{"title":"TRADISI MAMACA MADURA DALAM TINJAUAN FALSAFAH DAN TEORI PERADABAN ISLAM","authors":"Imam Arifin, Amin Suyitno, Endang Rochmiatun, Choliliyah Thoha","doi":"10.15575/al-tsaqafa.v20i1.23848","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":" Tradisi Mamaca Madura adalah tradisi yang mempunyai banyak hal menarik untuk dikaji dari berbagai sudut pandang. Artikel ini bertujuan untuk memahami hakikat tradisi tersebut ditinjau dari falsafah dan teori peradaban Islam. Metode yang digunakan dalam proses penelitian ini adalah kualitatif deskriptif analitik, Sedangkan dalam mengumpulkan data sebagai obyek penelitian adalah kajian literasi pustaka. Sebagai pisau analisis kami menggunakan beberapa teori falsafah peradaban seperti teori ashabiyah dan teori siklus . Hasil penelitian ini memberi indikasi bahwa dalam tinjauan falsafah tradisi Mamaca tidak jauh dari sejarahnya yang memiliki kekuatan nilai-nilai ajaran agama bagi masyarakat Madura sehingga dengan hal tersebut mampu menguatkan rasa solidaritas. Sedangkan menurut teori peradaban Islam, tradisi Mamaca sebagaimana yang diungkapkan oleh Ibnu Khaldun dan Arnold Joseph Toynbee bahwasanya peradaban bisa dibentuk karena budaya yang terus berkembang. Menurut Ibnu Khaldun dalam teori Ashabiyahnya, peradaban terbentuk karena solidaritas yang tinggi dan Ashabiyah bisa dibentuk karena terpautnya jiwa masyarakat terhadap agama dan budaya yang legal. Dari segi eksistensinya, seperti yang dikemukakan Arnold J. Toynbee, suatu peradaban akan menemukan kehancurannya seiring pudarnya kebudayaan, karena siklus budaya adalah setiap kebudayaan yang dewasa memiliki empat tahap hidup: lahir, tumbuh, runtuh, dan silam. Tradisi Mamaca pun telah menjumpai tantangan di era berkembangnya teknologi, ia kurang diminati oleh generasi zaman sekarang bahkan mereka tidak mengerti tentang tradisi lisan ini.The Mamaca Madura tradition is a tradition that has many interesting things to study from various perspectives. This article aims to understand the nature of this tradition in terms of Islamic philosophy and theory of civilization. The method in this study uses a qualitative approach with a descriptive type. The technique used to collect the data is a literature review. Meanwhile, researchers used data description techniques to analyze the data. Research results show that the Mamaca tradition is not far from its history in terms of philosophy that this can strengthen a sense of solidarity as philosophy has a strong religious value for the Madurese. Meanwhile, according to the theory of Islamic civilization, the Mamaca tradition, as expressed by Ibn Khaldun and Arnold Joseph Toynbee, states that civilization can be formed because culture continues to develop. According to Ibn Khaldun in his theory of Ashabiyah, civilization is formed because of high solidarity and Ashabiyah can be formed because the people's soul is attached to religion and legal culture. In terms of its existence, as stated by Arnold J. Toynbee, a civilization will find its destruction as culture fades, because the cultural cycle is that every mature culture has four life stages: birth, growth, collapse, and past. The Mamaca tradition has also faced challenges in the era of technological development, it is less attractive to today's generation and they don't even understand this oral tradition.","PeriodicalId":119438,"journal":{"name":"Al-Tsaqafa : Jurnal Ilmiah Peradaban Islam","volume":"23 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2023-06-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Al-Tsaqafa : Jurnal Ilmiah Peradaban Islam","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.15575/al-tsaqafa.v20i1.23848","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
Abstract
