Jurnal Arsitektur ZONASI最新文献

筛选
英文 中文
PERUBAHAN FUNGSI RUANG-DALAM TERHADAP POLA RUANG PADA BANGUNAN UTAMA BALAI KOTA CIREBON 空间内部功能改变了CIREBON市政厅主楼的空间模式
Jurnal Arsitektur ZONASI Pub Date : 2021-06-15 DOI: 10.17509/jaz.v4i2.31472
Reza Phalevi Sihombing
{"title":"PERUBAHAN FUNGSI RUANG-DALAM TERHADAP POLA RUANG PADA BANGUNAN UTAMA BALAI KOTA CIREBON","authors":"Reza Phalevi Sihombing","doi":"10.17509/jaz.v4i2.31472","DOIUrl":"https://doi.org/10.17509/jaz.v4i2.31472","url":null,"abstract":"Balai Kota Cirebon merupakan bangunan pusat pemerintahan daerah tingkat II atau kota madya yang memiliki tugas pokok sebagai sarana penyelenggaraan pemerintah, pelaksanaan pembangunan dan pelayanan, atau pembinaan kepada masyarakat Kota Cirebon. Dengan pentingnya fungsi dari bangunan ini, maka dibutuhkan kesesuaian fungsi ruang-dalam dengan aktivitas yang dilakukan dalam bangunan ini. Kajian bangunan utama Balai Kota ini bertujuan untuk mengetahui dan memahami bagaimana pola ruang yang diterapkan terhadap perubahan fungsi ruang-dalam yang dilakukan pada bangunan utama Balai Kota Cirebon. Bentuk pola ruang dipengaruhi kedekatan secara fungsi dan alur aktivitas. Sedangkan perubahan fungsi-ruang dalam dipengaruhi perubahan kegiatan dan aktivitas yang dilakukan. Tahap analisis dilakukan menggunakan metode kualitatif, dengan cara melakukan observasi, mendeskripsikan dan menggambarkan fenomena yang ada, baik bersifat alamiah maupun rekayasa manusia, memperhatikan keterkaitan antar kegiatan, dan dilakukan melalui observasi dan dokumentasi. Hasil penelitian ini dapat menunjukan kaitan antara pola ruang yang diterapkan dan perubahan fungsi ruang-dalam yang terjadi pada bangunan utama Balai Kota Cirebon.Kata Kunci: balai kota, ruang, fungsi, perubahan.","PeriodicalId":430786,"journal":{"name":"Jurnal Arsitektur ZONASI","volume":"25 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-06-15","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"114984027","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 1
UNGKAPAN BENTUK DAN MAKNA FILOSOFI DALAM KAIDAH ARSITEKTUR RUMAH TRADISIONAL MINANGKABAU, PADANG, INDONESIA 在印度尼西亚巴东
Jurnal Arsitektur ZONASI Pub Date : 2021-06-15 DOI: 10.17509/JAZ.V4I2.32964
Cecep Supriatna, Sri Handayani
{"title":"UNGKAPAN BENTUK DAN MAKNA FILOSOFI DALAM KAIDAH ARSITEKTUR RUMAH TRADISIONAL MINANGKABAU, PADANG, INDONESIA","authors":"Cecep Supriatna, Sri Handayani","doi":"10.17509/JAZ.V4I2.32964","DOIUrl":"https://doi.org/10.17509/JAZ.V4I2.32964","url":null,"abstract":"Abstract: Islamic architecture appears not only as mere ornament, but is a media that plays an important role that has its own charm for every visitor/user, because a good design must respond to geography, location, climate, size, culture and others. The dome-shaped mosque building has thrived in the Islamic world and has become a symbol of expression of the structure and identity of a mosque. However, in the last two decades, many mosques without domes have appeared in Indonesia. Mosques with modern geometric elements are increasingly standing majestically in several areas in Indonesia. Some architects began to eliminate the dome element in the mosque, but still displayed Islamic values. One of the mosques without a dome is the Great Mosque of West Sumatra. The design is a square building that instead of a dome but instead forms a gonjong. The design of the Great Mosque of West Sumatra was criticized by several figures in West Sumatra, who said that the design of the mosque was unusual because it did not have a dome due to some literature stating that one part of the mosque was a 'dome'. news about the existence of a mosque ornament which