{"title":"INTERPRETASI NURCHOLISH MADJID ATAS AYAT-AYAT AL-QUR’AN TENTANG PLURALISME AGAMA","authors":"Muhyidin Azmi","doi":"10.20871/tjsq.v5i2.232","DOIUrl":"https://doi.org/10.20871/tjsq.v5i2.232","url":null,"abstract":"This research aims to reveal the concept of religious pluralism expressed by Nurcholish Madjid in his renewal ideas and Nurcholish Madjid's interpretation of the verses of the Qur’an about religious pluralism is like. This research is library research is research that makes books that discuss the themes studied as a source of data in research. The object to be studied in this research is Nurcholish Madjid. The results of this study indicate that religious pluralism in the idea of Nurcholish Madjid is a plurality of paths leading to one truth, namely the truth of God. This is based on his belief that the One Truth is only God, so only God cannot be more than one, while the path to God as the One Truth certainly varies, according to human ability to obtain and reason information from the procedures to God. Nurcholish Madjid, interprets religious pluralism from two contexts, namely, First, the Indonesian context and modernity. Second, the context of the meaning of the word al-Islām \"an attitude of surrender to God\" as a meeting point of semitic religions.","PeriodicalId":53103,"journal":{"name":"Jurnal Studi AlQuran","volume":"23 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-04-08","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"89086562","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"EPISTEMOLOGI TAFSĪR QUR`ᾹN KARĪM KARYA MAHMUD YUNUS","authors":"Matsna Afwi Nadia","doi":"10.20871/tjsq.v5i2.244","DOIUrl":"https://doi.org/10.20871/tjsq.v5i2.244","url":null,"abstract":"This article explains the thoughts of Mahmud Yunus in studying the epistemology of Tafsīr Qur`ān Karīm which is in Indonesian, complete in 30 chapters, to test its truth or to what extent the interpretation can be justified. According to the author, what is interesting to discuss: first, what are the sources used as references Mahmud Yunus in Tafsīr Qur`ān Karīm, secondly, what is the method of Mahmud Yunus in writing his book and thirdly, what is the validity of Mahmud Yunus's interpretation in Tafsīr Qur`ān Karīm. In order to achieve this purpose, this study uses analysis-based library research methods. The results of this study show: that the sources of interpretation referred to by Mahmud Yunus in Tafsīr Qur`ān Karīm include an-naql and al-aql sources, namely the Qur’an, hadith, qaul companions, qaul tabiin, holy books and opinions of scholars, reasoning, Arabic, scientific discoveries or scientific theories, and reality. However, the use of the al-'aql source is more dominant in its interpretation so that it is classified into the interpretation of bi al-ra'yi. Regarding the validity of his interpretation, Mahmud Yunus adheres to the correspondence theory of truth in which his interpretation of the kauniyah verses can be said to be in accordance with reality and scientific facts. Besides that, he also adheres to a pragmatic theory in which he tries so that the product of his interpretation can be an alternative solution for solving socio-religious problems faced by society.","PeriodicalId":53103,"journal":{"name":"Jurnal Studi AlQuran","volume":"100 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-04-08","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"75451840","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"POLYGAMY; REANALYZING THE MUFASSIR VIEWS OF ”ADL”","authors":"Ikhwanuddin Harahap","doi":"10.24952/alfawatih.v2i2.7546","DOIUrl":"https://doi.org/10.24952/alfawatih.v2i2.7546","url":null,"abstract":"Polygamy