{"title":"STUDI PENDAHULUAN KONSTRUKSI PETA PAUTAN GENETIK DAN IDENTIFIKASI QUANTITATIVE TRAIT LOCI YANG TERPAUT DENGAN PERTUMBUHAN AWAL TANAMAN KARET","authors":"Fetrina Oktavia","doi":"10.22302/ppk.jpk.v2i38.733","DOIUrl":"https://doi.org/10.22302/ppk.jpk.v2i38.733","url":null,"abstract":"Hevea brasiliensis merupakan salah satu spesies utama penghasil karet alam. Upaya pengembangan klon-klon karet unggul baru yang memiliki produksi lateks tinggi dan karakter agronomis yang baik perlu dilakukan secara berkelanjutan. Salah satu faktor pembatas upaya tersebut adalah lamanya waktu seleksi yang dibutuhkan yakni berkisar 25-35 tahun. Pendekatan alternatif yang dapat digunakan untuk mengatasi permasalahan tersebut adalah seleksi dengan bantuan marka molekuler. Penelitian ini bertujuan untuk menyusun peta pautan genetik dan identifikasi QTL yang terpaut dengan pertumbuhan awal tanaman karet. QTL dapat digunakan sebagai penanda molekuler untuk deteksi dini potensi pertumbuhan lilit batang klon karet. Analisis dilakukan pada 201 progeni F1 hasil persilangan klon PB 260 x SP 217. Fenotipe data pertumbuhan lilit batang dilakukan pada tanaman F1 umur 16-22 bulan yang ditanam pada areal seluas lima ha. Penyusunan peta pautan genetik populasi dilakukan menggunakan 263 marka SSR terseleksi. Pengamatan menunjukkan bahwa pertumbuhan lilit batang populasi umur 22 bulan berkisar 5,5 – 25,04 cm dengan rata-rata 14,66 cm. Rata-rata penambahan lilit batang progeni F1 setiap bulan berkisar 0,4 – 1 cm. Koefisien keragaman menunjukkan bahwa terdapat keragaman pertumbuhan lilit batang yang cukup tinggi pada populasi. Tiga QTL yang terpaut pertumbuhan awal lilit batang tanaman karet umur 22 bulan setelah tanam berhasil teridentifikasi pada LG 14 dengan LOD 4,64, LG 13 dengan LOD 3,5, dan LG 1 dengan LOD 3. Pada LG 14 dengan LOD 4,1 berhasil teridentifikasi QTL terpaut peningkatan lilit batang dari umur 16 sampai 22 bulan. Posisi lokus gen atau sekuen DNA yang memberikan pengaruh terhadap pertumbuhan lilit batang tersebut ditunjukkan oleh marka TAs2185 di mana gen tersebut memberikan pengaruh sebesar 11,7% terhadap pertumbuhan lilit batang tanaman karet. Keberadaan QTL tersebut perlu dianalisis secara berkala untuk mengetahui kestabilan sehingga dapat digunakan sebagai alat bantu seleksi untuk lilit batang.","PeriodicalId":444832,"journal":{"name":"Jurnal Penelitian Karet","volume":"4 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-10-12","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"130864470","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"PENGARUH PENAMBAHAN ADITIF BERBASIS MINYAK KELAPA SAWIT TERHADAP SIFAT MEKANIK KOMPOSIT KARET ALAM","authors":"Mili Purbaya, Sherly Hanifarianty","doi":"10.22302/PPK.JPK.V38I1.704","DOIUrl":"https://doi.org/10.22302/PPK.JPK.V38I1.704","url":null,"abstract":"Karet alam memiliki keunggulan yang tidak dimiliki oleh karet sintesis, seperti daya pantul, kuat tarik, ketahanan sobek, ketahanan abrasi, viskoselastisitas, dan fleksibilitas pada suhu rendah. Namun karet alam juga memiliki kelemahan seperti ketahanan terhadap panas, ozon, dan sinar matahari serta ketahanan terhadap minyak, minyak tanah dan pelarut hidrokarbon yang rendah. Kandungan asam lemak tidak jenuh dalam minyak kelapa sawit relatif tinggi, sekitar 37-56 % sehingga minyak kelapa sawit memiliki potensi dikonversikan menjadi asam dimer sebagai bahan utama dalam pembuatan bioelastomer. Hasil pengujian menunjukkan bahwa penambahan bioelastomer berbasis minyak kelapa sawit dapat meningkatkan nilai torsi maksimum, delta torsi, nilai kekerasan, kekuatan sobek, dan pampatan tetap dari kompon dan vulkanisat karet. Namun penambahan bioelastomer berbasis minyak kelapa sawit dalam kompon karet juga berakibat menurunkan waktu pra vulkanisasi, waktu pemasakan optimum, nilai tegangan putus, perpanjangan putus, ketahanan retak lentur, dan nilai kepegasan pantul. Hasil pengujian ketahanan minyak vulkanisat karet menunjukkan bahwa