JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia)最新文献

筛选
英文 中文
Tatalaksana Badai Tiroid dan Aritmia di ICU: Serial Kasus 甲状腺暴发和重症监护室的心律不齐:一系列病例
JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) Pub Date : 2023-07-31 DOI: 10.14710/jai.v15i2.53937
Jessica Nathalia, Jane Josephine Chandra, Debby Vania, Albert Frido Hutagalung
{"title":"Tatalaksana Badai Tiroid dan Aritmia di ICU: Serial Kasus","authors":"Jessica Nathalia, Jane Josephine Chandra, Debby Vania, Albert Frido Hutagalung","doi":"10.14710/jai.v15i2.53937","DOIUrl":"https://doi.org/10.14710/jai.v15i2.53937","url":null,"abstract":"Latar belakang: Badai tiroid atau krisis hipertiroid merupakan komplikasi hipertiroidisme akut yang mengancam jiwa dan sebagai presentasi dari tirotoksikosis yang berlebihan. Gejala badai tiroid yang paling parah yang mungkin terjadi berupa aritmia atrium dan/atau ventrikel, gagal jantung, dan/atau henti jantung.Kasus: Pada ketiga kasus, terdapat gambaran klinis serta gangguan irama jantung yang berbeda berupa atrial fibrilasi (AF) dan supraventrikuler takikardi (SVT) yang berhubungan dengan hipertiroidisme. Terdapat kegawatdaruratan badai tiroid yang dapat mengancam nyawa sehingga diperlukan perawatan yang intensif pada ketiga pasien tersebut. Selama perawatan di intensive care unit (ICU), ketiga pasien mendapatkan terapi standar berupa antitiroid dan obat antiaritmia golongan beta bloker dan golongan glikosida digitalis.Diskusi: Peningkatan hormon tiroid memiliki peran untuk menyebabkan AF dan SVT. Setelah dilakukan tatalaksana sesuai dengan Japan Guideline Thyroid Storm (2016), terdapat perbaikan pada kasus 2 dan 3. Namun, pada kasus 1 tetap didapatkan SVT persisten dengan badai tiroid yang tidak terkontrol.Kesimpulan: Gambaran klinis badai tiroid bervariasi, mulai dari disfungsi sistem termoregulasi, gangguan gastrointestinal dan hati, gangguan sistem saraf pusat, dan gangguan irama jantung. Pada ketiga kasus ini, gambaran klinis dari hipertiroidisme akut dan badai tiroid berbeda-beda. Namun, terdapat kegawatdaruratan yang sama yang dapat mengancam nyawa sehingga diperlukan perawatan yang intensif pada ketiga pasien tersebut.","PeriodicalId":446295,"journal":{"name":"JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia)","volume":"12 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-07-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"135358696","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
ERAS pada Bedah Jantung Koreksi Katup Mitral: Laporan Kasus 心脏外科缝合阀门ERAS:病例报告
JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) Pub Date : 2023-07-31 DOI: 10.14710/jai.v0i0.49417
Antonius Budi Santoso, Yudi Hadinata
{"title":"ERAS pada Bedah Jantung Koreksi Katup Mitral: Laporan Kasus","authors":"Antonius Budi Santoso, Yudi Hadinata","doi":"10.14710/jai.v0i0.49417","DOIUrl":"https://doi.org/10.14710/jai.v0i0.49417","url":null,"abstract":"Latar Belakang: Enhanced recovery after cardiac surgery (ERAS-CS) merupakan manajemen perioperatif pada bedah jantung dengan pendekatan multidisiplin dan multifaktorial yang bertujuan mempercepat pemulihan dan mobilisasi, meminimalkan efek samping ventilator mekanik, mual muntah dan nyeri pascabedah, serta mengurangi lama rawat intensif dan biaya perawatan rumah sakit. Anestesi fast track merupakan bagian tidak terpisahkan dari ERAS-CS.Kasus: Wanita, 16 tahun, dengan regurgitasi katup mitral berat dan katup trikuspid sedang, dilakukan bedah jantung mitral dengan annuloplasty. Informed consent, puasa enam jam, dan pemberian air putih manis dua jam sebelum pembedahan