{"title":"IDENTIFIKASI ZONA SESAR BERDASARKAN ANALISIS DATA ANOMALI MEDAN MAGNET DI DAERAH LAINEA, KABUPATEN KONAWE SELATAN, SULAWESI TENGGARA","authors":"Asma Asma, La Hamimu, Al Rubaiyn, Suryawan Asvar","doi":"10.56099/jrgi.v3i02.22948","DOIUrl":"https://doi.org/10.56099/jrgi.v3i02.22948","url":null,"abstract":"Penelitian ini dilakukan didaerah Lainea, Kabupaten Konawe Selatan, Sulawesi Tenggara yang bertujuan untuk membuat peta pola anomali reduksi ke kutub yang mencirikan keberadaan struktur sesar berdasarkan data geomagnetik. Jumlah data sebanyak 97 titik dengan jarak 400-100 meter menggunakan PPM tipe GSM-19. Koreksi yang dilakukan berupa koreksi harian, koreksi IGRF, koreksi kelelahan alat selanjutnya dilakukan reduksi ke kutub, kontinuasi ke atas dan filter derivative. Filter derivative yang digunakan yaitu vertical derivative orde satu, vertical derivative orde dua, total horizontal derivative, dan tilt derivative. Pola anomali tinggi-rendah pada peta hasil reduksi ke kutub memilki rentang nilai intensitas magnet -207,7 nT hingga 129,4 nT dengan perbedaan warna yang mencolok menandakan keterdapatan sesar didaerah penelitian. Dari kombinasi keempat filter derivative yang digunakan, menunjukkan adanya satu sesar yang terkonfirmasi sesuai dengan keempat hasil filter yang berarah baratdaya-timurlaut dan dua sesar yang terkonfirmasi oleh tiga filter yaitu vertical derivative orde satu dan vertical derivative orde dua serta tilt derivative yang berarah baratlaut-tenggara dan utara-selatan.","PeriodicalId":426411,"journal":{"name":"Jurnal Rekayasa Geofisika Indonesia","volume":"154 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-08-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"125652209","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"ANALISIS ANISOTROPY OF MAGNETIC SUSCEPTIBILITY (AMS) BATUAN BEKU ULTRABASA DI KECAMATAN AMONGGEDO KABUPATEN KONAWE","authors":"Kiki Tri Astari, Jahidin Jahidin, L. Ngkoimani","doi":"10.56099/jrgi.v3i01.16654","DOIUrl":"https://doi.org/10.56099/jrgi.v3i01.16654","url":null,"abstract":"Telah dilakukan pengukuran dan analisis anisotropi suseptibilitas magnetik (AMS) batuan beku ultrabasa di area Kecamatan Amonggedo Kabupaten Konawe. Contoh batuan diambil dari 3 stasiun dalam bentuk sampel setangan (hand sample) dan selanjutnya dibuat menjadi 125 spesimen. Anisotropi suseptibilitas magnetik diukur menggunakan MS2B Bartington Susceptibility Meter. Pengukuran AMS dilakukan sebanyak Sembilan arah pengukuran. Nilai suseptibilitas total (bulk susceptibility) yang terukur berkisar antara 49,46 x 10-5 sampai 612,44 x 10-5 SI. Parameter anisotropi yaitu lineasi, foliasi dan faktor bentuk batuan dengan bentuk bulir magnetik cenderung berbentuk oblate (pipih) sehingga sampel lebih terfoliasi denga persen derajat anisotropi yang bervariasi antara 4.84% - 16.43%. Pola anisotropi suseptibilitas magnetik batuan ultrabasa yang dianalisa memperlihatkan keterkaitan antara data anisotropi suseptibilitas magnetik dengan struktur geologi di daerah penelitian dimana arah sumbu maksimum (κ) yang mengarah ke Timur Laut – Barat Daya dan mengarah ke Barat Laut – Tenggara sesuai dengan arah pergerakan sesar utama yaitu Sesar Lawanopo yang pergerakannya mengarah ke Barat Laut – Tenggara, serta sesar pengontrol yang ada disekitar lokasi yaitu sesar Lainea.","PeriodicalId":426411,"journal":{"name":"Jurnal Rekayasa Geofisika Indonesia","volume":"5 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-04-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"132781958","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"INVERSI HVSR DATA MIKROTREMOR UNTUK PENENTUAN KECEPATAN GELOMBANG SHEAR (S) DI DARATAN PESISIR KECAMATAN WANGI-WANGI KABUPATEN WAKATOBI","authors":"A. Safitri, La Hamimu, Abdul Manan","doi":"10.56099/jrgi.v3i01.16647","DOIUrl":"https://doi.org/10.56099/jrgi.v3i01.16647","url":null,"abstract":"AbstrakTelah dilakukan penelitian di daratan pesisir Kecamatan Wangi-Wangi Kabupaten Wakatobi tentang penentuan kecepatan gelombang shear (S) menggunakan metode inversi HVSR dengan analisis data mikrotremor. