{"title":"UNGKAPAN BENTUK DAN MAKNA FILOSOFI DALAM KAIDAH ARSITEKTUR RUMAH TRADISIONAL MINANGKABAU, PADANG, INDONESIA","authors":"Cecep Supriatna, Sri Handayani","doi":"10.17509/JAZ.V4I2.32964","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Abstract: Islamic architecture appears not only as mere ornament, but is a media that plays an important role that has its own charm for every visitor/user, because a good design must respond to geography, location, climate, size, culture and others. The dome-shaped mosque building has thrived in the Islamic world and has become a symbol of expression of the structure and identity of a mosque. However, in the last two decades, many mosques without domes have appeared in Indonesia. Mosques with modern geometric elements are increasingly standing majestically in several areas in Indonesia. Some architects began to eliminate the dome element in the mosque, but still displayed Islamic values. One of the mosques without a dome is the Great Mosque of West Sumatra. The design is a square building that instead of a dome but instead forms a gonjong. The design of the Great Mosque of West Sumatra was criticized by several figures in West Sumatra, who said that the design of the mosque was unusual because it did not have a dome due to some literature stating that one part of the mosque was a 'dome'. news about the existence of a mosque ornament which is claimed to be a form of motif commonly used by Jews (Pentagram). The purpose of the study was to identify the design idea of the Roof of the Great Mosque of West Sumatra which describes the shape of the stretch of cloth used to carry the Hajar Aswad stone, the concept of three symbols: the springs (the elements of nature), the crescent moon and the Gadang House. The method used in this research is descriptive qualitative. The results of the study indicate that the value and meaning of the architectural design philosophy of the roof of the Great Mosque of West Sumatra, which is represented by the architect in its design concept, has a lot of compatibility with the mosque building that has been designed. The concept is very clearly visible so that even ordinary people are very easy to understand.Keywords: Mosque Roof, Bagonjong Roof, Representation Abstrak: Arsitektur Islam muncul bukan hanya sebatas ornamen semata tetapi merupakan media yang berperan penting yang memiliki daya tarik tersendiri bagi setiap pengunjungnya/pemakainya, karena sebuah desain yg baik harus merespon geografi, lokasi, iklim, ukuran, budaya dan lain-lain. Bangunan Masjid berbentuk kubah telah tumbuh subur dalam dunia Islam dan menjadi sebuah simbol ekspresi struktur dan identitas dari sebuah masjid. Namun dua dekade terakhir ini di Indonesia mulai banyak bermunculan bangunan masjid tanpa kubah. Masjid dengan unsur-unsur geomotrik modern semakin banyak berdiri dengan megah di beberapa wilayah di Indonesia. Beberapa arsitek mulai menghilangkan unsur kubah pada masjid, namun tetap menampilkan nilai-nilai Islami. Salah satu masjid tanpa kubah tersebut adalah Masjid Raya Sumatera Barat. Rancangannya berupa bangunan persegi yang alih-alih berkubah tapi justru membentuk gonjong. Hasil rancangan Masjid Raya Sumatera Barat pernah dikritik oleh beberapa tokoh di Sumatera Barat, yang menyebutkan rancangan masjid tidak lazim lantaran tidak memiliki kubah karena adanya beberapa literatur yang menyatakan bahwa salah satu bagian dari masjid itu adalah ‘kubah’, bahkan ada beberapa keraguan tersebut yang berhembus kabar tentang adanya bentuk ornament masjid yang diklaim sebagai bentuk motif yang biasa dipakai orang Yahudi (Pentagram). Tujuan penelitian adalah untuk mengidentifikasi gagasan desain Atap Masjid Raya Sumatera Barat yang menggambarkan bentuk bentangan kain yang digunakan untuk mengusung batu Hajar Aswad, konsep dari tiga simbol: sumber mata air (the springs: unsur alam), bulan sabit dan Rumah Gadang. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai dan makna filosofi desain arsitektur atap masjid Raya Sumatera Barat yang direpresentasikan oleh arsitek dalam konsep desainnya, terdapat banyak kesesuaian dengan bangunan masjid yang sudah dirancangnya. Konsep tersebut sangat nampak jelas terlihat sehingga orang awam pun sangat mudah untuk memahaminya.Kata Kunci: Atap Masjid, Atap Bagonjong, Representasi","PeriodicalId":430786,"journal":{"name":"Jurnal Arsitektur ZONASI","volume":"35 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2021-06-15","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"2","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Jurnal Arsitektur ZONASI","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.17509/JAZ.V4I2.32964","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 2
Abstract
Abstract: Islamic architecture appears not only as mere ornament, but is a media that plays an important role that has its own charm for every visitor/user, because a good design must respond to geography, location, climate, size, culture and others. The dome-shaped mosque building has thrived in the Islamic world and has become a symbol of expression of the structure and identity of a mosque. However, in the last two decades, many mosques without domes have appeared in Indonesia. Mosques with modern geometric elements are increasingly standing majestically in several areas in Indonesia. Some architects began to eliminate the dome element in the mosque, but still displayed Islamic values. One of the mosques without a dome is the Great Mosque of West Sumatra. The design is a square building that instead of a dome but instead forms a gonjong. The design of the Great Mosque of West Sumatra was criticized by several figures in West Sumatra, who said that the design of the mosque was unusual because it did not have a dome due to some literature stating that one part of the mosque was a 'dome'. news about the existence of a mosque ornament which is claimed to be a form of motif commonly used by Jews (Pentagram). The purpose of the study was to identify the design idea of the Roof of the Great Mosque of West Sumatra which describes the shape of the stretch of cloth used to carry the Hajar Aswad stone, the concept of three symbols: the springs (the elements of nature), the crescent moon and the Gadang House. The method used in this research is descriptive qualitative. The results of the study indicate that the value and meaning of the architectural design philosophy of the roof of the Great Mosque of West Sumatra, which is represented by the architect in its design concept, has a lot of compatibility with the mosque building that has been designed. The concept is very clearly visible so that even ordinary people are very easy to understand.Keywords: Mosque Roof, Bagonjong Roof, Representation Abstrak: Arsitektur Islam muncul bukan hanya sebatas ornamen semata tetapi merupakan media yang berperan penting yang memiliki daya tarik tersendiri bagi setiap pengunjungnya/pemakainya, karena sebuah desain yg baik harus merespon geografi, lokasi, iklim, ukuran, budaya dan lain-lain. Bangunan Masjid berbentuk kubah telah tumbuh subur dalam dunia Islam dan menjadi sebuah simbol ekspresi struktur dan identitas dari sebuah masjid. Namun dua dekade terakhir ini di Indonesia mulai banyak bermunculan bangunan masjid tanpa kubah. Masjid dengan unsur-unsur geomotrik modern semakin banyak berdiri dengan megah di beberapa wilayah di Indonesia. Beberapa arsitek mulai menghilangkan unsur kubah pada masjid, namun tetap menampilkan nilai-nilai