dilakukan sebagai persiapan anestesia. Induksi, intubasi, pemasangan akses vena sentral dan monitor hemodinamik invasif, serta blok interkostal parasternal dilakukan sebelum insisi kulit. Pembedahan berlangsung selama 180 menit dengan waktu cardiopulmonary bypass (CPB) 61 menit dan waktu klem silang aorta 35 menit. Hemodinamik stabil dengan analgetik fentanyl 2 mcg/kgBB saat induksi dan morfin 20 mcg/kgBB/jam selama pembedahan. Pemeriksaan transesophageal echocardiography (TEE) menunjukkan kontraktilitas baik tanpa disertai residual pascakoreksi. Ekstubasi dilakukan setelah penutupan luka operasi. Kesadaran penuh dan mobilisasi bebas dengan visual analogue scale (VAS) 0-1 didapatkan dalam dua jam pertama perawatan intensif.Pembahasan: Tatalaksana ERAS-CS terdiri dari manajemen prabedah, pembedahan, dan pascabedah. Edukasi saat evaluasi praanestesi dilakukan untuk mengurangi kecemasan dan peningkatan ambang nyeri. Pembatasan puasa dan pemberian cairan jernih manis dua jam sebelum pembedahan dilakukan untuk mengurangsi risiko starvasi, resistensi insulin, dan hiperglikemik. Teknik blok saraf tepi interkostal dapat bermanfaat dalam mengurangi kebutuhan opioid. Ekstubasi ultra fast-track dilakukan secara terarah untuk mengurangsi risiko komplikasi dan mempercepat mobilisasi pascabedah. Pemulihan kesadaran secara cepat tanpa nyeri dan mual muntah pascabedah (PONV) didapatkan selama perawatan intensif.Kesimpulan: Penerapan ERAS-CS secara tepat dapat memberikan pemulihan cepat serta mampu mengurangi komplikasi dan lama rawat intensif pascabedah.","PeriodicalId":446295,"journal":{"name":"JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia)","volume":"4 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-07-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"135358697","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
SWOT Analisis Pelayanan Klinik Nyeri Rumah Sakit St. Elisabeth Semarang SWOT分析圣伊丽莎白三宝医院疼痛诊所服务
JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) Pub Date : 2023-07-31 DOI: 10.14710/jai.v0i0.54419
Jerry Ferdinand Haposan Saragih, Sri Achadi Nugraheni, Mateus Sakundarno Adi
{"title":"SWOT Analisis Pelayanan Klinik Nyeri Rumah Sakit St. Elisabeth Semarang","authors":"Jerry Ferdinand Haposan Saragih, Sri Achadi Nugraheni, Mateus Sakundarno Adi","doi":"10.14710/jai.v0i0.54419","DOIUrl":"https://doi.org/10.14710/jai.v0i0.54419","url":null,"abstract":"Latar belakang: Klinik nyeri Rumah Sakit St. Elisabeth Semarang merupakan satu-satunya klinik nyeri kolaboratif multidisiplin yang ada di kota Semarang. Klinik nyeri ini berdiri pada tahun 2019 dimana pada saat awal berdiri sudah ada pasien yang berkunjung akan tetapi setelah adanya pandemi COVID-19 klinik nyeri mengalami penurunan kunjungan. Penerapan pelayanan kesehatan yang berkualitas di klinik nyeri Rumah Sakit St. Elisabeth Semarang perlu memperhatikan faktor internal maupun faktor ekstenal dari klinik nyeri. Selain itu hasil analisa strength, weakness, opputunity, thread (SWOT) dari internal factors summary (IFAS) dan external factors summary (EFAS) dapat membantu manajemen Rumah Sakit St. Elisabeth Semarang dalam mengelola implementasi strategi secara efektif. Namun analisa SWOT belum dilakukan oleh klinik nyeri Rumah Sakit St. Elisabeth Semarang.Tujuan: Menganalisis pelayanan klinik nyeri Rumah Sakit St. Elisabeth Semarang dengan menggunakan metode SWOT.Metode: Penelitian ini merupakan penelitian observasional partisipatif multiple time approach. Pengumpulan menggunakan data primer yang dilakukan dengan metode kualitatif melalui wawancara mendalam