{"title":"Pengaruh Intervensi Reiki Terhadap Tekanan Darah Pada Penderita Hipertensi di Puskesmas Megang Kota Lubuk Linggau","authors":"Nadi Aprilyadi, Zuraidah Zuraidah","doi":"10.32584/JPI.V4I1.470","DOIUrl":"https://doi.org/10.32584/JPI.V4I1.470","url":null,"abstract":"Prevelensi hipertensi nasional berdasarkan Riskesdas 2018 sebesar 34,11%, tertinggi mengalami hipertensi di kalimantan selatan (44,13%) sedangkan terendah di papua (22,22%). Hal ini menunjukkan bahwa sebegian besar penderita hipertensi tidak menyadari menderita hipertensi ataupun mendapatkan pengobatan (Kemenkes, 2018). Penyakit hipertensi yang tidak terkontrol dapat menyebabkan kematian karena penyakit stroke dan penyakit jantung. Tekanan darah pada penderita hipertensi dapat dikontrol dengan pengobatan farmakologis dan pengobatan non farmakologis, salah satu pengobatan non farmakologis yaitu dengan latihan Reiki. Tujuan penulis melakukan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh intervensi reiki terhadap tekanan darah pada penderita hipertensi di Puskesmas Megang Kota Lubuk Linggau tahun 2019. Metode : penelitian ini adalah Quasi-experiment design dengan jenis one group pre test dan post test design . Teknik sampling menggunakan concecutif sampling. Sampel penelitian berjumlah 66 responden penderita hipertensi di Puskesmas Megang Kota Lubuklinggau. Hasil Penelitian Univariat diketahui distribusi frekuensi umur penderita hipertensi paling banyak pada umur 45-59 tahun sebanyak 39 responden (59.1%). Distribusi frekunesi jenis kelamin penderita hipertensi menunjukkan mayoritas perempuan sebanyak 49 responden (74.2%) dan distribusi frekunesi penurunan tekanan darah pasien hipertensi sebelum dan sesudah intervensi reiki yang tekanan darahnya turun setalah diberikan interensi reiki sebanyak 62 responden (93.2%). dengan menggunakan uji paired t test di ketahui nilai rerata sebelum dan setelah terapi komplementer Reiki dengan p value . 0,00 dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh signifikan terapi komplementer Reiki terhadap penurunan tekanan darah pada penderita hipertensi. Kepada Puskesmas Megang agar tetap melanjutkan pengawasan dan meneruskan terapi Reiki untuk penderita hipertensi The prevalence of national hypertension based on Riskesdas 2018 is 34.11%, the highest is hypertension in South Kalimantan (44.13%) While the lowest is in Papua (22.22%). This shows that most hypertension sufferers are not aware of suffering from hypertension or getting treatment (Ministry of Health, 2018). Uncontrolled hypertension can cause death due to stroke and heart disease. Blood pressure in patients with hypertension can be controlled with pharmacological treatment and non-pharmacological treatment, one of the non-pharmacological treatments is Reiki training. The aim of the authors in conducting this research was to determine the effect of Reiki intervention on Blood Pressure in Patients with Hypertension in Megang Public Health Center in Lubuk Linggau in 2019. Method: This study was a quasi-experimental design with one group Pretests and posttests design. The sampling technique used concecutive sampling. The research sample of 66 respondents with hypertension in the Megang Public Health Center in Lubuklinggau. The results of Univariate Research revealed th","PeriodicalId":427127,"journal":{"name":"Jurnal Perawat Indonesia","volume":"25 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-05-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"131503295","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Pengetahuan Anak Usia Sekolah tentang Cuci Tangan yang Benar di Kecamatan Martapura","authors":"Filia Sofiani Ikasari, Renditya Anggana","doi":"10.32584/JPI.V4I1.437","DOIUrl":"https://doi.org/10.32584/JPI.V4I1.437","url":null,"abstract":"Anak usia sekolah merupakan anak dalam rentang usia enam hingga dua belas tahun. Pada rentang usia ini anak telah menghabiskan banyak waktu di sekolah dan berisiko tertular berbagai penyakit yang berasal dari lingkungan dan teman-teman di sekolah. Salah satu upaya pencegahan penularan penyakit adalah dengan melakukan cuci tangan. Kesadaran akan pentingnya cuci tangan dimulai dari pengetahuan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran pengetahuan anak usia sekolah tentang cuci tangan. Penelitian ini merupakan penelitian deskripsi sederhana pada anak kelas II, III, IV dan V di Sekolah Dasar Negeri Jawa 5 Martapura dengan jumlah sampel 393 responden. Responden didapat menggunakan teknik simple random sampling . Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan responden yang baik sebanyak 55,7%, pengetahuan cukup 36,1% dan pengetahuan yang kurang sebanyak 8,2% tentang cuci tangan yang benar. Penelitian ini merekomendasikan perlunya pendidikan kesehatan yang disesuaikan dengan karakteristik anak usia sekolah dan diberikan secara berkelanjutan. Children's knowledge of schools about true washes in Martapura district . School-age children are children in the age range of six to twelve years. In this age range the child has spent a lot of time at school and at risk of contracting various diseases that come from the environment and friends at school. One effort to prevent transmission of disease is by washing hands. Awareness of the importance of hand washing starts with knowledge. This study aims to determine the description of the knowledge of school-age children about hand washing. This research is a simple description research in class II, III, IV and V students at the State Elementary School 5 Jawa Martapura with a sample of 393 respondents. Respondents obtained using simple random sampling technique. The results showed that respondents' good knowledge level was 55.7%, sufficient knowledge 36.1% and insufficient knowledge as much as 8.2% about proper hand washing. This study recommends the need for health education that suitable to the characteristics of school-age children and provided on an ongoing basis.","PeriodicalId":427127,"journal":{"name":"Jurnal Perawat Indonesia","volume":"2 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-05-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"131488562","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"PERBANDINGAN LATIHAN NAPAS BUTEYKO DAN LATIHAN BLOWING BALLOONS TERHADAP PERUBAHAN ARUS PUNCAK EKSPIRASI PADA PASIEN ASMA","authors":"M. Irfan, Dewi Elizadiaani Suza, N. F. Sitepu","doi":"10.32584/JPI.V3I2.314","DOIUrl":"https://doi.org/10.32584/JPI.V3I2.314","url":null,"abstract":"Asma menjadi masalah kesehatan global yang serius dan perlu ditangani. Banyak penderita asma dari berbagai negara mengalami gangguan asma sehingga jika tidak terkendali dapat meningkatkan morbiditas. Cara untuk menilai terjadinya asma dengan melakukan penilaian Arus Puncak Ekspirasi. Untuk mengatasi dan meringankan gejala asma adalah dengan melakukan latihan napas Buteyko dan Blowing Balloons. Tujuan dari penelitian adalah membandingan latihan napas Buteyko dengan latihan Blowing Balloons terhadap perubahan arus puncak ekspirasi pada pasien asma. Desain penelitian yang digunakan adalah quasi experimental dengan metode pretest dan posttest dua kelompok. Sampel penelitian sebanyak 70 responden kelompok terdiri 2 kelompok yaitu 35 responden kelompok Latihan napas Buteyko dan 35 responden kelompok latihan Blowing Balloons dengan teknik simple random sampling. Hasil penelitian setelah Latihan napas Buteyko dan latihan Blowing Balloons dilakukan dua kali sehari selama dua minggu didapatkan hasil uji wilcoxon sign rank test latihan napas Buteyko dan latihan Blowing Balloons dengan nilai p= 0,00. Hasil uji mann withney menunjukkan tidak terdapat perbedaan mean rank skor asthma control test. pada latihan napas Buteyko dan latihan Blowing Balloons p = 0,21. Dari hasil pengukuran nilai arus puncak ekspirasi terdapat perbedaan yang signifikan dengan nilai p = 0,00 pada latihan napas Buteyko dan latihan Blowing Balloons. Kata kunci: buteyko; blowing balloons; arus puncak ekspirasi; asma Abstract The Influence of Buteyko Respiration Exercise and Blowing Balloons exercise on the Change in Peak Expiratory