{"title":"Analisis Gaya Belajar Siswa Terhadap Hasil Belajar Pendidikan Agama Kristen","authors":"Bambang Sujiyono","doi":"10.37364/jireh.v3i2.68","DOIUrl":"https://doi.org/10.37364/jireh.v3i2.68","url":null,"abstract":"The purpose of the study was to analyze students' learning styles and their relationship to students' learning outcomes in Christian religious lessons. The study of literature became the method used. The study findings revealed that students' learning styles have a close relationship with learning outcomes. Where the right student learning style will help students in understanding the subject matter, as well as can improve student learning outcomes in school. The role of Christian teachers in schools is very important in providing guidance and direction for students in learning, both when studying at school and at home. The attention and guidance of Christian teachers is essential for students in achieving better learning outcomes. \u0000Tujuan dari penelitian ini ialah untuk menganalisis gaya belajar siswa dan kaitannya dengan hasil belajar siswa dalam pelajaran agama Kristen. Studi literatur menjadi metode yang digunakan. Temuan penelitian mengungkapkan bahwa gaya belajar siswa memiliki hubungan yang erat dengan hasil belajar. Dimana gaya belajar siswa yang tepat akan membantu siswa dalam memahami materi pelajaran, serta dapat meningkatkan hasil belajar siswa di sekolah. Peran guru agama Kristen di sekolah sangat penting dalam memberikan bimbingan dan arahan bagi siswa dalam belajar, baik ketika belajar di sekolah maupun di rumah. Perhatian dan bimbingan guru agama Kristen sangat penting bagi siswa dalam mencapai hasil belajar yang lebih baik.","PeriodicalId":347656,"journal":{"name":"Jurnal Ilmiah Religiosity Entity Humanity (JIREH)","volume":"33 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-03-29","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"124894562","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Studi Eksplanatori Karakteristik Pengkhotbah Misioner Menurut Injil Sinopsis dan Implikasinya bagi Misi era Postmodern","authors":"Apin Militia Christi","doi":"10.37364/jireh.v4i2.100","DOIUrl":"https://doi.org/10.37364/jireh.v4i2.100","url":null,"abstract":"Postmodern menggagas gaya berpikir pluralis dan relatif. Semua bidang kehidupan telah dimasuki corak berpikir seperti ini, termasuk ranah gereja. Pola berpikir postmodern yang masuk dalam gereja menyebabkan jemaat mengalami kebingunan akan dasar kebenaran yang sahih dan kuat untuk dijadikan prinsip kehidupan sehari-hari dan misi kepada orang yang belum mengenal Tuhan. Oleh karena itu, menjadi penting tugas dari seorang pengkhotbah menyampaikan kebenaran firman Tuhan kepada jemaat sacara tegas dan berorientasi kepada misionaris. Penelitian bertujuan untuk mengungkapkan karakteristik seorang pengkhotbah untuk menghadapi era postmodern dari sudut pandang Injil Sinopsis. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif eksplanatori dengan fokus kajian adalah Injil Sinopsis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa karakteristik seorang pengkhotbah misioner menurut Injil synopsis adalah (i) memiliki hati untuk misi; (ii) Memiliki visi untuk melaksanakan misi; (iii) dalam khotbahnya ada konten misi; (iv) memiliki kemampuan memotivasi jemaat bekerja di ladang misi; (v) memiliki kemampuan komunikasi interpersonal; dan (vi) mampu menjadi teladan dalam menjalankan misi. Karakteristik ini harus dimiliki dan dikembangkan agar mampu menjadi pemberita Firman di era postmodern ini.","PeriodicalId":347656,"journal":{"name":"Jurnal Ilmiah Religiosity Entity Humanity (JIREH)","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-02-24","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"115208780","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Implementasi Pendidikan Lingkungan Hidup Sebagai Pengejawantahan Mandat Budaya Kejadian 1:28 Dalam Gereja Lokal","authors":"H. Frederik, Randy Frank Rouw","doi":"10.37364/jireh.v4i2.94","DOIUrl":"https://doi.org/10.37364/jireh.v4i2.94","url":null,"abstract":" \u0000This article discusses how the church can realize the cultural mandate through environmental education within the scope of the Christian faith community. The method used is descriptive qualitative. The results of this article research are the manifestation of the cultural mandate by the church can occur through the