secara langsung dari informan penelitian. Terdiri dari 7 informan utama dan 5 informan triangulasi. Analisis data dari wawancara mendalam dilakukan dengan menggunakan interactive model.Hasil: Kekuatan terbesar yang dimiliki klinik nyeri yakni mempunyai sumber daya manusia (SDM) yang sangat kompeten dan professional serta tarif klinik nyeri yang lebih murah daripada rumah sakit lainnya. Kelemahan terbesar dari klinik nyeri yakni strategi pemasaran yang belum maksimal dan metode pembayaran yang belum bisa menggunakan jaminan kesehatan nasional (JKN). Peluang terbesar yang dimiliki klinik nyeri adalah mempunyai peralatan dan sarana prasarana yang canggih. Ancaman terbesar bagi klinik nyeri adalah konflik antar dokter spesialis penanggung jawab pasien dan konflik antar unit layanan lain. Penggunaan matriks thread-oppurtunity, weakness-strength (TOWS) yang mendukung strategi SWOT.Kesimpulan: Analisis SWOT dan matriks TOWS dalam penelitian ini dapat membantu peneliti dalam menentukan startegi pelayanan yang baik bagi klinik nyeri Rumah Sakit St. Elisabeth Semarang.","PeriodicalId":446295,"journal":{"name":"JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia)","volume":"46 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-07-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"135358700","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
Analgesic Profile in Intensive Observation Room (Ruang Observasi Intensif/ ROI) Dr. Soetomo General Hospital Surabaya 泗水Soetomo总医院重症观察室(Ruang Observasi Intensive / ROI)的镇痛分析
JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) Pub Date : 2023-03-31 DOI: 10.14710/jai.v0i0.49869
Bunga Priscilla Rotua Manurung, Maulydia Maulydia, M. Rochmanti, N. M. Rehatta
{"title":"Analgesic Profile in Intensive Observation Room (Ruang Observasi Intensif/ ROI) Dr. Soetomo General Hospital Surabaya","authors":"Bunga Priscilla Rotua Manurung, Maulydia Maulydia, M. Rochmanti, N. M. Rehatta","doi":"10.14710/jai.v0i0.49869","DOIUrl":"https://doi.org/10.14710/jai.v0i0.49869","url":null,"abstract":"Introduction: Pain is a condition that the majority of critical care patients will possibly suffer at some point during their stay in the intensive care unti (ICU). In both medical and surgical ICU patients, the incidence of considerable pain is still 50% or greater. Analgesic administration is considered one of the most effective pain managements. While useful, it can cause detrimental effects if not used according to its indications and regulations.Objective: To obtain the analgesic profile used in intensive observation room (ruang observasi intensif/ROI) Dr. Soetomo General Hospital Surabaya.Methods: This study is a retrospective descriptive study with 537 medical records met the inclusion criteria.Result: The most frequent analgesic used is metamizole (44.41%) and paracetamol (16.08%) while ketamine was used the least (0.24%). Most commonly used analgesic adjuvants is phenytoin (6.12%). The amount of single drug administration (52.70%) is more frequent than multimodal analgesic (47.30%). Metamizole with paracetamol is the most popular analgesic combination (20.74%), followed by metamizole with tramadol (14.17%), and metamizole with fentanyl (12.99%). The most common procedures recorded are obstetrics and gynaecological (29.98%), cranial and general surgery with the same result (21.42%), and orthopaedic (12.29%). 