{"title":"ANALISIS ASUPAN MAKRONUTRIEN TERHADAP RESISTENSI INSULIN","authors":"Putri Nuraini, F. Witjaksono, Wiji Lestari","doi":"10.31004/prepotif.v6i2.5383","DOIUrl":"https://doi.org/10.31004/prepotif.v6i2.5383","url":null,"abstract":"Resistensi insulin merupakan perkembangan awal terjadinya penyakit diabetes melitus (DM) tipe 2. Resistensi insulin ditandai dengan menurunnya kemampuan jaringan (otot, hati, dan jaringan lemak) dalam merespon insulin yang bersirkulasi normal dalam darah. Pada penduduk Indonesia, menurut data dari Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018, prevalensi DM pada usia ?15 tahun mengalami peningkatan dari 6,9% pada tahun 2013 menjadi 8,5% pada tahun 2018. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi terjadinya resistensi insulin, yaitu usia, jenis kelamin, obesitas, kurang aktivitas fisik, merokok, status sosioekonomi, dan asupan makanan. Asupan makanan yang dapat mempengaruhi terjadinya resistensi insulin adalah asupan makronutrien. Asupan makronutrien yaitu karbohidrat, protein, dan lemak mempunyai peran yang berhubungan dengan resistensi insulin. Penelitian ini merupakan tinjauan kepustakaan yang bertujuan untuk menganalisis hubungan asupan makronutrien dengan resistensi insulin. Penelitian ini dilakukan dengan cara mengumpulkan data sekunder yang berasal dari jurnal nasional atau internasional yang diperoleh dari hasil pencarian pada google scholar. Hasil dari pencarian tersebut didapatkan 10 artikel yang masuk kriteria inklusi. Seluruh artikel menunjukkan bahwa beberapa makronutrien merupakan prediktor yang signifikan terhadap resistensi insulin. Asupan tinggi karbohidrat sederhana seperti fruktosa, protein hewani tinggi lemak, dan tinggi asam lemak jenuh dapat menyebabkan resistensi insulin. Pola diet dengan asupan karbohidrat tinggi serat, mengurangi gula sederhana, konsumsi asupan asam lemak tidak jenuh yang seimbang, mengurangi asupan asam lemak jenuh, dan konsumsi protein dari sumber rendah lemak akan mengurangi risiko resistensi insulin","PeriodicalId":102580,"journal":{"name":"PREPOTIF : Jurnal Kesehatan Masyarakat","volume":"24 2 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-08-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"128450044","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"ANALISIS FAKTOR-FAKTOR RISIKO PSIKOSOSIAL DI PERUSAHAAN MINYAK DAN GAS BUMI PT X","authors":"Oksen Pariangan, Zulkifli Djunaidi","doi":"10.31004/prepotif.v6i2.4637","DOIUrl":"https://doi.org/10.31004/prepotif.v6i2.4637","url":null,"abstract":"Bahaya psikososial berpengaruh terhadap kesehatan kerja melalui persepsi dan pengalaman yang dialami pekerja. Bahaya psikososial tak hanya berkaitan dari individu pekerja, melainkan konteks pekerjaan, sosial dan perusahaan atau organisasinya. Peneliti melihat bagaimana tingkat risiko psikososial yang dihadapi oleh para pekerja di sektor migas dengan menggunakan HSE Management Standard Indicator Tool dari HSE UK yan bertujuan untuk menghasilkan gambaran sesuai dengan tingkatan dan kategori, yaitu demand, control, manager support, peer support, relationship, role, dan change. Metode penelitian menggunakan desain studi penelitian semi-kuantitatif dengan menggunakan data sekunder PT X. Hasil dari analisis akan menampilkan gambaran faktor-faktor risiko psikosososial di setiap pekerjaan dan divisi PT.X. Penelitian dilakukan pada bulan Mei – Juni 2022. Populasi yang akan diteliti merupakan seluruh pekerja PT X dan Peneliti berhasil mendapatkan 63 responden yang sudah memenuhi kriteria inklusi dan pengisian kuesioner dengan sebelumnya menggunakan pendekatan rumus besar sampel jenuh dari data sekunder dan secara umum, gambaran kondisi psikososial di PT X berada pada level 4. PT X juga berkomitmen untuk melakukan pengembangan berkelanjutan dengan melakukan pengukuran terhadap bahaya tersebut sehingga peneliti mengambil data sekunder dari PT X untuk dijadikan rujukan penelitian.","PeriodicalId":102580,"journal":{"name":"PREPOTIF : Jurnal Kesehatan Masyarakat","volume":"25 