R. Nuraini, Adi Santoso, Ahmad Faras Indrawan, Delianis Pringgenies
{"title":"KONSENTRASI LOGAM BERAT KADMIUM (Cd) DALAM RAJUNGAN (Portunus pelagicus) DAN DI PERAIRAN TAMBAK MANGUNHARJO, SEMARANG","authors":"R. Nuraini, Adi Santoso, Ahmad Faras Indrawan, Delianis Pringgenies","doi":"10.29244/jitkt.v14i3.41671","DOIUrl":"https://doi.org/10.29244/jitkt.v14i3.41671","url":null,"abstract":"Kadmium (Cd) dalam suatu perairan tergolong sebagai salah satu bahan pencemar pada air dan terkontaminasi ke dalam biota air. Logam berat Cd umumnya berasal dari limbah industri, pertanian, serta aktivitas manusia lainnya, seperti yang ditemukan di sekitar perairan tambak Mangunharjo, Semarang. Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji kandungan Cd yang terdapat dalam sedimen dan air serta rajungan (Portunus pelagicus) yang ditangkap di perairan tambak Mangunharjo. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2020 - Januari 2021. Pengukuran konsentrasi Cd dilakukan dengan metode Atomic Absorption Spectrophotometer (AAS). Kontaminasi logam berat Cd dalam air terukur sebesar <0,001-0,395 mg/l yang telah melebihi baku mutu untuk biota laut. Konsentrasi Cd dalam sedimen dasar perairan dan rajungan diperoleh secara berurutan, yaitu <0,001 mg/kg dan 0,028-1,96 mg/kg. Faktor biokonsentrasi (BCF) didapatkan berkisar antara 60 – 1655 (Desember) dan 0,5 – 1014 (Januari), nilai tersebut termasuk kategori rendah hingga sangat tinggi. Konsentrasi Cd pada sampel rajungan diketahui telah melebih baku mutu yang ditetapkan dalam Peraturan BPOM No. 23 tahun 2017 yaitu maksimum 0,1 mg/kg. Perhitungan batas aman konsumsi rajungan yang telah terkontaminasi Cd dalam kasus ini yaitu 0,0065 kg daging/minggu untuk anak-anak dengan bobot 15 kg dan 0,21 kg daging/minggu untuk dewasa dengan bobot 50 kg. Parameter lingkungan perairan seperti suhu, pH, salinitas dan DO memiliki nilai yang bervariasi antar stasiun penelitian dan juga antar waktu penelitian. Rajungan dari perairan Mangunharjo sudah tercemar logam berat Cd, sehingga dibutuhkan upaya khusus agar tetap aman untuk dikonsumsi.","PeriodicalId":42469,"journal":{"name":"Jurnal Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis","volume":"2020 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.3,"publicationDate":"2023-01-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"79401700","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Alim Setiawan, V. Siregar, S. Susilo, Ani Mardiastuti, S. B. Agus
{"title":"KLASIFIKASI HABITAT BENTIK ATOL KALEDUPA TAMAN NASIONAL WAKATOBI DENGAN ALGORITMA SUPPORT VECTOR MACHINE","authors":"Alim Setiawan, V. Siregar, S. Susilo, Ani Mardiastuti, S. B. Agus","doi":"10.29244/jitkt.v14i3.35315","DOIUrl":"https://doi.org/10.29244/jitkt.v14i3.35315","url":null,"abstract":"Atol Kaledupa merupakan salah satu kawasan yang dijadikan sebagai zona perlindungan bahari dan zona pemanfaatan lokal di Taman Nasional Wakatobi. Informasi spasial habitat bentik sangat terbatas sehingga penelitian ini diharapkan menjadi pendukung dalam strategi dan upaya pelestarian keanekaragaman hayati laut Atol Kaledupa. Penelitian ini bertujuan untuk memetakan habitat bentik Atol Kaledupa dengan menggunakan metode klasifikasi terbimbing berbasis piksel dan objek/OBIA dengan algoritma support vector machine (SVM). Data yang digunakan adalah citra satelit Sentinel-2 dengan resolusi spasial 10 x10 m yang diakuisisi pada tanggal 4 Nopember 2019. Pengamatan habitat bentik dilakukan secara langsung di lokasi penelitian dengan meletakkan transek kuadran dan mengambil titik pada area habitat yang dominan atau homogen. Transek yang digunakan berukuran 100 x 100 cm2. Klasifikasi citra menggunakan input themathic layer dari data lapangan. Hasil klasifikasi habitat bentik dikelompokan menjadi 6 kelas. Habitat bentik dapat dipetakan menggunakan metode