana Melayu dilingkungan pendidikan, pegawai negeri sipil, swasta, badan usaha milik daerah, siswa yang ada di Riau. Metode yang digunakan adalah metode kualitatif dengan pendekatan etnografi. Kajian ini menemukan bahwa (1) baju kurung tradisional merupakan ekspresi dari identitas perempuan Melayu Riau yang berlandaskan syariat Islam dan dinyatakan dalam Visi Riau yakni Riau sebagai pusat kebudayaan Melayu di Asia Tenggara. Adanya landasan hukum tersebut, maka baju kurung tradisional menjadi kokoh sebagai citra diri perempuan Melayu Riau; (2) Model dan bentuk baju kurung tradisional adalah dengan menutup seluruh tubuh sebagaimana syariat Islam yang menjadi keyakinan masyarakat Riau. Desain baju kurung tradisional yang digunakan oleh masyarakat Melayu sekarang merupakan warisan dari kearifan lokal dalam bentuk budaya masyarakat masa lalu. Kesimpulannya rancangan pola baju kurung tradisional terlihat unsur pengaruh agama Islam dari segala aspek, baik pada baju bagian atas maupun baju bagian bawah atau yang dikenal dengan sebutan rok.","PeriodicalId":119438,"journal":{"name":"Al-Tsaqafa : Jurnal Ilmiah Peradaban Islam","volume":"66 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-07-17","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"132371324","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"TASAWUF MELAYU NUSANTARA","authors":"Dedi Kuswandi, Rozib Sulistiyo, Mohamad Syawaludin","doi":"10.15575/al-tsaqafa.v20i1.23689","DOIUrl":"https://doi.org/10.15575/al-tsaqafa.v20i1.23689","url":null,"abstract":"Perkembangan dunia saat ini dipengaruhi oleh globalisasi atau peradaban dunia. Sejak abad ke-19 Indonesia juga sudah mulai mengenal dunia luar, ditandai dengan perdagangan dan industri luar negeri yang masuk ke dalam wilayah Nusantara. Globalisasi sudah mengakar pada diri Nusantara sejak dahulu, bahkan budaya Nusantara juga terkena dampak globalisasi baik itu yang positif maupun negatif. Budaya tasawuf yang sudah ada di Nusantara sejak masa wali berdakwah juga dewasa ini sudah mendapatkan pembaharuan di bidang teknologi dan informasi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis arah gerak globalisasi dan pengaruhnya terhadap budaya tasawuf Nusantara sebagai budaya yang mengakar di Indonesia. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif dengan pengumpulan data menggunakan studi literatur. Data yang didapatkan oleh penulis akan direduksi dan ditarik kesimpulan dari data yang relevan dengan penelitian saat ini. Hasil dari penelitian ini adalah bahwa globalisasi telah mengadopsi sistem global di Indonesia secara menyeluruh di semua bidang. Tasawuf modern adalah hasil nyata dari modernisasi budaya dimana ajaran tasawuf diimplementasikan pada abad modern tanpa mengurangi atau menambahkan konsep tetapi lebih kepada pembaharuan kondisi sesuai dengan zaman.","PeriodicalId":119438,"journal":{"name":"Al-Tsaqafa : Jurnal Ilmiah Peradaban Islam","volume":"28 19 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-07-17","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"133154176","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"KEARIFAN LOKAL TRADISI MANDO’A PUSARO DI KECAMATAN SUNGAI SARIK, KABUPATEN PADANG PARIAMAN, SUMATRA BARAT","authors":"Johan Septian Putra, Nia Ardianti Putri","doi":"10.15575/al-tsaqafa.v20i1.24081","DOIUrl":"https://doi.org/10.15575/al-tsaqafa.v20i1.24081","url":null,"abstract":" Penelitian ini bertujuan untuk menginterpretasikan nilai simbolik tradisi Mandoa Pusaro masyarakat Sungai Sarik, Kabupaten Padang Pariaman, Sumatra Barat. Penelitian dilakukan dengan pendekatan kualitatif. Data-data dikumpulkan melalui observasi, wawancara, dokumentasi. Data dianalisis dengan teknik analisis data yaitu reduksi data, penyajian