Tradisi Mamaca Madura adalah tradisi yang mempunyai banyak hal menarik untuk dikaji dari berbagai sudut pandang. Artikel ini bertujuan untuk memahami hakikat tradisi tersebut ditinjau dari falsafah dan teori peradaban Islam. Metode yang digunakan dalam proses penelitian ini adalah kualitatif deskriptif analitik, Sedangkan dalam mengumpulkan data sebagai obyek penelitian adalah kajian literasi pustaka. Sebagai pisau analisis kami menggunakan beberapa teori falsafah peradaban seperti teori ashabiyah dan teori siklus . Hasil penelitian ini memberi indikasi bahwa dalam tinjauan falsafah tradisi Mamaca tidak jauh dari sejarahnya yang memiliki kekuatan nilai-nilai ajaran agama bagi masyarakat Madura sehingga dengan hal tersebut mampu menguatkan rasa solidaritas. Sedangkan menurut teori peradaban Islam, tradisi Mamaca sebagaimana yang diungkapkan oleh Ibnu Khaldun dan Arnold Joseph Toynbee bahwasanya peradaban bisa dibentuk karena budaya yang terus berkembang. Menurut Ibnu Khaldun dalam teori Ashabiyahnya, peradaban terbentuk karena solidaritas yang tinggi dan Ashabiyah bisa dibentuk karena terpautnya jiwa masyarakat terhadap agama dan budaya yang legal. Dari segi eksistensinya, seperti yang dikemukakan Arnold J. Toynbee, suatu peradaban akan menemukan kehancurannya seiring pudarnya kebudayaan, karena siklus budaya adalah setiap kebudayaan yang dewasa memiliki empat tahap hidup: lahir, tumbuh, runtuh, dan silam. Tradisi Mamaca pun telah menjumpai tantangan di era berkembangnya teknologi, ia kurang diminati oleh generasi zaman sekarang bahkan mereka tidak mengerti tentang tradisi lisan ini.The Mamaca Madura tradition is a tradition that has many interesting things to study from various perspectives. This article aims to understand the nature of this tradition in terms of Islamic philosophy and theory of civilization. The method in this study uses a qualitative approach with a descriptive type. The technique used to collect the data is a literature review. Meanwhile, researchers used data description techniques to analyze the data. Research results show that the Mamaca tradition is not far from its history in terms of philosophy that this can strengthen a sense of solidarity as philosophy has a strong religious value for the Madurese. Meanwhile, according to the theory of Islamic civilization, the Mamaca tradition, as expressed by Ibn Khaldun and Arnold Joseph Toynbee, states that civilization can be formed because culture continues to develop. According to Ibn Khaldun in his theory of Ashabiyah, civilization is formed because of high solidarity and Ashabiyah can be formed because the people's soul is attached to religion and legal culture. In terms of its existence, as stated by Arnold J. Toynbee, a civilization will find its destruction as culture fades, because the cultural cycle is that every mature culture has four life stages: birth, growth, collapse, and past. The Mamaca tradition has also faced challenges in the era of technological development, it is less attractive to today's generation and they don't even understand this oral tradition.
Mamaca Madura传统是一个有很多有趣的观点来研究的传统。本文旨在了解这一传统的本质,即伊斯兰文明的哲学和理论。本研究过程中使用的方法是分析性描述性描述性,而作为研究对象收集数据的方法是对库素养的研究。作为分析之刃,我们使用一些文明的哲学理论,如ashabiyah理论和周期理论。这项研究的结果表明,在对马马卡传统的哲学回顾中,马马卡传统的历史与马杜拉社会具有强大的宗教教义价值,从而加强了团结。另一方面,根据伊斯兰文明理论,伊本·哈尔顿和阿诺德·约瑟夫·汤因比所揭示的马马卡传统是由不断发展的文化形成的。根据伊本·赫勒顿的ashabidun理论,在他的ashabidun理论中,文明的建立是由高度的团结和阿萨哈德形成的,这是由于社会对合法宗教和文化的重视。正如阿诺德·J·汤因比(Arnold J. Toynbee)所指出的那样,文化的存在本身就会导致社会崩溃,因为文化的循环是每一种成熟文化的四个阶段:出生、成长、崩溃和衰老。马马卡的传统在技术发达的时代也面临着挑战,如今的人们对他的兴趣不足,甚至对这些口头传统一无所知。《马玛卡·马杜拉传统》是一个传统,它有很多有趣的东西来研究不同的视角。这篇文章揭示了伊斯兰哲学和文明理论传统的本质。本研究中的方法具有可行性,有一个定义类型。技术过去收集数据是一篇文学评论。意思是,researchers使用数据解析数据。研究结果表明,《玛玛卡传统》的历史并没有那么远的历史意义,它可以巩固像哲学一样强大的宗教价值。虽然,根据伊本·哈尔顿和阿诺德·托姆比的研究,关于伊斯兰文明的理论,这种文明可以被根除,因为文化不断发展。根据伊本·查尔顿在他的亚述人理论中,文明被赋予了高度的团结和荣誉,因为人们的灵魂受到宗教和合法文化的影响。按照阿诺德·J·托因比(Arnold J. Toynbee)的描述,文明会在文化逐渐消失的过程中发现它的破坏性,因为文化周期是每一种成熟的文化等级的四种:出生、成长、崩溃和过去。玛玛卡传统在技术发展的时代也面临着挑战,他们对今天的一代缺乏吸引力,他们甚至不理解这个口头传统。