implementation of environmental education within the scope of local churches. Environmental education in the church can be applied to members of the congregation for all ages and groups, because after all environmental education is part of teaching about the Christian faith and environmental conservation is part of the practice of faith. Both must be integrated to create an environmental education curriculum that can be applied in various forms of teaching in the church. There may be challenges for the church in implementing environmental education. The key is actually in the hands of the church leadership, whether they have sensitivity to environmental conditions and the willingness to obey the cultural mandate that God has given them or not. \u0000Artikel ini membahas cara gereja dapat mengejawantahkan amanat budaya itu melalui pendidikan lingkungan hidup dalam lingkup komunitas iman Kristen. Metode yang dipergunakan kualitatif deskriptif. Hasil penelitian artikel ini adalah pengejawantahan mandat budaya oleh gereja dapat terjadi lewat pengimplementasian pendidikan lingkungan hidup dalam ruang lingkup gereja-gereja lokal. Pendidikan lingkungan hidup di dalam gereja dapat diterapkan pada anggota jemaat untuk semua kalangan dan golongan usia, karena bagaimanapun juga pendidikan lingkungan hidup adalah bagian dari pengajaran tentang iman Kristen dan pelestarian lingkungan hidup adalah bagian dari praktik iman. Keduanya harus diintegrasikan untuk menciptakan kurikulum pendidikan lingkungan hidup yang dapat diterapkan dalam berbagai bentuk pengajaran di gereja.","PeriodicalId":347656,"journal":{"name":"Jurnal Ilmiah Religiosity Entity Humanity (JIREH)","volume":"6 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-02-24","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"130498887","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Dialektika Pendidikan dalam Perspektif Paulo Freire: Kritik dan Solusi Terhadap Pendidikan Feodalistik","authors":"Frans Pantan","doi":"10.37364/jireh.v4i2.93","DOIUrl":"https://doi.org/10.37364/jireh.v4i2.93","url":null,"abstract":"Effective education provides positive energy to humans as an effort to realize it. However, it is a shame because, lately, educational phenomena are still trapped in the black area. Spaces for discussion, debate, and freedom of thought are reduced to the mere fulfillment of the curriculum. Conditions like this place students as passive objects. This study aims to reveal the principles of liberating education in Christian religious education. This study uses library research with a descriptive qualitative approach. Empirical facts provide evidence that the implementation of education at this time is still conventional. Paulo Freire critically and transformatively breaks through the deadlock in education due to the interference of power and owners of capital by offering revolutionary, philosophical, and reflective concepts and approaches on how humans should be educated to become truly human beings who are aware of their existence and work in the concrete world. This condition can be realize through the application of educational dialectics. The solution recommendation from this research is applying the dialectical method in the educational process as the best way to present superior individuals who understand educational institutions as public spaces where all kinds of perspectives resolve through rigid discourse. \u0000Pendidikan efektif memberikan energi positif kepada manusia sebagai upaya mewujudkan. Namun patut disayangkan karena ternyata belakangan ini masih ditemukan fenomena pendidikan yang terjebak di area hitam. Ruang-ruang diskusi, debat, dan kebebasan berpikir direduksi sebatas pemenuhan kurikulum semata. Kondisi seperti ini menempatkan peserta didik sebagai objek pasif. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengungkapkan prinsip pendidikan yang membebaskan dalam pendidikan agama Kristen. Penelitian ini menggunakan riset perpustakaan dengan pendekatan kualitatif deskriptif. Fakta empiris memberi bukti bahwa pelaksanaan pendidikan di saat ini masih konvensional. Paulo Freire secara kritis dan transformatif menerobos kebuntuan pendidikan akibat campur tangan kekuasaan dan pemilik modal dengan menawarakan konsep dan pendekatan revolusioner, filosofis dan reflektif tentang bagaimana manusia seharusnya dididik menjadi benar-benar manusia yang sadar akan eksistensi dan kiprahnya dalam dunia konkretnya. Kondisi ini dapat diwujudkan melalui penerapan dialektika pendidikan. Rekomendasi solutif dari penelitian ini yakni penerapan metode dialetika dalam proses pendidikan sebagai jalan terbaik untuk menghadirkan pribadi unggul yang memahami lembaga pendidikan sebagai ruang publik di mana segala macam perspektif dituntaskan melalui diskursus yang rigid.","PeriodicalId":347656,"journal":{"name":"Jurnal Ilmiah Religiosity Entity Humanity (JIREH)","volume":"17 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-02-24","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"128123106","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
B. Kurniadi, Tri Chandra Fajariyanto, Yova Andriani Br Ginting
{"title":"Pelaksanaan Pendidikan Iman Anak oleh Orangtua di Paroki Santo Yosef Delitua","authors":"B. Kurniadi, Tri Chandra Fajariyanto, Yova Andriani Br Ginting","doi":"10.37364/jireh.v4i2.119","DOIUrl":"https://doi.org/10.37364/jireh.v4i2.119","url":null,"abstract":"The objective of this study is to describe the implementation of children's faith education by parents in Paroki Santo Yosef Delitua. This study applies the descriptive qualitative method by using interview, observation and documentation. Thus parents become role models in developing children's faith. Although the implementation is recognized by the parents, it has not been carried out optimally and has not covered all the activities of family members. Lacking time of parents and chilhdren to sit together from morning to evening as the most factor that make the implementation of the children's faith education does not run well. However, it can be concluded that parents have understood the purpose of Catholic marriage where husband and wife are being together in the sacrament of marriage for the purpose of birth and education of children. Children who are believed as the crown of God must be guided and educated according to the Catholic faith. The family is the first and foremost educator of children. Thus, parents carry out their duties and responsibilities as a Catholic family. \u0000Penelitian ini bertujuan menggambarkan pelaksanaan pendidikan iman anak oleh orangtua di Paroki Santo Yosef Delitua. Metode penelitian yang digunakan ialah pendekatan kualitatif deskriptif dengan menggunakan teknik wawancara, pengamatan dan dokumentasi di tujuh wilayah Paroki Santo Yosef Delitua. Orangtua menjadi teladan dalam pengembangan iman anak. Pelaksanaan pendidikan iman anak tersebut terwujud dalam bentuk kegiatan berdoa bersama yang ditandai dengan tanda salib sebagai orang katolik, mendengarkan nyayian rohani dan membaca buku rohani serta kitab suci, memfasilitasi bakat anak serta berperan aktif dalam kegiatan rohani di gereja, sosial gereja dan retret (pedalaman iman) orang muda katolik. Meskipun pada pelaksanaanya diakui oleh orangtua belum terlaksana secara maksimal dan belum mencakup pada keseluruhan aktifitas anggota keluarga. Faktor penyebabnya adalh kurangnya waktu bersama misalnya untuk berdoa bersama. Orangtua telah memahami tujuan perkawinan katolik dimana suami dan istri dipersatukan dalam sakramen perkawinan untuk tujuan kelahiran dan pendidikan anak. Anak yang merupakan mahkota dari Tuhan wajib dibimbing dan dididik sesuai dengan iman katolik. Keluarga merupakan pendidik pertama dan utama anak. Dengan demikian, orangtua menjalankan tugas dan tanggungjawabnya sebagai keluarga katolik.","PeriodicalId":347656,"journal":{"name":"Jurnal Ilmiah Religiosity Entity Humanity (JIREH)","volume":"69 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-12-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"124092299","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Profesionalisme Guru Agama Kristen Dalam Pembentukan Karakter Peserta Didik","authors":"Roseta Roseta, Junio Richson Sirait","doi":"10.37364/jireh.v4i2.98","DOIUrl":"https://doi.org/10.37364/jireh.v4i2.98","url":null,"abstract":"Teachers are educators, and it can be said that teachers are people who play a very important role in producing humans with good quality human resources for the country. The phenomena obtained from the teachers slapping and tearing students' books for not doing their assignments. The aims of this research are as follows: (1) what is meant by a professional teacher? (2) how is the character of Christian religious education