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui sebaran nilai kecepatan gelombang shear lapisan permukaan (Vs30) dan kecepatan gelombang shear lapisan basement (Vb). Pengukuran mikrotremor dilakukan pada 11 titik dengan jarak antar titik 1 sampai 2 km. Pengolahan data mikrotremor dilakukan menggunakan software Geopsy 2.0.5 untuk mendapatkan kurva HVSR dan subsoftware Geopsy yaitu Dinver untuk mendapatkan ground profiles dari Vs yang digunakan untuk menghitung nilai Vs30. Nilai A0 yang diperoleh dari kurva HVSR dan Vs30 digunakan untuk mencari nilai Vb. Nilai Vs30 yang diperoleh dalam penelitian ini berkisar antara 319,74 sampai 2058,68 m/s. Berdasarkan klasifikasi site SNI 1726, daerah penelitian didominasi nilai Vs30 dengan jenis lapisan tanah yaitu tanah sangat padat. Sedangkan nilai Vb yang diperoleh berkisar antara 332,53 sampai 2429,24 m/s dengan jenis lapisan tanah berdasarkan klasifikasi site SNI 1726 berupa batuan dan batuan keras. Diduga daerah penelitian sangat minimum mengalami guncangan dan kerusakan bangunan saat gempabumi.Kata kunci: Kecamatan Wangi-Wangi, Mikrotremor, Metode inversi HVSR, Kecepatan gelombang shear (S).","PeriodicalId":426411,"journal":{"name":"Jurnal Rekayasa Geofisika Indonesia","volume":"12 8","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-04-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"113995381","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Interpretasi Struktur Geologi Daerah Selatan Pulau Buton Menggunakan Data Gravitasi Satelit GGMplus","authors":"Muhammad Zakir, J. Safani, Al Rubaiyn","doi":"10.56099/jrgi.v3i01.15222","DOIUrl":"https://doi.org/10.56099/jrgi.v3i01.15222","url":null,"abstract":"Telah dilakukan penelitian pengukuran medan gravitasi untuk mengetahui pola sebaran anomali Bouguer dan mengidentifikasi struktur geologi di daerah selatan Pulau Buton. Pengukuran data medan gravitasi menggunakan satelit Global Gravity Model plus (GGMplus) dengan spasi antar titik pengukuran ~220 meter. Data yang digunakan berupa data medan gravitasi yang telah terkoreksi udara bebas, sehingga hanya perlu melakukan koreksi Bouguer dan koreksi medan untuk memperoleh anomali Bouguer lengkap di topografi. Selanjutnya dilakukan proyeksi ke bidang datar, kontinuasi ke atas, dan analisis Second Vertical Derivative (SVD). Hasil anomali Bouguer lengkap dan anomali lokal menunjukkan pola sebaran berarah timurlaut-baratdaya. anomali tinggi berada di bagian timurlaut dan baratdaya daerah penelitian sedangkan anomali rendah berada di bagian selatan, timur dan kawasan utara-baratdaya daerah penelitian. Anomali tinggi diduga disebabkan oleh keterdapatan potensi hidrokarbon berupa bitumen aspal yang berasosiasi dengan Formasi Tondo dan Formasi Sampolakosa. Anomali rendah di kawasan selatan disebabkan karena daerah tersebut didominasi oleh batuan yang berumur sangat muda (Formasi Wapulaka), sedangkan anomali rendah di kawasan utara-baratdaya mengindikasikan daerah cekungan yang berada di Selat Buton. Berdasarkan hasil analisis SVD pada anomali lokal, terdapat 10 sesar yang bisa diidentifikasi jenis sesarnya. Sesar A,B,E,G,H, dan I diidentifikasikan sebagai sesar turun, sedangkan sesar C,D,F, dan J diidentifikasikan sebagai sesar naik.","PeriodicalId":426411,"journal":{"name":"Jurnal Rekayasa Geofisika Indonesia","volume":"49 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-04-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"128667687","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Ashri Al Mujaadilah Sadikin, -. Jahidin, Suryawan Asfar