is claimed to be a form of motif commonly used by Jews (Pentagram). The purpose of the study was to identify the design idea of the Roof of the Great Mosque of West Sumatra which describes the shape of the stretch of cloth used to carry the Hajar Aswad stone, the concept of three symbols: the springs (the elements of nature), the crescent moon and the Gadang House. The method used in this research is descriptive qualitative. The results of the study indicate that the value and meaning of the architectural design philosophy of the roof of the Great Mosque of West Sumatra, which is represented by the architect in its design concept, has a lot of compatibility with the mosque building that has been designed. The concept is very clearly visible so that even ordinary people are very easy to understand.Keywords: Mosque Roof, Bagonjong Roof, Representation Abstrak: Arsitektur Islam muncul bukan hanya sebatas ornamen semata tetapi merupakan media yang berperan penting yang memiliki daya tarik tersendiri bagi setiap pengunjungnya/pemakainya, karena sebuah desain yg baik harus merespon geografi, lokasi, iklim, ukuran, budaya dan lain-lain. Bangunan Masjid berbentuk kubah telah tumbuh subur dalam dunia Islam dan menjadi sebuah simbol ekspresi struktur dan identitas dari sebuah masjid. Namun dua dekade terakhir ini di Indonesia mulai banyak bermunculan bangunan masjid tanpa kubah. Masjid dengan unsur-unsur geomotrik modern semakin banyak berdiri dengan megah di beberapa wilayah di Indonesia. Beberapa arsitek mulai menghilangkan unsur kubah pada masjid, namun tetap menampilkan nilai-nilai Islami. Salah satu masjid tanpa kubah tersebut adalah Masjid Raya Sumatera Barat. Rancangannya berupa bangunan persegi yang alih-alih berkubah tapi justru membentuk gonjong. Hasil rancangan Masjid Raya Sumatera Barat pernah dikritik oleh b","PeriodicalId":430786,"journal":{"name":"Jurnal Arsitektur ZONASI","volume":"35 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-06-15","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"132123100","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 2
IDENTIFIKASI STAKEHOLDER DAN IMPIKASINYA TERHADAP KESUKSESAN SEBUAH PROYEK STUDI KASUS: PROYEK THE BALADEWA VILLAS-BALI 确定stakeder并将其用于一个案例研究项目的成功:巴厘岛BALADEWA VILLAS-BALI项目
Jurnal Arsitektur ZONASI Pub Date : 2021-06-15 DOI: 10.17509/jaz.v4i2.34428
I. W. Widanan, Anak Agung Gede Raka Gunawarman
{"title":"IDENTIFIKASI STAKEHOLDER DAN IMPIKASINYA TERHADAP KESUKSESAN SEBUAH PROYEK STUDI KASUS: PROYEK THE BALADEWA VILLAS-BALI","authors":"I. W. Widanan, Anak Agung Gede Raka Gunawarman","doi":"10.17509/jaz.v4i2.34428","DOIUrl":"https://doi.org/10.17509/jaz.v4i2.34428","url":null,"abstract":"Penelitian ini akan memaparkan proses identifikasi stakeholder dan menganalisa pengaruhnya dalam mencapai kesuksesan sebuah proyek. Selain itu penelitian ini akan memaparkan pemahaman tim terhadap budaya organisasi dan karakteristik dari budaya negara asal timnya. Isu ini akan di analisa melalui studi kasus proyek baladewa villa – Bali. Penelitian ini akan dimulai dengan mengekplorasi dan mengkaji literatur manajemen stakeholder dan dan budaya dalam konteks manajemen proyek. Kemudian akan dilakukan penjelasan singkat dan deskripsi studi kasus dan menunjukkan bagaimana manajemen stakeholder dapat berkontribusi positif terhadap kesuksesan sebuah proyek.Penelitian ini akan meyimpulkan pengaruk stakeholder dan harapan manajemen terhadap keberhasilan sebuah proyek. Penelitian ini juga akan berkontribusi dalam memberikan pemahaman yang lebih baik  terhadap budaya organisasi dan budaya sebuah negara untuk mempertajam harapan dari stakeholder kunci dan membangun sebuah strategi manajemen stakeholder yang efektif dalam pelaksanaan sebuah proyek. ","PeriodicalId":430786,"journal":{"name":"Jurnal Arsitektur ZONASI","volume":"92 Spec No 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-06-15","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"115706940","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 2
