{"title":"Penetapan Kadar Aflatoksin B1, B2, G1, dan G2 pada Olahan Kacang Tanah dengan Metode HPLC","authors":"Andalusia Trisna Salsabila, Rike Maya Wardhani, Ary Chodijayanti, Puryani Puryani, Damat Damat, Rista Anggriani","doi":"10.26623/jtphp.v16i2.4544","DOIUrl":"https://doi.org/10.26623/jtphp.v16i2.4544","url":null,"abstract":"Kacang tanah (Arachis hypogaea L) memiliki banyak manfaat seperti mencegah peningkatan kadar kolesterol, pencegahan keriput, kandungan serat tinggi, sumber energi dan pencegahan kanker. Akan tetapi jika dalam proses pemanenan, penyimpanan serta pengolahannya yang tidak sesuai, maka kacang tanah terkontaminasi aflatoksin yang berbahaya bagi kesehatan. Batas kadar cemaran aflatoksin pada kacang tanah dan hasil olahannya diatur dalam Peraturan Badan POM Nomor 18 Tahun 2018. Penelitian ini bertujuan menetapkan kadar kontaminasi aflatoksin B1, B2, G1 dan G2 pada olahan kacang tanah dengan prinsip ekstraksi menggunakan immunoaffinity column dengan instrumen High Performance Liquid Cromatogram (HPLC) detektor fluoresen. Hasil menunjukkan bahwa kromatogram baku kerja Aflatoksin G1, G2, B1, dan B2 berturut-turut menunjukkan respon terbentuknya peak pada waktu retensi 6,966 menit, 8,395 menit, 12,806 menit dan 10,395 menit. Hasil kromatogram sampel yang diuji tersebut memberikan respon terbentuknya peak pada waktu retensi yang berbeda dengan baku aflatoksin. Sehingga kedua sampel tersebut dapat disimpulkan tidak terdeteksi mengandung aflatoksin B1, B2, G1 dan G2 dengan nilai LOD aflatoksin G1 sebesar 0,8311 ng/mL, aflatoksin G2 sebesar 0,0941 ng/mL, aflatoksin B1 sebesar 0,3046 ng/mL dan aflatoksin B2 sebesar 0,3143 ng/mL.","PeriodicalId":55775,"journal":{"name":"Jurnal Teknologi Pangan dan Hasil Pertanian","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-10-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"44458582","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Pembuatan Hand Soap Dengan Proses Saponifikasi Dengan Pemurnian Minyak Jelantah Menggunakan Arang Aktif","authors":"Syamsul Bakhri, Anjeli Febriani Mahdang, Andi Asriani Kaseng","doi":"10.26623/jtphp.v16i2.4549","DOIUrl":"https://doi.org/10.26623/jtphp.v16i2.4549","url":null,"abstract":"Tujuan penelitian ini adalah mengetahui formulasi komposisi antara minyak jelantah dan KOH yang mana dari tiga formulasi komposisi yang memiliki daya hambat pertumbuhan bakteri yang bagus di kulit. Pada Proses Pembuatan Hand Soap, menggunakan metode hot process, yang tentunya diawali dengan pemurnian minyak jelantah menggunakan arang aktif. Pengujian daya hambat pertumbuhan bakteri dengan menggunakan cemaran bakteri Staphylococcus Aureus, dan pengujan organoleptik dilakukan dengan cara menggunakan hand soap yang dihasilkan kepada sepuluh koresponden. Hasil yang diapai dalam peneitian ini adalah Hand Soap dengan formulasi 375 gr minyak jelantah dan 125 gr KOH memiliki daya hambat pertumbuhan bakteri di kulit, nyaman digunakan, wangi, dan tidak iritasi.","PeriodicalId":55775,"journal":{"name":"Jurnal Teknologi Pangan dan Hasil Pertanian","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-09-29","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"45512975","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Evaluasi Penerapan Prinsip-Prinsip Sanitasi Industri Dan Higiene Karyawan","authors":"Kevin Bagus Pamukti, Titisari Juwitaningtyas","doi":"10.26623/jtphp.v16i2.4550","DOIUrl":"https://doi.org/10.26623/jtphp.v16i2.4550","url":null,"abstract":"Industri pangan merupakan industri yang mengolah hasil–hasil pertanian sampai menjadi produk yang siap dikonsumsi oleh masyarakat. Oleh karena itu, industri pangan lebih berkiprah pada bagian hilir dari proses pembuatan produk tersebut. Fungsi utama suatu industri pangan adalah untuk menyelamatkan, menyebarluaskan, dan meningkatkan nilai tambah produk–produk hasil pertanian secara efektif dan efisien. Sanitasi adalah suatu usaha yang mengawasi beberapa faktor lingkungan yang berpengaruh kepada manusia terutama terhadap hal-hal yang mempengaruhi efek, merusak perkembangan fisik, kesehatan, dan kelangsungan hidup atau upaya menjaga pemeliharaan makanan, tempat kerja atau bebas pencemaran yang diakibatkan oleh bakteri, serangga, atau binatang lainnya. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis sanitasi industri dan higiene karyawan berdasarkan acuan Peraturan Menteri Perindustrian RI No. 75/M-IND/PER/7/2010 tentang Cara Produksi Pangan Olahan yang Baik. Metode analisis yang digunakan yaitu menggunakan check sheet, analisis statistik deskriptif dan diagram fishbone. Hasil Analisis didapatkan bahwa penerapan sanitasi industri dan higiene karyawan pada Sweet Sundae sudah baik, dengan presentase penerapan yaitu 85% sudah diterapkan dan 15% belum diterapkan.","PeriodicalId":55775,"journal":{"name":"Jurnal Teknologi Pangan dan Hasil Pertanian","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-09-29","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"46480364","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
F. S. Pranata, Cecilia Anis Oktaviani, Yuliana Reni Swasti
{"title":"Kualitas Kue Lompong dengan Penambahan Ekstrak Cincau Hitam (Mesona palustris, BL.) sebagai Senyawa Antioksidan","authors":"F. S. Pranata, Cecilia Anis Oktaviani, Yuliana Reni Swasti","doi":"10.26623/jtphp.v16i2.4548","DOIUrl":"https://doi.org/10.26623/jtphp.v16i2.4548","url":null,"abstract":"Makanan tradisional semakin lama sudah tidak begitu menarik di kalangan konsumen di zaman ini. Kue lompong merupakan makanan khas asal daerah Kutoarjo. Kue lompong ini memiliki kekhasan yaitu pada kemaasan dan pewarna yang digunakan. Kue lompong dibungkus dengan daun pisang kering. Kue lompong memiliki warna hitam khas yang berasal dari abu sekam padi. Abu sekam padi bersifat karsinogenik atau dapat memicu kanker karena hasil dari pembakaran. Peneliti menginovasi pewarna yang digunakan yaitu ekstrak cincau hitam (Mesona palustris BL.). Ekstrak cincau hitam ini berasal dari Tanaman Janggelan yang berpontensi mengandung senyawa antioksidan yang mampu menangkap radikal bebas. Penambahan ekstrak cincau hitam ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas dari produk kue lompong yaitu dari segi kualitas kimia, fisik, total fenolik, aktivitas antioksidan, mikrobiologis dan orgnoleptik. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh ekstrak cincau hitam terhadap kualitas kue lompong dari kualitas fisik, kimia, mikrobiologis dan organoleptik produk serta mengetahi konsentrasi ekstrak yang tepat. Tahapan yang dilakukan yaitu pembuatan ekstrak cincau hitam, pembuatan kue lompong dengan penambahan ekstrak cincau hitam, uji proksimat, ujinfisik, kimia, antioksidan, mikrobiologisndannorganoleptik produk kue lompong. Penelitian ini menggunakan metode RancangannAcak Lengkap dengan variasi penambahan ekstrak cincau hitam yaitu 0% sebagai kontrol tanpa penambahan ekstrak, 30%, 60% dan 100%. Hasil penelitian terbaik pada konsentrasi 100% menunjukkan kue lompong memiliki kadar air 36,42%, kadar abu 0,30%, kadar lemak 3,93%, kadar protein 3,17%, kadar karbohidrat 57,30%, serat kasar 2,48%, serat larut 5,25%, kekerasan 302,00 g, kekenyalan 162,03 g, kue lompong memiliki warna cokelat kehitaman, total fenolik 1,34 mg GAE/g DW, antioksidan 61,00%, ALT 1,07 CFU/g, angka kapang 0 CFU/g. Kue lompong dengan penambahan ekstrak cincau hitam yang memiliki kualitas paling baik adalah penambahan ekstrak cincau dengan konsentrasi 100% yang dapat dilihat pada hasil uji organoleptik dengan parameter fisik, kimia, mikrobiologi, aktivitas antioksidan dan organoleptik.","PeriodicalId":55775,"journal":{"name":"Jurnal Teknologi Pangan dan Hasil Pertanian","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-09-29","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"47901209","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Pemanfaatan Kacang Kedelai Sebagai Pengganti Ayam Dalam Pembuatan Penyedap Rasa","authors":"Alif Maulana","doi":"10.26623/jtphp.v16i1.4543","DOIUrl":"https://doi.org/10.26623/jtphp.v16i1.4543","url":null,"abstract":"Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menciptakan perasa alami, sehat dan berbeda yang paling disukai responden. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan uji deskriptif untuk mengetahui perbedaan penyedap rasa dari daging ayam dengan penyedap rasa dari kedelai menurut responden dan uji hedonik untuk mengetahui tingkat kesukaan terhadap sampel yang diberikan. Pengumpulan data tersebut kemudian diolah dengan menggunakan metode uji-T. Data dalam penelitian ini menggunakan data primer yang berasal dari kuesioner dan pengolahan data menggunakan software SPSS versi 23. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Dari data hasil uji hedonik kategori rasa dan aroma penyedap rasa dari kedelai yang menggunakan kedelai 100% kurang dapat diterima oleh para responden hal ini mungkin disebabkan karena rasa dari produk perlakuan kurang gurih dan tidak memiliki aroma seperti pada penyedap rasa dari daging ayam yang menggunakan daging ayam 100%. Sedangkan dari kategori tekstur dan warna penyedap rasa dari kedelai yang menggunakan kedelai 100% dapat diterima oleh para responden, hal ini mungkin disebabkan karena warna dan tekstur dari penyedap rasa dari kedelai serupa seperti pada produk penyedap rasa dari daging ayam.","PeriodicalId":55775,"journal":{"name":"Jurnal Teknologi Pangan dan Hasil Pertanian","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-03-28","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"43258375","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Anisa Rachma Sari, T. Saraswati, Enny Yusuf Wachidah Yuniwarti
{"title":"Potensi Ekstrak Daun Insulin (Tithonia diversifolia (Hemsl.) A. Gray) Terhadap Profil Kadar Glukosa Darah, Kadar Malondialdehid dan Histologi Islet Langerhans Pankreas Tikus Putih (Rattus norvegicus L.) Hiperglikemik","authors":"Anisa Rachma Sari, T. Saraswati, Enny Yusuf Wachidah Yuniwarti","doi":"10.26623/jtphp.v16i1.4403","DOIUrl":"https://doi.org/10.26623/jtphp.v16i1.4403","url":null,"abstract":"Diabetes mellitus is a degenerative disease with high risk. This disease can be caused by an increase in free radicals in the body. Free radicals in the body can be detected by testing malondialdehyde levels. The increase in free radicals can cause damage to the pancreatic islet Langerhans so that insulin ability is reduced. The reduced ability of insulin causes hyperglycemic conditions, which are the first symptoms of DM. The use of medicinal plants is widely used by the community as an alternative treatment for this disease. The insulin leaf plant (Tithonia diversifolia) is empirically used by the public as an antihyperglycemic drug. The aim of this study was to examine the ability of insulin and glibenclamide leaf extracts to reduce the level of free radicals in hyperglycemic conditions and to describe their ability to repair Langerhans islets damaged by toxic substances so that the blood glucose levels of hyperglycemic rats could return to normal. Hyperglycemic rats were obtained by injecting alloxan monohydrate at a dose of 150 mg/ BW of rats into male Rattus norvegicus intraperitoneally. This study used a completely randomized design (CRD), with four treatments with five replications each, namely group P1 as control mice, group P2 as hyperglycemic rats given 10 mg/ BW dose of glibenclamide/day, group P3 as hyperglycemic rats. who were given insulin leaf extract at a dose of 150 mg/ BW rats /day and group P4 as hyperglycemic rats who were given insulin leaf extract at a dose of 300 mg/ BW rats /day. The results showed that the administration of insulin leaf extract at a dose of 300 mg/ BW for rats/day was able to make blood glucose levels significantly different, but the malondialdehyde levels were not significantly different than control rats. In addition, administration of insulin leaf extract at a dose of 300 mg/ BW rats/day to hyperglycemic rats was also able to improve the condition of the Langerhans pancreatic islet towards conditions like control rats. The improvement in the condition of Langerhans pancreatic islet is indicated by the cell nucleus that is colored dark blue with more regular shapes.","PeriodicalId":55775,"journal":{"name":"Jurnal Teknologi Pangan dan Hasil Pertanian","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-02-22","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"42228200","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"PENGARUH KONSENTRASI