Etik Sulistyowati, Arlik Rio Julia, Dhaniar Mudita
{"title":"Pemberian Tepung Daun Kelor terhadap Kadar Transferin Darah Tikus Putih Model KEP","authors":"Etik Sulistyowati, Arlik Rio Julia, Dhaniar Mudita","doi":"10.21776/UB.IJHN.2015.002.02.6","DOIUrl":"https://doi.org/10.21776/UB.IJHN.2015.002.02.6","url":null,"abstract":"Abstrak Kurang Energi Protein (KEP) merupakan salah satu bentuk malnutrisi yang merupakan faktor utama (60%) penyebab kematian anak di bawah lima tahun (balita) di daerah tropis dan subtropis. KEP disebabkan oleh kekurangan makanan sumber energi dan protein. Pada kondisi KEP konsentrasi transferin darah berkurang dan kadar Fe bebas di dalam plasma meningkat sehingga memicu produksi radikal bebas yang bersifat toksik dan menimbulkan kematian. Daun kelor memiliki kandungan zat besi dan protein tinggi yang memiliki potensi terapi suplementasi untuk anak-anak KEP. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pemberian tepung daun kelor varietas Nusa Tenggara Timur terhadap kadar transferin darah tikus putih model KEP. Desain penelitian yang digunakan adalah Post Test Only Control Group . Penelitian dilakukan selama 93 hari dengan menggunakan 6 kelompok, yaitu K(-) (diet normal), K(+) (diet non protein dilanjutkan diet normal), P1, P2, P3, dan P4 (diet non protein dilanjutkan diet normal + tepung daun kelor 180 mg, 360 mg, 720 mg, 1440 mg). Variabel yang diukur adalah kadar transferin darah dengan menggunakan metode ELISA kelor 1440epung daun kelor non protein),iberi diet non protein. . Analisis data menggunakan Oneway ANOVA dilanjutkan dengan Post Hoc Duncan . Hasil penelitian menunjukkan penambahan tepung daun kelor varietas NTT per oral sebesar 360 mg (P2) pada diet normal tikus yang KEP memberikan pengaruh terbaik bagi kadar transferin darah tikus (0,23 ± 0,17 g/dl) sebab mendekati kadar transferin darah kelompok tikus non KEP/ kontrol negatif (0,22 ± 0,01 g/dl) (p= 0,000). Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut tentang uji toksisitas dan formulasi enteral tepung daun kelor varietas NTT pada hewan coba sehingga bisa menjadi pertimbangan alternatif makanan tambahan untuk penanganan anak dibawah lima tahun dengan KEP. Kata kunci: tepung daun kelor, kadar transferin darah, diet non protein Abstract Protein Energy Malnutrition (PEM) is a major factor of child mortality under five years old in the tropics and subtropics. PEM results from lack of food sources of energy and protein. in PEM conditions, serum transferrin concentration decreases, resulting in increased free Fe in the plasma. This circumstance leads to increased production of free radicals that are toxic and cause death. Moringa leaves contain iron and high protein that have therapeutic supplements potential for PEM children. The purpose of this study is to determine the effect of Nusa Tenggara Timur (NTT)’s varieties of moringa leaf powder on serum transferrin in white rats fed non-protein diet. The study design used was the post-test only control group. Research was conducted over 93 days using six groups: K (-) (normal diet), K (+) (non-protein diet, followed by normal diet), P1, P2, P3, and P4 (non protein diet, followed by normal diet + moringa leaf powder 180 mg, 360 mg, 720 mg, dan 1440 mg). The variables measured were serum transferrin levels by using ELISA. Data analysis","PeriodicalId":76005,"journal":{"name":"Journal of human nutrition","volume":"2 1","pages":"108-116"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2015-12-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"68317014","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Pendidikan Gizi tentang Pengetahuan Pemilihan Jajanan Sehat antara Metode Ceramah dan Metode Komik","authors":"Nuri Hartono, C. Wilujeng, Sri Andarini","doi":"10.21776/UB.IJHN.2015.002.02.2","DOIUrl":"https://doi.org/10.21776/UB.IJHN.2015.002.02.2","url":null,"abstract":"Abstrak Kebiasaan jajan sangat melekat pada anak sekolah. Pangan jajanan anak sekolah (PJAS) banyak dijumpai di lingkungan sekitar sekolah dan rutin dikonsumsi sebagian besar anak usia sekolah karena harganya yang terjangkau dan sebagai tambahan asupan energi. Namun, peranan PJAS yang strategis ini belum diimbangi dengan mutu dan nilai gizi yang diharapkan. Metode ceramah merupakan metode yang efisien dan sederhana sedangkan metode komik merupakan metode yang menarik dan disukai anak SD. Penelitian ini bertujuan untuk mengukur perbedaan tingkat pengetahuan siswa kelas 5 SD dalam pemilihan jajanan sehat dengan pembelajaran metode ceramah dan metode komik. Penelitian ini merupakan quasy experimental study dengan pre-test and post-test design . Sampel dalam penelitian ini berjumlah 41 orang, diambil melalui metode total sampling pada seluruh siswa kelas 5A SDN Tumpakrejo 1 dan seluruh siswa kelas 5 SDN Tumpakrejo 2.Variabel yang diteliti adalah tingkat pengetahuan pada kelompok ceramah dan kelompok komik berdasarkan nilai pre-test , post-test pertama, dan nilai post-test kedua. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat peningkatan pengetahuan yang signifikan pada kedua kelompok yang diberi pendidikan gizi tentang jajanan sehat dengan metode ceramah dan metode komik (p 0,05) tentang tingkat pengetahuan pemilihan jajanan sehat antara metode ceramah dan metode komik. Dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan tingkat pengetahuan sebelum dan sesudah pemberian pendidikan gizi pada dua kelompok dengan metode ceramah maupun komik. Namun tidak ada perbedaan tingkat pengetahuan antara kelompok dengan metode ceramah dan komik. Kata Kunci: komik, ceramah, pengetahuan, jajanan sehat Abstract Consuming snacks is a common habit among kids, usually on elementary school students and consumed regularly by the majority of school-age children because of its affordability and its additional intake of energy. However, these school snacks are often not balanced with food quality and expected nutritional values. Lecture method is efficient and a simple method while the comic method is an interesting and preferred method for elementary school children. The aim of this study was to determine differences about healthy snacks choice knowledge between lecture method and comic method on the fifth grade students in SDN Tumpakrejo 1 and SDN Tumpakrejo 2. This research was quasy experimental study with a pre-test and post-test design. 41 samples were used, which were taken by using total sampling, which selected all students in class 5A at SDN Tumpakrejo 1 and all students in class 5 at SDN Tumpakrejo 2. Research variables were the level of knowledge in both lecture group and comic group based on the value of the pre-test, first post-test and second post-test values. The results showed that there was a significant increase of knowledge in both groups that were given nutritional education of healthy snacks choice using lecture method and comic method (p 0.05). Finally, nutritiona","PeriodicalId":76005,"journal":{"name":"Journal of human nutrition","volume":"2 1","pages":"76-84"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2015-12-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"68316230","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Fajar Ari Nugroho, Rizka Mayang Saputri Ginting, Nur Diana
{"title":"Kadar NF- Kβ Pankreas Tikus Model Type 2 Diabetes Mellitus dengan Pemberian Tepung Susu Sapi","authors":"Fajar Ari Nugroho, Rizka Mayang Saputri Ginting, Nur Diana","doi":"10.21776/UB.IJHN.2015.002.02.4","DOIUrl":"https://doi.org/10.21776/UB.IJHN.2015.002.02.4","url":null,"abstract":"Abstrak Type 2 Diabetes Mellitus dihubungkan dengan kerusakan sel pankreas yang mempengaruhi jumlah dan fungsi insulin penderitanya. NF-Kb merupakan golongan protein dalam faktor transkripsi yang diduga memiliki peran penting dalam pro-apoptosis sel pankreas. NF-Kb merupakan pemicu pro- dan anti-apotosis sel beta pankreas dengan kecenderungan pro-apoptosis lebih besar dibandingkan peran anti-apoptosisnya. Vitamin D dari susu sapi bubuk adalah vitamin dengan kemampuan menghambat aktifitas NF-Kβ, melalui proses perbaikan sensitivitas dan produksi insulin, serta peningkatan pertahanan sel pankreas. Penelitian ini bertujuan untuk mengukur kekuatan efek pemberian susu sapi bubuk terhadap penurunan NF-Kb pankreas tikus model type 2 diabetes. Selama 90 hari penelitian, tikus dibagi menjadi 5 kelompok, terdiri dari 2 kelompok kontrol ( negative = non-diabetic rat dan positive = diabetic rat ) dan 3 kelompok perlakuan (P1, P2 dan P3) dengan dosis pemberian tepung susu sapi adalah 0,9 g/hr, 1,8 g/hr dan 2,7 g/hr. Pada akhir penelitian kadar NF-Kb pankreas tikus diukur menggunakan metode Elisa. Hasil uji Mann Whitney U terhadap kadar NF-Kb kelompok perlakuan dibandingkan kontrol positif menunjukkan tidak ditemukan perbedaan (p value = 1,000; 0,086; 0,248). Efek penurunan kadar NF-Kb yang diharapkan dari pemberian susu sapi bubuk pada keadaan diabetes tidak terbukti. Sehingga disimpulkan pemberian susu sapi