OBIA dengan tingkat akurasi sebesar 78,1% sedangkan klasifikasi berbasis piksel memiliki akurasi keseluruhan 61,8%. Klasifikasi habitat bentik dengan algoritma SVM menggunakan metode OBIA memberikan informasi yang lebih baik dibandingkan dengan metode berbasis piksel.","PeriodicalId":42469,"journal":{"name":"Jurnal Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis","volume":"11 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.3,"publicationDate":"2023-01-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"84240976","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"CONCENTRATION OF HEAVY METALS IN GREEN MUSSELS (Perna viridis) OF LAMPUNG BAY AND THEIR SYMBIONE BACTERIAL RESISTANCE","authors":"Shodikin Aznardi, H. Madduppa, M. Ismet","doi":"10.29244/jitkt.v14i3.38946","DOIUrl":"https://doi.org/10.29244/jitkt.v14i3.38946","url":null,"abstract":"Green mussels are marine organisms that are threatened due to heavy metal pollution such as lead and copper in marine waters. In addition, to threatening shell organisms heavy metals are also a threat to symbiont organisms. Bacteria exposed to heavy metals continuously will later be able to adapt (resistance) to heavy metal contamination. This study aims to determine the concentration of heavy metals lead (Pb) and copper (Cu) in green mussels from Lampung Bay and to test the resistance of symbiotic bacteria to Pb and Cu as well as to conduct molecular identification to determine the type of selected symbiotic bacteria. This research was conducted by analyzing the content of heavy metals in water samples and green mussels then isolated the symbiotic bacteria and selected using Luria Bertani agar by adding heavy metal concentrations, then tested the level of resistance to Pb and Cu which were added continuously from concentrations of 100 ppm to 1000 ppm to bacteria can no longer grow optimally. After that, molecular identification was carried out to determine the type of bacteria and reconstructed to see the molecular proximity. The results showed that the water and green mussels had exceeded the quality standard and were classified as polluted. Bacterial isolates were resistant to Pb in the range of 100-1000 ppm and Cu in the range of 100-700 ppm. Molecular identification of the selected samples, namely STL09 and STL11, showed that the symbiont bacteria were a type of bacterial species Bacillus sp.","PeriodicalId":42469,"journal":{"name":"Jurnal Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis","volume":"373 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.3,"publicationDate":"2023-01-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"74213063","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"PERFORMA TELUR IKAN TUNA (Thunnus albacares) PADA PASCATRANSPORTASI SISTEM TERTUTUP","authors":"Tony Setia Dharma, J. Hutapea, Ananto Setiadi","doi":"10.29244/jitkt.v14i3.34275","DOIUrl":"https://doi.org/10.29244/jitkt.v14i3.34275","url":null,"abstract":"Pasca transportasi telur ikan tuna pada umumnya menghasilkan tingkat penetasan dan kualitas larva yang belum optimal, oleh karena itu dilakukan penelitian untuk meningkatkan kualitas larva pada pemeliharaan selanjutnya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui performa telur dan larva yang dihasilkan pada transportasi dengan sistem tertutup. Penelitian dilakukan di Balai Besar Riset Budidaya laut dan penyuluhan perikanan, Gondol-Bali. Perlakuan dalam kegiatan penelitian adalah kepadatan telur ikan tuna yaitu 25.000 butir/L (A), 50.000 butir/L dan 75.000 butir/L. Analisis data dilakukan dengan menggunakan analisis sidik ragam. Parameter yang diamati dalam penelitian ini adalah tingkat penetasan telur, kualitas prolarva dan parameter kulitas air (suhu, salinitas, DO, pH dan amoniak). Hasil penelitian menunjukkan bahwa tiap perlakuan kepadatan telur