formula kompon karet B3 (mengandung 7,5 phr bioelastomer berbasis minyak kelapa sawit) memiliki nilai perubahan massa yang paling kecil sehingga berpotensi dikembangkan menjadi produk barang jadi karet yang tahan terhadap minyak.","PeriodicalId":444832,"journal":{"name":"Jurnal Penelitian Karet","volume":"30 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-09-21","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"123962228","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"STUDI KOMPARASI MODEL PARAMETRIK DAN NON-PARAMETRIK DALAM ESTIMASI EFISIENSI TEKNIS PERKEBUNAN KARET RAKYAT DI SUMATERA SELATAN","authors":"Lina Fatayati Syarifa","doi":"10.22302/ppk.jpk.v2i38.736","DOIUrl":"https://doi.org/10.22302/ppk.jpk.v2i38.736","url":null,"abstract":"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui estimasi efisiensi teknis yang menggunakan teknik parametrik dan non-parametrik dikarenakan kedua metode tersebut masing-masing memiliki kekurangan dan kelebihan. Oleh karena itu, penelitian ini melakukan analisis komparasi di antara tiga metode analisis yaitu Stochastic Frontier Analysis (SFA), Data Envelopment Analysis (DEA), dan Bootstrap DEA terhadap data dari 380 petani karet di Sumatera Selatan. Hasil analisis stochastic frontier menunjukkan bahwa rata-rata skor efisiensi teknis dari kebun sampel adalah 0,72, yang menunjukkan bahwa rata-rata kebun karet sampel dalam penelitian ini tidak sepenuhnya efisien. Sedangkan hasil dari data envelopment analysis (DEA) yang tidak memperhitungkan randomness menunjukkan bahwa estimasi efisiensi teknis rata-rata sebesar 0,80, yang menunjukkan bahwa estimasi efisiensi teknis yang dihasilkan dari analisis DEA terlalu tinggi. Kelemahan model DEA tersebut dapat diatasi dengan menerapkan model Bootstrap DEA. Pada analisis Bootstrap DEA, efisiensi teknis rata-rata berkurang menjadi 0,76, yang lebih mendekati nilai efisiensi teknis rata-rata SFA. Hal ini dikarenakan bootstrap DEA dapat menghasilkan interval kepercayaan dan estimasi efisiensi DEA dengan bias yang terkoreksi. Perbedaan kinerja di antara ketiga model-model ini dapat dikaitkan dengan asumsi bahwa perkiraan efisiensi teknis dengan pendekatan non-parametrik DEA hanya bergantung pada efek inefisiensi petani, sedangkan perkiraan efisiensi teknis dengan pendekatan parametrik (SFA) bergantung pada inefisiensi petani dan faktor lain di luar kontrol petani.","PeriodicalId":444832,"journal":{"name":"Jurnal Penelitian Karet","volume":"37 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-08-07","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"127566523","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"OPTIMASI KONDISI SUHU DAN KELEMBABAN SERTA PENGARUH MEDIA TANAM TERHADAP KEBERHASILAN AKLIMATISASI TANAMAN KARET ASAL EMBRIOGENESIS SOMATIK","authors":"Fetrina Oktavia, C. Stevanus, Florence Dessailly","doi":"10.22302/PPK.JPK.V38I1.677","DOIUrl":"https://doi.org/10.22302/PPK.JPK.V38I1.677","url":null,"abstract":"Aklimatisasi merupakan periode kritis dalam perbanyakan tanaman melalui kultur jaringan. Kematian planlet akibat terjadinya perubahan kondisi lingkungan dari in vitro ke ex vitro sering terjadi pada periode tersebut, sehingga perlu dilakukan upaya memanipulasi kondisi lingkungan untuk memperoleh kondisi yang optimum. Penelitian bertujuan untuk mengoptimasi kondisi suhu dan kelembaban serta melihat pengaruh komposisi media tanam yang sesuai untuk proses aklimatisasi bibit karet asal embriogenesis somatik di rumah kaca. Optimasi iklim dalam sungkup plastik dilakukan dengan menggunakan alat fogging system. Penelitian menggunakan 210 planlet klon PB 260 yang berasal dari Cirad, Perancis. Planlet ditanam pada tujuh kombinasi media tumbuh menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAK) dengan tiga ulangan dan setiap ulangan terdiri dari sepuluh tanaman. Pengamatan dilakukan terhadap persentase tanaman hidup, tinggi, diameter dan jumlah daun tanaman selama aklimatisasi. Optimasi suhu