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-08-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"129531640","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"PERBANDINGAN PARAMETER INFLAMASI DAN STATUS KOAGULASI PADA BERBAGAI DERAJAT BERAT COVID-19 DI SILOAM KEBON JERUK","authors":"Erick Makarau, Velma Herwanto","doi":"10.31004/prepotif.v6i2.5528","DOIUrl":"https://doi.org/10.31004/prepotif.v6i2.5528","url":null,"abstract":"Coronavirus disease 2019 (COVID-19) merupakan penyakit menular pernafasan yang disebabkan oleh severe acute respiratory syndrome coronavirus-2. Inflamasi dan koagulasi merupakan indikator penting yang dapat menilai keterlibatan sistemik suatu penyakit, terutama pada COVID-19. Identifikasi sejak dini derajat berat penyakit dengan pemberian terapi yang adekuat dapat menurunkan mortalitas dan morbiditas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan rerata parameter inflamasi dan status koagulasi yang meliputi neutrophil to lymphocyte ratio, C-reactive protein, D-Dimer, laktat dehidrogenase dan feritin antarberbagai derajat keparahan. Penelitian ini merupakan penelitian analitik dengan desain potong lintang, dilakukan pada rekam medis 135 pasien. Hasil penelitian menunjukan bahwa pasien COVID-19 sebagian besar adalah laki-laki (55,6%). Rerata usia pasien COVID-19 55 tahun (±1,42). Mayoritas pasien COVID-19 dirawat dengan derajat keparahan sedang tanpa oksigen (34,1%) diikuti dengan derajat sedang dengan oksigen (30,4%), ringan (21,5%), dan berat (14,1 %). Uji statistik menunjukan adanya perbedaan rerata yang bermakna pada parameter inflamasi dan koagulasi antarberbagai derajat keparahan COVID-19. Pasien derajat berat memiliki kadar neutrophil to lymphocyte ratio, C-reactive protein, dan D-Dimer yang lebih tinggi dibandingkan dengan derajat ringan. Selain itu kadar laktat dehidrogenase dan feritin cenderung lebih tinggi pada pasien derajat penyakit berat dibandingkan pasien derajat ringan, meskipun data kedua parameter tersebut tidak dapat diolah secara statistik karena jumlah sampel minimal. Oleh karena itu pengukuran kadar neutrophil to lymphocyte ratio, C-reactive protein, D-Dimer, laktat dehidrogenase dan feritin diharapkan dapat mengidentifikasi dini keparahan dan perburukan pasien COVID-19.","PeriodicalId":102580,"journal":{"name":"PREPOTIF : Jurnal Kesehatan Masyarakat","volume":"473 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-08-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"122815297","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"PENGARUH PENYULUHAN TERHADAP PERUBAHAN PENGETAHUAN DAN PERILAKU REMAJA PADA MASA PANDEMI COVID 19 DI SMA TARAKANITA CITRA RAYA TANGERANG TAHUN 2022","authors":"Olivia Larissa, E. Ernawati","doi":"10.31004/prepotif.v6i2.5532","DOIUrl":"https://doi.org/10.31004/prepotif.v6i2.5532","url":null,"abstract":"Semua kelompok usia memiliki risiko untuk terpapar virus COVID 19 termasuk usia remaja. Meskipun remaja yang terinfeksi COVID 19 hanya memiliki gejala ringan atau asimtomatik, remaja tersebut dapat berperan besar sebagai carrier COVID 19 bagi orang lain. Hal ini tentu dapat meningkatkan potensi penularan kepada masyarakat sehingga terjadi peningkatan jumlah pasien positif di era pandemi COVID 19. Semakin luasnya penyebaran kasus COVID 19, maka perlu tindakan pencegahan yang dilakukan oleh setiap individu termasuk usia remaja. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh penyuluhan terhadap pengetahuan dan perilaku remaja pada masa pandemi COVID 19 di SMA Tarakanita Citra Raya tahun 2022. Penelitian ini adalah penelitian analitik dengan desain pre-experimental dan analisis data dilakukan dengan uji wilcoxon. Hasil penelitian pada 100 responden didapatkan bahwa yang memiliki pengetahuan baik 28 orang (28%) dan perilaku baik 27 orang (27%) sebelum penyuluhan. Setelah penyuluhan didapatkan bahwa responden yang memiliki pengetahuan baik 68 orang (68%) dan perilaku baik 83 orang (83%). Terdapat pengaruh penyuluhan terhadap peningkatan pengetahuan dan perilaku remaja pada masa pandemi COVID 19 di SMA Tarakanita Citra Raya Tangerang (Nilai sig. = 0,000).","PeriodicalId":102580,"journal":{"name":"PREPOTIF : Jurnal Kesehatan Masyarakat","volume":"23 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-08-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"134009813","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Sri Rubiyanti, Hastuti Marlina, Herman M. Purwonegoro