menunjukkan hasil yang tidak berbeda nyata (P>0,05). Perlakuan dengan kepadatan 75.000 butir/L menghasilkan persentase tingkat penetasan telur rata-rata tertinggi yaitu 69,33±3,78%, kemudian menyusul kepadatan 25.000 butir/L sebesar 68,33±3,33% dan 50.000 butir/L sebesar 63,33±3,56%. Penyerapan kuning telur terjadi pada hari ke 3 dan berakhir pada hari ke 5 dan 6. Pada hari ke 3 larva mulai membutuhkan makanan alami sebagai energi yang dibutuhkan untuk kelangsungan hidup embrio dan larva. Ketahanan pada larva yang baru menetas memiliki nilai sekitar 2,29 - 3,32, hal ini menunjukkan bahwa larva mampu tumbuh dan berkembang.","PeriodicalId":42469,"journal":{"name":"Jurnal Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis","volume":"53 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.3,"publicationDate":"2023-01-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"89579857","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Front Matter","authors":"Dietriech Geoffrey Bengen","doi":"10.29244/jitkt.v14i3.46043","DOIUrl":"https://doi.org/10.29244/jitkt.v14i3.46043","url":null,"abstract":"Front Matter","PeriodicalId":42469,"journal":{"name":"Jurnal Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis","volume":"27 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-01-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"135356258","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"KONSENTRASI MERKURI (Hg) DI SEDIMEN PERAIRAN CIREBON, JAWA BARAT PADA MUSIM PERALIHAN TIMUR","authors":"Ani Haryati, T. Prartono, Dwi Hindarti","doi":"10.29244/jitkt.v14i3.33788","DOIUrl":"https://doi.org/10.29244/jitkt.v14i3.33788","url":null,"abstract":"Perairan Cirebon merupakan salah satu wilayah dengan aktivitas perikanan, industri, dan manusia yang padat, sehingga dapat menyebabkan pencemaran logam berat di perairan tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kandungan Hg di sedimen dan hubungannya dengan karakteristik lingkungan di beberapa lokasi penelitian pada beberapa wilayah pesisir Cirebon: Bondet, Sukalila, dan Kejawanan. Sembilan titik penelitian dipilih pada setiap lokasi. Analisis in situ dilakukan untuk variabel suhu, salinitas, pH, dan DO. Selain itu, sampel sedimen permukaan diambil pada variasi kedalaman perairan antara 1-6 m. Fraksi butir, karbon organik, serta logam berat Hg dianalisis dari setiap sampel sedimen. Hasil yang diperoleh memperlihatkan bahwa suhu permukaan, salinitas, pH, dan DO Perairan Cirebon berkisar 31,09–32,30 oC; 26,4–30,10‰; 7,66–8,56; dan 4,50–6,87 mg/L. Sedimen Perairan Cirebon didominasi oleh lanau lempungan serta karbon organik sekitar 1%. Kandungan merkuri pada sedimen masih tergolong aman untuk kehidupan akuatik dengan konsentrasi 29,36–68,55 µg/kg–bk. Analisis komponen utama menunjukkan bahwa ketiga lokasi penelitian memiliki karakteristik perairan berbeda dan selanjutnya memengaruhi pola akumulasi Hg di sedimen. Secara keseluruhan, walaupun terdapat akumulasi Hg di sedimen, namun kondisi masih tergolong aman untuk kehidupan biota. Akumulasi diduga dipengaruhi oleh sumber dari daratan dan kondisi lingkungan pengendapan seperti aliran air sungai dan arus pantai.","PeriodicalId":42469,"journal":{"name":"Jurnal Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis","volume":"41 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.3,"publicationDate":"2023-01-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"76793144","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"APLIKASI MODEL EVALUASI MULTIKRITERIA MENGGUNAKAN FUZZY AHP UNTUK PENENTUAN LOKASI BUDIDAYA IKAN KERAPU DI KEPULAUAN SERIBU","authors":"Wildan Tino, V. Siregar, Jonson Lumban Gaol","doi":"10.29244/jitkt.v14i3.40963","DOIUrl":"https://doi.org/10.29244/jitkt.v14i3.40963","url":null,"abstract":"Perkembangan budidaya ikan kerapu di Kepulauan Seribu berkembang