MALTODEKSTRIN TERHADAP KARAKTERISKTIK FISIKOKIMIA SERBUK EKSTRAK BUAH PARIJOTO (Medinilla speciosa Blume)","authors":"Maslikhatul Ummah, Bambang Kunarto, E. Pratiwi","doi":"10.26623/jtphp.v16i1.4402","DOIUrl":"https://doi.org/10.26623/jtphp.v16i1.4402","url":null,"abstract":"The purpose of this research is to know the effect of increasing the concentration of maltodextrin on the physicochemical characteristics of parijoto fruit (Medinilla speciosa Blume) extract powder by analyzing yield, solubility, color intensity, air content, and anthocyanin content. The experimental design used in this study was a Completely Randomized Design (CRD) with one factor and 3 replications. The studied factors were the concentration of maltodextrin in making powder from parijoto fruit extract which consisted of 6 treatments, they are: 5%, 10%, 15%, 20%, 25%, and 30%. If there is a significant difference between treatments, further testing is carried out with the Duncan test at 5% level. The results showed that the addition of maltodextrin had a significant effect on all parameters of parijoto fruit extract powder. The best anthocyanin powder from parijoto fruit extract was the concentration of maltodextrin 10%, anthocyanin content 2.68 ppm, yield 12.48%, solubility 79.96%, water content 4.22%, lightening level (L*) 55.05, redness level (a*) 18.10, and yellowness level (b*) 16.64.","PeriodicalId":55775,"journal":{"name":"Jurnal Teknologi Pangan dan Hasil Pertanian","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-02-21","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"46106134","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Bhakti Etza Setiani, V. P. Bintoro, Rifqi Nur Fauzi
{"title":"Pengaruh Penambahan Sari Jeruk Nipis (Citrus aurantifolia) sebagai Bahan Penggumpal Alami terhadap Karakteristik Fisik dan Kimia Tahu Kacang Hijau (Vigna radiata)","authors":"Bhakti Etza Setiani, V. P. Bintoro, Rifqi Nur Fauzi","doi":"10.26623/jtphp.v16i1.4401","DOIUrl":"https://doi.org/10.26623/jtphp.v16i1.4401","url":null,"abstract":"Tofu is a product made by beans protein coagulation. The food is relatively cheap, much preferred by all levels of society and highly nutritious. The main nutrient of tofu is protein. This study aims to determine the characteristics of green beans tofu added by lime juice as a completing material and further more, this study also the optimal time aimed to determine presipitate for coagulating green bean protein. The research was conducted in Food Engineering Laboratory and Laboratory of Food and Nutrition Chemistry Faculty of Animal Husbandry and Agriculture Sciences Diponegoro University from March 2017 - May 2017. The experimental design used in this study using Randomized Complete Design (RCD) with 3 treatments and 7 repetitions By treatment of concentration of addition of lemon juice there were 5% for T1, 10% for T2, and 15% for T3. The total water content, total protein content, and texture test results would tested with Analysis of Variance (ANOVA) with a significance level of 5%. If there is any effect of treatment, it would be continued with Duncan Double Area Test. The results showed that the increasing concentration of lime juice would result in a total water content of 85 % - 72 %, total protein content of 11.98 % to 8.74 % , textures from 129.61 N - 194.00 N, and the total yield content of 15.20 % - 39.73%.","PeriodicalId":55775,"journal":{"name":"Jurnal Teknologi Pangan dan Hasil Pertanian","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-02-21","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"48114047","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Pengaruh Perbedaan Konsentrasi Ekstrak Karapas Udang Terhadap Sifat Fisikokimia Kaldu Bubuk yang Dihasilkan","authors":"Siti Karomah, Sri . Haryati, Maria Sudjatinah","doi":"10.26623/JTPHP.V16I1.3511","DOIUrl":"https://doi.org/10.26623/JTPHP.V16I1.3511","url":null,"abstract":"Shrimp carapace is one of the fisheries waste products that can be a potential alternative for natural flavoring because it contains a lot of glutamic acid that create umami taste in dishes by turning it into a powdered broth. Powdered