{"title":"PROMOSI KESEHATAN RUMAH SAKIT (PKRS ) DALAM UPAYA PENINGKATAN KEPATUHAN PENGUNJUNG MENERAPKAN KEBIJAKAN KAWASAN TANPA ROKOK DI RSUD KOTA DUMAI","authors":"Sri Rubiyanti, Hastuti Marlina, Herman M. Purwonegoro","doi":"10.31004/prepotif.v6i2.5640","DOIUrl":"https://doi.org/10.31004/prepotif.v6i2.5640","url":null,"abstract":"Hospital health promotion plays an important role in promoting steps not to smoke in the hospital environment, the presence of a smoke-free area is important to protect health from carcinogenic and addictive substances in tobacco products. The research method is qualitative with a rapid assessment procedure research design at the PKRS Installation in November 20. The research informants were the head of the installation and the secretary at the PKRS installation and the technique of taking informants was by purposive sampling. Data were collected by means of in-depth interviews, observation and document review. The results of the study identified problems, namely the visitor's efforts to comply with the KTR policy were not optimal, the implementation of education in community activities was not optimal, the implementation of education in the implementation of IEC on drug side effects was not optimal, Effective communication training for health workers and non health workers had not been implemented 100% and the implementation of curative health promotion has not been optimal. From the existing problems, the priority of the problem is determined using the USG (Urgency Seriousness Growht) technique, which is weighted and ranked from the existing problems and the priority of the problem is that the visitors' efforts are not yet optimal in implementing the KTR policy. Alternative solutions to the problem are socializing officers, making plans for routine and scheduled activities in promoting the KTR policy and the impact of smoking, increasing the frequency of social media use, coordinating and selecting KTR health promotion ambassadors, then collecting data on the location and number of KTR information media facilities as well as proposing activities and suggestions \u0000 \u0000Keyword : Non-Smoking Area, Visitors, PKRS \u0000Promosi kesehatan di rumah sakit memainkan peran penting dalam memfasilitasi langkah berhenti merokok di rumah sakit. Rumah sakit tempat berkumpulnya masyarakat, oleh karena itu pentingnya penerapkan Kawasan Tanpa Rokok untuk melindungi kesehatan dari karsinogen dan zat yang adiktif yang terkandung dalam produk tembakau. Penerapan KTR di RSUD belum berjalan maksimal, salah satunya disebabkan oleh kurangnya sosialisasi pihak rumah sakit kepada pengunjung dan kurangnya sarana dan prasarana penyampaian infromasi KTR. Upaya - upaya dapat diterapkan dalam jangka waktu dekat dengan melakukan sosialisasi kepetugas, membuat rencana promosi KTR yang terjadwal serta meningkatkan frekuensi pemanfaatan media sosial. Metode Penelitian adalah kualitatif dengan prioritas masalah dan rekomendasi di Instalasi PKRS Bulan November 2021. Informan penelitian adalah kepala Instalasi dan sekretaris pada Instalasi PKRS dan tehnik pengambilan informan dengan cara purposive sampling. Data dikumpulkan dengan cara wawancara mendalam, observasi dan telaah dokumen. Hasil penelitian dapat diidentifikasi masalah yaitu belum optimalnya upaya pengunjung dalam kepatuhan ","PeriodicalId":102580,"journal":{"name":"PREPOTIF : Jurnal Kesehatan Masyarakat","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-08-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"125437120","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"HUBUNGAN ANTARA STATUS DEMOGRAFI DENGAN DERAJAT BERATNYA PENYAKIT COVID-19 DI RUMAH SAKIT SILOAM KEBON JERUK JAKARTA BARAT","authors":"B. Junitia, Velma