dan kelembaban dalam sungkup plastik berhasil dilakukan pada kondisi suhu di bawah 30oC dan kelembaban di atas 90%. Pengamatan menunjukkan bahwa jenis media berpengaruh terhadap kemampuan tanaman bertahan hidup. Persentase tanaman bertahan hidup mencapai 90% ditemukan pada media tanah dan campuran cocofiber, gambut dan zeolit. Jenis media tidak berpengaruh nyata terhadap tinggi, diameter dan jumlah daun tanaman selama dua bulan aklimatisasi. Pengaruh nyata jenis media tanam hanya ditemukan terhadap pertumbuhan tinggi tanaman tiga bulan setelah aklimatisasi. Dalam kondisi keterbatasan ketersediaan top soil, campuran media cocofiber, gambut dan zeolit dapat digunakan sebagai alternatif media pengganti tanaman karet.","PeriodicalId":444832,"journal":{"name":"Jurnal Penelitian Karet","volume":"38 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-07-15","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"130087680","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"PENGARUH ASAM SULFAT SEBAGAI BAHAN KOAGULAN LATEKS TERHADAP KARAKTERISTIK KARET DAN MUTU KARET","authors":"Ayu Valentina, Maria Marina Herawati, Y. Agus","doi":"10.22302/PPK.JPK.V38I1.639","DOIUrl":"https://doi.org/10.22302/PPK.JPK.V38I1.639","url":null,"abstract":"Penggunaan koagulan lateks yang tepat mampu menghasilkan karet bermutu baik. Namun, jaminan ketersediaan dan harga koagulan lateks anjuran menyebabkan petani karet beralih menggunakan koagulan non-anjuran. Penelitian ini mempelajari tentang mutu karet yang digumpalkan dengan koaglan anjuran asam format dan koagulan non-anjuran asam sulfat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bobot basah koagulum asam format lebih berat dibandingkan bobot basah koagulum asam sulfat, meskipun waktu koagulasi dengan menggunakan asam sulfat lebih cepat dibandingkan waktu koagulasi dengan bahan penggumpal asam format. Mutu karet yang dihasilkan oleh penggumpalan asam format berdasarkan parameter kadar karet kering, kadar abu dan kadar zat menguapnya lebih baik dibandingkan dengan mutu karet yang digumpalkan menggunakan asam sulfat.","PeriodicalId":444832,"journal":{"name":"Jurnal Penelitian Karet","volume":"319 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-07-15","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"133786286","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"PERHITUNGAN KEBUTUHAN IRIGASI PEMBIBITAN BATANG BAWAH KARET BERDASARKAN NERACA AIR DI SEMBAWA SUMATERA SELATAN","authors":"Andi Nur Cahyo, C. Stevanus, Afdholiatus Syafaah","doi":"10.22302/PPK.JPK.V38I1.689","DOIUrl":"https://doi.org/10.22302/PPK.JPK.V38I1.689","url":null,"abstract":"Kebutuhan bibit unggul karet pada tahun 2019 – 2024 yang mencapai 83-85 juta per tahun melalui progam Bun 500 Direktorat Jenderal Perkebunan menjadi peluang usaha bagi penyedia bahan tanam karet. Untuk itu penangkar bibit harus mengupayakan agar pertumbuhan bibit karet menjadi optimal. Kebutuhan air merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi pertumbuhan batang bawah sehingga kebutuhan irigasi di pembibitan karet perlu diperhitungkan dengan cermat. Kebutuhan irigasi suatu lahan dapat dihitung menggunakan neraca air lahan yang diperoleh dari data curah hujan dan evapotranspirasi potensial selama 35 tahun terakhir. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kebutuhan irigasi bersih untuk batang bawah karet menggunakan neraca air sehingga defisit air dapat dihindari. Berdasarkan hasil analisis kurva pF untuk tanah lempung berliat di Sembawa dengan menggunakan nilai MAD 30%, diketahui bahwa kandungan air tanah harus selalu di atas 291,4 mm agar tanaman karet tidak mengalami cekaman kekeringan. Berdasarkan perhitungan neraca air dengan menggunakan rerata iklim 35 tahun terakhir di daerah Sembawa, pada tahun normal penurunan kandungan air tanah masih dalam batas management allowable depletion, sehingga tidak perlu dilakukan irigasi. Sebaliknya pada saat fenomena El-Nino terjadi pada tahun 2015, irigasi