Flow Ratr bin Asthma Patients. Asthma is serious global health problem and needs to treatment. Many people with asthma from various countries experience asthma problems so that if they are uncontrolled can increase morbidity.. To overcome and alleviate the symptoms of asthma was do Buteyko's breathing and Blowing Balloons. The aim of the study was to influence Buteyko's breathing exercises with Blowing Balloons exercise to changes in peak expiratory flow in asthma patients. Design used quasi experimental with two groups pretest and posttest. The research sample consisted of 70 respondents consisting of two groups, 35 respondents were Buteyko breathing exercise group and 35 respondents were Blowing Balloons exercise group with simple random sampling technique. The results of the study after Buteyko breathing exercises and Blowing Balloons exercises were carried out twice a day for two weeks and obtained the results of Wilcoxon, Buteyko breath training and Blowing Balloons training with a value p = 0.00. The results of Mann Withney test showed no difference mean asthma control test score. Buteyko breathing exercises and Blowing Balloons exercise p = 0.21. The results of measurements peak expiratory flow values were significant differences with a value of p = 0.00 in Buteyko breathing exercises and Blowing Balloons training..Keywords: buteyko; blowing balloons; ","PeriodicalId":427127,"journal":{"name":"Jurnal Perawat Indonesia","volume":"62 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-08-14","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"123736899","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"PENGETAHUAN, SIKAP DAN KESIAPAN MAHASISWA PROGRAM PROFESI NERS DALAM PENERAPAN EVIDENCE BASED PRACTICE","authors":"Hasniatisari Harun, Yusshy Kurnia Herliani, Anita Setyawati","doi":"10.32584/JPI.V3I2.309","DOIUrl":"https://doi.org/10.32584/JPI.V3I2.309","url":null,"abstract":"Kebutuhan perawat profesional dapat dicapai melalui program profesi ners yang merupakan bagian dari program pendidikan keperawatan, dimana didalamnya terjadi proses pembelajaran klinik untuk menciptakan perawat profesional yang kompeten. Salah satu peran perawat professional adalah terus mengupdate keilmuan dengan cara menelaah jurnal terbaru untuk mengekplorasi intervensi keperawatan terbaik bagi pasien sehingga mendapat hasil yang optimal. Mahasiswa program profesi ners pada saat jenjang pendidikan perkuliahan telah terlatih untuk menelaah kasus dengan menggunakan metode EBP, namun belum terdapat evaluasi terkait pemahaman mahasiswa terhadap metode tersebut serta penerapannya pada tatanan praktik klinik. Dengan demikian, penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi bagaimana pengetahuan, sikap dan kesiapan mahasiswa dalam penerapan evidence based practice (EBP) pada pasien kelolaan di stase keperawatan medikal bedah.Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. Sampel pada penelitian ini adalah mahasiswa program profesi ners yang sedang menjalankan praktik klinik dengan menggunakan teknik pengambilan sampel total sampling, yaitu sebanyak 120 responden. Instrumen yang digunakan adalah kuesioner Evidence Based Practice Questionnaire (EBPQ) dengan menggunakan analisis deskriptif (frekuensi, persentase, rata-rata, dll)Hasil penelitian menunjukan bahwa pengetahuan mahasiswa pada konsep Evidence based practice adalah baik sebanyak (68%), sebagian besar responden memiliki sikap yang positif (85%) dan lebih dari setengah responden mempunyai kesiapan yang cukup sebanyak (59%). Temuan hasil penelitian ini adalah penting untuk rekomendasi masukan terkait mengembangkan bahan ajar pada lingkup pendidikan keperawatan terkait praktik keperawatan dalam memberikan pelayanan terbaik untuk pasien","PeriodicalId":427127,"journal":{"name":"Jurnal Perawat Indonesia","volume":"30 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-08-14","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"123444911","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"GAMBARAN BUDAYA KESELAMATAN