{"title":"IDENTIFIKASI LAPISAN AIR TANAH MENGGUNAKAN METODE RESISTIVITAS KONFIGURASI SCHLUMBERGER DI DESA WAARA KECAMATAN LOHIA","authors":"Ashri Al Mujaadilah Sadikin, -. Jahidin, Suryawan Asfar","doi":"10.56099/jrgi.v3i01.16653","DOIUrl":"https://doi.org/10.56099/jrgi.v3i01.16653","url":null,"abstract":"Abstrak Telah dilakukan Identifikasi lapisan air tanah menggunakan metode resisitivitas konfigurasi schlumberger di Desa Waara Kecamatan Lohia Kabupaten Muna Provinsi Sulawesi Tenggara. Penelitian ini bertujuan untuk menetukan struktur bawah permukaan berdasarkan nilai resistivitas dan menentukan potensi keberadaan air tanah. Penelitian ini menggunakan metode resisitivitas, metode ini sangat baik menggambarkan kondisi dibawah permukaan dan kemungkinan keterdapatan air tanah. Berdasarkan hasil pengukuran nilai resisitivitas yang diperoleh diset iap lintasan 32,49Ωm – 143,86Ωm untuk lapisan topsoil, 448,37Ωm – 3001Ωm untuk lapisan Batugamping, 21,80Ωm – 644,77Ωm Batugamping Pasiran, 10,79Ωm – 15,18Ωm untuk lapisan akuifer. Berdasarkan nilai resistivitas didapatkan lapisan air tanah setiap lintasan, kedalaman lapisan air tanah pada 4 lintasan berbeda – beda dimana pada lintasan 1 lapisan air tanah terdapat dikedalaman 35,15 – 64,49 m, pada lintasan 2 berada dikedalaman 111,15 – 165m, lintasan 3 berada dikedalaman 156,91 – 260,74 m, dan lintasan ke 4 berada dikedalaman 91,50 – 136 m.Kata kunci: Air Tanah, Metode Resistivitas, Konfigurasi Schlumberger","PeriodicalId":426411,"journal":{"name":"Jurnal Rekayasa Geofisika Indonesia","volume":"3 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-04-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"133112539","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Harmila Irawardani, J. Safani, Deniyatno Deniyatno
{"title":"PENDUGAAN KONDISI PERLAPISAN BAWAH PERMUKAAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE RESISTIVITAS KONFIGURASI SCHLUMBERGER DI KELURAHAN LABIBIA KOTA KENDARI","authors":"Harmila Irawardani, J. Safani, Deniyatno Deniyatno","doi":"10.56099/jrgi.v3i01.28728","DOIUrl":"https://doi.org/10.56099/jrgi.v3i01.28728","url":null,"abstract":"Penelitian telah dilakukan mengenai survey geolistrik resistivitas dengan konfigurasi Schlumberger di Kelurahan Labibia, Mandonga Kota Kendari. Survei bertujuan untuk menduga perlapisan bawah permukaan berdasarkan resistivitas listriknya. Jumlah pengukuran sebanyak 2 lintasan dengan lokasi penelitian berada pada koordinat 3° 55’ 48,8292’’ LS dan 122° 29’ 58,7422” BT serta titik kedua berada pada koordinat 3° 54’ 32,1918’’ LS dan 122° 29’ 48,8006” BT. Hasil penelitian diproses menggunakan software progress Versi 3.0 dan menghasilkan log resistivitas, kemudian diinterpretasikan untuk menduga kondisi perlapisan bawah permukaan. Hasil analisa menunjukkan bahwa daerah penelitian terdiri dari lapisan alluvium, gampingterumbu, lempung dan batupasir","PeriodicalId":426411,"journal":{"name":"Jurnal Rekayasa Geofisika Indonesia","volume":"32 