discourse is always interesting to discuss. This is due to facts on the ground which show that polygamous wives are often treated unfairly. So the concept of 'adl still needs to be explored. This research is qualitative and library research. Primary sources are tafsir books. Data collected with documentation. The data collected was analyzed by content analysis. The results of the study show that there is ’adl among tafsir experts are both in terms of al-makan (place of residence/house), al-zaman (time/turn), mata' al-makan (jewelry/ home furnishings, fair in terms of material things, namely equality, balance, equality in terms of the number of shifts to stay, livelihood which includes food, drink, clothing and housing, the husband must provide a house for each wife. Beside that, husbands may not take one wife on a trip except by lottery, husbands may not place their wives in one house except by agreement, husbands may not place their wives in one room, husband must mewathi' his wife if there are no obstacles.","PeriodicalId":53103,"journal":{"name":"Jurnal Studi AlQuran","volume":"35 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-04-03","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"135717244","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Qoirul Lilah, Stai Al-Anwar, Sarang, Konsistensi Terjemahan, Kata Awliyā’, Pendahuluan
{"title":"KONSISTENSI TERJEMAHAN KATA AWLIYĀ’ DALAM “AL-QUR’AN DAN TERJEMAHANNYA EDISI PENYEMPURNAAN 2019 KEMENAG RI”","authors":"Qoirul Lilah, Stai Al-Anwar, Sarang, Konsistensi Terjemahan, Kata Awliyā’, Pendahuluan","doi":"10.47454/alitqan.v8i2.777","DOIUrl":"https://doi.org/10.47454/alitqan.v8i2.777","url":null,"abstract":"Penelitian ini mengkaji tentang konsistensi terjemahan kata awliyā’ dalam “Al-Qur’an dan Terjemahannya Edisi Penyempurnaan 2019 Kemenag RI”. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui konsistensi terjemahan kata awliyā’. Konsistensi yang dimaksud adalah sedapat mungkin menerjemahkan kata yang sama dengan tetap menyebutkan konteks ayat. Hal ini disebabkan karena konsistensi terjemahan kata awliyā’ yang dimaksud adalah menunjukkan konteks awliyā’ pada ayat. jika konteks ayat sama, maka kemungkinan terjemahan sama. Sample dalam penelitian ini adalah enam ayat yang terdapat kata awliyā’ dengan terjemahkan “teman setia”. Enam ayat tersebut Q.S Al-Baqarah ayat 175, Q.S Al-Nisā’ ayat 89, Q.S Al-Nisā’ ayat 144, Q.S Al-Mā’idah ayat 51, Q.S Al-Mā’idah ayat 57 dan Q.S Al-Mumtahanah ayat 1. Penelitian ini termasuk kajian kepustakaan (library research), yaitu menggunakan literatur-literatur kepustakaan. Adapun literatur-literatur yang digunakan dalam penelitian ini berupa data yang berupa deskriptif dan menggunakan teori siyaq, asbab nuzul dan konsistensi untuk mengetahui konteks ayat dan konsistensi terjemahan awliyā’. Adapun hasil analisis dari penelitian ini adalah bahwa dari enam ayat tersebut dengan konteks yang sama, awliyā’ diterjemahkan dengan “teman setia”. Hal itu menujukkan adanya konsistensi dalam penerjamahan.","PeriodicalId":53103,"journal":{"name":"Jurnal Studi AlQuran","volume":"51 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-12-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"74227380","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"AUTENTIKASI ISRĀILIYYĀT DALAM TAFSIR AL-QUR’AN","authors":"Khoirida Rohmah, Dina Aulia Mildasari","doi":"10.47454/alitqan.v8i2.810","DOIUrl":"https://doi.org/10.47454/alitqan.v8i2.810","url":null,"abstract":"Latar belakang pada penelitian ini ialah untuk menanggapi Isrāiliyyāt sebagai salah satu instrumen dalam penafsiran Al-Qur’an. Artikel ini berfokus pada apa dan bagaimana Isrāiliyyāt masuk dalam penafsiran al-Qur’an beserta tokoh-tokohnya, berbagai perspektif terkait Isrāiliyyāt serta autentikasi Isrāiliyyāt dalam tafsir al-Qur’an. Adapun tujuan penelitian Ini adalah untuk mengetahui keautentikan kisah-kisah Isrāiliyyāt dalam penafsiran al-Qur’an. Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kepustakaan (library research), data-data yang telah dikumpulkan dari beberapa sumber, diseleksi lalu dirangkai ke dalam hubungan-hubungan sehingga menjadi suatu bentuk penulisan deskriptif. Teori yang digunakan dalam artikel ini adalah naqd al-matan dan naqd sannad yaitu meninjau riwayat dari segi internal maupun eksternal dengan memperhitungkan terhindarnya matan dari illat, syadz dan mempertimbangkan kesahihan sanad. Hasil dari penelitian ini adalah terdapat tiga pandangan terkait autentikasi Isrāiliyyāt dan penggunaanya dalam penafsiran, yaitu: 1) receptionist, 2) rejectionist, 3) sintesa kreatif. Penelitian ini menjadi penting dibahas, karena tanpa disadari kehadiran Isrāiliyyāt dapat menimbulkan bahaya yang bisa merusak akidah, sehingga isu terkait Isrāiliyyāt ini perlu dikaji dengan benar agar tidak menimbulkan salah persepsi dalam memahami Al-Qur’an mengingat al-Quran adalah kitab sekaligus pedoman hidup manusia, manuskrip yang terjaga dari pemalsuan serta keautentikannya dijamin Allah SWT. Eksistensi Al-Qur’an tidak sekedar dibaca kemudian dihafal, namun dipelajari dan dikaji dari berbagai disiplin ilmu pengetahuan oleh manusia sepanjang zaman, sehingga jika dalam penafsiran terdapat kekeliruan maka fatal akibatnya.","PeriodicalId":53103,"journal":{"name":"Jurnal Studi AlQuran","volume":"10 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-12-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"87512017","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"WACANA REFORMIS DALAM TAFSIR MADURA","authors":"Ahmad Zaidanil Kamil","doi":"10.47454/alitqan.v8i2.847","DOIUrl":"https://doi.org/10.47454/alitqan.v8i2.847","url":null,"abstract":"Abstrak \u0000Tulisan ini mengkaji narasi reformis dalam tafsir al-Qur’an berbahasa Madura berjudul Tafsir Alqur’anul Karim Nurul Huda. Ditulis pada tahun 1969 oleh Mudhar Tamim (1916-2000), seorang pemuka agama, intelektual, politikus dan pejuang kemerdekaan dari Pamekasan, Madura. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif model kepustakaan (library research). Melalui perspektif analisis wacana kritis, tulisan ini berupaya menunjukkan bagaimana ideologi reformis berpengaruh terhadap karya tafsir Madura. Hasil kajian ini menunjukkan bahwa Mudhar Tamim memanfaatkan tafsir Al-Qur’an sebagai sarana menyuarakan gagasan reformis sebagai reaksi terhadap muslim tradisionalis Madura. Narasi reformis ini dapat dilihat dari kritik budaya taklid, ritual adaptasi ekologis, dan praktik tasawuf. Ketiga aspek ini dibungkus dengan narasi-narasi berbau kritikan. Sebagai salah satu tafsir karya muslim Madura, Tafsir Alqur’anul Karim Nurul Huda penting ditelaah. Tidak hanya memperkaya literatur, wacana dan diskursus seputar tradisi penafsiran Al-Qur’an di Madura, tetapi juga memotret bagaimana pertarungan wacana ideologi keagamaan di Madura. \u0000 \u0000Kata Kunci: Reformis, Mudhar Tamim, Tafsir Alqur’anul Karim Nurul Huda","PeriodicalId":53103,"journal":{"name":"Jurnal Studi AlQuran","volume":"107 2 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-12-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"89693956","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"DINAMIKA KARYA TAFSIR AL-QUR’AN PESANTREN JAWA","authors":"Ahmad Baidowi, Yuni Ma’rufah","doi":"10.47454/alitqan.v8i2.814","DOIUrl":"https://doi.org/10.47454/alitqan.v8i2.814","url":null,"abstract":"Mengkaji karya tafsir Indonesia tidak bisa