205 samples with Wong-Baker FACES Pain Ratings Scales stated that there is an increase in patients who do not experience pain after administration of analgesics (N=25 to N=132), patients that underwent mild pain decreased (N=134 to N=65), and patients with moderate and severe pain also decreased (N=43 to N=8 and N=3 to N=0 respectively).Conclusion: Non-opioid analgesic dominates the analgesic profile in ROI Dr. Soetomo General Hospital Surabaya compared to opioids that generally used the most worldwide. Giving analgesics to patients has been proven successful in reducing the pain degree. ","PeriodicalId":446295,"journal":{"name":"JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia)","volume":"114 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-03-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"124556486","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
Kadar COHb (Karboksihemoglobin) pada Penggunaan Sevofluran dan Isofluran Pasien yang Menjalani Vitrektomi di Rumah Sakit Umum Pusat Dokter Kariadi COHb(羧血红蛋白)水平与氟氟化和鳞状动脉病人在Kariadi总医院做体外切除术
JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) Pub Date : 2023-03-31 DOI: 10.14710/jai.v0i0.50177
Dina Paramita, Renata Kusuma Wardani, M. S. Harahap, Mochamat Mochamat
{"title":"Kadar COHb (Karboksihemoglobin) pada Penggunaan Sevofluran dan Isofluran Pasien yang Menjalani Vitrektomi di Rumah Sakit Umum Pusat Dokter Kariadi","authors":"Dina Paramita, Renata Kusuma Wardani, M. S. Harahap, Mochamat Mochamat","doi":"10.14710/jai.v0i0.50177","DOIUrl":"https://doi.org/10.14710/jai.v0i0.50177","url":null,"abstract":"Latar Belakang: Sevofluran dan isofluran merupakan agen inhalasi yang sering digunakan sebagai maintenance anestesi umum selama operasi. Penggunaan sevofluran dan isofluran diketahui menghasilkan karbon monoksida (CO) dalam kontak dengan adsorbent atau penyerap CO2 tipe kering. Tiga puluh satu kasus keracunan CO intra-operatif ditemukan di RSUP Dr. Kariadi Semarang, dengan konsentrasi CO melebihi 1000 parts per million (ppm) dan konsentrasi karboksihemoglobin (COHb) mencapai lebih dari 30%. Pasien yang mengalami keracunan CO dengan kadar COHb yang tinggi dapat mengeluhkan gejala seperti sakit kepala, mual, muntah, pusing, dan kelemahan anggota gerak, bahkan dapat mengakibatkan pasien sulit sadar hingga kematian.Tujuan: Mengetahui perubahan kadar COHb pada penggunaan agen inhalasi sevofluran dan isofluran pada pasien yang menjalani bedah vitrektomi di RSUP Dr. Kariadi Semarang.Metode: Penelitian ini adalah eksperimental dengan non randomized control group pre-test post-test yang dilakukan di instalasi bedah sentral RSUP Dr. Kariadi selama 3 bulan. Kadar COHb diambil dengan sampel darah vena pada sebelum induksi dan 60 menit setelah induksi. Pemeriksaan kadar COHb menggunakan metode kuantitatif dengan Human COHb (carboxyhemoglobin) ELISA. Total subjek adalah 26 orang dengan rata-rata usia 48,27 tahun. Subjek dibagi menjadi 2 kelompok yaitu kelompok sevofluran dan isovluran dengan rata-rata durasi operasi selama 65 menit.Hasil: Kadar COHb pre-test kelompok sevofluran dan isofluran adalah 4,34 dan 4,39. Kadar COHb post-test kelompok sevofluran dan isofluran adalah 4,48 dan 4,95.Kesimpulan: Hal ini menunjukan bahwa nilai post-test COHb pada kelompok isoflurane lebih tinggi dengan peningkatan kadar COHb yang lebih besar dibandingkan dengan kelompok sevofluran. Isofluran menghasilkan kadar COHb lebih tinggi daripada sevofluran.","PeriodicalId":446295,"journal":{"name":"JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia)","volume":"37 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-03-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"124105347","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