PROFESIONAL PEMBERI ASUHAN DI KAMAR OPERASI","authors":"Hamzah Hamzah, Susmiati Susmiati, Emil Huriani","doi":"10.32584/JPI.V3I2.318","DOIUrl":"https://doi.org/10.32584/JPI.V3I2.318","url":null,"abstract":"Budaya keselamatan pasien di rumah sakit di Kota Jambi masih belum cukup baik seperti yang dapat dilihat dari jumlah insiden keselamatan pasien yang dilaporkan dari tim KPRS. Penelitian bertujuan untuk melihat gambaran budaya keselamatan profesional pemberi asuhan (PPA) di kamar operasi rumah sakit umumKota Jambi. Desain Penelitian kuantitatif deskriptif. Alat pengumpulan data menggunakan safety attitude questionnaire yang diadaptasi dalam bahasa Indonesia. Analisa data secara univariat dengan jumlah sampel 126 orang yang terdiri dari dokter spesialis, perawat bedah, penata anestesi, dan apoteker. Total skor budaya keselamatan (71,08), skor rata-rata iklim kerja tim (75,54), iklim keselamatan (74,83), kepuasan kerja (83,81), pengakuan stres (42,50), persepsi manajemen (69,56), dan kondisi kerja (64,28). Penelitian ini merekomendasikan perlu mengembangkan kebijakan terhadap upaya evaluasi penerapan budaya keselamatan pasien di rumah sakit, begitu juga evaluasi terhadap semua standar prosedur operasional ditinjau dari pertimbangan budaya keselamatan serta faktor yang mempengaruhinya. Kata kunci: Persepsi profesional pemberi asuhan, kamar operasi, budaya keselamatan pasien Abstract Professional safety culture description in operating rooms. The culture of patient safety in hospitals in Jambi City is still not good enough as can be seen from the number of patient safety incidents reported from the KPRS team. The aim of this study was to look at a picture of the culture of professional safety of care givers (PPA) in the operating room of the Jambi City General Hospital. Descriptive quantitative research design. The data collection tool uses a safety attitude questionnaire that was adapted in Indonesian. Univariate data analysis with a sample of 126 people consisting of specialist doctors, surgical nurses, anesthetists, and pharmacists. Total safety culture score (71.08), average score of team work climate (75.54), safety climate (74.83), job satisfaction (83.81), stres recognition (42.50), management perception ( 69.56), and working conditions (64.28). This study recommends that it is necessary to develop policies for evaluating the application of patient safety culture in hospitals, as well as evaluating all standard operating procedures in terms of safety culture considerations and the factors that influence them. Keywords: professional perceptions of caregiver, operating room, patient safety culture","PeriodicalId":427127,"journal":{"name":"Jurnal Perawat Indonesia","volume":"25 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-08-14","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"130496450","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
L. Togatorop, Setiawan Setiawan, Cholina Trisa Siregar
{"title":"PERSEPSI PERAWATAN MANDIRI PASIEN TUBERKULOSIS","authors":"L. Togatorop, Setiawan Setiawan, Cholina Trisa Siregar","doi":"10.32584/JPI.V3I2.317","DOIUrl":"https://doi.org/10.32584/JPI.V3I2.317","url":null,"abstract":"Tuberkulosis adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh kontaminasi bakteri. Masalah ini telah menjadi perhatian dan kewaspadaan dunia secara global karena tingkat infeksi dan kematiannya yang tinggi. Salah satu upaya tingkat pemulihannya adalah kemampuan pasien melakukan perawatan diri yang terdiri dari pengobatan, pencegahan dan infeksi, pemenuhan nutrisi, dan peningkatan kepercayaan diri pasien. Kemampuan mereka melakukan perawatan diri akan memaksimalkan proses pengobatan yang lengkap. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengeksplorasi persepsi pasien tuberkulosis tentang perawatan mandiri di Puskesmas Sentosa Baru, Medan. Desain penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Partisipan dalam penelitian ini sebanyak 18 pasien, diambil dengan menggunakan teknik purposive sampling dari Oktober, 2018 hingga Januari 2019. Partisipan dalam penelitian ini dibagi menjadi tiga kelompok besar untuk mendapatkan data yang baik yaitu kelompok pasien tuberkulosis yang sedang menjalani pengobatan, kelompok pasien yang gagal dalam pengobatan dan kelompok pasien yang sukses dalam pengobatan. Data yang terkumpul dianalisis dengan menggunakan analisa kualitatif. Data kualitatif diperoleh dari FGD dan wawancara mendalam. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada lima tema: 1) kurangnya pemahaman pasien tuberkulosis tentang tuberkulosis, 2) kurangnya pemahaman pasien tuberculosis tentang perawatan mandiri tuberkulosis, 3) kurangnya kesadaran dalam melakukan perawatan mandiri, 4) hambatan implementasi perawatan mandiri, 5) faktor pendukung pelaksanaan perawatan mandiri pasien tuberkulosis. Penelitian telah menghasilkan persepsi pasien tuberkulosis tentang perawatan mandiri. Perawatan mandisi diperlukan untuk keberhasilan pengobatan tuberkulosis sehingga dapat dinyatakan berhasil menjalankan perawatan mandiri hingga akhir. Kata kunci: Tuberkulosis; perawatan mandiri; persepsi Abstract Perception of mandiri tuberculosis patient care. Tuberculosis is an infectious disease caused by bacterial contamination. This problem has become a global concern and awareness because of the high rates of infection and death. One of the efforts to restore the level is the ability of patients to carry out self-care which consists of treatment, prevention and infection, fulfillment of nutrition, and increased patient confidence. Their ability to carry out self-care will maximize the complete treatment process. The purpose of this study was to explore the perceptions of tuberculosis patients about self-care at Sentosa Baru Health Center, Medan. The design of this study is qualitative research with a phenomenological approach. This study uses qualitative research methods with a phenomenological approach. Participants in this study were 18 patients, taken using a purposive sampling technique from October, 2018 to January 2019. Participants in this study were divided int","PeriodicalId":427127,"journal":{"name":"Jurnal Perawat Indonesia","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-08-14","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"127435710","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"MOTIVASI KADER KESEHATAN DALAM MENGKAJI SELF-CARE PADA PASIEN HIPERTENSI","authors":"Eka Afrima Sari, Ristina Mirwanti, Yusshy Kurnia Herliani","doi":"10.32584/JPI.V3I2.310","DOIUrl":"https://doi.org/10.32584/JPI.V3I2.310","url":null,"abstract":"Penyakit kardiovaskular yang menjadi penyebab utama kematian nomor satu di dunia adalah hipertensi. Hipertensi yang tidak terkontrol akan menyebabkan terjadinya komplikasi sehingga salah satu upaya untuk mencegahnya adalah dengan pengendalian hipertensi. Upaya yang dapat dilakukan yaitu dengan perawatan diri (self-care) hipertensi sehingga kualitas hidup dan derajat kesehatan pasien akan meningkat. Dalam pelaksanaannya, pengendalian hipertensi ini memerlukan keterlibatan unsur masyarakat, salah satunya kader. Agar kader mampu berperan serta dalam mendampingi dan mendukung pasien dalam self-care hipertensi, diperlukan adanya suatu kemampuan dan motivasi yang kuat untuk melaksanakannya. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi motivasi kader dalam mengkaji self-care pasien hipertensi. Desain penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif. Sampel pada penelitian ini adalah 37 orang kader kesehatan yang didapatkan dengan menggunakan teknik purposive sampling dengan kriteria inklusi aktif sebagai kader. Pengumpulan data dilakukan menggunakan kuisioner motivasi. Analisis data menggunakan distribusi frekuensi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa motivasi kader dalam mengkaji self-care pasien hipertensi hampir setengahnya berada pada kategori tinggi dan sebagian besar berada pada kategori rendah. Dari hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa sebagian besari dari kader memiliki motivasi yang rendah dalam mengkaji