mengesampingkan kajian atas kitab-kitab tafsir karya para ulama, kiai dan in telektual dari kalangan pesantren. Tulisan ini membuktikan bahwa karya-karya tafsir pesantren terus berkembang secara dinamis dalam berbagai aspeknya: format penyajian, aksara dan bahasa yang digunakan, metode penafsiran, maupun penafsirannya. Kenyataan ini menegaskan bahwa di satu sisi penulisan tafsir oleh para penulis dari pesantren berbasis pada kebutuhan masyarakat yang menjadi audiens dan pembacanya. Sementara di sisi yang lain, kerya-karya tafsir pesantren menunjukkan bahwa pesantren merespon secara positif terhadap berbagai perubahan yang terjadi sekaligus memperlihatkan gerak intelektualisme dengan berbagai keunikan dan karekteristiknya sendiri.","PeriodicalId":53103,"journal":{"name":"Jurnal Studi AlQuran","volume":"5 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-12-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"91303770","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"PEMAHAMAN SYARIFAH HALIMAH ALAYDRUS TERHADAP AYAT-AYAT PARENTING DALAM KISAH NABI YUSUF","authors":"Nur Kholisah","doi":"10.47454/alitqan.v8i2.820","DOIUrl":"https://doi.org/10.47454/alitqan.v8i2.820","url":null,"abstract":"Artikel ini menyajikan kajian analisis hermeneutika Hans Georg Gadamer atas penafsiran ayat-ayat parenting oleh Syarifah Halimah Alaydrus dalam Kajian Tafsir Surah Yusuf. Parenting memang tidak disebutkan secara eksplisit dalam al-Qur`an, namun kisah-kisah dalam al-Qur`an banyak mengandung ilmu parenting. Penelitian ini dikaji untuk mengetahui ajaran pendidikan nabi terdahulu, serta ajaran pendidikan dari keturunan nabi akhir zaman, dan mengenal lebih dekat sosok yang menyampaikan ilmu, yakni Syarifah Halimah dengan menggunakan metode penelitian deskriptif-kualitatif. Ditinjau dari teori Hans Georg Gadamer terkait fusion of horizons, kesadaran keterpengaruhan oleh sejarah, dan penerapan. Hasil analisis ini menunjukkan bahwa parenting dalam kisah Nabi Yusuf dari Syarifah Halimah adalah mengenalkan kasih sayang Allah dan Rasul-Nya pada anak melalui kasih sayang orang tua pada anak, berupa menitipkan anak dalam penjagaan Allah. Orang tua senantiasa menjaga anak dari kejahatan zahir dan batin sesuai yang diajarkan Rasulullah. Pemahaman Syarifah Halimah demikian dilatarbelakangi kedekatan hubungan dengan orang tua, Ilmu Psikologi dari keponakannya, terbiasa mengkaji karya-karya Imam al-Ḥaddād, meneladani kebiasaan mashāyikh Tarim, semasa di pesantren menghafal hadis dan al-Qur`an. Implementasi dari penjelasan Syarifah Halimah yaitu dengan mewujudkan kasih sayang, berupa memanggil orang terdekat dengan panggilan kesayangan, dan menghukumi sesuatu sesuai dengan hukuman yang berlaku di tempat yang ditempati. Penelitian terkait Hermenuetika Gadamer dapat memberikan kontribusi dalam ilmu Genealogi bagi kalangan ahli Tafsir, serta terkait parenting al-Qur`an dalam dunia pendidikan anak.","PeriodicalId":53103,"journal":{"name":"Jurnal Studi AlQuran","volume":"15 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-12-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"82512510","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Konsep Ummah Wāhidah, dalam al-Qur’an, dan Relevansinya, Dengan Konteks Kekinian, Studi Komparatif Penafsiran, Hamka dan Kementerian, RI Agama, Ummah Wāhidah, Ihsan Nurmansyah, Iain Pontianak