bubuk tidak dapat digunakan untuk mencegah kerusakan sel pankreas melalui mekanisme penurunan NF-Kb. Kata Kunci : Type 2 Diabetes Mellitus , NF-Kβ, vitamin D, susu sapi bubuk Abstract Type 2 Diabetes mellitus starts with the damage of pancreas cells and the loss of insulin sensitivity. Furthermore, it will lead to continuously progressive damage of pancreatic cells and worsening loss of insulin sensitivity. NF-Kb is discovered as protein transcription marker that is assumed to have a vital role in pancreatic cell apoptosis. NF-Kb has two different functions in apoptosis process. However, despite its anti-apoptosis function that it could protect the pancreas damage, NF-Kb tends to lead pancreas’s cells death. On the other hand, vitamin D from cow’s milk powder is known as a substance that can inhibit NF-Kb activity by improving insulin sensitivity, and it can rise the protection of pancreatic cells from death. This research aims to know the effect of cow’s milk powder vitamin D to NF-Kb rate on type 2 diabetes rat models. For 90 days, the rats were divided into 5 groups of experiment, two groups of control, (negative = non diabetic non treatment rats and positive = diabetic non treatment rats) and three groups of treatment that they were administrated cow’s milk powder with different doses (0,9 g/day, 1,8 g/day and 2,7 g/day). At the end, all groups were measured to know the rate of NF-Kb by Elisa method. The final result showed that there was no difference of NF-Kb rates between positive control and treatment groups (p value = 1,000; 0,086; 0,248). The r","PeriodicalId":76005,"journal":{"name":"Journal of human nutrition","volume":"25 1","pages":"91-100"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2015-12-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"68316825","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Olga Callista, D. Handayani, Kanthi Permaningtyas Tritisari
{"title":"Pengaruh Pemberian Tepung Daun Katuk terhadap Penebalan Dinding Aorta Tikus Wistar","authors":"Olga Callista, D. Handayani, Kanthi Permaningtyas Tritisari","doi":"10.21776/UB.IJHN.2015.002.02.3","DOIUrl":"https://doi.org/10.21776/UB.IJHN.2015.002.02.3","url":null,"abstract":"Abstrak Kejadian aterosklerosis biasa diawali dengan cedera sel endotel yang menyebabkan peningkatan permeabilitas sel sehingga komponen plasma dapat masuk ke dalam dinding arteri, termasuk asam lemak. Akumulasi asam lemak dalam arteri dapat teroksidasi dan membentuk lapisan lemak di dinding arteri sehingga mengakibatkan penebalan dinding arteri dan penyempitan pembuluh darah. Salah satu terapi yang dapat mencegah peningkatan kadar lipid dalam darah adalah pemberian fitosterol. Daun katuk ( Sauropus androgynus L. Merr ) merupakan salah satu tanaman yang mengandung tinggi fitosterol. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian tepung daun katuk berbagai dosis terhadap penebalan dinding aorta tikus putih Wistar yang diberi diet aterogenik. Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap dengan Post Test Control Group Design yang dilakukan pada 30 ekor tikus Wistar jantan. Sampel dibagi menjadi 5 kelompok, yaitu Kelompok Negatif (diet normal), Kelompok Positif (diet aterogenik), Kelompok P1, P2, dan P3 yang diberi diet aterogenik dengan substitusi tepung daun katuk 6%, 9%, dan 12%. Pemberian tepung daun katuk diberikan setiap hari secara peroral melalui pakan selama 60 hari. Parameter yang diukur adalah tebal dinding aorta. Hasil uji statistik menunjukkan tidak terdapat perbedaan yang signifikan antar kelompok (p>0,05). Dari penelitian ini disimpulkan bahwa pemberian tepung daun katuk belum memberikan pengaruh terhadap penurunan ketebalan dinding aorta, sehingga disarankan untuk meningkatkan jangka waktu intervensi penelitian. Kata kunci: penebalan dinding aorta, tepung daun katuk, diet aterogenik Abstract Atherosclerosis usually begins with endothelial cell injury which causes increased cell permeability. This injury will affect plasma component so that it can get into the arteries wall, that includes fatty acids. Accumulation of fatty acids in arteries can be oxidized and forms a layer of fat in the arterial wall that leads to thickening of the artery walls and narrowing of blood vessels. One of the therapies that can prevent the elevation of plasma level is phytosterols therapy. Katuk leaf ( Sauropus androgynus L. Merr ) is a plant that contains high phytosterols. This study aims to determine the effect of various doses