Herwanto","doi":"10.31004/prepotif.v6i2.5527","DOIUrl":"https://doi.org/10.31004/prepotif.v6i2.5527","url":null,"abstract":"Kasus COVID-19 saat ini telah menjadi pandemi. Manifestasi klinis dan derajat keparahan COVID-19 pada setiap pasien sangat bervariasi, mulai dari derajat ringan, sedang, berat, bahkan menyebabkan kematian. Perbedaan derajat keparahan COVID-19 dapat dipengaruhi oleh berbagai aspek, salah satunya adalah status demografi seperti usia dan jenis kelamin. Menurut peta sebaran COVID-19 di Indonesia, kasus positif COVID-19 lebih banyak terjadi pada penduduk dengan usia 31-45 tahun dan berjenis kelamin perempuan. Sedangkan pada kasus meninggal, lebih banyak terjadi pada penduduk dengan usia ?60 tahun dan berjenis kelamin laki-laki. Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan serta mengetahui hubungan antara status demografi seperti usia dan jenis kelamin dengan derajat keparahan pasien COVID-19. Penelitian ini merupakan penelitian analitik dengan pendekatan cross-sectional. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah total sampling yang dilakukan di sebuah rumah sakit swasta Jakarta Barat dengan menggunakan data rekam medik dari 135 pasien. Data yang dikumpulkan yaitu status demografi meliputi usia dan jenis kelamin serta derajat keparahan pasien COVID-19. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rerata usia pasien COVID-19 adalah sebesar 55,36 ± 1,42 tahun dan mayoritas berjenis kelamin laki-laki (55,6%). Selain itu didapatkan bahwa mayoritas pasien COVID-19 mengalami derajat keparahan sedang tanpa oksigen (34,1%), diikuti dengan derajat sedang dengan oksigen (30,4%), ringan (21,5%), dan berat (14,1%). Dengan menggunakan uji chi-square, didapatkan hubungan yang bermakna antara usia dengan derajat berat COVID-19 (p-value 0,025) dimana usia lebih tua berhubungan dengan derajat COVID-19 yang lebih berat. Perbedaan usia tersebut tampak antara pasien COVID-19 derajat ringan/sedang tanpa oksigen dengan derajat berat (PRR 2,79). Dengan menggunakan uji chi-square, didapatkan tidak adanya hubungan bermakna antara jenis kelamin dengan derajat berat COVID-19 (p-value 0,356). Penelitian ini diharapkan dapat memaparkan hubungan dan pengaruhnya status demografi terutama usia dan jenis kelamin terhadap derajat keparahan COVID-19 sehingga dapat menurunkan tingkat kasus COVID-19 dengan derajat berat dan bahkan kematian.","PeriodicalId":102580,"journal":{"name":"PREPOTIF : Jurnal Kesehatan Masyarakat","volume":"51 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-08-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"115950495","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Akhsa Meli Grit Lonta, Budi T. Ratag, A. Kalesaran
{"title":"GAMBARAN FREKUENSI DAN DISTRIBUSI CORONAVIRUS DISEASE-19 DI WILAYAH KERJA DINAS KESEHATAN KOTA TOMOHON PERIODE APRIL 2020 – JULI 2021","authors":"Akhsa Meli Grit Lonta, Budi T. Ratag, A. Kalesaran","doi":"10.31004/prepotif.v6i2.5596","DOIUrl":"https://doi.org/10.31004/prepotif.v6i2.5596","url":null,"abstract":"Coronavirus disease-19 (COVID-19) adalah penyakit jenis baru yang teridentifikasi pada tahun 2019. Gambaran epidemiologi COVID-19 dibutuhkan dalam pembuatan kebijakan serta acuan dalam penelitian lanjutan. Kota Tomohon merupakan salah satu kota yang terdampak infeksi virus SARS-CoV-19. Kota Tomohon berada diurutan ke-3 kabupaten/kota dengan jumlah kasus terbanyak yang ada di Sulawesi Utara. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui frekuensi kasus terkonfirmasi, kasus kematian dan positivity rate serta distribusi kasus terkonfirmasi COVID-19 berdasarkan variable epidemiologi orang, tempat dan waktu di wilayah kerja Dinas Kesehatan Kota Tomohon periode April 2020 – Juli 2021 dengan jenis penelitian kuantitatif deskriptif dan desain studi potong lintang. Penelitian ini dilakukan di Dinas Kesehatan Kota Tomohon pada November 2021 – Januari 2022. Hasil penelitian ini yaitu jumlah kasus terbanyak terjadi dibulan Juli 2021 dengan 509 kasus, positivity rate tertinggi yaitu 36,2% dibulan Januari 2021, jumlah kasus kematian paling banyak yaitu 13 kasus, perempuan adalah kelompok