self-care pasien hipertensi. Sehingga perlu adanya pelatihan khusus dari pihak puskesmas mengenai self-care pada pasien hipertensi. Kata Kunci: Hipertensi, kader kesehatan, motivasi, self-care Abstract Motivation of health care in assessing self-care in hypertension patients. Hypertension is one of the cardiovascular diseases that causes death number one. Uncontrolled hypertension will cause complications, so that efforts are needed to prevent it, one of which is by controlling hypertension. Control of hypertension can be done with self-care, so that it can improve the health status and quality of life of patients.In its implementation, controlling hypertension involves community elements, one of which is a health cadre. There needs to be strong motivation and ability from cadres to be able to participate in helping and supporting patients in self-care. This study aimed to identify health cadre motivation in studying self-care for hypertensive patients. It used a descriptive quantitative approach. Participant consisted of 37 health cadre, acquired through purposuve sampling with inclusion criteria is active as cadre. Motivation was measured using a questionnaire. Data were analyzed using frequency distribution. The results showed that cadre motivation in studying self-care for hypertensive patients wa in the high category (48.6%) and in the low category (51.4%). Can be concluded that most of cadres have low motivation in studying self-care for hypertensive patients. There needs to be training from health center regarding self-care in hyper","PeriodicalId":427127,"journal":{"name":"Jurnal Perawat Indonesia","volume":"70 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-08-14","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"114212267","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Sri Hartati Pratiwi, Eka Afrima Sari, Titis Kurniawan
{"title":"KEPATUHAN MENJALANKAN MANAJEMEN DIRI PADA PASIEN HEMODIALISIS","authors":"Sri Hartati Pratiwi, Eka Afrima Sari, Titis Kurniawan","doi":"10.32584/JPI.V3I2.308","DOIUrl":"https://doi.org/10.32584/JPI.V3I2.308","url":null,"abstract":"Pasien gagal ginjal kronik harus menjalankan manjemen diri diantaranya hemodialisis, pengobatan, pembatasan cairan dan diet. Angka morbiditas dan mortalitas pada pasien hemodialisis akan meningkat apabila tidak menjalankan manajemen diri dengan baik. Penelitian ini dilakukan untuk mengidentifikasi kepatuhan pasien hemodialisis dalam menjalankan manajemen diri. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yang dilakukan kepada pasien di Unit Hemodialisis di salah satu rumah sakit terbesar di Jawa Barat. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah consecutive sampling dengan jumlah responden 129 orang. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan kuesioner kepatuhan menjalankan manajemen diri pada pasien hemodialisis diadaptasi dari kuesioner End Stage Renal Disease Adherence. Data dianalisis dengan menggunakan distribusi frekuensi berupa frekuensi, persentase, dan mean. Sebagian besar responden tidak patuh dalam menjalankan manajemen diri 92 orang dan patuh sebanyak 28,7% yaitu 37 orang. Kepatuhan pasien dalam menjalankan hemodialisis sesuai jadwal sudah baik dengan rata-rata skor 271,3. Kepatuhan pasien hemodialisis masih kurang dalam membatasi asupan cairan dengan rata-rata skor 120, makanan dengan rata-rata skor 147, dan pengobatan dengan rata-rata skor 133). Tenaga kesehatan diharapkan dapat memberikan dukungan kepada pasien dengan memberikan edukasi, konseling dan promosi kesehatan dengan menggunakan berbagai media termasuk media sosial terkait pentingnya pengontrolan cairan dan makanan. Kata kunci: Hemodialisis, Kepatuhan manajemen diri Abstract Compliance with running self-management on hemodializing patients Patients with chronic kidney failure must carry out self-management including hemodialysis, treatment, fluid and dietary restrictions. The morbidity and mortality rates in hemodialysis patients will increase if they do not carry out self-management