of katuk leaf powder on the aortic wall thickening of Wistar rats fed atherogenic diet. This study used a completely randomized design with post-test control group design on 30 male Wistar rats. The samples were divided into 5 groups, namely control negative group (normal diet), control positive group (atherogenic diet), P1, P2, and P3 groups were given atherogenic diet with katuk leaf powder substitution 6%, 9%, and 12% respectively. Katuk leaf powder was given orally every day for 60 days through feeding. The measured parameter was the aortic wall thickness. Statistical test results showed that there was no significant difference among the groups (p> 0.05). This study concludes that the administration of katuk","PeriodicalId":76005,"journal":{"name":"Journal of human nutrition","volume":"2 1","pages":"85-90"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2015-12-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"68316775","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Fuadiyah Nila Kurniasari, Agus Surono, Retno Pangastuti
{"title":"Status Gizi sebagai Prediktor Kualitas Hidup Pasien Kanker Kepala dan Leher","authors":"Fuadiyah Nila Kurniasari, Agus Surono, Retno Pangastuti","doi":"10.21776/UB.IJHN.2015.002.01.6","DOIUrl":"https://doi.org/10.21776/UB.IJHN.2015.002.01.6","url":null,"abstract":"Abstrak Prevalensi kanker kepala leher (KKL) di Indonesia cukup tinggi dengan prevalensi 4,7 per 100.000 penduduk. Pasien kanker berisiko tinggi terhadap gizi kurang, dimana status gizi berpengaruh terhadap kualitas hidup dan perasaan nyaman pada pasien. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui berbagai indikator status gizi yang dapat digunakan untuk memprediksi kualitas hidup pasien KKL. Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan rancangan potong lintang yang dilakukan di RS Saiful Anwar Malang selama bulan Nopember 2010 – Januari 2011. Subjek yang diteliti adalah pasien KKL yang memenuhi kriteria inklusi sebanyak 45 subjek. Status gizi ditentukan melalui 3 metode, yaitu indeks massa tubuh (IMT), Subjective Global Assessment (SGA), dan asupan makanan. Pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara dan pemeriksaan. Analisis bivariat menggunakan Chi Square dan multivariat menggunakan regresi linier ganda. Terdapat hubungan yang signifikan antara SGA kategori A (β 1 =30,631; p=0,001), asupan protein (β 2 =0,344; p=0,009), IMT (β 3 =-1,533; p=0,028), dan SGA kategori B (β 4 =13,353; p=0,039) dengan kualitas hidup pasien KKL dengan konstanta multivariat sebesar 47,086. Asupan energi terwakili oleh asupan protein, dimana hubungan keduanya adalah sinergis. Tidak terdapat hubungan antara asupan vitamin A dengan kualitas hidup (β 5 =0,000; p=0,907). Sehingga status gizi dapat digunakan sebagai prediktor untuk menentukan skor kualitas hidup pasien KKL yaitu dengan formula: kualitas hidup pasien KKL = 47,1 + 30,6 (jika SGA A) + 0,3 (asupan protein (g)) – 1,5 (IMT (kg/m 2 )) + 13,3 (jika SGA B). Status gizi yang dinilai dengan IMT, asupan protein, dan SGA dapat digunakan untuk memprediksi besarnya skor kualitas hidup pasien KKL, dimana SGA merupakan faktor yang paling berpengaruh dalam menentukan kualitas hidup pasien KKL. Kata Kunci: indeks massa tubuh, asupan energi, protein, vitamin A, subjective global assessment (SGA) , kualitas hidup, kanker kepala dan leher Abstrak In Indonesia cancer is the seventh cause of mortality. The prevalence of the Head and Neck Cancer (HNC) in Indonesia is high (4,7/100.000). Cancer patients have high risk for weight loss and malnutrition, where n utritional status affects quality of life and comfortable feeling in cancer patients. Determining the nutritional status indicators can be used to predict the quality of life of patients with head and neck cancer . The study was observational with cross sectional design in Saiful Anwar Hospital, Malang in November 2010 – January 2011. Subjects were HNC patients that met inclusion criteria (n=45). Nutritional status was determined with 3 methods, which are body mass index (BMI), subjective global assessment (SGA), and dietary intake assessment. Interview, weight and height measurement and physical examination were held to collect data. Chi square and linier regression analysis were used to get data analysis. There was a significant correlation between SGA of cate","PeriodicalId":76005,"journal":{"name":"Journal of human nutrition","volume":"37 