{"title":"KONSEP UMMAH WĀHIDAH DALAM AL-QUR’AN DAN RELEVANSINYA DENGAN KONTEKS KEKINIAN","authors":"Konsep Ummah Wāhidah, dalam al-Qur’an, dan Relevansinya, Dengan Konteks Kekinian, Studi Komparatif Penafsiran, Hamka dan Kementerian, RI Agama, Ummah Wāhidah, Ihsan Nurmansyah, Iain Pontianak","doi":"10.47454/alitqan.v8i2.818","DOIUrl":"https://doi.org/10.47454/alitqan.v8i2.818","url":null,"abstract":"Pada dasarnya umat Islam di seluruh dunia adalah ummah wahidah. Namun kenyataannya, sebagian umat Islam malah saling konflik dan berpecah belah disebabkan perbedaan pendapat, pandangan, dengan saling menyalahkan dan mengkafirkan. Oleh karena itu, bagaimana konsep dari kedua tafsir yang ditulis oleh Hamka dan Kementerian Agama RI dalam merespon problem tersebut yang mana corak kedua tafsirnya membicarakan tentang masyarakat. Metode yang digunakan adalah metode komparatif. Hasil penelitian ini adalah 1) Hamka dan Kementerian Agama RI sependapat mengartikan ummah wahidah adalah satu akidah tauhid dan satu suka berbuat baik. Keduanya, sama-sama memberikan cara untuk mewujudkan ummah wahidah dengan kembali kepada kitab yang mengandung kebenaran dan menyebutkan faktor yang menjadi kendala terwujudnya ummah wahidah, yakni sifat dengki. Perbedaannya, dalam menguraikan makna, kendala dan cara mewujudkan ummah wahidah, Hamka lebih rinci, sedangkan Kemeterian Agama RI lebih sederhana; 2) Konsep ummah wahidah yang ditawarkan Hamka dan Kementerian Agama RI masih sangat relevan dengan konteks kekinian. Dari kedua kitab tafsirnya memberikan solusi agar umat Islam berpegang kepada Kitab al-Quran dan as-Sunnah. Sementara itu, Hamka secara spesifik memberikan cara agar manusia kembali kepada kesatuannya dengan mencari titik temu yang mengacu kepada nilai-nilai kebaikan, bahkan sebagai sarana untuk berlomba-lomba dalam kebaikan; 3) Implikasinya umat Islam harus merubah mindset dan bersikap dewasa untuk menerima perbedaan yang ada.","PeriodicalId":53103,"journal":{"name":"Jurnal Studi AlQuran","volume":"7 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-12-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"75595840","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"PENGGUNAAN AYAT-AYAT AL-QUR’AN DALAM TRADISI SALAT ROBO’-ROBO’ DI DESA SELAT REMIS, TELUK PAKEDAI, KUBU RAYA, KALIMANTAN BARAT","authors":"Ihsan Nurmansyah, Luqmanul Hakim Haris","doi":"10.20871/tjsq.v5i1.230","DOIUrl":"https://doi.org/10.20871/tjsq.v5i1.230","url":null,"abstract":"This paper discusses the use of verses of the Qur'an in the Robo'-Robo' prayer tradition in Selat Remis Village, Teluk Pakedai District, Kubu Raya Regency, West Kalimantan. This tradition uses verses of the Qur'an by reading selected surahs in its implementation which is carried out once a year, namely on the last Wednesday of the month of Safar. Therefore, to find out the meaning of the use of the verses of the Qur'an in the Robo'-Robo' prayer tradition is to use the sociological theory of knowledge introduced by Karl Mannheim. The source of the data was obtained from observations and in-depth interviews at the research site. The results of this study are: 1) the objective meaning in the perspective of the Pakedai Bay community, namely preserving tradition as a form of obedience to a cleric named Guru Haji Ismail Mundu by finding manuscripts or hand notes that are used as references in that tradition. 2) expressive meaning in the view of the Pakedai Bay community, namely as a means of repelling reinforcements, avoiding disease, gaining safety, wanting a harmonious household, and after carrying out the tradition feel peace, comfort and tranquility. 3) the documentary meaning of the Robo'-Robo' prayer tradition is the formation of a habit as a forum for togetherness and intimacy for the Pakedai Bay community.","PeriodicalId":53103,"journal":{"name":"Jurnal Studi AlQuran","volume":"155 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-10-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"73727738","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}