Manajemen Anestesi Perioperatif Pasien Kardiomiopati Hipertrofi Obstruksi
JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) Pub Date : 2023-03-31 DOI: 10.14710/jai.v0i0.52497
N. P. D. Pradnyani, Chairil Gani Koto
{"title":"Manajemen Anestesi Perioperatif Pasien Kardiomiopati Hipertrofi Obstruksi","authors":"N. P. D. Pradnyani, Chairil Gani Koto","doi":"10.14710/jai.v0i0.52497","DOIUrl":"https://doi.org/10.14710/jai.v0i0.52497","url":null,"abstract":"Latar Belakang: Kardiomiopati hipertrofi (HCM) adalah kondisi dominan autosomal. Penyebab penting kematian mendadak orang dewasa muda. Meskipun sering tanpa gejala, gejala yang muncul pada kardiomiopati hipertrofi adalah  gagal jantung seperti sesak napas, nyeri dada pada aktivitas, sinkop atau pra-sinkop, aritmia, dan kematian mendadak. Tanda-tanda yang bisa ditemukan seperti hipotensi, denyut nadi rendah, heave ventrikel kiri, murmur sistolik ejeksi, dan murmur regurgitasi mitral. Pasien dengan kondisi ini menjadi tantangan untuk ahli anestesi dalam operasi elektif dan gawat darurat.Kasus: Pasien wanita 29 tahun, dengan diagnosa kardiomiopati hipertrofi obstruksi dan vegetasi yang akan dilakukan tindakan miektomi saluran keluar ventrikel kanan (RVOT), saluran keluar ventrikel kiri (LVOT), dan evakuasi vegetasi. Selama operasi hemodinamik dipertahankan untuk menjaga denyut jantung antara 60-90 denyut per menit, tekanan darah rata-rata 60-70 mmHg. End tidal carbon dioxide (EtCO2) dipertahankan antara 35-40 mmHg dan central venous pressure (CVP) dijaga tetap tinggi pada periode sebelum dan sesudah bypass. Periode weaning hingga pasca bypass, hemodinamik dipertahankan dengan milrinon (0,375 mcg/kgBB/menit) dan dilakukan pemasangan temporary pacemaker (TPM) karena didapatkan irama atrioventricular (AV) block. Pasien dilakukan miektomi septum, release LVOT, reseksi double chamber right ventricular (DCRV), dan evakuasi vegetasi. Pascaoperasi pasien dirawat di intensive care unit (ICU). Selama perawatan di ICU permasalahan yang dihadapi yaitu aritmia maligna.Pembahasan: Teknik anestesi dan manajemen perioperatif pasien ini harus bertujuan untuk menjaga stabilitas hemodinamik, mempertahankan preload dan afterload yang memadai. Menghindari vasodilator dan menghindari agen yang meningkatkan kontraktilitas sangat penting dalam pengelolaan pasien ini. Tujuan intraoperatif termasuk mempertahankan irama sinus, meminimalkan rangsangan stres dan meminimalkan atau mencegah obstruksi saluran keluar ventrikel kiri.Kesimpulan: Kardiomiopati hipertrofi menimbulkan banyak tantangan unik mengenai pelaksanaan anestesi. Preload yang memadai, kontrol stimulasi simpatik, denyut jantung dan peningkatan afterload diperlukan untuk mengurangi obstruksi saluran keluar ventrikel kiri.","PeriodicalId":446295,"journal":{"name":"JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia)","volume":"28 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-03-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"128159941","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
Manajemen Perioperatif pada Pasien Hipertensi Pulmonal Akibat Kelainan Jantung Kiri yang Menjalani Operasi Bedah Jantung 肺动脉高血压患者的周周管理,由左心律失常引起,心脏外科手术
JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) Pub Date : 2023-03-31 DOI: 10.14710/jai.v0i0.49535
Rifdhani Fakhrudin Nur, Juni Kurniawaty, B. Pratomo