properly. This study was conducted to identify the compliance of hemodialysis patients in carrying out self-management. This research was a descriptive study conducted on patients at the Hemodialysis Unit in one of the largest hospitals in West Java. The sampling technique used was consecutive sampling with the number of respondents 129 people. Data collection techniques carried out by compliance questionnaire method of running self management in hemodialysis patients adapted from the End Stage Renal Disease Adherence questionnaire. Data were analyzed using frequency distributions in the form of frequency, percentage, and mean. Most of the respondents were not obedient in carrying out self-management as many as 71.3%, 92 people and obedient as many as 28.7%, 37 people. Patient compliance in conducting hemodialysis schedule has been good with mean 271.3. Compliance with hemodialysis patients was still lacking in limiting fluid intake with mean 120, food with mean 147, and treatment with mean 133. Health workers are expected to be able to provide support to patients by providing education, ","PeriodicalId":427127,"journal":{"name":"Jurnal Perawat Indonesia","volume":"5 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-08-14","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"129626662","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"PENGEMBANGAN PROTOKOL PENGKAJIAN SIRKULASI KAKI PADA PASIEN DIABETES MELITUS","authors":"B. Azhar, Dewi Elizadiaani Suza, Yesi Ariani","doi":"10.32584/JPI.V3I2.319","DOIUrl":"https://doi.org/10.32584/JPI.V3I2.319","url":null,"abstract":"Kaki diabetik merupakan komplikasi akibat gangguan sirkulasi dan neuropati. Pasien diabetes melitus memiliki resiko mengalami gangguan penyakit arteri perifer merupakan komplikasi makrovaskuler dan mikrovaskuler mengakibatkan terganggunya sirkulasi pembuluh darah. Diagnostik awal dapat melakukan pemeriksaan pengkajian sirkulasi kaki pasien diabetes. Tujuan penelitian yaitu pengembangan protokol pengkajian sirkulasi kaki pasien diabetes mellitus. Desain penelitian menggunakan action reseach yang dilakukan satu siklus di Rumah Sakit Umum Mitra Medika Tanjung Mulia Medan, dengan teknik purposive sampling. Instrumen penelitian in-depth interview, focus grup discussion, kuesioner pengetahuan perawat tentang pengkajian sirkulasi kaki pasien diabetes melitus. Partisipan terdiri dari 45 perawat ruangan. Hasil penelitian menghasilkan 4 tema: 1) Strategi penerapan protokol pengkajian sirkulasi kaki pasien diabetes melitus, 2) Manfaat dalam penerapan protokol pengkajian sirkulasi kaki pasien diabetes melitus, 3) Hambatan dalam penerapan protokol pengkajian sirkulasi kaki pasien diabetes melitus, dan 4) Teknik dan penerapan protokol pengkajian sirkulasi kaki pasien diabetes melitus. Hasil analisis kuantitatif tingkat pengetahuan perawat sebelum kegiatan penelitian 86,66%, dan meningkat menjadi 100% setelah kegiatan penelitian. Direkomendasikan pelaksanaan pengkajian sirkulasi kaki pasien diabetes melitus sesuai standar prosedur sehingga dapat mengidentifikasi sirkulasi kaki pasien diabetes melitus, memperbaiki kualitas pelayanan keperawatan, meningkatkan kompetensi perawat. Kata kunci: Protokol, pengkajian sirkulasi kaki, diabetes melitus Abstract Development of protocol assessment of feet circulation in diabetes melitus patients. Diabetic foot is complication caused by circulation disorder and neuropathy in patients who have the risk for peripheral artery disease which is the complication of macro-vascular and micro-vascular which can eventually cause the incidence of circulation disorder in blood vessels. Initial diagnostic can be done to prevent peripheral artery disease by using circulation studying examination on the feet of diabetic patients. Therefore, it’s necessary to develop studying protocol of foot circulation in diabetes mellitus patients at Mitra Medika Hospital, Medan. The research instrument was interviews, in-depth interviews, guidance for focus group discussion, self-report of nurses’ knowledge of