Muhammad Abdul Ghofur Al Hakim, S. Susilo, Jonson Lumban Gaol
{"title":"DETEKSI TURBIDITY FRONT MENGGUNAKAN CITRA SATELIT SENTINEL-2 HUBUNGANNYA DENGAN OSEANOGRAFI DI ESTUARI BENGAWAN SOLO","authors":"Muhammad Abdul Ghofur Al Hakim, S. Susilo, Jonson Lumban Gaol","doi":"10.29244/jitkt.v14i3.40172","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Estuari merupakan daerah percampuran antara massa air tawar dan air laut yang menyebabkan zat-zat di dasar perairan naik ke permukaan sehingga konsentrasi unsur hara menjadi tinggi. Penelitian mengenai pertemuan massa air estuari masih perlu dilakukan terutama terkait turbidity front estuary karena untuk mengetahui kemampuan citra Setinel-2 dalam mendeteksi turbidity front. Selama ini penelitian ini terbatas dari data in situ, oleh karena itu teknologi penginderaan jauh coba diterapkan untuk mendeteksi turbidity front estuary. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan algoritma TSS lokal dan mendeteksi turbidity front berdasarkan citra satelit Sentinel-2. Metode penelitian ini menggunakan citra Sentinel-2 untuk mengetahui batas turbidity front berdasarkan TSS yang dibandingan dengan data in situ salinitas dan TSS sebagai validasi data. Hasil penelitian ini diketahui algoritma empiris yang diperoleh dari band ratio (merah/(biru+hijau+merah)) pada Sentinel-2 memiliki hasil yang terbaik dengan koefisien korelasi (r) = 0,86. Hasil citra satelit menunjukkan bahwa turbidity front estuary terjadi pada jarak 1,6 – 2,8 km, sedangkan pada data in situ terjadi pada jarak 2 – 4 km di muara Bengawan Solo. Terdapat perbedaan nilai TSS sebesar 1,9182 mg/L antara data in situ dengan citra satelit di daerah turbidity front estuary. Kondisi musim, curah hujan dan pasang surut memengaruhi konsentrasi dan jarak turbidity front dari muara sungai.","PeriodicalId":42469,"journal":{"name":"Jurnal Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis","volume":"1 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.2000,"publicationDate":"2023-01-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"1","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Jurnal Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.29244/jitkt.v14i3.40172","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"Q4","JCRName":"MARINE & FRESHWATER BIOLOGY","Score":null,"Total":0}
引用次数: 1
Abstract
Estuari merupakan daerah percampuran antara massa air tawar dan air laut yang menyebabkan zat-zat di dasar perairan naik ke permukaan sehingga konsentrasi unsur hara menjadi tinggi. Penelitian mengenai pertemuan massa air estuari masih perlu dilakukan terutama terkait turbidity front estuary karena untuk mengetahui kemampuan citra Setinel-2 dalam mendeteksi turbidity front. Selama ini penelitian ini terbatas dari data in situ, oleh karena itu teknologi penginderaan jauh coba diterapkan untuk mendeteksi turbidity front estuary. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan algoritma TSS lokal dan mendeteksi turbidity front berdasarkan citra satelit Sentinel-2. Metode penelitian ini menggunakan citra Sentinel-2 untuk mengetahui batas turbidity front berdasarkan TSS yang dibandingan dengan data in situ salinitas dan TSS sebagai validasi data. Hasil penelitian ini diketahui algoritma empiris yang diperoleh dari band ratio (merah/(biru+hijau+merah)) pada Sentinel-2 memiliki hasil yang terbaik dengan koefisien korelasi (r) = 0,86. Hasil citra satelit menunjukkan bahwa turbidity front estuary terjadi pada jarak 1,6 – 2,8 km, sedangkan pada data in situ terjadi pada jarak 2 – 4 km di muara Bengawan Solo. Terdapat perbedaan nilai TSS sebesar 1,9182 mg/L antara data in situ dengan citra satelit di daerah turbidity front estuary. Kondisi musim, curah hujan dan pasang surut memengaruhi konsentrasi dan jarak turbidity front dari muara sungai.