pesat namun terdapat sejumlah kendala seperti terbatasnya lokasi yang sesuai, dampak negatif terhadap lingkungan, dan konflik penggunaan lahan. Kurangnya informasi terkait karakteristik perairan yang sesuai untuk budidaya akan menyebabkan pemanfaatan lokasi yang kurang tepat. Mencegah masalah tersebut penelitian ini bertujuan mengidentifikasi dan menentukan lokasi yang sesuai untuk budidaya ikan Kerapu di Kepulauan Seribu dengan menggunakan metode model evaluasi multikriteria Fuzzy AHP berbasis sistem informasi geografis. Hasil pembobotan parameter menunjukkan jarak ketempat penduduk (40,54%), jarak ke pasar (17%), jarak ke jalan (10,65%), arus perairan (27,06%), dan kedalaman perairan (4,75%) dengan konsistensi rasio sebesar 0,0228. Perairan Pulau Tidung, Pulau Panggang, Pulau Pramuka, Pulau Karya, Pulau Kelapa, Pulau Kelapadua, Pulau Kaliage, dan Pulau Pari merupakan perairan yang ideal bagi kegiatan budidaya ikan kerapu karena memiliki kondisi perairan dan faktor sosial infrastruktur yang sesuai. Pemanfaatan model evaluasi multikriteria dengan Fuzzy AHP berbasis sistem informasi geografis memberikan hasil analisis yang relevan dalam pemberian skor pembobotan dan dalam penentuan kriteria yang paling dominan berdasarkan tingkat kepentingan setiap parameter terhadap parameter lainnya dalam memengaruhi kelas kesesuaian budidaya.","PeriodicalId":42469,"journal":{"name":"Jurnal Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis","volume":"121 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.3,"publicationDate":"2023-01-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"76654572","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"KONSENTRASI LOGAM BERAT Pb DAN Cd DALAM SEDIMEN PADA EKOSISTEM MANGROVE DI TELUK AMBON","authors":"Juliana W. Tuahatu, Simon Tubalawony, D. E. Kalay","doi":"10.29244/jitkt.v14i3.37461","DOIUrl":"https://doi.org/10.29244/jitkt.v14i3.37461","url":null,"abstract":"Salah satu potensi ekosistem pesisir yang cukup luas ada di perairan Teluk Ambon Dalam adalah ekosistem mangrove. Ancaman bagi ekosistem mangrove yang ada di perairan Teluk Ambon adalah aktivitas yang berlangsung di sekitarnya (antropogenik). Adanya beberapa sungai yang bermuara di Teluk Ambon menjadi pendukung masuknya buangan/limbah dari darat. Logam berat Pb dan Cd telah terdeteksi pada air laut di perairan Teluk Ambon, sehingga dianggap penting untuk melakukan penelitian pada sedimen ekosistem mangrove. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui konsentrasi logam berat (Pb dan Cd) dalam sedimen pada ekosistem mangrove Teluk Ambon. Penentuan titik pengambilan sampel sedimen pada ekosistem mangrove dilakukan dengan menggunakan metode purposive sampling. Analisis sampel dilakukan dengan menggunakan metode Nitric Acid-Perchloric Acid Digestion. Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsentrasi logam berat Plumbum (Pb) berkisar antara 18,25-35,98 mg/kg dan Cadmium (Cd) 1,57-2,70 mg/kg. Hasil analisis menunjukkan bahwa, Pb walaupun didapati dalam konsentrasi yang cukup tinggi namun belum melampaui ambang batas toksik, sementara Cd telah mendekati ambang batas toksik. Secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa, sedimen telah terkontaminasi logam berat Pb dan Cd namun belum berpengaruh pada ekosistem mangrove, dan merupakan indikasi bahwa terjadi filtrasi alami. \u0000 ","PeriodicalId":42469,"journal":{"name":"Jurnal Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis","volume":"23 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.3,"publicationDate":"2023-01-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"85608994","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Muhammad Abdul Ghofur Al Hakim, S. Susilo, Jonson Lumban Gaol