bersih harus diberikan minimum sebesar 11,3; 59,2; dan 76,5 mm/bulan untuk bulan Agustus, September, dan Oktober berturut-turut. Untuk tahun 2020, hingga bulan Agustus irigasi diperkirakan tidak perlu diberikan.","PeriodicalId":444832,"journal":{"name":"Jurnal Penelitian Karet","volume":"127 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-07-15","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"124642692","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"KOMPARASI PENDAPATAN PETANI KARET YANG MENJUAL BOKAR KE PASAR LELANG DAN NON LELANG DI KECAMATAN SEMBAWA KABUPATEN BANYUASIN PROVINSI SUMATERA SELATAN","authors":"Farulian Purba, Dini Rochdiani, Eliana Wulandari","doi":"10.22302/PPK.JPK.V38I1.666","DOIUrl":"https://doi.org/10.22302/PPK.JPK.V38I1.666","url":null,"abstract":"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui terdapatnya perbedaan antara pendapatan petani yang menjual hasil bokar ke pasar lelang dan petani yang menjual hasil bokar ke pasar non lelang. Penelitian dilakukan di Kecamatan Sembawa Kabupaten Banyuasin Provinsi Sumatera Selatan. Pengambilan sampel menggunakan metode Probability Sampling. Jumlah sampel dalam penelitian ini sebanyak 89 petani karet yang terdiri petani menjual bokar ke pasar lelang sebanyak 64 responden dan petani menjual bokar ke pasar non lelang sebanyak 25 responden. Metode penelitian dilakukan secara kuantitatif yaitu matematik dan statistik. Analisis data menggunakan analisis matematik untuk mengetahui perbedaan pendapatan petani yang menjual bokar ke pasar lelang dengan petani menjual bokar ke pasar non lelang. Sementara analisis statistik menggunakan Independent Sampel T Test bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan pendapatan petani yang menjual bokar ke pasar lelang dan petani menjual bokar ke pasar non lelang. Hasil penelitian dengan analisis matematik menunjukan bahwa pendapatan petani yang menjual bokar ke pasar lelang lebih tinggi dari pada petani yang menjual bokar ke pasar non lelang dengan tingkat pendapatan masing-masing sebesar IDR 299.173,76 dan IDR 252.524. Selanjutnya hasil analisis statistik menunjukan terdapat perbedaan pendapatan petani yang menjual bokar ke pasar lelang dan non lelang dengan nilai signifikansi sebesar 0.00. Jika dibandingkan dengan taraf signifikan 5% maka signifikansi bernilai lebih kecil sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang nyata terhadap perbedaan pendapatan.","PeriodicalId":444832,"journal":{"name":"Jurnal Penelitian Karet","volume":"38 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-07-15","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"124898865","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"PERFORMA TANAMAN KARET DI LAHAN GAMBUT KONVERSI DARI TANAMAN KELAPA SAWIT DI KABUPATEN KAMPAR, RIAU","authors":"P. Nugroho, J. Junaidi","doi":"10.22302/PPK.JPK.V37I1.627","DOIUrl":"https://doi.org/10.22302/PPK.JPK.V37I1.627","url":null,"abstract":"Pengembangan tanaman karet di lahan gambut dalam skala luas masih jarang di Indonesia. Pengusahaan karet di lahan gambut umumnya dilakukan oleh milik petani dalam skala kecil. Evaluasi performa tanaman karet yang di tanam di lahan gambut telah dilakukan di salah satu perkebunan karet skala komersial di Kabupaten Kampar, Provinsi Riau. Evaluasi performa tanaman meliputi (1) Kecukupan hara daun yang dilakukan pada areal TBM 3, TBM 6, dan TM 1, (2) Pertumbuhan tanaman (pada areal TBM 6) dan, (3) Produktivitas tanaman pada TM 1. Hasil analisis daun menunjukkan kadar hara N, P, dan K di areal penelitian tergolong rendah sedangkan Mg tergolong sangat tinggi. Kadar hara N berkisar 2,24 - 2,37%, hara P, K, dan Mg masing - masing berkisar 0,16 - 0,18% , 0,62 - 0,75%, dan 0,40 - 0,60%. Pola status hara hasil analisis daun memperlihatkan pola yang serupa dengan ketersediaan hara tanah gambut di lokasi penelitian. Keseragaman dan pertumbuhan tanaman pada TBM 6 sangat bervariasi (CV=17,88-42,61%) sebagai akibat tingginya