broth is a product that has been known as a food additive that is obtained from boiling meat or more commonly known as a seasonings. The purpose of this study is to know how the effect and best treatment of different concentrations of extract from shrimp carapace on the quality of the resulting powder broth. This research was conducted at the Food Engineering Laboratory, Chemistry Laboratory Semarang university and the Chemix Pratama Laboratory Yogyakarta. The design of the experiment used was a completely randomized design with 5 treatments and 4 replications, which gives the concentration of shrimp carapace, which is 3%; 3.5%; 4%; 4.5%; And 5%. The test parameters were water levels, fat levels, protein levels, glutamate levels, and hedonic tests include taste and aroma attributes. To find out the difference between treatment, data was tested with Duncan multiple range test (DMRT) at 5% level. The results have shown that differences in shrimp carapace extract have a significant effect (p <0.05) on water levels, fat levels, protein levels, glutamate levels, and hedonic scores. This study recommends P3 treatment as the best alternative treatment considering water level (4,17%), fat content (1,29%), protein (15,05%), glutamate (10,76%), and being the most preferred by panelists. with the taste attribute score (5.50), and aroma (4.77).","PeriodicalId":55775,"journal":{"name":"Jurnal Teknologi Pangan dan Hasil Pertanian","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-02-08","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"42288423","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Karakteristik Fisikokimia Dan Organoleptik Fruit Leather Semangka Kuning (Citrullus Lanatus) Dengan Variasi Konsentrasi CMC","authors":"I. Fitriana, S. Putri, Anisa Rachma Sari","doi":"10.26623/JTPHP.V16I1.3498","DOIUrl":"https://doi.org/10.26623/JTPHP.V16I1.3498","url":null,"abstract":"Semangka (Citrullus lanatus) merupakan buah yang disukai oleh sebagian masyarakat Indonesia karena rasanya yang manis dan segar serta banyak mengandung air. Fruit leather dapat dijadikan alternatif olahan pangan yang memiliki daya simpan tinggi (hingga 12 bulan). Produk ini dibuat dari bahan dasar buah, dengan bentuk hancuran buah (puree) yang sudah dikeringkan dalam oven. Pembuatan fruit leather dari semangka perlu dilakukan penambahan zat penstabil karena berguna untuk meningkatkan tingkat viskositas, mencegah terjadinya sineresis serta untuk memberi rasa manis. Carboxyl methyl cellulose (CMC) merupakan zat penstabil yang biasa digunakan dalam produk makanan atau minuman yang berasal dari buah-buahan. Metode penelitian yang digunakan adalah rancangan acak kelompok (RAK) satu faktorial yaitu kadar CMC dengan 5 level (0,5%; 0,75%; 1%; 1,25%; 1,5%). Masing-masing perlakuan dilakukan pengulangan sebanyak 4 kali. Hasil dari penelitian menunjukkan perbedaan konsentrasi CMC akan menghasilkan perbedaan pada beberapa parameter seperti: Viskositas fruit leather yaitu berkisar antara 11461,33-3984,67 Cp, kadar air yaitu 16,45-21, 23%bb dan tensile strength yaitu 1,26-2,76. Hasil skoring dari analisa sensori menunjukkan warna fruit leather semangka adalah kuning, tekstur pada tiga sampel terasa lunak, satu sampel terasa agak lunak serta satu sampel lainnya terasa keras. Penilaian skoring terhadap rasa fruit leather semangka menunjukkan tiga sampel terasa manis dan dua sampel terasa kurang manis. Secara keseluruhan pada hasil tingkat kesukaan menunjukkan panelis suka terhadap 3 sampel yang diujikan, dan merasa kurang suka terhadap 2 sampel yang diujikan. Kesimpulan dari penelitian ini adalah penambahan konsentrasi CMC dalam pembuatan fruit leather dari semangka kuning akan meningkatkan viskositas, kadar air, dan tensile strength dari produk, serta pada uji sensori menunjukkan sampel dengan konsentrasi CMC 0,75% memiliki tingkat tekstur, rasa dan kesukaan yang tinggi.","PeriodicalId":55775,"journal":{"name":"Jurnal Teknologi Pangan dan Hasil Pertanian","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-02-02","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"42890943","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}