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-04-28","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"124455133","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"ANALISIS TINGKAT PELAPUKAN BATUAN ULTRABASA DI DESA WAWOHINE, KECAMATAN AMONGGEDO MENGGUNAKAN METODE SUSEPTIBILITAS MAGNETIK","authors":"Ernayanti Ernayanti, Jahidin Jahidin, Suryawan Asfar","doi":"10.56099/jrgi.v2i03.16648","DOIUrl":"https://doi.org/10.56099/jrgi.v2i03.16648","url":null,"abstract":"Wilayah Konawe merupakan bagian dari sabuk ofiolit Lengan Tenggara Sulawesi. Analisis tingkat pelapukan batuan ultrabasa menggunakan metode suseptibilitas magnetik telah dilakukan di Desa Wawohine, Kecamatan Amonggedo, Kabupaten Konawe, Provinsi Sulawesi Tenggara. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan tingkat pelapukan batuan ultrabasa pada daerah penelitian berdasarkan nilai suseptibilitas magnetiknya. Penelitian ini dilakukan pada 3 stasiun, dengan jumlah 5 handsample yang kemudian dipreparasi hingga diperoleh 84 spesimen. Spesimen tersebut kemudian diukur suseptibilitas magnetiknya menggunakan Bartington MS2 suseptibilitimeter dan sensor MS2B, kemudian diolah menggunakan Microsoft office excel. Hasil penelitian menunjukkan nilai suseptibilitas magnetik berkisar antara 54,9 10-5 SI sampai 930,6 10-5 SI . Mineral magnetik yang terkandung pada sampel berdasarkan nilai suseptibilitas magnetik dan diperkuat dari hasil analisis XRD dan XRF adalah hematite (αFe2O3), ilmenite (FeTiO3), dan goethite (FeOOH). Sampel batuan ulltrabasa pada daerah penelitian mengalami tingkat pelapukan lanjutan, ditandai dengan hadirnya mineral magnetik tersebut. Sehingga pada Desa Wawohine, Kecamatan Amonggedo, Konawe termasuk dalam tingkat pelapukan lanjutan.","PeriodicalId":426411,"journal":{"name":"Jurnal Rekayasa Geofisika Indonesia","volume":"118 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-12-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"128356881","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Analisis Kualitas Air Laut Di Perairan Teluk Lasolo Kecamatan Molawe Kabupaten Konawe Utara Provinsi Sulawesi Tenggara","authors":"Iin Kusmiana, I. Irawati, H. Hasri","doi":"10.56099/jrgi.v2i03.10223","DOIUrl":"https://doi.org/10.56099/jrgi.v2i03.10223","url":null,"abstract":"Penelitian ini dilakukan pada tanggal 14 September 2019 di wilayah Pantai TelukLasolo Desa Tapunggaya Kecamatan Molawe Kabupaten Konawe Utara. Pengambilan sampel dilakukan pada 8 stasiun sepanjang 2737,2m. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui bagaimana nilai konsentrasi parameter fisika-kimia air laut, kualitas dan status mutu perairan berdasarkan nilai Indeks Pencemaran (IP) untuk suatu peruntukan tertentu. Pengukuran konsentrasi kandungan unsur logam berat (Pb,Cr dan Ni) menggunakan metode Atomic Absorption Spectroscopy (AAS), pengukuran kekeruhan (TSS) dengan metode gravimetri, derajat keasaman (pH) dan suhu menggunakan pHmeter, sedangkan salinitas dan densitas menggunakan handrefraktometer, serta kecerahan menggunakan alat seschi disk. Hasil analisis melalui perhitungan nilai Indeks Pencemaran berdasarkan Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 115 Tahun 2003 diketahui bahwa kualitas dan status mutu perairan telah tercemar sedang untuk peruntukan biota laut, tercemar beratuntuk peruntukan wisata bahari dan tercemar ringan untuk peruntukan pelabuhan.","PeriodicalId":426411,"journal":{"name":"Jurnal Rekayasa Geofisika Indonesia","volume":"95 1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-12-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"116321199","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"PEMODELAN 