populasi dengan angka konfirmasi tertinggi, usia 25-34 tahun paling banyak terinfeksi COVID-19, Kelurahan Taratara 3 serta Walian memiliki jumlah kasus paling tinggi di Kota Tomohon dan Kecamatan dengan angka konfirmasi tertinggi yaitu Tomohon Selatan. Adapun saran bagi peneliti selanjutnya untuk dapat mencari tahu hubungan kejadian COVID-19 dengan variabel epidemiologi dan bagi Dinas Kesehatan Kota Tomohon agar dapat terus melakukan surveilans terhadap kejadian COVID-19 dan intervensi khusus bagi mereka yang paling banyak terinfeksi.","PeriodicalId":102580,"journal":{"name":"PREPOTIF : Jurnal Kesehatan Masyarakat","volume":"18 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-08-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"115432426","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Firdawati Amir Parumpu, Muhamad Rinaldhi Tandah, Arizah Maulidyah
{"title":"ANALISIS PENGARUH PENERIMAAN INFORMASI PADA KETEPATAN SWAMEDIKASI","authors":"Firdawati Amir Parumpu, Muhamad Rinaldhi Tandah, Arizah Maulidyah","doi":"10.31004/prepotif.v6i2.5338","DOIUrl":"https://doi.org/10.31004/prepotif.v6i2.5338","url":null,"abstract":"Swamedikasi dikalangan masyarakat cenderung meningkat. Oleh karena itu, sebagai pelaku swamedikasi harus tepat dalam melakukan swamedikasi untuk menghindari kesalahan dalam penggunaan obat. Swamedikasi yang tidak tepat disebabkan oleh beberapa faktor, salah satunya faktor eksternal seperti kurangnya penyampaian informasi melalui media dan tenaga kefarmasian. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui bagaimana pengaruh penerimaan informasi (melalui media cetak/elektronik dan melalui tenaga kefarmasian) baik secara simultan ataupun parsial terhadap ketepatan swamedikasi. Metode pengambilan sampel yaitu purposive sampling dengan menyebarkan kuesioner dalam bentuk Google form dan hardcopy dengan jumlah sampel 400 responden. Metode analisis yang digunakan, yaitu analisis regresi linear berganda dengan sistem program SPSS. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara simultan variabel penerimaan informasi melalui media cetak/elektronik dan melalui tenaga kefarmasian berpengaruh terhadap ketepatan swamedikasi terlihat dari nilai sig<0,05, yaitu 0,000. Secara parsial variabel penerimaan informasi melalui media cetak/elektronik dan penerimaan informasi melalui tenaga kefarmasian berpengaruh terhadap ketepatan swamedikasi terlihat dari nilai sig<0,05, yaitu 0,000<0,05 dan 0,027<0,05. Pada uji determinasi terdapat pengaruh sebanyak 22% dari variabel dependen dan Independent. Sedangkan 78% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti. Kesimpulan dari penelitian ini yaitu pengaruh penerimaan informasi pada ketepatan swamedikasi dapat dinyatakan bahwa semakin beragam sumber informasi yang diterima maka ketepatan swamedikasi akan semakin meningkat atau baik.","PeriodicalId":102580,"journal":{"name":"PREPOTIF : Jurnal Kesehatan Masyarakat","volume":"2021 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-08-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"115493982","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"PERBEDAAN RERATA NILAI PENGETAHUAN MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TARUMANAGARA ANGKATAN 2021 MENGENAI PSORIASIS","authors":"Inggrid Limarda, Irene Dorthy Santoso","doi":"10.31004/prepotif.v6i2.5530","DOIUrl":"https://doi.org/10.31004/prepotif.v6i2.5530","url":null,"abstract":"Psoriasis adalah penyakit autoimun yang ditandai dengan peradangan kronik pada kulit, merupakan masalah global yang cukup serius karena berdampak pada kualitas hidup pasien psoriasis dikarenakan penampilan kulit yang tidak menarik dan memiliki angka kesakitan yang cukup tinggi. Prevalensi psoriasis berkisar antara 2-3% dan terus bertambah banyak setiap tahun nya. Psoriasis vulgaris adalah jenis psoriasis yang paling sering ditemukan sekitar 90%. Adanya tingkat pengetahuan yang baik dapat mengurangi risiko terjadinya psoriasis dan memberi dukungan kepada penderita psoriasis di Indonesia, salah satunya melalui penyuluhan. Namun saat ini belum diketahui bagaimana tingkat pengetahuan psoriasis di mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara angkatan 2021, sehingga penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan rerata nilai pengetahuan mengenai psoriasis pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara angkatan 2021 sebelum dan sesudah diberikan penyuluhan menggunakan video edukasi. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain penelitian pra-eksperimental one group pre-test dan post-test. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik simple random sampling. Dilakukan pada bulan Desember 2021 – Januari 2022 dengan sampel sebanyak 118 responden. Pengumpulan data menggunakan kuesioner dan dianalisis dengan uji T-Test. Hasil penelitian sebelum penyuluhan terdapat 4 responden (3,4%) berpengetahuan baik, 34 responden (28,8%) berpengetahuan cukup, dan 80 responden (67,8%) berpengetahuan kurang. Sedangkan setelah penyuluhan menjadi 117 responden (99,2%) berpengetahuan baik, 1 responden (0,8%) berpengetahuan cukup, dan tidak ada responden berpengetahuan kurang. Setelah dianalisis terdapat perbedaan yang bermakna antara pengetahuan terhadap psoriasis sebelum dan sesudah diberikan penyuluhan menggunakan video edukasi (p-value = 0,000) dengan nilai mean difference sebesar 40,475. Dengan demikian penelitian ini dapat meningkatkan pengetahuan responden tentang psoriasis melalui penyuluhan dengan video edukasi.","PeriodicalId":102580,"journal":{"name":"PREPOTIF : Jurnal Kesehatan Masyarakat","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-08-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"131099755","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Mega Astia Natasia Porajow, P. Kawatu, W. J. Kaunang
{"title":"HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN TINDAKAN TIDAK AMAN PADA PEKERJA INDUSTRI DAGING KELAPA PUTIH (COCONUT WHITE MEAT) DI DESA PAKUWERU KECAMATAN TENGA","authors":"Mega Astia Natasia Porajow, P. Kawatu, W. J. Kaunang","doi":"10.31004/prepotif.v6i2.5733","DOIUrl":"https://doi.org/10.31004/prepotif.v6i2.5733","url":null,"abstract":"Tindakan tidak aman terjadi dikarenakan beberapa faktor salah satunya faktor individu yang didalamnya terkait dengan pengetahuan dan sikap pekerja, apabila pekerja telah mengetahui dan memiliki kesadaran dalam menyikapi aturan untuk berperilaku aman maka proses kerja akan berlangsung aman dan juga terhindar dari kemungkinan terjadinya kecelakaan kerja. Tujuan dari penelitian ialah untuk dapat mengetahui hubungan pengetahuan serta sikap dengan tindakan tidak aman pada pekerja industri pengolahan daging kelapa putih di Desa Pakuweru Kecamatan Tenga. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan januari-Maret 2022 di industri pengolahan daging kelapa putih di Desa Pakuweru Kecamatan Tenga. Jenis penelitian yang dipakai ialah survei analitik dan desain penelitian cross sectional study serta instrumen penelitiannya yaitu kuesioner penelitian. Populasi penelitian ialah pekerja industri daging kelapa putih di Desa Pakuweru Kecamatan Tenga yang jumlahnya 43 responden, pengambilan sampelnya dengan teknik total sampling. Variabel penelitian ialah pengetahuan, sikap serta tindakan tidak aman. Analisis bivariat dilakukan dengan uji korelasi Rank Spearman dimana nilai ?=0,05. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara pengetahuan dengan tindakan tidak aman hasil p-value=0,089 yang berarti nilai p > 0,05, serta terdapat adanya hubungan antara sikap dengan tindakan tidak aman dengan p-value=0,001 yang artinya nilai p<0,05. Kesimpulan dalam penelitian ini memperlihatkan bahwa pengetahuan tidak memengaruhi tindakan tidak aman dari pekerja, sedangkan sikap dapat memengaruhi tindakan tidak aman dari pekerja, apabila sikap pekerja kurang baik maka pekerja cenderung akan melakukan tindakan tidak aman.","PeriodicalId":102580,"journal":{"name":"PREPOTIF : Jurnal Kesehatan Masyarakat","volume":"43 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-08-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"134016815","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}