1","pages":"61-67"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2015-06-28","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"68316560","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Hambatan Kinerja Konselor Menyusui dalam Meningkatkan Cakupan Pemberian ASI Eksklusif di Kota Kupang","authors":"R. Damanik, W. Rahmawati, S. Dini","doi":"10.21776/UB.IJHN.2015.002.01.1","DOIUrl":"https://doi.org/10.21776/UB.IJHN.2015.002.01.1","url":null,"abstract":"Abstrak Program penyediaan tenaga konselor menyusui merupakan salah satu upaya pemerintah dalam meningkatkan pemberian ASI Eksklusif 6 bulan. Hingga 5 tahun setelah pelaksanaan program konselor menyusui, cakupan ASI eksklusif di Kota Kupang belum mencapai target standar pelayanan minimal. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor penghambat kinerja konselor menyusui dalam meningkatkan cakupan pemberian ASI eksklusif di Kota Kupang. Studi Observasional Deskriptif dengan pendekatan Kualitatif dilakukan di seluruh Puskesmas dalam wilayah kerja Dinas Kesehatan Kota Kupang. Informan penelitian ini adalah konselor ASI ( n 17) dan penanggung jawab program gizi dan KIA Dinas Kesehatan Kota Kupang ( n 1). Penelitian dilakukan dengan metode indepth interview. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hambatan terbesar yang dimiliki konselor menyusui adalah motivasi dalam melaksanakan tugas sebagai konselor. Hal ini disebabkan karena kebutuhan akan dana tambahan yang belum terpenuhi dan kurangnya pengawasan terhadap kegiatan konseling menyusui. Selain itu, sarana dan prasarana yang kurang optimal juga menjadi hambatan konselor menyusui dalam menjalankan tugas konseling menyusui. Kesimpulan dari penelitian ini, pemberian motivasi, perbaikan sarana prasarana dan monitoring evaluasi secara berkala diperlukan untuk menunjang kegiatan konseling menyusui sehingga dapat membantu menyukseskan program ASI Eksklusif di wilayah Kota Kupang. Kata Kunci : ASI e ksklusif, kinerja k onselor m enyusui , hambatan kinerja Abstrak Provision of breastfeeding counselor program is one of the government's efforts in promoting 6 - month exclusive breastfeeding (EBF) . About 5 years after the implementation of the breastfeeding counselor program, EBF coverage in Kupang city did not reach the minimum service of standard goal . This study aims to determine the inhibiting factors of breastfeeding counselors’ performance in increasing coverage of EBF in Kupang City . Observational stud y with qualitative descriptive approach was conducted in all health centers in the working area of Kupang City Health Office . Informants of this study were 17 breastfeeding counselors and one keyperson from Kupang City Health Office. The study was conducted by in-depth interview. The results showed that the biggest obstacle is breastfeeding counselor’s low motivation in carrying out duties as a counselor. This is because they need additional funding and get lack of supervision. In addition, the poor infrastructure is also an obstacle to optimize breastfeeding counselor in breastfeeding counseling duties. In conclusion, additional motivation, infrastructure and continuing monitoring evaluation were needed to succeed EBF Program in Kupang District. Keyword : e xclusive b reastfeeding, b reastfed c ounselor performance, inhibiting factors","PeriodicalId":76005,"journal":{"name":"Journal of human nutrition","volume":"2 1","pages":"1-10"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2015-06-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"68316285","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Hubungan Asupan Zat Gizi dengan Trigliserida dan Kadar Glukosa Darah pada Vegetarian","authors":"Ginta Siahaan, Effendi Nainggolan, Dini Lestrina","doi":"10.21776/UB.IJHN.2015.002.01.5","DOIUrl":"https://doi.org/10.21776/UB.IJHN.2015.002.01.5","url":null,"abstract":"Abstrak Saat ini semakin berkembangnya penduduk di dunia dan Indonesia yang menjadi vegetarian, dimana hasil survey yang dilakukan oleh American Dietetic Association (ADA) menunjukkan jumlah vegetarian pada tahun 2006, sekitar 4,9 juta (2,3%) penduduk dewasa di Amerika menjadi vegetarian dan sekitar 1,4 % menjadi vegetarian vegan sedangkan di Kanada sekitar 900 orang penduduk dewasanya menjadi vegetarian. Jumlah vegetarian di Indonesia yang terdaftar pada Indonesia Vegetarian Society (IVS) saat berdiri pada tahun 1998 sekitar 5.000 anggota dan meningkat menjadi 60.000 anggota pada tahun 2000. Sedangkan jumlah IVS di kota Medan pada tahun 2013 sebanyak 2000 orang. Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti terhadap 49 orang penganut vegetarian di Maha Vihara Maitreya pada tanggal 26 Oktober 2013, terdapat sekitar 32% mempunyai kadar kolesterol darah diatas normal. Adapun tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan asupan energi, karbohidrat dan serat dengan kadar trigliserida dan glukosa darah (KGD) pada komunitas vegetarian IVS di Maha Vihara Maitreya Cemara Asri Medan tahun 2014. Metode Penelitian ini bersifat Observasional dengan desain cross sectional. Penentuan sampel dilakukan dengan metode purposive sampling , sedangkan untuk menganalisis data dilakukan uji Korelasi Pearson . Dengan mengambil kesimpulan, jika p 0,05 maka Ho diterima. Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan antara asupan energi, karbohidrat dan serat dengan kadar trigliserida dan glukosa darah (KGD) sampel komunitas vegetarian, dimana hubungan tersebut memiliki keeratan pada tingkat sedang dan kuat. Untuk itu perlu disarankan agar penganut vegetarian tetap menjaga keseimbangan komsumsi antara energi, KH, dan serat. Kata kunci : Asupan zat gizi, KGD, Trigliserida Darah, Vegetarian Abstrak Currently, there has been a growing number of people in the world and in Indonesia that becomes vegetarian, where the survey conducted by American Dietetic Asscociation (ADA) shows the number of vegetarians in 2006 is around 4,9 billion (2,3%) adult in A merican becoming vegetarian and 1,4 % becoming vegan vegetarian while in C anada, 900 adult population becomes vegetarian. The number of Vegetarians in I ndonesia which is listed in IVS that was established in 1998 was around 5000 members and increased to 6000 members in 2000 while the number of IVSs in Medan city in 2013 was 2000 people. For the first/preliminary study done by researcher of 49 vegetarians in Maha Vihara Maitreya 26 October 2013, there was 32% of vegetarians having blood cholesterol levels more than normal. The purpose of the research was to know the relationship between energy intake, carbohydrate and fiber with triglycerides and blood glucose levels on vegetarian. This study was an observational method and used cross sectional design. Sample collected used purposive sampling method, while to analyze the data, Pearson correlation was used. The Conclusion is if p 0,05 H 0 is then accepted.","PeriodicalId":76005,"journal":{"name":"Journal of human nutrition","volume":"2 1","pages":"48-60"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2015-06-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"68316497","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Ida Sri Maduretno, N. N. Wirawan, Nanik Setijowati
{"title":"Niat dan Perilaku Pemilihan Jajanan Anak Sekolah yang Mendapat Pendidikan Gizi Metode Ceramah dan TGT","authors":"Ida Sri Maduretno, N. N. Wirawan, Nanik Setijowati","doi":"10.21776/UB.IJHN.2015.002.01.3","DOIUrl":"https://doi.org/10.21776/UB.IJHN.2015.002.01.3","url":null,"abstract":"Abstrak Siswa sekolah dasar merupakan kelompok yang rentan terhadap keracunan makanan. Metode ceramah merupakan metode sederhana dan sering digunakan dalam pendidikan gizi, tetapi responden cenderung pasif sedangkan metode Team Game Tournament (TGT) merupakan metode berbasis permainan menarik dan disukai anak SD. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui perbedaan niat dan perilaku pemilihan jajanan sehat pada siswa kelas 5 SDN Tumpakrejo 1 dan 2 menggunakan metode ceramah dan metode TGT. Desain penelitian yang digunakan adalah quasy experimental study dengan pre-test and post-test design . Jumlah sampel adalah 42 orang, yang diambil dengan cara total sampling yaitu memilih seluruh siswa kelas 5B SDN Tumpakrejo 1 sebagai kelompok TGT dan seluruh siswa kelas 5 SDN Tumpakrejo 2 sebagai kelompok ceramah. Variabel yang diteliti adalah niat, perilaku di sekolah dan rumah terkait pemilihan jajanan pada kedua kelompok berdasarkan pengukuran sebelum dan sesudah perlakuan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat peningkatan niat yang signifikan pada kedua kelompok (p<0,05) tetapi tidak ada perbedaan niat yang signifikan antara kedua kelompok setelah diberi pendidikan gizi. Perilaku di sekolah menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan pada kedua kelompok dan juga antara kedua kelompok setelah diberi pendidikan gizi. Tidak terdapat perbedaan perilaku di rumah yang signifikan pada kedua kelompok dan juga antara kedua kelompok setelah diberi pendidikan gizi. Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa metode ceramah lebih baik dalam meningkatkan niat sedangkan TGT lebih baik dalam meningkatkan perilaku di sekolah walaupun kedua metode tersebut cukup efektif meningkatkan niat dan perilaku di sekolah. Namun kedua metode kurang efektif dalam meningkatkan perilaku jajanan di rumah. Kata Kunci: pendidikan gizi; niat; perilaku; jajanan Abstract Elementary school students is a group that is suspectible to su ffer from food poisoning. Lecture is a simple method and frequently used in nutritional education, but respondent is passive when this method is used while Team Game Tournament (TGT) is a n interesting playing-based method and preferred by elementary school children. The aim of this study was to determine the differences of snacking intention and behaviour of the fifth grade students in SDN Tumpakrejo 1 and 2 using lecture and TGT method. This research was a quasy experimental study with pre-test and post-test design. Forty two samples were recruited , by using total sampling, from all students in 5B at SDN Tumpakrejo 1 as TGT group and all fifth grade students at SDN Tumpakrejo 2 as lecture group . This research variable s we re snacking intention, behaviour in the school and home in both groups based on before-after measurements. The results showed that there was a significant improvement of intention in both groups (p<0 , 05) but no significant difference of intention between groups after nutritional education was given . Snacking behaviour in ","PeriodicalId":76005,"journal":{"name":"Journal of human nutrition","volume":"2 1","pages":"23-37"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2015-06-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"68316399","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Perbedaan Tingkat Konsumsi Energi, Lemak, Cairan, dan Status Hidrasi Mahasiswa Obesitas dan Non Obesitas","authors":"Annas Buanasita, Andri Yanto, Indah Sulistyowati","doi":"10.21776/ub.ijhn.2015.002.01.2","DOIUrl":"https://doi.org/10.21776/ub.ijhn.2015.002.01.2","url":null,"abstract":"Abstrak Dehidrasi merupakan kondisi kekurangan cairan tubuh karena jumlah cairan yang keluar lebih banyak daripada jumlah cairan yang masuk. Terdapat 37,3% remaja asupan cairannya kurang dari 90% kebutuhannya atau resiko dehidrasi. Dehidrasi dapat menjadi faktor resiko terjadinya obesitas pada anak dan remaja disamping asupan energi dan lemak yang berlebihan. Tujuan penelitian untuk mengetahui perbedaan tingkat konsumsi energi, lemak dan cairan, serta status hidrasi pada mahasiswa obesitas dan non obesitas di Akademi Gizi Surabaya. Penelitian ini merupakan studi observasional analitik, dimana mencoba membanding antara kelompok obesitas dan non obesitas atau case control study . Populasi dalam penelitian seluruh mahasiswa Akademi Gizi Surabaya sebanyak 170 mahasiswa baik yang obes maupun normal, dan sampel yang diambil sebanyak 31 mahasiswa obesitas ( total population ) dan 31 mahasiswa non obesitas ( simple random sampling ). Pengambilan data asupan energi,lemak dan cairan dilakukan dengan repeated recall dan status hidrasi dilakukan dengan tes urine sedangkan uji statistik yang digunakan untuk melihat perbedaan dua kelompok dengan uji Chai Square. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada perbedaan tingkat konsumsi lemak, cairan dan status hidrasi pada mahasiswa obesitas dan non obesitas di Akademi Gizi Surabaya. Mahasiswa yang obesitas memiliki tingkat konsumsi energi dengan kategori di atas normal yang lebih tinggi bandingkan mahasiswa non obesitas. Tingkat konsumsi lemak pada mahasiswa non obesitas dengan kategori defisit berat lebih tinggi (32.3%) dibandingkan kelompok obesitas (3.2%). Tingkat konsumsi cairan pada mahasiswa obesitas dengan kategori defisit berat lebih tinggi (64.5%) dibandingkan non obesitas (19.4%). Pada status hidrasi, mahasiswa obesitas banyak mengalami dehidrasi yaitu 21 responden (67.7%), dibandingkan mahasiswa non obesitas yaitu 6 responden (19.4%). Diharapkan mahasiswa terutama yang obesitas harus mendapatkan cukup informasitentang pola makannya terutama asupan cairan, karena ini akan mempengaruhi konsentrasi belajar. Perlu adanya penelitian lanjutan antara asupan cairan dan status hidrasi dengan status kesehatan pada mahasiswa. Kata kunci : Energi, Lemak, Cairan, Status Hidrasi, Obesitas Abstract Dehydration is a condition of the body dehydrated because the amount of fluid comes out more than the amount of fluid