teacher? (3) how is the competence of Christian religious education teacher? (4) how to shape the character of student? and (5) How is the professionalism of Christian religious educators to shape the characteristics of students? This research uses a qualitative method with a literature study approach. The results of the study are (1) Professional teachers are educators who do work as educators/teachers with high capacities who are the source of life. (2) Have the characters of Christ. (3) Have pedagogic, professional, social, and personality competencies. (4) An exemplary teacher. (5) a teacher who has the principle that students are gold, gems and diamonds that do not pay off. \u0000Guru merupakan tenaga pendidik, dan bisa dikatakan guru adalah orang yang sangat berperan dalam mengasilkan manusia dengan kualitas sumber daya manusia yang baik bagi negeri. Fenomena yang di dapatkan Guru menampar dan merobek buku murid hanya karena tidak mengerjakan tugas. Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut: (1) Apakah yang dimaksud guru professional? (2) Bagaimana karakter guru pendidikan agama Kristen? (3) Bagaimana kompetensi guru pendidkan agama Kristen? (4) Bagaiman membentuk karakter peserta didik? dan (5) Bagaimana Profesionalisme tenaga pendidik agama kristen untuk membentuk karaktersitik peserta didik? Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan studi pustaka. Hasil dari penelitian adalah (1) Guru Profesional merupakan pendidik yang melakukan pekerjaan sebagai pendidik/pengajar dengan kapasitas tinggi yang menjadi sumber kehidupan. (2) Memiliki karakter Kristus. (3) Memiliki kompetensi pedagogic, profesional, sosial, dan kepribadian. (4) Guru yang menjadi teladan. (5) Guru yang memiliki prinsip bahwa peserta didik adalah emas, permata dan berlian yang tidak terbayar harganya.","PeriodicalId":347656,"journal":{"name":"Jurnal Ilmiah Religiosity Entity Humanity (JIREH)","volume":"195 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-12-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"122144191","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Rekonstruksi Sosial Jemaat Katunen Pada Esoterisme Religio Magis Bukit Batu","authors":"Yuel Yuel","doi":"10.37364/jireh.v4i2.113","DOIUrl":"https://doi.org/10.37364/jireh.v4i2.113","url":null,"abstract":"This research stems from the phenomenon of religious and psycho-social community life dayak Ngaju Katingan that must be faced by members of the Katunen Congregation. The Esoteric Rite of The Rock is loaded with magi practices can affect the personality of members of the congregation who should grow and develop into mature and faithful members of the Church. The research focused on the socio-cultural construction of the Dayak Ngaju Katingan community through the externalization, objectification, and internalization of members of the congregation, the consciousness of adult congregation members. The research method used is phenomenal. The results showed that the Esoteric Social construction of Bukit Batu for the members of the Riwut asi Katunen Kasongan congregation processed externalization, objectivation and internalization. The socio-cultural construction of katingan society towards Bukit Batu as a social reality is an expression of Dayak Ngaju Katingan's imagination of the world and transcendent values are religio magi. In general, most Dayak Ngaju Katingan people support and faithfully carry out the rite. The social reconstruction of adult church members to the stone hill rite is implemented in the learning of adult packs in the congregation through Sunday worship and categorical worship, especially the service section of the fathers, the women's ministry section and also through family worship. \u0000Penelitian ini bertitik tolak dari fenomena kehidupan masyarakat keagamaan dan psiko-sosial masyarakat Dayak Ngaju Katingan yang harus dihadapi anggota Jemaat Katunen. Ritus Esoteris Bukit Batu sarat dengan praktek magi dapat mempengaruhi kepribadian anggota jemaat yang seharusnya tumbuh dan berkembang menjadi anggota Jemaat yang dewasa dan yang beriman.. Penelitian ini difokuskan pada konstruksi sosial-budaya masyarakat Dayak Ngaju Katingan melalui eksternalisasi, objektivasi, dan internalisasi anggota jemaat, kesadaran anggota jemaat dewasa. Metode penelitian yang digunakan adalah fenomenalogi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa konstruksi Sosial Esoteris Bukit Batu bagi warga jemaat Riwut asi Katunen Kasongan berproses secara eksternalisasi, objektivasi dan internalisasi. Konstruksi sosial budaya masyarakat Katingan terhadap Bukit Batu sebagai realitas sosial adalah ungkapan penghayatan Dayak Ngaju Katingan tentang dunia dan nilai transenden bersifat religio magi. Pada umumnya kebanyakan masyarakat Dayak Ngaju Katingan mendukung dan setia melaksanakan ritus.Rekonstruksi sosial anggota jemaat dewasa terhadap ritus bukit batu diimplementasikan pada pembelajaran pak dewasa di jemaat melalui ibadah minggu dan ibadah kategorial khususnya ibadah seksi pelayanan bapak-bapak, seksi pelayanan perempuan dan juga melalui ibadah keluarga.","PeriodicalId":347656,"journal":{"name":"Jurnal Ilmiah Religiosity Entity Humanity (JIREH)","volume":"269 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-12-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"134243268","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Hasahatan Hutahaean, M. Mau, Markus Amid, A. Moimau
{"title":"Memancarkan Pengajaran Makna ‘Habis Gelap Terbitlah Terang’ Berdasarkan Efesus 5:1-21 dalam Diri Orang Kristen","authors":"Hasahatan Hutahaean, M. Mau, Markus Amid, A. Moimau","doi":"10.37364/jireh.v4i2.86","DOIUrl":"https://doi.org/10.37364/jireh.v4i2.86","url":null,"abstract":"In the past, Ephesians committed various sins. Therefore, the apostle Paul was chosen by God to preach the gospel to Ephesus to leave sin according to the teaching, 'It is dark to rise the light.' The phrase 'the dark rises of light' is an attitude that must be taken by god's people, namely those who believe in Jesus Christ, to distinguish their lives from the lives of others who still live in sin. Aim the research to find mean phrase of 'the dark rises of light'. This research uses qualitative methods with a literature and exposition approach to the text of the Bible. From the results of this study, it is hoped that God's people do not tend to sin because sin is a violation of God's law. The conclusion and implication of the results of this study are that the sinful acts committed by a man or God's people, both in hidden places and in the open places violate God's law. God will give eternal punishment to everyone who does not renounce his sin and does not want to live in the miraculous light of Christ. \u0000Dahulu orang-orang Efesus melakukan berbagai pelanggaran/dosa. Karena itu, rasul Paulus dipilih Allah agar memberitakan Injil ke Efesus supaya meninggalkan dosa sesuai pengajaran, ‘Habis gelap terbitlah terang.’ Frasa ‘habis gelap terbitlah terang’ merupakan sikap yang harus dilakukan oleh umat Tuhan, yakni yang beriman kepada Yesus Kristus, untuk membedakan kehidupannya dengan kehidupan orang lain yang masih tinggal di dalam dosa. Tujuan penelitian untuk menemukan makna dan pengajaran frasa ‘Habis gelap terbitlah terang.’ Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan kepustakaan dan eksposisi terhadap teks Alkitab. Dari hasil penelitian ini diharapkan umat Tuhan tidak memiliki kecenderungan untuk berbuat dosa karena dosa adalah pelanggaran hukum Tuhan. Konklusi dan implikasi hasil penelitian ini ialah perbuatan dosa yang dilakukan oleh manusia atau umat Tuhan, baik di tempat-tempat tersembunyi maupun di tempat-tempat terbuka adalah melanggar hukum Tuhan. Tuhan akan memberi hukuman kekal kepada setiap orang yang tidak meninggalkan dosanya dan tidak menghendaki untuk hidup di dalam terang Kristus yang ajaib.","PeriodicalId":347656,"journal":{"name":"Jurnal Ilmiah Religiosity Entity Humanity (JIREH)","volume":"8 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-12-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"129543161","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Hendrik Bernardus Tetelepta, Joni Manumpak Parulian Gultom