data, dan konklusi. Hasil penelitian dapat diberikan kesimpulan yaitu: Pertama, ritual tradisi Mandoa Pusaro memiliki makna nilai sakralitas dan nilai religiusitas yang tinggi terhadap kepercayaan bagi masyarakat yang melaksanakannya, khususnya memberikan nilai keberkahan hidup dengan limpahan rezeki. Kedua, makam memiliki fungsi sebagai pembangkit spiritual mereka dalam menjalankan kehidupan mereka, sekaligus fungsi nilai kekerabatan bagi mereka.","PeriodicalId":119438,"journal":{"name":"Al-Tsaqafa : Jurnal Ilmiah Peradaban Islam","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-07-17","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"129347497","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"DINAMIKA DAN PERKEMBANGAN ILMU FALAK DARI ERA PRA ISLAM HINGGA ERA KONTEMPORER","authors":"Pepep Puad Muslim, Tatang Farhanul Hakim, Suparman Jassin","doi":"10.15575/al-tsaqafa.v20i1.27243","DOIUrl":"https://doi.org/10.15575/al-tsaqafa.v20i1.27243","url":null,"abstract":"Tulisan ini bertujuan menggali sejarah perkembangan ilmu falak sebelum Nabi Muhammad SAW diutus sebagai Rasul hingga era kontemporer, di antaranya beberapa temuan peradaban di kawasan Mesopotamia Mesir Kuno, Yunani Kuno, Cina, Persia, India, dan Arab yang memberikan sumbangan besar terhadap Ilmu Falak, yang kemudian dikembangkan oleh Al-Khawarizmi, Al-Biruni, dan Al-Khuzandi. Dalam khazanah intelektual klasik, ilmu falak merupakan salah satu ciri kemajuan peradaban Islam. Al-Khawarizmi dengan magnum opus-nya Al-Mukhtashar fi Hisab al-Jabr wa al-Muqabalah, memengaruhi pemikiran cendekiawan-cendekiawan Eropa. Salah satu contoh hal tersebut adalah Gerard dari Gemona menerjemahkannya ke dalam bahasa latin, dipakai sebagai buku pegangan utama dalam ilmu pasti pada perguruan-perguruan tinggi di Eropa abad ke-16 M. Perkembangan Ilmu Falak di Indonesia tidak bisa dilepaskan dari kehadiran beberapa Ulama Timur Tengah ke Nusantara, seperti Syeikh Abdurrahman bin Ahmad pada tahun 1314 H/1896 M yang datang dari Mesir berkunjung ke Betawi. Catatan astronomi Zij Sulthany yang dibawanya diajarkan kepada sejumlah ulama Betawi. Di antara muridnya adalah Ahmad Dahlan dari Semarang-Termas (1329 H/1911 M) dan Habib Utsman bin Abdillah bin Aqil bin Yahya. Perkembangan selanjutnya karya-karya Ilmu Falak yang dihasilkan di Indonesia bersifat repetisi dominan dari karya sebelumnya, seperti Al-Khulashah al-Wafiyah (1354 H/1935 M), Al-Qowaid Al-Falakiyah (1351 H/1933 M), Al-Maksyuf dan Ittifaq Dzat al-Bain (1986). Penulisan literatur-literatur Ilmu Falak setidaknya memiliki tiga motivasi, pemenuhan kebutuhan mendasar berkaitan waktu shalat, awal bulan, dan arah kiblat. Adanya kekhawatiran hilangnya ilmu falak oleh zaman dan guna melengkapi persoalan keagamaan yang berkaitan dengan ilmu hitung (hisab), yaitu fara’idh.","PeriodicalId":119438,"journal":{"name":"Al-Tsaqafa : Jurnal Ilmiah Peradaban Islam","volume":"4 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-07-17","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"121385958","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"SIMBOL DAN MAKNA UPACARA NGEUYEUK SEUREUH DALAM PERNIKAHAN ADAT SUNDA","authors":"Aang Gunaepi, Abdullah Idi, Ryan Bianda","doi":"10.15575/al-tsaqafa.v20i1.23432","DOIUrl":"https://doi.org/10.15575/al-tsaqafa.v20i1.23432","url":null,"abstract":"Penelitian ini mengkaji simbol dan makna dari ngeyeuk sereuh yang merupakan salah satu upacara adat dalam pernikahan Sunda. Pertanyaan penelitian, apa simbol dan makna ngeyeuk sereuh bagi masyarakat Sunda serta fungsi dari upacara tersebut bagi masyarakat Sunda. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan focus penelitian pada studi pustaka. Data dikumpulkan dari berbagai sumber yang relevan seperti buku, jurnal, dan beberapa artikel yang diterbitkan di media online. Analisa upacara tradisional ini dilakukan dengan teori Semiotika Roland Barthes. Temuan penelitian ngeyeuk sereuh yang merupakan salah satu upacara adat dalam pernikahan Sunda setidaknya memiliki simbol dan makna yang sarat akan nilai-nilai luhur.","PeriodicalId":119438,"journal":{"name":"Al-Tsaqafa : Jurnal Ilmiah Peradaban Islam","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-07-17","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"122677031","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"DARI SUFISTIK KE POP RELIGI: SEJARAH TRANSFORMASI MUSIK DALAM PERADABAN ISLAM","authors":"Fikri Surya Pratama Pratama","doi":"10.15575/al-tsaqafa.v20i1.22969","DOIUrl":"https://doi.org/10.15575/al-tsaqafa.v20i1.22969","url":null,"abstract":"Musik dalam sejarah perkembangan peradaban Islam memiliki ragam legalitasnya, baik pelarangan oleh kaum Islam ortodoks, atau diperbolehkan oleh kaum sufi dan ulama lain selama tak ada unsur kemaksiatan. Perbedaan sudut pandang ini mengindikasikan besarnya peran seni musik dalam perkembangan peradaban Islam, sehingga perlu adanya pengawasan ketat atas musik dari masa peradaban Islam klasik hingga kontemporer. Tulisan ini bertujuan untuk menjelaskan transformasi perkembangan musik dalam sejarah peradaban Islam. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian sejarah dengan tahapannya: 1) Heuristik, sumber data penelitian dikumpulkan lewat studi pustaka; 2) Kritik Sumber, menyeleksi kevaliditas sumber data penelitian; 3) Interpretasi atau tahap analisis; 4) Historiografi. Hasil penelitian menunjukkan pada masa klasik hingga abad pertengahan peradaban Islam, musik identik dengan musif sufistik yang diperuntukkan sebagai media mendekatkan diri pada Tuhan. Praktik ini juga menghasilkan snei musik seperti nasyid dan qasidah. Eksistensi musik sufistik tergeser seiring modernisasi dan pengaruh budaya musik populer dari Barat. Pada umumnya pelaku musik pop religi identik dengan profesi ketimbang sebagai pihak yang menjadikan musik sebagai sarana meningkatkan gairah spiritual kepada Tuhan. Terdapat pergeseran posisi musik, dahulu sebagai wadah mencari kepuasan bathin dalam konteks religius, sekarang cenderung menjadi wadah konsumerisme yang kental ketimbang nilai religius dalam bermusik.","PeriodicalId":119438,"journal":{"name":"Al-Tsaqafa : Jurnal Ilmiah Peradaban Islam","volume":"84 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-07-17","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"126189683","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"FORMULA BUNYI SERTA FUNGSI DALAM PUISI MANTRA PERNIKAHAN ADAT DI RANCAKALONG SUMEDANG","authors":"Resa Restu Pauji, Miftahul Malik, Yoga Sudarisman","doi":"10.15575/al-tsaqafa.v20i1.28181","DOIUrl":"https://doi.org/10.15575/al-tsaqafa.v20i1.28181","url":null,"abstract":"Penelitian ini membahas tentang kajian formula bunyi dalam mantra mantra Ngukus dan mantra Mitembeyan Meuseul pernikahan adat di Rancakalong Sumedang. Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran data mengenai pola dan struktur mantra berupa rima, asonansi, dan aliterasi. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif berbasis kualitatif. Berdasarkan hasil penelitian, kajian mantra ini menunjukkan adanya pola rima yang tersusun secara ritmis dan bernada bahagia. Asonansi lebih dominan dibandingkan aliterasi. Hal tersebut yang menggambarkan bahwa mantra Ngkus dan Mitembeyan Meuseul berfungsi sebagai mantar pembuka dalam hal yang membahagiakan.","PeriodicalId":119438,"journal":{"name":"Al-Tsaqafa : Jurnal Ilmiah Peradaban Islam","volume":"46 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-06-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"115491126","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"TRADISI MAMACA MADURA DALAM TINJAUAN FALSAFAH DAN TEORI PERADABAN ISLAM","authors":"Imam Arifin, Amin Suyitno, Endang Rochmiatun, Choliliyah Thoha","doi":"10.15575/al-tsaqafa.v20i1.23848","DOIUrl":"https://doi.org/10.15575/al-tsaqafa.v20i1.23848","url":null,"abstract":" Tradisi Mamaca Madura adalah tradisi yang mempunyai banyak hal menarik untuk dikaji dari berbagai sudut pandang. Artikel ini bertujuan untuk memahami hakikat tradisi tersebut ditinjau dari falsafah dan teori peradaban Islam. Metode yang digunakan dalam proses penelitian ini adalah kualitatif deskriptif analitik, Sedangkan dalam mengumpulkan data sebagai obyek penelitian adalah kajian literasi pustaka. Sebagai pisau analisis kami menggunakan beberapa teori falsafah peradaban seperti teori ashabiyah dan teori siklus . Hasil penelitian ini memberi indikasi bahwa dalam tinjauan falsafah tradisi Mamaca tidak jauh dari sejarahnya yang memiliki kekuatan nilai-nilai ajaran agama bagi masyarakat Madura sehingga dengan hal tersebut mampu menguatkan rasa solidaritas. Sedangkan menurut teori peradaban Islam, tradisi Mamaca sebagaimana yang diungkapkan oleh Ibnu Khaldun dan Arnold Joseph Toynbee bahwasanya peradaban bisa dibentuk karena budaya yang terus berkembang. Menurut Ibnu Khaldun dalam teori Ashabiyahnya, peradaban terbentuk karena solidaritas yang tinggi dan Ashabiyah bisa dibentuk karena terpautnya jiwa masyarakat terhadap agama dan budaya yang legal. Dari segi eksistensinya, seperti yang dikemukakan Arnold J. Toynbee, suatu peradaban akan menemukan kehancurannya seiring pudarnya kebudayaan, karena siklus budaya adalah setiap kebudayaan yang dewasa memiliki empat tahap hidup: lahir, tumbuh, runtuh, dan silam. Tradisi Mamaca pun telah menjumpai tantangan di era berkembangnya teknologi, ia kurang diminati oleh generasi zaman sekarang bahkan mereka tidak mengerti tentang tradisi lisan ini.The Mamaca Madura tradition is a tradition that has many interesting things to study from various perspectives. This article aims to understand the nature of this tradition in terms of Islamic philosophy and theory of civilization. The method in this study uses a qualitative approach with a descriptive type. The technique used to collect the data is a literature review. Meanwhile, researchers used data description techniques to analyze the data. Research results show that the Mamaca tradition is not far from its history in terms of philosophy that this can strengthen a sense of solidarity as philosophy has a strong religious value for the Madurese. Meanwhile, according to the theory of Islamic civilization, the Mamaca tradition, as expressed by Ibn Khaldun and Arnold Joseph Toynbee, states that civilization can be formed because culture continues to develop. According to Ibn Khaldun in his theory of Ashabiyah, civilization is formed because of high solidarity and Ashabiyah can be formed because the people's soul is attached to religion and legal culture. In terms of its existence, as stated by Arnold J. Toynbee, a civilization will find its destruction as culture fades, because the cultural cycle is that every mature culture has four life stages: birth, growth, collapse, and past. The Mamaca tradition has also faced challenges in the era of technological development, ","PeriodicalId":119438,"journal":{"name":"Al-Tsaqafa : Jurnal Ilmiah Peradaban Islam","volume":"23 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-06-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"124895243","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"DIPLOMASI ACEH DAN TURKI UTSMANI: KERJA SAMA DAKWAH ISLAM DALAM BINGKAI