studying on foot circulation diabetic patients. Participants from 45 nurse practitioners, taken by using purposive sampling technique. The data were analyzed qualitatively and quantitatively. Qualitative data were analyzed by using content analysis while quantitative data were analyzed by using descriptive statistic test. The result of the research showed that 4 themes: 1) strategy of implementing studying protocol of foot circulation diabetes mellitus patients, 2) the benefit of studying protocol of foot circulation diabetes mellitus patients, 3)","PeriodicalId":427127,"journal":{"name":"Jurnal Perawat Indonesia","volume":"18 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-08-14","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"132737055","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"PENGARUH PERAN KELUARGATERHADAP REGULASI KADAR GULA DARAH PENDERITA DM","authors":"N. Setyowati, Puguh Santoso","doi":"10.32584/JPI.V3I2.312","DOIUrl":"https://doi.org/10.32584/JPI.V3I2.312","url":null,"abstract":"Pencegahan komplikasi penyakitpada Penderita DM memerlukan peran keluarga sebagai mitra petugas kesehatan denganmengontrol regulasi kadar glukosa darah. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh peran keluarga terhadap regulasi kadar gula darah. Penelitian ini merupakan kuantitatif deskriptif korelasi dengan pendekatan cross sectional. Populasi penelitian adalah penderita diabetes mellitus di Puskesmas Balowerti kota kediri sebanyak 90 orang. Sampel penelitian yang ditentukan menggunakan teknik purposive sampling.Pengumpulan data penelitian menggunakan kuesioner, sedangkan analisis data menggunakan uji chi squarePenelitian dilaksanakan pada bulan Mei 2019 sampai dengan Juni 2019. Hasil pengujian dengan menggunakan uji korelasi sederhana , dengan chi square menunjukkan (p=0,005) yang berarti ada hubungan peran keluarga mempunyai hubungan yang signifikan terhadap regulasi kadar gula dalam darah penderita DM. Disarankan perlunya bimbingan dan penyuluhan pada penderita tentang latihan jasmani, diit yang sehat, berhenti merokok, penggunaan obat antidiabetik dan efek sampingnya, serta pentingnya control gula darah, meningkatkan informasi tentang DM, komplikasi, dan penanggulangannya. Kata kunci: Peran keluarga, regulasi kadar gula darah, diabetes melitus Abstract The Effect Of Role Of Family On Regulation Levels Of Sugar Blood Patients DM. Prevention of disease complications in DM sufferers requires the role of the family as partners of Health workers by controlling the regulation of blood glucose levels. The purpose of this study was to determine the effect of the role of the family on the regulation of blood sugar levels.This research is a quantitative descriptive correlation with the cross approach sectional. The study population was people with diabetes mellitus at the health center Balowerti city of Kediri as many as 90 people. The research sample was determined using a purposive sampling technique. The collection of research data using a questionnaire, while the analysis of data using the chi square test The study was conducted in May 2019 to June 2019. The test results using a simple correlation test, with chi square shows (p = 0.005) so that Ho is rejected and Hı is accepted, which means there is a relationship between the role of the family has a significant relationship to the regulation of blood sugar levels in patients with DM. Suggested the need for guidance and counseling to sufferers about physical exercise, healthy diet, smoking cessation, the use of antidiabetic drugs and their side effects, as well as the importance of blood sugar control, increasing information about DM, complications, and prevention. Keywords : The role of the family, regulation of blood sugar levels, diabetes mellitus","PeriodicalId":427127,"journal":{"name":"Jurnal Perawat Indonesia","volume":"223 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-08-14","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"127001086","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}