KARAKTERISTIK TERMAL RUMAH BATU EKSPOS DI TROPIS PEGUNUNGAN (Studi Kasus di Desa Kwadungan, Wonosobo) 热带山区火山热房的特征(kwacovers, Wonosobo村病例研究)
Jurnal Arsitektur ZONASI Pub Date : 2021-06-15 DOI: 10.17509/JAZ.V4I2.31786
Hermawan Hermawan
{"title":"KARAKTERISTIK TERMAL RUMAH BATU EKSPOS DI TROPIS PEGUNUNGAN (Studi Kasus di Desa Kwadungan, Wonosobo)","authors":"Hermawan Hermawan","doi":"10.17509/JAZ.V4I2.31786","DOIUrl":"https://doi.org/10.17509/JAZ.V4I2.31786","url":null,"abstract":"Pemborosan Energi menjadi isu yang menarik untuk dibahas. Salah satu pemborosan energi terjadi pada bangunan dalam mempertahankan kenyamanan termal penghuni. Pemborosan energi pada bangunan diakibatkan adanya peralatan pendinginan yang menggunakan energi besar akibat iklim panas di luar bangunan. Penggunakan peralatan untuk menciptakan kenyamanan termal penghuni juga terjadi pada wilayah dingin. Namun, peralatan penghangatan (perapian) yang digunakan menggunakan bahan bakar kayu yang didapat dari alam. Penggunaan perapian mempengaruhi karakteristik termal bangunan. Selain perapian, kondisi fisik bangunan juga mempengaruhi kenyamanan termal penghuni. Salah satu bangunan yang dianggap mampu menciptakan kenyamanan termal adalah bangunan vernakular. Pada wilayah dataran tinggi terdapat bangunan vernakular berdinding batu ekspos. Penelitian ini akan mengungkap karakteristik termal rumah batu ekspos di wilayah pegunungan.  Penelitian menggunakan metode kuantitatif dengan strategi pengukuran variabel termal dengan menggunakan alat pengukur termal. Variabel yang diukur diantaranya adalah suhu udara, kelembaban udara, kecepatan angin, suhu radiasi matahari rata-rata. Bangunan yang diteliti berjumlah 5 buah. Analisis menggunakan deskriptif yang menjelaskan grafik hasil rekap data. Analisis dikaitkan dengan kondisi fisik bangunan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa karakteristik termal rumah batu ekspos mampu membuat variabel iklim diterima oleh penghuni. Perapian menjadi unsur lokal yang sering dinyalakan untuk menambah kenyamanan termal penghuni. Penggunaan perapian dengan bahan bakar kayu tidak menciptakan pemborosan energi fosil yang terlalu tinggi.","PeriodicalId":430786,"journal":{"name":"Jurnal Arsitektur ZONASI","volume":"28 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-06-15","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"123582698","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
FILOSOFI ARSITEKTUR MASJID AL-MISHBAH:Studi Arsemiotika Ikon-Indeks-Simbol
Jurnal Arsitektur ZONASI Pub Date : 2021-04-15 DOI: 10.17509/jaz.v4i2.32963
Yudhi Gunardi, Sri Handayani, Asep Yudi Permana, Lilis Widaningsih
{"title":"FILOSOFI ARSITEKTUR MASJID AL-MISHBAH:Studi Arsemiotika Ikon-Indeks-Simbol","authors":"Yudhi Gunardi, Sri Handayani, Asep Yudi Permana, Lilis Widaningsih","doi":"10.17509/jaz.v4i2.32963","DOIUrl":"https://doi.org/10.17509/jaz.v4i2.32963","url":null,"abstract":"Abstract: Al-Mishbah Mosque is an architectural work with unique contemporary ideas and symbolic meaning requirements so that its existence is interesting to study. The researcher who is also the architect of the Al-Mishbah Mosque aims to examine the visually identified symbolic signs and describe the meaning of the architectural philosophy behind the design of the Al-Mishbah Mosque. This