PERDAGANGAN ABAD XVI-XIX MASEHI","authors":"Hartono Hartono","doi":"10.15575/al-tsaqafa.v19i2.19253","DOIUrl":"https://doi.org/10.15575/al-tsaqafa.v19i2.19253","url":null,"abstract":"ABSTRAKAceh and Turkey are kingdoms that have carried out diplomacy for a long time. The diplomacy is a collaborative effort between the two kingdoms. Diplomacy is built in harmony, which is proven by helping each other like brothers. In this established diplomacy, it focuses on the political, religious and economic fields. This article aims to examine the diplomacy carried out by Aceh and Turkey, especially in preaching Islam in the Malay region and in the trade sector. This article uses a literature review research method, by examining existing sources. The result of this study is that the diplomacy carried out by Aceh and Turkey is very important in efforts to preach Islam and trade safety. With this diplomacy, Islam can spread throughout the Kingdom of Aceh and can be accepted by the wider community.Kata Kunci : Aceh, Diplomasi, Dakwah Islam, Turki. ABSTRAK Aceh dan Turki merupakan kerajaan yang telah melakukan diplomasi dalam jangka waktu yang lama. Diplomasi tersebut merupakan upaya kerja sama di antara kedua kerajaan. Diplomasi dibangun dengan harmonis, yang dibuktikan dengan saling membantu di antara keduanya. Dalam diplomasi yang terjalin ini fokus pada bidang politik, keagamaan dan ekonomi. Artikel ini bertujuan untuk mengkaji tentang diplomasi yang dilakukan oleh Aceh dan Turki khusunya dalam mendakwahkan agama Islam di wilayah Melayu dan dalam bidang perdagangan. Artikel ini menggunakan metode penelitian kajian pustaka, dengan mengkaji sumber-sumber yang telah ada. Hasil dari kajian ini yakni diplomasi yang dilakukan oleh Aceh dan Turki sangat penting dalam upaya dakwah Islam dan keselamatan perdagangan. Kata Kunci: Aceh, Diplomasi, Dakwah Islam, Turki .","PeriodicalId":119438,"journal":{"name":"Al-Tsaqafa : Jurnal Ilmiah Peradaban Islam","volume":"28 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-01-02","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"122001280","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"REPRESENTASI KEARIFAN LOKAL DALAM KEPEMIMPINAN PADA CERITA RAKYAT SASAKALA GUNUNG TAMPOMAS","authors":"Ece Sukmana","doi":"10.15575/al-tsaqafa.v19i2.20848","DOIUrl":"https://doi.org/10.15575/al-tsaqafa.v19i2.20848","url":null,"abstract":"Penelitian ini memaparkan nilai kearifan lokal dalam kepemimpinan dalam cerita rakyat Sasakala Gunung Tampomas. Cerita rakyat Sasakala Gunung Tampomas dalam penelitian ini ditelaah untuk memeriksa nilai kearifan lokal yang merepresentasikan kepemimpinan masyarakat Sumedang. Dalam penelitian ini, metode yang digunakan adalah metode kualitatif. Penelitian ini menganalisis objek menggunakan teori analisis naratif Vladimir Propp untuk mengupas struktur cerita dan fungsi cerita. Semiotika Roland Barthes untuk mengupas nilai-nilai kearifan lokal berdasarkan tanda dan makna, kemudian menggunakan teori Representasi Stuart Hall untuk melihat representasi kepemimpinan. Hasil analisis dari penelitian ini, yaitu: 1) terdapat delapan fungsi cerita dan tindakan setiap karakter mengartikulasikan nilai-nilai kepemimpinan, 2) tanda-tanda dalam Sasakala Gunung Tampomas berkaitan dengan nilai kepemimpinan menurut kearifan lokal; dan 3) kebijakan yang dikeluarkan pemimpin Sumedang dalam sejarah kepemimpinan ditampilkan dalam cerita rakyat Sasakala Gunung Tampomas.","PeriodicalId":119438,"journal":{"name":"Al-Tsaqafa : Jurnal Ilmiah Peradaban Islam","volume":"25 4 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-01-02","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"125676832","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}