{"title":"Kontekstual Sinergisitas Gereja Dan Influencer Rohani Dalam Pembangunan Spiritual Generasi “Z”","authors":"Hendrik Bernardus Tetelepta, Joni Manumpak Parulian Gultom","doi":"10.37364/jireh.v4i2.102","DOIUrl":"https://doi.org/10.37364/jireh.v4i2.102","url":null,"abstract":"Artikel ini melihat aspek spiritualitas biblika, komitmen pelayanan, dan pengembangan spiritual sebagai irisan untuk konteks pendekatan praksis dalam pengembangan spiritual generasi Z. Penulis melihat ruang sinergisitas antara gereja dengan tradisi pelayanan fisik dengan influencer Kristen dalam ruang media sosial. Tujuannya adalah merumuskan kembali postulat gereja dalam pengembangan spiritual generasi Z bersama Influencer Kristen. Bagian pertama memuat peran gereja dan influencer Kristen sebagai inisiator dalam pengembangan relasi dan komunitias generasi Z dalam ruang fisik dan virtual. Bagian kedua menjelaskan langkah influencer rohani bertindak sebagai opinion leader dalam media. Bagian ketiga menjelaskan dua kategori bentuk sinergisitas gereja dan influencer Kristen. Kategori awal ketika gereja bertanggung jawab dalam melatih dan melahirkan influencer Kristen dalam pesan pertobatan dan pengembangan rohani dengan pengurapan dan otoritas Ilahi, serta berkualitas tinggi dalam norma-etika di ruang digital. Kategori akhir adalah sinergisitas dalam bentuk ekuivalensi mutu Firman Tuhan dalam ruang fisik dan virtual. Metode penelitian dengan pendekatan kualitatif deskriptif, dan pengumpulan data melalui studi literatur.","PeriodicalId":347656,"journal":{"name":"Jurnal Ilmiah Religiosity Entity Humanity (JIREH)","volume":"14 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-12-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"114079783","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Relevansi Ilmu Filsafat bagi Perkembangan Ilmu Pengetahuan Pendidikan Agama Kristen","authors":"Hasudungan Sidabutar, Yehezkiel Situmorang","doi":"10.37364/jireh.v4i2.88","DOIUrl":"https://doi.org/10.37364/jireh.v4i2.88","url":null,"abstract":"The concept of Christian theology departs from God as the ultimate reality but philosophy departs from the human mind which thinks critically, questions many things to their roots. This fact often makes many Christians today still have anti-philosophical attitudes, and this certainly has an impact on the development of Christian religious education. History has recorded that the birth of philosophers in the ancient Greek era emphasized how the beginnings of science developed. This happens because philosophy gave birth to a tradition of critical and logical thinking that breaks, liberates, guides and ultimately brings humans to enlightenment. The development of science cannot be separated from this philosophical tradition. The relevance of philosophy to the development of Christian religious education disciplines is if philosophy, first, the tradition of philosophy gets a portion in the practice of Christian religious education. Second, the practice of Christian religious education must provide space for freedom of thought. Third, the practice of Christian religious education is open and not exclusive. The discipline of philosophy should not be ignored, because it is a tool to describe the philosophical foundations of science, namely ontological, epistemological and axiological. \u0000Konsep teologi kristen yang berangkat dari Allah sebagai realitas utama namun sebaliknya filsafat berangkat dari pikiran manusia yang berpikir secara kritis, mempertanyakan banyak hal sampai keakar-akarnya. Kenyataan ini yang kerap menjadikan banyak orang kristen pada masa kini masih memiliki sifat anti terhadap filsafat, dan hal ini tentu berdampak pada perkembangan ilmu pendidikan agama Kristen. Sejarah telah mencatatkan bahwa kelahiran para filsuf pada era Yunani kuno menandaskan bagaimana awal mula ilmu pengetahuan berkembang. Hal ini terjadi karena filsafat melahirkan tradisi berpikir kritis dan logis yang mendobrak, membebas, membimbing dan pada akhirnya membawa manusia kepada pencerahan. Perkembangan ilmu pengetahuan tidak bisa dilepaskan dari tradisi filsafat ini. Relevansi filsafat terhadap pengembangan disiplin ilmu pengetahuan pendidikan agama Kristen apabila filsafat, Pertama, tradisi ilmu filsafat mendapatkan porsi dalam praktik ilmu pendidikan Agama Kristen. Kedua, praktik pendidikan agama Kristen harus memberi ruang kebebasan untuk berpikir. Ketiga, praktik ilmu pendidikan agama Kristen bersikap terbuka dan tidak eksklusif. Disiplin ilmu filsafat tidak boleh diabaikan, karena ia merupakan alat untuk menguraikan pondasi ilmu secara filosofis yaitu ontologis, epistemologis dan aksiologis.","PeriodicalId":347656,"journal":{"name":"Jurnal Ilmiah Religiosity Entity Humanity (JIREH)","volume":"33 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-12-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"130779563","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}