study uses a qualitative descriptive method and is analyzed using the theory of architectural semiotics (arsemiotics) to investigate signs which, according to Charles Sanders Peirce, are icons, indexes, and symbols. Based on the analysis of visually identified signs, the results of this study can be concluded that the signs and meanings of the architectural philosophy of the Al-Mishbah Mosque are as follows: (1) The black cube shape in the main building, is a symbolic idea of the Kaaba, which means as the center of the building. Qibla orientation of Muslim prayer, as well as a symbol of one direction and unity of Muslims. (2) The shape of the asymmetrical curved concrete hat is a symbolic idea of people prostrating, which means the main function as a mosque (a place of prostration), also has a meaning as a symbol of servitude to Allah. (3) The form of the text lafadz \"Allah\" on the facade of the upper building, is a symbolic idea of Baitullah, which means a place to glorify Allah, also means the mosque as \"House of Allah\". (4) The configuration of asymmetrical mass forms is a symbolic idea of Ijtihad, which means a genuine effort to find solutions to the problems of the people, also means not taking pre-existing general habits without understanding their essence (taqlid). (5) The shape of the mihrab wall with an open gap, from inside the mosque you will see the sky and the earth as a symbolic idea of the Kauniah verse which means that humans must see the verses of Allah have a balance between dhikr and thinking, also the existence of the universe and life is interpreted as evidence of existence almighty God. (6) The light that radiates out of the building resembles a person prostrating, is a symbolic idea of the light of prayer which means preventing heinous acts and evil deeds, and showing submission, obedience and obedience to Allah (taqwa).Keywords: Mosque Architecture, Semiotics, Arsemiotics, Symbolic Meaning, Al-Mishbah Mosque.Abstrak: Masjid Al-Mishbah merupakan suatu karya arsitektur dengan gagasan kontemporer yang unik dan syarat makna simbolik sehingga keberadaanya menarik untuk diteliti. Peneliti yang juga sekaligus arsitek Masjid Al-Mishbah bertujuan meneliti tanda-tanda simbolik yang teridentifikasi secara visual dan mendeskripsikan makna filosofi arsitektur dibalik rancangan Masjid Al-Mishbah. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dan dianalisis menggunakan teori semiotika arsitektur (arsemiotik) untuk menyelidiki tanda yang menurut Charles Sanders Peirce, sebagai ikon, indeks, dan symbol. Berdasarkan analisis tanda-tanda yang teri","PeriodicalId":430786,"journal":{"name":"Jurnal Arsitektur ZONASI","volume":"14 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-04-15","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"132720115","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
KARAKTERISTIK DAN MAKNA TERITORI TERAS RUMAH BERLABUH MASYARAKAT SERUI ANSUS (Studi Kasus permukiman rumah berlabuh masyarakat Serui Ansus Kota Sorong, Papua Barat) 西巴布亚梭龙市塞义尼索斯居民定居点的特征和意义
Jurnal Arsitektur ZONASI Pub Date : 2021-02-06 DOI: 10.17509/jaz.v4i1.30087
Devy S. Sahambangun, Dwars Soukotta