Islami. Salah satu masjid tanpa kubah tersebut adalah Masjid Raya Sumatera Barat. Rancangannya berupa bangunan persegi yang alih-alih berkubah tapi justru membentuk gonjong. Hasil rancangan Masjid Raya Sumatera Barat pernah dikritik oleh beberapa tokoh di Sumatera Barat, yang menyebutkan rancangan masjid tidak lazim lantaran tidak memiliki kubah karena adanya beberapa literatur yang menyatakan bahwa salah satu bagian dari masjid itu adalah ‘kubah’, bahkan ada beberapa keraguan tersebut yang berhembus kabar tentang adanya bentuk ornament masjid yang diklaim sebagai bentuk motif yang biasa dipakai orang Yahudi (Pentagram). Tujuan penelitian adalah untuk mengidentifikasi gagasan desain Atap Masjid Raya Sumatera Barat yang menggambarkan bentuk bentangan kain yang digunakan untuk mengusung batu Hajar Aswad, konsep dari tiga simbol: sumber mata air (the springs: unsur alam), bulan sabit dan Rumah Gadang. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai dan makna filosofi desain arsitektur atap masjid Raya Sumatera Barat yang direpresentasikan oleh arsitek dalam konsep desainnya, terdapat banyak kesesuaian dengan bangunan masjid yang sudah dirancangnya. Konsep tersebut sangat nampak jelas terlihat sehingga orang awam pun sangat mudah untuk memahaminya.Kata Kunci: Atap Masjid, Atap Bagonjong, Representasi
摘要:伊斯兰建筑不仅仅是一种装饰,更是一种媒介,对每一个参观者/使用者都扮演着重要的角色,有着自己的魅力,因为一个好的设计必须对地理、位置、气候、规模、文化等因素做出反应。圆顶形的清真寺建筑在伊斯兰世界蓬勃发展,已成为清真寺结构和身份的象征。然而,在过去的二十年里,印度尼西亚出现了许多没有圆顶的清真寺。在印度尼西亚的一些地区,带有现代几何元素的清真寺越来越雄伟。一些建筑师开始消除清真寺的圆顶元素,但仍然表现出伊斯兰的价值观。西苏门答腊大清真寺是没有圆顶的清真寺之一。设计是一个方形的建筑,而不是一个圆顶,而是形成一个宫斗。西苏门答腊大清真寺的设计受到了西苏门答腊几个人物的批评,他们说清真寺的设计是不寻常的,因为它没有一个圆顶,因为一些文献表明清真寺的一部分是一个“圆顶”。关于清真寺装饰物存在的新闻,据称是犹太人常用的一种图案(五角星)。该研究的目的是确定西苏门答腊大清真寺屋顶的设计理念,该设计理念描述了用于携带Hajar Aswad石头的布料的形状,三个符号的概念:泉水(自然元素),新月和Gadang House。本研究采用描述定性方法。研究结果表明,建筑师在其设计理念中所代表的西苏门答腊大清真寺屋顶的建筑设计理念的价值和意义,与已设计的清真寺建筑有着很大的兼容性。这个概念非常清晰可见,即使是普通人也很容易理解。摘要:Arsitektur Islam muncul bukan hanya sebatas纹饰semata tetapi merupakan media杨伯伯伦penberperan penting杨memiliki daya tarik tersendiri bagi settiap pengunjungnya/pemakainya, karena sebuah desain ybaik harus merespon地理,lokasi, iklim, ukuran, budaya dan lain。班古南清真寺berbentuk kubah telah tumbuh subbur dalam dunia伊斯兰教dan menjadi sebuah象征着表达,结构和dan identitas dari sebuah清真寺。Namun dua dekade terakhir ini di Indonesia mulai banyak bermunculan bangunan masjid tanpa kubah。Masjid dengan unsur-unsur geomotrik现代semakin banyak berdiri dengan megah di beberapa wilayah di印度尼西亚。Beberapa arsitek mulai menghilangkan unsur kubah pada masjid, namun tetap menampilkan nilai-nilai Islami。Salah satu masjid tanpa kubah tersebut adalah masjid Raya Sumatera Barat。ranangannya berupa bangunan persegi yang alih-alih berkubah tapi just u membentuk gonjong。Hasil rancangan Masjid Raya Sumatera Barat pernah dikritik oleh beberapa tokoh di Sumatera Barat, yang menyebutkan rancangan Masjid tidak lazim lantaran karena adanya beberapa文学yang menyyatakan bahwa salah satu bagian dari Masjid adalah ' kubah ', bahkan ada beberapa keraguan tersebut yang berhembus kabar tentang adanya bentuk装饰Masjid yang diklaim sebagai bentuk motif yang biasa dipakai orang Yahudi(五星)。Tujuan penelitian adalah untuk mengidentifikasi gagasan desain Atap Masjid Raya sumata Barat yang menggambarkan bentuk bentangan kain yang digunakan untuk mengusung batu Hajar Aswad, konsep dari tiga符号:sumber mata air(泉水:unsur alam), bulan sabit dan Rumah Gadang。Metode yang digunakan的翻译结果:Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai dan makna filosofi design arsitekturi atap masjid Raya sumatra Barat yang代表了亚洲的一名建筑师,他的建筑师dalam konsep desainnya,他的建筑师是一名建筑师,他的建筑师是一名建筑师。Konsep tersebut sangat nampak jelas terlihat seingga orang awam pun sangat mudah untuk memahaminya。Kata Kunci: Atap Masjid, Atap Bagonjong, Representasi