{"title":"Manajemen Perioperatif pada Pasien Hipertensi Pulmonal Akibat Kelainan Jantung Kiri yang Menjalani Operasi Bedah Jantung","authors":"Rifdhani Fakhrudin Nur, Juni Kurniawaty, B. Pratomo","doi":"10.14710/jai.v0i0.49535","DOIUrl":"https://doi.org/10.14710/jai.v0i0.49535","url":null,"abstract":"Hipertensi pulmonal akibat kelainan jantung kiri (PH-LHD) pada pasien yang menjalani bedah jantung dihubungkan dengan tingginya komplikasi, peningkatan risiko luaran buruk, dan kenaikan mortalitas perioperatif. Manajemen praoperatif pada pasien PH-LHD meliputi anamnesis, pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang, serta kateterisasi jantung kanan untuk menegakkan diagnosis definitif. Optimalisasi praoperatif dilakukan dengan memastikan kondisi euvolemik, meneruskan pengobatan sebelumnya, sampai memberikan perawatan intensif pada kondisi gagal jantung dekompensasi akut. Selain pemantauan invasif standar, pemantauan transesophageal echocardiography intraoperatif digunakan untuk menganalisis PH dan mengenali kelainan jantung kiri yang menyebabkan PH. Induksi anestesi dilakukan dengan teknik anestesi balans antara opioid dan agen inhalasi dosis rendah. Pada PH-LHD yang disebabkan lesi katup, target hemodinamik disesuaikan dengan jenis kelainan katupnya. Target manajemen pascaoperatif adalah menghindari dan mengobati gagal ventrikel kanan dengan mengatasi aritmia, melakukan strategi ventilasi mekanik pelindung ventrikel kanan, memastikan keseimbangan cairan, dan memberikan dukungan obat vasoaktif jika diperlukan.","PeriodicalId":446295,"journal":{"name":"JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia)","volume":"21 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-03-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"121171889","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
Tatalaksana Anestesi pada Ebstein’s Anomaly yang menjalani Cone Procedure
JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) Pub Date : 2023-03-31 DOI: 10.14710/jai.v15i1.50026
Mahendra Dwi Aditya Lopulalan, Budi Nugroho
{"title":"Tatalaksana Anestesi pada Ebstein’s Anomaly yang menjalani Cone Procedure","authors":"Mahendra Dwi Aditya Lopulalan, Budi Nugroho","doi":"10.14710/jai.v15i1.50026","DOIUrl":"https://doi.org/10.14710/jai.v15i1.50026","url":null,"abstract":"Latar Belakang: Ebstein’s anomaly adalah kelainan kongenital yang ditandai dengan malformasi dan perpindahan apikal dari daun katup trikuspid. Pasien datang dengan rentang umur yang luas dari neonatus hingga dewasa dengan berbagai presentasi klinis mulai dari asimtomatik hingga gagal jantung, sianosis, dan aritmia paroksismal. Anomali ini kompleks dan bervariasi yang dapat dikelola dengan berbagai teknik koreksi bedah.Kasus: Seorang wanita berusia 30 tahun datang ke rumah sakit dengan keluhan mudah lelah dan pingsan sejak kecil. Dari pemeriksaan ekokardiografi ditemukan trikuspid regurgitasi berat yang sesuai dengan Ebstein’s anomaly dan atrial septal defect (ASD). Pasien dinilai dengan status fisik ASA 4 dan dilakukan cone procedure.Diskusi: Konsekuensi hemodinamik dan implikasi anestesi pada koreksi Ebstein’s anomaly sangat menantang. Manajemen anestesi yang komprehensif diperlukan untuk, mengatasi masalah yang disebabkan oleh trikuspid regurgitasi, atrialisasi ventrikel kanan, atrial septal defek, gangguan jalur konduksi, dan pada sebagian pasien disfungsi ventrikel kiri akibat geometri yang abnormal.Kesimpulan: Ahli anestesiologi harus merencanakan strategi perioperatif yang tepat untuk mendapatkan hemodinamik yang optimal selama prosedur perbaikan Ebstein’s anomaly dan memfasilitasi pemulihan untuk mengurangi morbiditas dan mortalitas.","PeriodicalId":446295,"journal":{"name":"JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia)","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-03-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"129676902","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