{"title":"KARAKTERISTIK DAN MAKNA TERITORI TERAS RUMAH BERLABUH MASYARAKAT SERUI ANSUS (Studi Kasus permukiman rumah berlabuh masyarakat Serui Ansus Kota Sorong, Papua Barat)","authors":"Devy S. Sahambangun, Dwars Soukotta","doi":"10.17509/jaz.v4i1.30087","DOIUrl":"https://doi.org/10.17509/jaz.v4i1.30087","url":null,"abstract":"Terrace is a transitional space into the house in general which functions as a waiting room or a place to relax. However, at the rumah berlabuh settlement of Serui Ansus community, the terrace has more functionality than the lounge or waiting room because the houses are above sea level. The terrace functions as a central point for many activities. The shape of the territory as an area for different activities is an interesting point for further research.  This builds upon the research of the Community Settlement Pattern of Serui Ansus (2014). This study Used a qualitative descriptive method, the data used is the result of case study observations with a sign language approach and open interviews in case studies on rumah berlabuh settlements of the Serui Ansus community in Klademak 2 Village, Sorong City. The results of this study indicate that the pattern of coastal settlements built on water forms a pattern of activities that occur on the space terrace with various activities, which form the characteristics and meaning of the terraced territorial spaces in the Serui Ansus settlement. There are 3 characteristics of the terrace shape with 3 models of boundary patterns with different meanings. Some of the terraces in some case studies are primary territories, but there are terraces that are secondary territories or are used by a group of people for socializing. ","PeriodicalId":430786,"journal":{"name":"Jurnal Arsitektur ZONASI","volume":"16 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-02-06","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"134161331","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
FUNGSI, BENTUK, DAN MAKNA ATAP IMAH PANGGUNG SUNDA (Studi Perbandingan Atap Rumah di Kasepuhan Ciptagelar, Naga, dan Pulo)
Jurnal Arsitektur ZONASI Pub Date : 2021-02-06 DOI: 10.17509/JAZ.V4I1.27718
N. Nuryanto
{"title":"FUNGSI, BENTUK, DAN MAKNA ATAP IMAH PANGGUNG SUNDA (Studi Perbandingan Atap Rumah di Kasepuhan Ciptagelar, Naga, dan Pulo)","authors":"N. Nuryanto","doi":"10.17509/JAZ.V4I1.27718","DOIUrl":"https://doi.org/10.17509/JAZ.V4I1.27718","url":null,"abstract":"Suhunan atau atap pada rumah memiliki posisi yang sangat vital bagi penghuni yang tinggal didalamnya. Atap rumah adalah sebuah keniscayaan, tidak terkecuali pada imah panggung masyarakat Sunda. Kondisi selama ini, masyarakat Sunda lebih memahami atap dari sisi fungsinya sebagai penutup dan pelindung rumah serta penghuni dari berbagai gangguan. Sedangkan dari sisi bentuk dan makna masih banyak yang tidak mengetahuinya. Mereka lebih mengenal atap pelana, perisai, dan dak beton dibandingkan jolopong, sontog, jangga wirangga, sulah nyanda, julang ngapak, tagog anjing, capit gunting/hurang, parahu kumureb, buka palayu, buka pongpok, dan badak heuay. Padahal hal ini sangat penting agar tidak kehilangan jati diri dan lepas dari lokalitas. Kondisi inilah yang melatarbelakangi dilakukannya kajian fungsi, bentuk, dan makna atap pada imah panggung Sunda berdasarkan perbandingan tiga kampung. Kajian ini bertujuan untuk menelusuri dan mengungkap makna (filosofi) dibalik bentuk dan fungsi atap pada imah panggung masyarakat Sunda. Lokasi kajian terdiri dari tiga kampung, yaitu: Kasepuhan Ciptagelar, Naga, dan Pulo. Metode yang digunakan adalah deskriptif-kualitatif dengan studi kasus dan pendekatan tipomorfologi. Atap rumah pada kelima kampung tersebut dibandingkan untuk melihat persamaan dan perbedaannya, terutama pada bentuk dan makna. Kajian ini menghasilkan empat rumusan penting, yaitu: (1) Atap rumah lebih ditekankan pada fungsi melindungi dibandingkan fungsi estetika; (2) Bentuk dan nama atap banyak diilhami dari perilaku manusia dan binatang; (3) Atap merupakan simbol kepala pada tubuh manusia sebagai representasi Buana Nyungcung atau Ambu Luhur; (4) Makna atap adalah “manusa ka Gustina”, artinya hubungan vertikal manusia kepada Tuhannya (dimensi vertikal), dan “manusa ka sasamana”, artinya hubungan antara manusia dengan makhluk lainnya (dimensi horisontal). Kedua dimensi ini bersumber dari sistem religi masyarakatnya, baik yang memegang ajaran Sunda Wiwitan maupun yang sudah memeluk Islam.   