{"title":"DETEKSI TURBIDITY FRONT MENGGUNAKAN CITRA SATELIT SENTINEL-2 HUBUNGANNYA DENGAN OSEANOGRAFI DI ESTUARI BENGAWAN SOLO","authors":"Muhammad Abdul Ghofur Al Hakim, S. Susilo, Jonson Lumban Gaol","doi":"10.29244/jitkt.v14i3.40172","DOIUrl":"https://doi.org/10.29244/jitkt.v14i3.40172","url":null,"abstract":"Estuari merupakan daerah percampuran antara massa air tawar dan air laut yang menyebabkan zat-zat di dasar perairan naik ke permukaan sehingga konsentrasi unsur hara menjadi tinggi. Penelitian mengenai pertemuan massa air estuari masih perlu dilakukan terutama terkait turbidity front estuary karena untuk mengetahui kemampuan citra Setinel-2 dalam mendeteksi turbidity front. Selama ini penelitian ini terbatas dari data in situ, oleh karena itu teknologi penginderaan jauh coba diterapkan untuk mendeteksi turbidity front estuary. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan algoritma TSS lokal dan mendeteksi turbidity front berdasarkan citra satelit Sentinel-2. Metode penelitian ini menggunakan citra Sentinel-2 untuk mengetahui batas turbidity front berdasarkan TSS yang dibandingan dengan data in situ salinitas dan TSS sebagai validasi data. Hasil penelitian ini diketahui algoritma empiris yang diperoleh dari band ratio (merah/(biru+hijau+merah)) pada Sentinel-2 memiliki hasil yang terbaik dengan koefisien korelasi (r) = 0,86. Hasil citra satelit menunjukkan bahwa turbidity front estuary terjadi pada jarak 1,6 – 2,8 km, sedangkan pada data in situ terjadi pada jarak 2 – 4 km di muara Bengawan Solo. Terdapat perbedaan nilai TSS sebesar 1,9182 mg/L antara data in situ dengan citra satelit di daerah turbidity front estuary. Kondisi musim, curah hujan dan pasang surut memengaruhi konsentrasi dan jarak turbidity front dari muara sungai.","PeriodicalId":42469,"journal":{"name":"Jurnal Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis","volume":"1 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.3,"publicationDate":"2023-01-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"82995338","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"MODEL MAXIMUM ENTROPY UNTUK PREDIKSI DAERAH PENANGKAPAN IKAN PELAGIS KECIL DI LAUT JAWA","authors":"Erliantina Ar-ridhaty Akita, Jonson Lumban Gaol, Khairul Amri","doi":"10.29244/jitkt.v14i3.45164","DOIUrl":"https://doi.org/10.29244/jitkt.v14i3.45164","url":null,"abstract":"Optimalisasi penangkapan ikan pelagis kecil di Laut Jawa masih dapat ditingkatkan dengan pengembangan sistem informasi daerah penangkapan ikan. Penelitian ini bertujuan untuk memprediksi daerah penangkapan ikan pelagis kecil dengan menggunakan model Maximum Entropy (MaxEnt). Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data lingkungan berupa suhu permukaan laut (SPL) dan salinitas permukaan laut tahun 2018 di Laut Jawa yang diunduh dari Google Earth Engine melalui RStudio dan data posisi kapal penangkap ikan yang diunduh dari VIIRS Boat Detection (VBD). Model MaxEnt menunjukkan kinerja yang baik dengan nilai AUC 0,849. Kurva respons menunjukkan probabilitas tertinggi distribusi ikan berada pada SPL pada kisaran 27,0 – 31,0 oC, dan salinitas 32 – 34 psu. Peta prediksi daerah penangkapan ikan yang dihasilkan dengan pemodelan MaxEnt berupa peta kesesuaian habitat menunjukkan bahwa parameter salinitas berpengaruh sebesar 94,5% dan SPL sebesar 5,5%. Peta kesesuaian habitat ikan menunjukkan bahwa mayoritas koordinat kapal penangkapan berada pada nilai Habitat Suitability Index (HSI) 0,5 – 0,8. Daerah potensial penangkapan ikan pelagis kecil terkonsentrasi di wilayah tengah dan utara Laut Jawa mendekati perairan selatan Pulau Kalimantan.","PeriodicalId":42469,"journal":{"name":"Jurnal Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis","volume":"1548 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.3,"publicationDate":"2023-01-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"87846827","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}