intake. There are 37.3% of teens who drink less than 90% of requirements or had dehydration risk. Dehydration could be a risk of obesity besides excessive intake of energy and fat. The purpose of this study is to determine differences in the level of energy, fat and fluids consumption, and hydration status in obese and non-obese students in the Nutrition Academy of Surabaya. This was an analytical observational study which designed tried to find the differences between the two groups (obese and non obese group) or “case control study”. The population was Nutrition Academy of Surabaya, consisting 170 students, ","PeriodicalId":76005,"journal":{"name":"Journal of human nutrition","volume":"2 1","pages":"11-22"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2015-06-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"68316341","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Daya Simpan Susu Kacang Hijau (Phaseolus radiatus L.) dengan Persentase Penambahan Sari Jahe Merah (Zingiber officinale var. Rubrum)","authors":"Meilla Dwi Andrestian, Husnul Hatimah","doi":"10.21776/UB.IJHN.2015.002.01.4","DOIUrl":"https://doi.org/10.21776/UB.IJHN.2015.002.01.4","url":null,"abstract":"Abstrak Susu kacang hijau adalah salah satu diversifikasi pangan hasil olahan kacang hijau. Proses pembuatan susu kacang hijau dengan menggunakan teknik Ultra High Temperature (UHT) banyak dijual di pasaran. Sebagai alternatif lain agar susu kacang hijau memiliki daya simpan yang tinggi tanpa memerlukan peralatan dan biaya yang besar, maka perlu adanya penambahan bahan pengawet alami seperti jahe merah pada produk susu kacang hijau. Secara umum penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh persentase penambahan sari jahe merah ( Zingiber officinale var . Rubrum) terhadap daya simpan susu kacang hijau ( Phaseolus radiatus, L.). Penelitian ini terdiri dari dua tahap, yaitu penelitian pendahuluan dan penelitian utama. Penelitian pendahuluan dilakukan untuk mengetahui daya terima (organoleptik) yang terbaik dari beberapa variasi sembilan perlakuan penambahan sari jahe merah. Setelah penelitian pendahuluan dilakukan dan diperoleh hasil perlakuan terbaik yang disukai panelis, dilanjutkan dengan penelitian utama untuk mengetahui daya simpan susu kacang hijau. Hasil dari penelitian pendahuluan didapat tiga perlakuan yang disukai panelis yaitu P3 (0,75%), P5 (1,25%) dan P6 (1,5%). Tiga perlakuan tersebut kemudian diujikan daya simpannya pada penelitian utama. Didapatkan hasil bahwa Q0 (perlakuan kontrol) dapat bertahan selama 0 hari, perlakuan Q1 dengan penambahan sari jahe merah 0,75% dan Q2 (1,25%) memiliki daya simpan selama 1 hari dan Q3 (1,5%) merupakan perlakuan yang terbaik yang memiliki daya simpan terlama yaitu selama 2 hari. Semakin banyak penambahan sari jahe merah, maka semakin lama daya simpan susu kacang hijau. Susu kacang hijau terbaik yang disukai dan memiliki daya simpan yang lama adalah dengan penambahan sari jahe merah sebanyak 1,5%. Kata kunci : Susu Kacang Hijau , Daya Simpan , Jahe Merah Abstrak Mung bean milk is one of the diversification of processed mung beans. The process of making mung bean milk using Ultra High Temperature (UHT) is abundantly sold in the market. As another alternative to have a high shelf life, it needs the addition of natural preservatives such as red ginger. In general, this research aim was to determine the effect of addition of the percentage of red ginger extract (Zingiber officinale var. Rubrum) on storability of green beans milk (Phaseolus radiatus L.). This research consisted of two phases, preliminary research and main research. The former stage was conducted to determine the best acceptability of nine treatment variations of red ginger extract addition. After preliminary research was made and it obtained the best results preferred by panelist, it was then followed by main research to determine the storability of green beans milk. From preliminary research, theres were three treatment preferred by panelists, namely P3 (0.75%), P5 (1.25%) and P6 (1.5%). After that, those treatments were tested for their storability in main research. From main research it showed that Q0 (control treatment) can last","PeriodicalId":76005,"journal":{"name":"Journal of human nutrition","volume":"2 1","pages":"38-47"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2015-06-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"68316451","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}