INJURI GINJAL AKUT AKIBAT SEPSIS PADA PASIEN DI ICU/ SEPSIS INDUCED ACUTE KIDNEY INJURY IN ICU PATIENTS
JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) Pub Date : 2022-12-23 DOI: 10.14710/jai.v0i0.49464
T. Maskoen, Diki Akbar
{"title":"INJURI GINJAL AKUT AKIBAT SEPSIS PADA PASIEN DI ICU/ SEPSIS INDUCED ACUTE KIDNEY INJURY IN ICU PATIENTS","authors":"T. Maskoen, Diki Akbar","doi":"10.14710/jai.v0i0.49464","DOIUrl":"https://doi.org/10.14710/jai.v0i0.49464","url":null,"abstract":"Sepsis didefinisikan sebagai disfungsi organ yang mengancam jiwa yang disebabkan oleh disregulasi respons tubuh terhadap infeksi. Acute Kidney Injury (AKI) adalah sindrom klinis akibat penurunan fungsi ginjal dan merupakan komplikasi yang sering ditemui pada pasien Intensive Care Unit (ICU). Menurut berbagai data yang telah dilaporkan, 45-70% dari semua kasus AKI terkait dengan sepsis Pasien AKI memiliki peningkatanrisiko mortalitas tiga kali lipat, peningkatan risiko CKD tujuh kali lipat, dan peningkatan risiko ESRD 22 kali lipat.Diagnosis AKI di ICU menggunakan kriteria diagnosis RIFLE, AKIN, dan KDIGO berdasarkan serum kreatinin dan volume urine. Selain itu, terdapat juga pencitraan seperti ultrasonography .Tatalaksana Sepsis AKI di ICU terdiri atas terapi nondialisis dan terapi pengganti ginjal. Terapi nondialisisantara lain adalah diuretik, pemeliharaan keseimbangan cairan, asam basa dan elektrolit, dan nutrisi. Terapi pengganti ginjal terdiri atas berbagai modalitas yaitu CRRT, IHD, SLED, dan PD dengan CRRT sebagai modalitas utama pada pasien ICU.Sepsis AKI masih menjadi masalah besar karena berkaitan dengan luaran pasien yang buruk. Oleh karena itu, diagnosis dan tatalaksana AKI yang dini dan tepat penting untuk dipahami agar dapat mencapai luaran pasien yang lebih baik.Acute Kidney Injury (AKI) is a clinical syndrome due to decreased renal function. AKI remains as one of the mostcommon complication in critically ill patients. In Intensive Care Unit (ICU) patients, 50% develops AKI and 13.5% needs a renal replacement therapy in ICU. AKI patients have three times increased risk of mortality, seven times risk of CKD, and 22 times risk of ESRD.Diagnosis criterias of RIFLE, AKIN, and KDIGO are used for diagnosing AKI in ICU. These criterias usecreatinine serum and urine output for the parameter. In addition, there are also several imaging test that can be used to diagnose AKI in ICU such as ultrasonography .Management of AKI in ICU consists of nondialysis therapies and renal replacement therapy. Nondialysis therapies are diuretic, maintenance of fluid balance, acid-base, and electrolyte, and nutrition. Renal replacementtherapy includes several modalities which are CRRT, IHD, SLED, and PD. CRRT is the main modality in ICU patients.AKI in ICU is associated with bad prognosis that makes it one of the biggest problem in critically ill patients. A betterunderstanding of early and appropriate diagnosis and management is an important approach in improving the patients’ outcomes.","PeriodicalId":446295,"journal":{"name":"JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia)","volume":"63 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-12-23","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"115078499","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
Laparoskopi Hemihepatektomi pada Hepatoseluler Karsinoma Hemiliver Dextra Et Causa Hepatitis B
JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) Pub Date : 2022-12-23 DOI: 10.14710/jai.v0i0.48607