Kata Kunci: Fungsi; Bentuk, Makna, Atap, Imah Panggung  ","PeriodicalId":430786,"journal":{"name":"Jurnal Arsitektur ZONASI","volume":"71 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-02-06","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"122026448","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 2
Kajian Tata Letak Interior Kafe di Jalan Braga Sebelum dan Sesudah Masa Adaptasi Kebiasaan Baru
Jurnal Arsitektur ZONASI Pub Date : 2021-02-06 DOI: 10.17509/JAZ.V4I1.27412
Titihan Sarihati, S. M. Lazaref
{"title":"Kajian Tata Letak Interior Kafe di Jalan Braga Sebelum dan Sesudah Masa Adaptasi Kebiasaan Baru","authors":"Titihan Sarihati, S. M. Lazaref","doi":"10.17509/JAZ.V4I1.27412","DOIUrl":"https://doi.org/10.17509/JAZ.V4I1.27412","url":null,"abstract":"Abstract: Since the enactment of the New Normal, many cafes have begun to be visited because human needs for social interaction bring them back to the public area, but they will look for a safe and comfortable environment. With so many activities taking place in the cafe, it is necessary to optimize the interior layout to meet service needs and comply with health protocols. The method used in this research is data collection method and writing method. The data collection method was carried out by direct observation and literature study. The writing method uses a comparative method that compares the presence of one or more variables in two or more different samples. The result of this research is a comparison of data regarding the interior layout of the cafe before and after the New Normal period. In general, the theme and space requirements are maintained, significant changes are seen in reducing the number of seating facilities, increasing the distance between visitors' tables, and checking the cleanliness of the cafe. These changes support the comfort of visitors while in the cafe because they have a sense of security by implementing proper health protocols. The interior layout must adapt to create a balance in the service process.Keywords: Cafe; health protocols; interior; layout Abstrak: Sejak masa Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB) diberlakukan, banyak kafe yang mulai ramai dikunjungi karena kebutuhan manusia pada interaksi sosial membawanya kembali ke area publik, tetapi mereka akan mencari lingkungan yang aman dan nyaman. Dengan banyaknya aktivitas yang berlangsung di dalam kafe, maka diperlukan pengoptimalisasian tata letak interior guna memenuhi kebutuhan pelayanan serta menaati protokol kesehatan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode pengumpulan data dan metode penulisan. Metode pengumpulan data dilakukan dengan observasi langsung dan studi literatur. Metode penulisan menggunakan metode komparasi yang membandingkan keberadaan satu variabel atau lebih pada dua atau lebih sampel yang berbeda. Hasil penelitian berupa komparasi data mengenai tata letak interior kafe sebelum dan sesudah masa AKB. Secara umum tema dan persyaratan ruang tetap dipertahankan, perubahan signifikan terlihat pada pengurangan jumlah fasilitas duduk, penambahan jarak antar meja pengunjung, serta pengecekan kebersihan kafe. Perubahan tersebut menunjang kenyamanan pengunjung saat berada di dalam kafe karena memiliki rasa aman dengan diterapkannya protokol kesehatan dengan baik. Tata letak interior harus beradaptasi untuk menciptakan keseimbangan dalam proses pelayanannyaKata Kunci: Kafe; protokol kesehatan; interior; tata letak ","PeriodicalId":430786,"journal":{"name":"Jurnal Arsitektur ZONASI","volume":"137 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-02-06","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"122342079","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