persentase tanaman sisipan. Produktivitas awal tanaman menunjukkan rata-rata 25,38 + 6,76 g/p/s, tidak berbeda nyata dibanding produktivitas awal tanaman di lahan mineral (p = 0,4938). Lahan gambut cukup potensial dikembangkan menjadi perkebunan karet jika tata kelola air dan teknis budidaya dilakukan secara baik dan benar serta tersedianya bahan tanam sisipan yang cukup.","PeriodicalId":444832,"journal":{"name":"Jurnal Penelitian Karet","volume":"14 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-06-18","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"116948245","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"KARAKTER FISIOLOGI LATEKS DAN HUBUNGANNYA DENGAN PRODUKSI LATEKS KLON GT 1 DI KEBUN KARET RAKYAT KABUPATEN LANGKAT","authors":"Yayuk Purwaningrum, Yenni Asbur","doi":"10.22302/PPK.JPK.V37I1.603","DOIUrl":"https://doi.org/10.22302/PPK.JPK.V37I1.603","url":null,"abstract":"Kadar sukrosa, fosfat anorganik dan thiol merupakan karakter fisiologi pada tanaman karet yang erat hubungannya dengan kemampuan tanaman dalam pembentukan lateks. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui korelasi antara karakter fisiologi dengan produksi lateks pada klon GT 1 dan waktu aplikasi stimulan yang tepat tanpa mengganggu kesehatan tanaman karet. Penelitian ini dilaksanakan di kebun karet rakyat desa Harapan, Kecamatan Sei Lapang, Kabupaten Langkat Sumatera Utara. dan Laboratorium Fisiologi Balai Penelitian Sungei Putih pada tahun 2018. Klon yang diuji dalam penelitian ini yaitu klon GT 1 pada umur 20 tahun. Penelitian ini menggunakan metode Analisis Statistik Uji Korelasi dan Regresi. Berdasarkan analisa statistik hasil analisis korelasi menunjukkan bahwa kadar sukrosa berkorelasi negatif dengan produksi lateks, Bulan Juni produksi lateks tinggi dipengaruhi oleh faktor fisiologi lateks sebesar 57,25%. Kondisi tersebut merupakan waktu yang tepat untuk aplikasi stimulansia pada klon GT 1. ","PeriodicalId":444832,"journal":{"name":"Jurnal Penelitian Karet","volume":"34 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-06-13","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"123071582","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"PENGARUH OKULASI BERTINGKAT TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT KARET (Hevea brasiliensis Muell Arg.) ASAL STEK","authors":"Lestari Admojo, N. Prasetyo","doi":"10.22302/PPK.JPK.V37I1.623","DOIUrl":"https://doi.org/10.22302/PPK.JPK.V37I1.623","url":null,"abstract":"Permasalahan ketersediaan batang bawah dapat diatasi melalui stek batang bawah yang telah diokulasi. Tujuan penelitian ini untuk melihat respon pertumbuhan tunas dan perakaran hasil okulasi kedua dan ketiga dibandingkan dengan okulasi pertama pada batang bawah yang sama. Penelitian dilakukan dengan mengokulasi batang bawah usia 7 bulan sebanyak tiga tingkat, yaitu okulasi pertama, okulasi kedua dan okulasi ketiga dengan jarak antar okulasi sekitar 20 cm. Setelah okulasi berhasil, tanaman dipotong dan distek dalam root trainer. Pengamatan meliputi diameter dan warna kulit batang, tingkat keberhasilan okulasi, waktu pecah tunas, tingkat kematian stek, pertumbuhan akar dan tunas setelah distek. Hasil penelitian menunjukkan tingkat keberhasilan okulasi masing-masing sebesar 80% untuk okulasi pertama, 84% untuk okulasi kedua dan 71% untuk okulasi ketiga. Waktu optimal pecah tunas pada 11-19 HSS. Rata-rata tinggi tunas okulasi umur 49 HSS untuk okulasi kedua dan ketiga masing-masing sebesar 7,55 cm dan 7,66 cm dan persentase berakar masing-masing sebesar 69% dan 52%, dengan rata-rata panjang akar 4,80 cm dan 3,23 cm, keduanya nyata lebih rendah dari kontrol sebesar 18,05 cm untuk tinggi tunas dan 14,7 cm untuk panjang akar.","PeriodicalId":444832,"journal":{"name":"Jurnal Penelitian Karet","volume":"58 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-05-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"123130368","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}