Ika Jati Setya Andriani, Ibnu Siena Sambdani
{"title":"Laparoskopi Hemihepatektomi pada Hepatoseluler Karsinoma Hemiliver Dextra Et Causa Hepatitis B","authors":"Ika Jati Setya Andriani, Ibnu Siena Sambdani","doi":"10.14710/jai.v0i0.48607","DOIUrl":"https://doi.org/10.14710/jai.v0i0.48607","url":null,"abstract":"prosedur yang lebih aman daripada sebelumnya karena kemajuan teknis dan perbaikan dalam manajemen pasien pasca operasi dan tetap menjadi pengobatan lini pertama untuk HCC pada sirosis kompensasi. Hepatektomi adalah strategi pengobatan kuratif yang umum digunakan untuk pasien HCC stadium awal dan awal dengan fungsi hati yang dipertahankan. Pada awal 1990-an, dengan dimulainya teknik laparoskopi, laporan awal tentang laparoskopi hepatektomi (LH). Sejak itu, pendekatan laparoskopi semakin diterima di bidang bedah hati. Teknik laparoskopi telah terbukti mempercepat pemulihan, meningkatkan nyeri pasca operasi, dan menghasilkan kosmetik yang lebih baik daripada pendekatan terbuka. Dalam pernyataan Konferensi Konsensus Internasional Pertama untuk Reseksi Hati Laparoskopi, segmentektomi lateral kiri laparoskopi diidentifikasi sebagai pendekatan standar emas. Pada tahun 2014, Konferensi Konsensus Internasional Kedua untuk Reseksi Hati Laparoskopi merekomendasikan hepatektomi minor laparoskopi sebagai praktik bedah standar.Kasus: Pasien laki-laki usia 51 tahun datang dengan nyeri perut kanan sejak 2 minggu. Riawayat asma, hipertensi, penyakit jantung, sedasi, operasi, demam, sesak napas, batuk, pilek disangkal. Pasien tampak sakit sedang dengan kesadaran komposmentis. Vital sign : TD = 129/77 mmHg, HR = 83 x/m reguler dan isi tegangan cukup, RR = 20 x/m. T =  36.2 C dan SpO2 = 100% room air. Pada pemeriksaan laboratorium, ditemukan HBsAg = Positif, AFP = 3.46, Anti HCV = 0.09, SGOT = 26, SGPT = 22. Pada pemeriksaan MSCT scan abdomen, ditemukan hepatomegaly disertai massa solid dengan area nekrotik di dalamnya pada segmen 8 hepar dan limfadenopati interaortocava.Pembahasan: Karsinoma hepatoseluler (HCC) adalah tumor primer hati dan merupakan lebih dari 90%   tumor primer hati. HCC sekarang menjadi penyebab paling umum kelima kanker di seluruh dunia. Anestesi umum dipertahankan dengan anestesi volatil (isoflurane, sevoflurane, desflurane, nitrous oxide), anestesi intravena (propofol, dexmedetomidine, ketamin, opiat), atau kombinasi dari semuanya, relaksan otot kerja pendek dan menengah lainnya (atracurium, rocuronium, vecuronium. Reseksi hati membawa risiko kehilangan darah yang melekat dengan pembedahan diseksi IVC, vena portal, dan vena hepatik dan transeksi parenkim yang sangat vaskularisasi.Kesimpulan: Hepatektomi laparoskopi menghindari kerugian dari hepatektomi standar pada pasien yang dipilih dengan benar dan bermanfaat untuk kualitas hidup pasien, karena merupakan prosedur invasif minimal.","PeriodicalId":446295,"journal":{"name":"JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia)","volume":"20 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-12-23","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"128401928","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
0
×
引用
GB/T 7714-2015
复制
MLA
复制
APA
复制
导出至
BibTeX EndNote RefMan NoteFirst NoteExpress
×
提示
您的信息不完整,为了账户安全,请先补充。
现在去补充
×
提示
您因"违规操作"
具体请查看互助需知
我知道了
×
提示
确定
请完成安全验证×
相关产品
×
本文献相关产品
联系我们:info@booksci.cn Book学术提供免费学术资源搜索服务,方便国内外学者检索中英文文献。致力于提供最便捷和优质的服务体验。 Copyright © 2023 布克学术 All rights reserved.
京ICP备2023020795号-1
ghs 京公网安备 11010802042870号
Book学术文献互助
Book学术文献互助群
群 号:481959085
Book学术官方微信