KAJIAN KAWASAN PERMUKIMAN PESISIR BERBASIS MITIGASI BENCANA GUNUNG BERAPI BAWAH LAUT MAHANGETANG (Studi Kasus Desa Lapango, Kecamatan Manganitu Selatan Kabupaten Kepulauan Sangihe)
Jurnal Arsitektur ZONASI Pub Date : 2021-02-06 DOI: 10.17509/JAZ.V4I1.30098
Steven Richard Kamurahan
{"title":"KAJIAN KAWASAN PERMUKIMAN PESISIR BERBASIS MITIGASI BENCANA GUNUNG BERAPI BAWAH LAUT MAHANGETANG (Studi Kasus Desa Lapango, Kecamatan Manganitu Selatan Kabupaten Kepulauan Sangihe)","authors":"Steven Richard Kamurahan","doi":"10.17509/JAZ.V4I1.30098","DOIUrl":"https://doi.org/10.17509/JAZ.V4I1.30098","url":null,"abstract":"Lapango Village is one of the villages in the Sangihe Islands Regency where the settlement is located in a coastal area, precisely in South Manganitu District. The geographical condition of this village is one of the areas close to the Mahangetang Underwater Volcano. From this geographical condition, it is necessary to study the Planning and Spatial Planning of Settlement Areas which are carried out by taking into account the physical conditions of geographic areas that are prone to disasters, especially submarine volcanic disasters, so they must be based on disaster mitigation. The purpose of this research is to obtain a study according to the zoning pattern of community settlements based on Disaster Mitigation. The method used in this research is descriptive quantitative and qualitative, data collection was carried out using a questionnaire to measure Respondents' Perceptions of Disaster Preparedness whose variables and indicators were measured based on Knowledge and Attitudes (PS), Policies, Regulations, and Guidelines (KPP). , Plan for Emergency Situation (RKD), Tsunami Warning System (SPB), Ability to Mobilize Resources (MSD), Next identify the geographical condition of the settlement in coastal areas and the human population inhabiting these settlements.        From this data, analysis is made with a GIS (Geographic Information System) and then followed by a study and concept of zoning for disaster-prone areas and providing information and recommendations to governments and communities in coastal areas in an effort to reduce disaster risk by including Disaster Hazard Map activities ( PRB) into the RPJM for the South Manganitu District, especially for Lapango VillageKeywords: Coastal Areas, Mitigation, Disasters, Lapango Village Abstrak: Desa Lapango merupakan salah satu desa yang berada di Kabupaten Kepulauan Sangihe kedudukan pemukimannya berada di wilayah pesisir tepatnya di Kecamatan Manganitu Selatan. Kondisi geografi dari desa ini merupakan salah satu daerah berdekatan dengan Gunung Api Bawah Laut Mahangetang. Dari kondisi geografis tersebut, maka diperlukan kajian untuk Perencanaan dan Penataan Ruang Kawasan Permukiman yang diselenggarakan dengan memperhatikan kondisi fisik wilayah geografis yang rentan bencana khususnya bencana gunung api bawah laut, sehingga harus berbasis mitigasi bencana. Tujuan dari penelitian ini untuk  mendapatkan kajian menurut pola zonasi permukiman masyarakat berbasis Mitigasi Bencana. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif dan kualitatif, pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner untuk mengukur Persepsi Responden Mengenai Kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana yang variabel dan indikatornya diukur berdasarkan, Pengetahuan dan Sikap (PS), Kebijakan, Peraturan, dan Panduan (KPP), Rencana Untuk Keadaan Darurat (RKD), Sistem Peringatan Bencana Tsunami (SPB), Kemampuan Memobilisasi Sumber Daya (MSD), Selanjutnya mengidentifikasi keadaan geografis dari permukiman wi","PeriodicalId":430786,"journal":{"name":"Jurnal Arsitektur ZONASI","volume":"91 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-02-06","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"128429284","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
KONSEP PENATAAN KAWASAN LALEBBATA SEBAGAI KAWASAN HERITAGE DI KOTA PALOPO
Jurnal Arsitektur ZONASI Pub Date : 2021-02-06 DOI: 10.17509/JAZ.V4I1.30168
N. Nurhijrah, Amiruddin Akbar Fisu, Liza Utami Marzaman, Zulham Hafid
{"title":"KONSEP PENATAAN KAWASAN LALEBBATA SEBAGAI KAWASAN HERITAGE DI KOTA PALOPO","authors":"N. Nurhijrah, Amiruddin Akbar Fisu, Liza Utami Marzaman, Zulham Hafid","doi":"10.17509/JAZ.V4I1.30168","DOIUrl":"https://doi.org/10.17509/JAZ.V4I1.30168","url":null,"abstract":"Dalam struktur ruang Palopo pada periode prakolonial, Kawasan Lalebbata adalah sentrum bagi Kota Palopo. Ia adalah ‘dunia tengah’ yang memiliki sejarah panjang dan menjadi tempat hidup bagi manusia Luwu. Lalebbata menjadi salah satu alasan Kota Palopo tergabung menjadi salah satu anggota Jaringan Kota Pusaka Indonesia (JKPI) dan telah diarahkan oleh pemerintah sebagai Kota Pusaka. Nilai kearifan lokal yang dipegang dalam pengembangan kota adalah konsep ‘marowa’ yang berarti ramai atau meriah. Penghormatan terhadap Istana Datu Luwu dan Masjid Jami Tua masih menjadi norma sosial atau nilai-nilai yang masih diyakini oleh masyarakat. Lalebata sebagai salah satu kawasan bersejarah memerlukan upaya untuk penataan sebagai upaya menghidupkan kembali aktifitas pada kawasan ini sekaligus sebagai upaya perlindungan, termasuk mengendalikan perkembangan kawasan tersebut agar tidak kehilangan identitas kesejarahaannya. Peraturan Daerah Kota Palopo tentang Cagar Budaya mengamanahkan perencanaan pola ruang Kawasan Cagar Budaya ditetapkan di Kelurahan Batupasi. Rencana pengelolaan kawasan cagar budaya ini meliputi revitalisasi cagar budaya, serta pelestarian dan pemeliharaan bangunan bersejarah serta diarahkan sebagai Kawasan Peruntukan Perdagangan dan Jasa, khususnya sebagai pusat perbelanjaan dan ruang terbuka publik. Tulisan ini bertujuan untuk menghasilkan konsep perencanaan dan penataan Kawasan Lalebbata di Batupasi sebagai kawasan heritage sekaligus sebagai ruang publik di Kota Palopo. Metode yang digunakan adalah dengan pendekatan partisipatif kepada warga yang tinggal di sekitar lokasi, untuk menggali potensi dan masalah, serta dilakukan pula tinjauan kebijakan terkait perencanaan dan penataan yang akan dilakukan. Hasil dari tulisan ini adalah konsep penataan kawasan dengan membagi kawasan menjadi beberapa fungsi seperti ruang komersil, ruang publik dan pedestrian, sculpture, plaza, tempat pameran dan museum.","PeriodicalId":430786,"journal":{"name":"Jurnal Arsitektur ZONASI","volume":"19 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-02-06","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"121498896","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
0
×
引用
GB/T 7714-2015
复制
MLA
复制
APA
复制
导出至
BibTeX EndNote RefMan NoteFirst NoteExpress
×
提示
您的信息不完整,为了账户安全,请先补充。
现在去补充
×
提示
您因"违规操作"
具体请查看互助需知
我知道了
×
提示
确定
请完成安全验证×
相关产品
×
本文献相关产品
联系我们:info@booksci.cn Book学术提供免费学术资源搜索服务,方便国内外学者检索中英文文献。致力于提供最便捷和优质的服务体验。 Copyright © 2023 布克学术 All rights reserved.
京ICP备2023020795号-1
ghs 京公网安备 11010802042870号
Book学术文献互助
Book学术文献互助群
群 号:481959085
Book学术官方微信