2D CEKUNGAN SAMPARA KABUPATEN KONAWE SULAWESI TENGGARA DARI DATA ANOMALI MEDAN GRAVITASI CITRA GGMPLUS","authors":"Tian Aprilia Aksa Mahadi, J. Safani, Al Rubaiyn","doi":"10.56099/jrgi.v2i03.16655","DOIUrl":"https://doi.org/10.56099/jrgi.v2i03.16655","url":null,"abstract":"Data gravitasi citra satelit yang digunakan dalam penelitian ini yaitu data gravitasi citra GGMplus ( Global Gravity Model Plus ), karena GGMplus mempunyai kelebihan dalam hal resolusi yaitu ~200 meter dibandingkan dengan satelit gravitasi lain untuk mengetahui pola anomali gravitasi yang ada pada daerah Sampara Kabupaten Konawe Sulawesi Tenggara. Data yang digunakan berupa data gravity disturbance yang berupa data free air anomaly yang kemudian dilakukan koreksi Bouguer serta koreksi terrain untuk mendapatkan anomali Bouguer lengkap. Kemudian dilakukan proyeksi kebidang datar dengan menggunakan deret Taylor, kontinuasi ke atas dan pemodelan. Hasil anomali bouguer dan residu memiliki trens yang sama yaitu berupa pegunungan disepanjang lajur utara sampai selatan. Dari hasil pemodelan yang dilakukan, model penampang 2D yang didapat disetiap lintasan berbeda-beda, dimana untuk lintasan A-A’ terdapat 5 lapisan yang terdiri dari Formasi Mekongga, Formasi Pompangeo, Kompleks Ultrabasa, Formasi Alangga dan Aluvium. Sedangkan untuk Lintasan B-B’,terdapat 5 lapisan yang terdiri dari Formasi Mekongga, Kompleks Ultramafik, Formasi Langkowala, Formasi Alangga dan Aluvium. Densitas yang didapat yaitu 1.9 gram/cm3 untuk formasi Aluvium,2.27 gram/cm3 untuk formasi Alangga, 2.27 gram/cm3 untuk formasi Langkowala, 2.46 gram/cm3 untuk formasi Ultramafik, 2.35 gram/cm3 untuk komplek Pompangeo dan 2.46 gram/cm3 untuk formasi Mekongga.","PeriodicalId":426411,"journal":{"name":"Jurnal Rekayasa Geofisika Indonesia","volume":"13 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-12-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"125243021","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"PENDUGAAN LAPISAN PEMBAWA AIR TANAH MENGGUNAKAN METODE RESISTIVITAS DC KONFIGURASI SCHLUMBERGER DI KECAMATAN ASERA, ANDOWIA DAN MOLAWE KABUPATEN KONAWE UTARA","authors":"Nandang Hermansyah, L. Ngkoimani, Abdul Manan","doi":"10.56099/jrgi.v2i03.28724","DOIUrl":"https://doi.org/10.56099/jrgi.v2i03.28724","url":null,"abstract":"Telah dilakukan penelitian tentang pendugaan lapisan pembawa air tanah menggunakan metode resistivitas DC konfigurasi Schlumberger yang bertujuan untuk menduga kedalaman dan jenis lapisan pembawa air tanah berdasarkan nilai resistivitas batuan bawah permukaan. Penelitian ini dilakukan di 6 titik pengukuran yang tersebar di Kecamatan Asera, Andowia dan Molawe Kabupaten Konawe Utara. Data-data hasil pengukuran diolah menggunakan software Progress versi 3,0. Jenis lapisan pembawa air tanah di kabupaten Konawe Utara berdasarkan nilai resisrivitas yang diperoleh 6,25 Ωm adalah Lempung pasiran dan nilai resistivitas 17,65, dan 19,90 Ωm adalah Lempung kerakal, sedangkan nilai resistivitas 39,84, 53,19, dan 101,56 Ωm adalah Pasir. Kedalaman lapisan pembawa air tanah di kabupaten Konawe Utara adalah 5,73 meter sampai 47,75 meter merupakan lapisan batas atas, sedangkan lapisan batas bawah adalah 49,92 meter sampai 109,95 meter. Dengan ketebalan lapisan sekitar 42,03 sampai 87,82 meter","PeriodicalId":426411,"journal":{"name":"Jurnal Rekayasa Geofisika Indonesia","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-12-29","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"127710559","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}